'Friend'
Author : alfykmn
Main Cast : D.O EXO, Sehun EXO, Luhan EXO, Kai EXO
Support Cast : all EXO’s members
Genre : Friendship, life, brothership
Lengrt : Twoshot
Rate : PG-13
***
“Hey hey hey....” Semua orang yang berpencar-pencar di ruangan luas itu langsung mengerumungi seorang pemuda yang baru saja masuk. Semua orang disana tau kalau Luhan –pemuda yang menjadi pusat perhatian– berbicara seakan-akan menyuruh semua orang berkumpul, pasti ada hal menarik yang akan dibicarakan.
“Aku mendengar bocoran dari calon Manajer hyung kita kalau member ke sembilan sudah datang!”
“Benarkah? Oh.....Jadi kita benar-benar berdua-belas?” tanya Baekhyun antusias yang hanya ditanggapi anggukkan dari Luhan.
“Apa dia sudah datang disini? Maksudku apa dia akan berkenalan dengan kita hari ini?”tanya Minseok terbata-bata setelah Tao membisikkan sesuatu ke telinga Minseok.
Mungkin Minseok dijadikan perantara bagi para member EXO-M yang dibesarkan di negeri panda, menyadari dirinya yang cukup fasih –sebenarnya sih fasih kedua setelah Luhan– menerjemahkan bahasa mandarin ke bahasa Korea.
Luhan mengangkat bahunya. “Tak tau. Tapi bisa jadi karna hanya hitungan berapa minggu teaser kedelapan-belas akan muncul. Berarti waktu kita makin menipis bukan?”
Lay mengangkat tangannya –meminta izin untuk berbicara dikarnakan Jongdae mulai mencerocoskan pertanyaan tidak bermutu seperti menanyakan gendernya, umurnya, dan keluarganya.
“Masih ada sekitar 8 teaser lagi bukan? Lalu kenapa SM terlihat begitu buru-buru? Hari ini kan SM sudah merilis Baekhyun kenapa merilis member lain di hari yang sama?” Kemudian Luhan berkata lantang sebuah kalimat terdengar rumit yang sepertinya terjemahan dari bahasa Korea ke Mandarin.
Luhan kembali mengangkat bahunya setelah acara terjemahan selesai.
“Oh...Apa kau tidak tau kalau Lee Sooman songsaengnim itu orang yang cukup ‘cepat’? Mungkin karna itu dia ingin member terakhir muncul,” sahut yang ditanggapi seruan ‘akhirnya Baekhyun membicarakan hal bermutu!’ dari Baekhyun lalu beberapa pemuda disana malah ikut menyerukannya sambil bertepuk tangan keras-keras.
Luhan mengangkat tangannya sambil berseru,”Sudah sudah sudah! Berisik!”
Dan kesepuluh pemuda disana langsung terdiam.
“Oke,” Luhan meremas sedikit kedua tangannya. “Jongdae, apa kau tidak melihat sedikit ciri-ciri para trainee yang akan debut?” lanjutnya.
Jongdae terkejut lalu ia berdehem pelan. “Semuanya terlihat seperti siap debut jadi aku bingung. Ditambah lagi waktu traineeku hanya 11 bulan.”
Semua pemuda disana hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala mendengar penjelasan Jongdae.
Baekhyun mengangkat kedua bahunya. “Yah, mungkin lagi lagi pihak SM sengaja melakukannya. Pasti ada orang dalam selain kita yang penasaran dengan member terakhir ini jadi SM berjaga-jaga. Aku sendiri yang baru setahun lebih menjadi trainee SM pun juga bingung karnanya. Cerdik.”
Saat semua pemuda disana mengangguk tanda setuju, tepat saat itulah Luhan memekik pelan. Bersamaan dengan itulah, suara pintu ruang latihan mereka terbuka lalu terdengar suara toa milik calon manajer mereka.
“Yang di depan pintu minggir!”
Luhan melompat kecil ke arah Sehun untuk memberi jalan bagi orang yang akan masuk. Tentu saja SEhun yang selalu bersikap waspada langsung menahan lengan Luhan dengan tangannya dan.....kalian tentu tau respon apa yang diberikan 8 pemuda itu? Yaps, mereka meneriakkan ‘HunHan moment! Huuuuuu!’
“Sudah sudah tenang. Aku membawa berita,” Suara tenang tanpa ada sedikitpun nada marah atau kesal tapi mampu membuat sebelas pemuda yang siap debut ini terdiam.
Pria yang kemungkinan baru berumur seperempat abad lebih berdeham pelan lalu berkata, “Member kesembilan sudah datang. Dia diluar bersama Sooman-ssi dan pasti beberapa-”
“Oh Sehun, diam ditempatmu. Jangan coba keluar sebelum Lee Sooman-ssi memberi tanda dia sudah selesai berbicara,” sahut Manajer dengan senyum khas yang terkesan menyeramkan.
Sehun hanya bisa mengangkat kedua bahunya karna dia baru berjalan satu langkah tapi manajer sudah tau duluan. Ia benar-benar tidak berbakat kabur.
“Jadi.....mari kita lanjutkan. Pasti beberapa dari kalian sudah mengenalnya. Jongdae, kau pasti tau dia meskipun hanya sekilas,” Mata Jongdae sedikit membulat mendengar namanya dipanggil –karna biasanya manajer hanya membicarakan uri visual seperti Kai, Sehun, dan Luhan saja.
Jongdae hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya seakan mengerti tapi sebenarnya ia cukup bingung karna dia terbilang dekat dengan semua trainee dan trainee mana yang dimaksud oleh Manajer hyung? Ah, tak tahu lah. Ia sendiri pun terlihat tak berniat untuk bertanya lebih lanjut, toh pasti ada juga yang ingin bertanya.
“Apa aku mengenalnya?” tanya Baekhyun tiba-tiba. Manajer hyung hanya menjawabnya dengan senyum simpul yang terkesan misterius.
“Sepertinya ketahuan juga,” Manajer hyung mengangkat kedua bahunya. “Aku memang tidak pintar soal sok misterius atau menyimpan rahasia. Clue dariku juga begitu mudah,” lanjutnya yang membuat mata kecil Baekhyun makin membulat seperti mau keluar.
“Benarkan?! Dia ya orangnya?!” tanya Baekhyun menggebu-gebu. Bahkan saking menggebu-gebunya, Baekhyun menggerakkan tangannya seperti memukul drum dan ia menggigit bagian bibir bawahnya. Ya ampun gaya menggebunya.....Padahal bocah berwajah anak SD ini sama sekali tidak bisa bermain drum dan hanya bisa bermain piano.
“Siapa dia sampai membuat seorang Byun Baekhyun sebegini menggebu-gebunya? Bukan mantan pacarnya yang bernama....Park siapa itu ah aku tidak tau namanya mantannya terlalu banyak,” ujar Sehun dan hanya dibalas seringai buruk dari Baekhyun.
“Tentu saja bukan, Oh Sehun,” sahut Baekhyun dengan nada mengejek. “Kita ini boyband. Kalau memang member terakhir ini perempuan maka dia akan menjadi perempuan satu-satunya dan hidupnya tidak akan lama disini,” lanjutnya.
Manajer hanya bisa tertawa sekilas sebelum ia mengusap-usap jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. “Oke, sepertinya member terakhir sudah selesai bicara. Jadi aku memberikan hak spesial bagi our Oh Sehun yang tadi terlihat begitu penasaran dengan member terakhir.”
Sehun baru melangkah satu kali tapi dadanya sudah ditahan oleh Baekhyun.
“Tidak bisakah aku yang menjemputnya?”
Manajer menggeleng. “Tidak. sama sekali tidak menarik kalau kau yang mengenalnya itu menjemput dia.”
Baekhyun menghela nafas berat kemudian menatap satu persatu para pemuda yang akan satu grup dengannya dengan tatapan polos karna mereka menatap Baekhyun begitu serius dan terlihat penasaran.
“Jadi.....Aku sudah bisa jalan sekarang?” tanya Sehun ragu. Manajer mengangguk dan Sehun kembali melangkah mendekati pintu.
Cklek....
Sehun yang sedari tadi menahan nafasnya sekarang bisa bernafas lega karna yang ia bukakan pintunya itu bukan pemilik saham tempatnya bernaung menjadi member boyband tapi seorang pemuda bermata kecil dengan kulit pucat –tentu kepucatannya tidak mengalahkan our Oh Sehun– yang memakai baju putih lusuh serta celana jeans selutut.
“Oh! Hyung bohong! Katanya aku mengenalnya! Ternyata bukan!” Tatapan mata pemuda bermata besar seperti kelereng yang tadi terlihat dingin sekarang malah terlihat bingung.
Manajer hyung tersenyum geli. “Aku hanya mengiyakannya saja biar lebih menarik. Kukira juga kau mengenalnya. Yang mengenal sangat baik member satu ini cuma satu, uri Kim Jongin.”
Kai mengedikkan matanya ke arah manajer hyung yang sekarang tertawa. Ia memang mengenal sangat baik member kesembilan ini tapi harusnya manajer hyung tidak mengubarnya karna sekarang semua orang diruangan ini memandangnya dengan tatapan bermacam-macam.
“Oh.....Do Kyungsoo hyung. Selamat datang di neraka. Semoga kau betah,” Seketika semua member disana nyengir kaku karna sapaan Kai yang terkesan mengandung arti tersendiri. Selain alasan itu, mereka merasa begitu heran Kai yang tertutup bisa-bisanya mengenal baik member kesembilan mereka yang berwajah polos dengan mata besarnya. Benar-benar tidak cocok, batin mereka semua.
“Aku tidak menyangka kau yang akan segrup denganku. Kau kan terlalu diam untuk mengumbar kebahagiaa soal debut!” seru Jongdae terkejut tapi dia tidak merasa heran kalau seorang Do Kyungsoo yang pendiam itu cepat debut –meskipun tidak sekilat dirinya– sepertinya .
Selain karna wajahnya yang begitu enak dilihat karna mata bulatnya, kemampuan vocal Kyungsoo bagus –sangat bagus malah untuk orang semungilnya. Kemampuan dance-nya juga bagus –tidak seburuk kemampuan dance Jongdae dan Jongdae hanya bisa tertawa miris di dalam hati jika mengingat soal dance.
“Ya....Terkadang aku suka memberi kejutan seperti ini,” sahut Kyungsoo tersenyum samar. Oke, tambah satu lagi di diri seorang Do Kyungsoo. Dia begitu manis.
Kai berjalan sampai berdiri tepat di depan Kyungsoo lalu menatap aneh ke arah Kyungsoo. “Apa kau sakit? Tidak biasanya kau sebegitu diamnya dan berwajah pucat begitu.”
Rasanya semua orang disana –kecuali Manajer pastinya ingin tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Kai. Dari segimana pun, wajar kalau seorang Do Kyungsoo itu orang pendiam karna wajahnya menunjukkan hal itu tapi kenapa Kai malah berkata ‘sebegitu diamnya’? Apa Kai yang sering serius ini mencoba melawak tapi gagal?
Semua menertawakan hal itu di dalam hati dengan alasan yang sama kecuali Sehun. Tentu mereka tau kenapa Baekhyun sebegitu diam dan pucat begini. Pasti dia gugup karna habis berbicara dengan pemilik perusahan entertaiment ini. Meskipun Lee sooman orang yang santai tapi siapapun pasti masih merasa kaku untuk berbincang dengannya.
“Jadi....Kyungsoo, kau bisa memperkenalkan dirimu.”
Kyungsoo berjalan sedikit sampai ia berdiri di sebelah manajer lalu ia membungkukkan sedikit badannya.”Annyeonghaseyo. Naneun Do Kyungsoo imnida. Main vocal di EXO-K. Lahir di tahun 1993 dan 1 hari lebih muda dari tanggal serta bulan kelahiran Kai. Semuanya, mohon bantuannya.”
Kai terperangah sebentar. Kyungso yang ia kenal memang sopan di beberapa situasi –tidak seperti dirinya tapi Do Kyungsoo yang ia kenal tidak selembut seperti perempuan begini.
Ada apa dengannya?
“Hai, Kyungsoo hyung. Namaku Oh sehun, panggil saja Sehun. Posisi sebagai main dancer, main rapper di EXO-K, dan sementara ini menjadi maknae di EXO. Aku teman satu sekolah dengan Kai jadi masih di bangku akhir SMA. Bangapseumnida,” sahut Sehun.
“Selamat datang, Kyungsoo! Namaku Byun Baekhyun! Kita sama-sama vocal di EXO-K! Aku satu tahun lebih tua darimu. Hm...Sekali lagi selamat datang!” seru Baekhyun riang.
“Perkenalkan namaku Huang Zi Tao tapi biasa dipanggil Tao. Posisi sebagai lead rapper di EXO-M. Aku satu tahun kelahiran denganmu....Semoga Kyungsoo-ssi merasa senang bersama kami,” ujar Tao malu-malu dengan bahasa koreanya yang terbatas dan Baekhyun tersenyum maklum ke arah Tao.
“Aku Zhang Yixing, panggil saja Lay hyung atau Lay gege. Posisiku hanya lead dancer di EXO-M. Selamat datang ya....”
“Namaku Xi Luhan, kau bisa memanggilku Luhan gege atau Luhan hyung. Posisi sebagai main dancer dan main vocal di EXO-M. Semoga kau betah ya bersama dengan anak setan seperti kami.”
“Namaku Kim Minseok! Panggil Minseok atau Xiumin –jangan lupa dengan kata hyung atau gege-nya juga. Posisi sebagai main dancer dan main rapper di EXO-M.”
“Nah.....semuanya sudah berkenalan. Jadi aku pergi dulu. Silahkan saling berkenalan lebih dalam.”
Kai tersenyum senang. Ia baru mengambil langkah pertama sebelum bahunya ditepuk oleh manajer hyung yang kebetulan melewatinya.
“Jaga Kyungsoomu itu. Aku sedikit khawatir dengannya.”
Kai tersenyum yakin lalu mengangguk. “Anak itu kuat malah lebih kuat dariku. Tanpa perlu dijaga, dia bisa menjaga dirinya sendiri. Hanya perlu diingatkan saja.”
***
Setelah manajer keluar, suasana ruang latihan kembali ramai di sisi manapun. Ada sisi kanan pojok yang penuh dengan para pengguna internet. Sisi kiri penuh dengan aksi permainan konyol dengan bedak.
Sisi tengah terisi sebagai sarana kedekatan Sehun dan Luhan jadi member lain jauh jauh dari tempat sana. Dan sisi terakhir, sisi depan hanya diisi oleh Kai dan Kyungsoo yang masih saling menutup rapat mulut mereka. Hm....tidak biasanya Kai si penuh kharismatik ini diam.
“Kyungsoo hyung....Aku....”
“Hai, Kyungsoo hyung! Ada yang ingin kubicarakan dengan hyung. Bisakan?” Kai terlambat. Sehun yang entah sejak kapan sudah berada di depan Kyungsoo si rapuh dan mengajaknya berbicara.
Saat itu juga Kai merasa perut melilit karnanya merasa cemburu sahabatnya diajak bicara oleh orang lain. Cemburu, ya ia mengakui kalau ia cemburu.
***
“Anak itu....menurutmu dia seperti apa?”
“Anak yang mana?”
“Anak baru.”
“Oh dia.....Aku terkejut karnanya. Sepertinya dia terlalu polos untuk menjadi member boyband yang bernaung di agency besar, kentara sekali sejak pertemuan pertama.”
“Yeah....,” salah satu dari mereka berdua terkekeh pelan lalu meneguk secangkir kopi miliknya. “Dia seperti anak perempuan atau anak kucing masa peranakkan. Begitu lembut dan rapuh. Tidak jantan sekali.”
“Dengan itu kita bisa mendekatinya bukan? Lalu menghancurkannya secara perlahan?”
“Oh.....tidak. aku pikir itu berlebihan...meledeknya mungkin tidak apa-apa, Kim Joh-”
“Meledek itu kerjaannya anak pengecut dan kita bukan anak pengecut bukan? Lagipula kenapa kau memanggilku dengan nama itu lagi?”kemudian pemuda itu mendengus kasar.
“Maafkan aku, aku lupa....Meledek mungkin pengecut tapi untuk menjadi jantan bukan berarti harus membully bukan?”
“Aku lebih tua darimu jadi kau tidak tau maksudku ini bukan membully Oh Sen-”
“Cukup.”
“Maaf maaf, aku keceplosan. Kau menurutiku atau....kau akan kubongkar penyamarannya?”
“Baiklah. Aku mengerti.”
***
Sudah satu bulan Kyungsoo bersama kesebelas member lain dan tinggal tersisa 3 teaser lagi. Sekarang Kyungsoo bisa bernafas lega karna dia hanya muncul sekali di teaser boyband mereka dan tidak akan menunjukkan wajahnya secara jelas lagi.
Meskipun begitu, ia senang karna mendapat respon baik saat dirinya dan our leader EXO-K, Suho –yang diperkenalkan setelah Kyungsoo muncul– . Banyak komentar positif serta pujian dari para fans untuk dirinya dan itu cukup membuat kepercayaan dirinya perlahan meningkat.
Efek kepercayaan dirinya meningkat juga mempengaruhi cara pergaulannya juga. Kyungsoo yang sekarang lebih terbuka, menyampaikan apa yang ia pikirkan tak peduli apa yang terjadi, tak jarang juga merepotkan Suho atau Kris karna sering melakukan banyak nasihat seperti seorang Ibu, dan tak jarang tertawa bersama member lain.
Kai sendiri mulai merasa sedikit lega karna sikap asli Do Kyungsoo yang ia kenal mulai keluar.
Dan sekarang Kyungsoo tengah membersihkan dorm dengan perasaan senang yang meledak-ledak padahal dia akan membersihkan 1 dorm besar ini sendirian –menyadari 2 orang sisanya kabur entah kemana tapi itu sama sekali tidak mengusik kebahagiaan seorang Do Kyungsoo.
Tadi, pagi-pagi sekali Kyungsoo sudah bangun untuk berlatih vocal sendiri dan olahraga sedikit. Saat membuka pintu dorm, alangkah terkejutnya ia saat banyak karang bunga di depan pintu dan semuanya beratas namakan dirinya atau Suho.
Kyungsoo termasuk tipe orang yang sulit menunjukkan ekspresi yang melanda dirinya jadi dirinya hanya bisa menangis penuh haru lalu saat olahraga lalu berlari kencang mengelilingi dorm sambil berteriak karna perasaan senang yang begitu menyesakkan dirinya.
“I lost my mind...”
“Berisik!” Kyungsoo terkejut dan menoleh ke belakang. Terlihatlah dengan jelas sosok Sehun yang tertepa sinar matahri pagi. Dia terlihat begitu kusut terutama rambut dan wajahnya, ketahuan baru bangun tidur padahal matahari hampir di atas kepala.
“Selamat pagi,” sapa Kyungsoo ramah lalu ia kembali mengepel lantai dorm dengan tenang meeskipun banyak pertanyaan yang berkumpul di pikirannya.
Kenapa Sehun bisa dengan nyenyaknya tidur padahal hari ini tugasnya membersihkan dorm? Tadi Kai sudah mencuci alat masak di tengah malam dan Kyungsoo melihatnya jadi tidak masalah baginya kalau Kai ikut kabur ke sm building untuk latihan tapi bagaimana dengan Sehun? Kenapa bisa dia tidak membantunya membersihkan dorm atau tidak mengikuti member lain ke SM Building?
“Sehun, sebaiknya kau mandi lalu bersiap ke SM Building atau ikut membantuku.”
“Cih, aku tidak sudi membantumu untuk membersihkan dorm jorok ini,” Kyungsoo membatu dan buru-buru mencairkan dirinya dengan kembali mengepel lantai lai. Ia lagi-lagi merasa heran dengan Sehun yang ia belakangi. Kalau tidak mau ya bilang saja tidak mau tidak usah mengucapkan kalimat seperti menusuk dirinya, apa itu sulit?
“Dan satu lagi, aku bukan Sehun.”
Kyungsoo menoleh dan melihat jelas seringai milik Sehun. Baekhyun sering melihat seringai ini beberapa kali tapi seringai kali ini berbeda. Seringai yang terkesan...jahat.
“A...apa maksudmu?”
“Perkenalkan, aku Kim Johee, kakak mantan pacarnya adikku.”
“Sejak awal memang yang trainee itu kau? Bukan Oh Sehun? Dan kenapa kau semirip itu dengan Sehun?”
Johee tertawa jahat. “Tentu tidak manis. Sehun yang trainee tapi saat member ke-dua belas rilis aku menggantikannya. Dan soal wajah itu mudah, kau hanya perlu operasi untuk sepertinya.”
“Jadi kemana Sehun?” tanya Kyungsoo tak berniat basa-basi. Sepertinya orang yang dihadapannya bukan orang jahat tingkat rendah seperti penggeretak semata. Ia merasa orang di hadapannya itu lebih hebat dari penggeretak.
“Sehun? Dia sedang istirahat tenang-”
“Kau tidak membunuhnya bukan?!”
Johee kembali tertawa. “Tidak. Kalau aku mau aku bisa tapi nanti saja. Malas.”
Kyungsoo menggeretakkan giginya. Belum pernah dia sekesal ini.
“Oh oh....Do Kyungsoo marah ya? Kau terlihat lucu karna hal itu bukan terlihat seperti seorang pria.”
“Apa....Xi Luhan juga bukan Xi Luhan yang sebenarnya?” tanya Kyungsoo tiba-tiba. Sehun dan Luhan cukup dekat seperti dirinya dengan Kai –bahkan lebih dekat lagi jadi ada kemungkinan bukan kalau Luhan yang ia kenal bukan Luhan yang asli?
“Dulunya iya tapi satu hari setelah kedatanganmu, Xi Luhan asli kembali. Perempuan memang sulit untuk bertindak keji kepada orang yang membuatnya sakit.”
Berarti aku harus menanyakan apapun soal penculikannya ke Luhan!
“Tapi Luhan sudah benar-benar lupa dengan hal itu. Sebelum dibebaskan, aku melakuakn cuci otak. Hebat bukan?”
Sialan, orang ini.
“Apa maumu?”
“Mauku? Hanya satu,” Meskipun Johee berkata hanya satu tapi Kyungsoo merasa tanda bahasa berdengung di otaknya saat melihat mata Johee yang memandangnya lekat-lekat seperti akan menelannya bulat-bulat.
Meskipun cuma satu, tidak menutupi kemungkinan kalau permintaan satu-satunya ini begitu berat.
“Aku hanya ingin kau mengetahui penderitaan Dohee.”
Dohee?Siapa?
Ia langsung menggali semua ingatannya tentang seseorang yang bernama Dohee tapi itu sia-sia karna dengan keadaannya yang panik, ia tidak bisa berpikir jernih. Sekalipun bisa, pasti membutuhkan waktu yang lama sedangkan sekarang waktu seperti sedang mencekiknya.
Meksipun tidak tau pasti tapi Kyungsoo merasa akhir hidupnya akan dimulai dari sekarang.
***
“Kami pulang.....”
“Do Kyungsoo~aku pulang~” ucap Kai yang hanya ditanggapi tawa kecil di belakangnya tapi dia tidak peduli. Do Kyungsoo menjadi Kyungsoo yang sebenarnya ketika dia berbicara dengan nada begitu.
“Iya. Aku datang...,” Tak sampai semenit, Kyungsoo muncul setelah ia menuruni tangga. Senyum tersungging di bibir tebalnya dan senyumannya makin lebar saat Kai menggerak-gerakkan sedikit kantong plastik yang sedaritadi ia bawa.
“Aku terharu karna kau membawakan makanan.”
“Terimakasih. Aku –hey! Luka apa ini di dekat nadimu?” Kyungsoo tersenyum meringis saat nadi di pergelangan tangannya disentuh oleh Kai. Sentuhan yang ringan tapi rasanya begitu menyakitkan.
“Aku tidak berhati-hati saat mencuci alat dapur jadi begini.”
“Lainkali hati-hati ya. Kalau terkena terlalu dalam, kau kan bisa mati.”
Kyungsoo mengangguk lalu tersenyum lebar sambil mengedarkan pandangannya ke setiap member EXO seakan mengatakan bahwa dia baik-baik saja lewat tatapan matanya tapi itu tidak berlaku untuk Xi Luhan.
Luhan menatapnya penuh curiga dan Kyungsoo baru menyadari letak kesalahannya. Jelas-jelas Luhan sudah mencuci alat dapur saat semua orang terlelap dan Kyungsoo melihatnya sendiri.
Sekarang percuma dia merutuki kesalahan bicaranya karna memang sebenarnya seorang Xi Luhan terlalu cerdik untuk ditipu dengan orang tidak pintar berbohong seperti dirinya.
***
Ini baru permulaan. Awalnya tidak akan tampak dan tidak terasa sangat sakit tapi lama kelamaan akan terasa. Seperti yang ia rasakan dulu.
“Kyungsoo? Apa kau demam?” Kyungsoo yang masih terkantuk-kantuk langsung membuka matanya dan melihat Suho sudah di depannya. Padahal seingatnya yang selalu di depannya saat pertama kalinya ia mmebuka mata itu Kai –teman sekamarnya.
“Oh? Hyung? Kenapa hyung ada disini? Dimana Kai?”
“Kai sudah di meja makan. Tinggal kau yang belum mandi atau di meja makan.”
Kyungsoo mengerjapkan matanya berkali-kali. “Iya kah? Ah.....siapa tadi yang memasak?”
“Err...,” Suho menggaruk bagian belakang lehernya yang sebenarnya tidak gatal. “Minseok hyung seingatku. Jadi ia membuat makanan yang mudah disajikan seperti spagethi.”
“Ya ampun, makanan begitu tidak akan mengenyangkan maupn bergizi untuk orang sibuk seperti kalian. Biar aku yang-” Suho buru-buru menahan dada Kyungsoo, mendorongnya pelan agar Kyungsoo kembali tidur.
“Tidak usah memaksakan dirimu. Apa kau sakit? Demam maksudku?”
Kyungsoo menggerakkan kepalanya saat tangan Suho bergerak mendekati dahinya tapi terlambat, Suho sudah mengibaskan anak rambut di dahinya dan mendapati goresan panjang di situ. Darahnya sudah kering tapi sisa darahnya masih ada di goresan itu.
“Kau mendapat luka itu dari mana?” tanya Suho tenang padahal Kyungsoo sudah mati gemetar serta panas-dingin menunggu reaksi Suho.
“A-aku...”
“Do Kyungsoo tidak pandai berbohong jadi jangan coba-coba berbohong padaku.”
“Luka ini....”
***
“Hyung? Kau datang tidak membawa Kyungsoo?”
Suho menggeleng. Ia menarik kursi kosong di depan Lay dan duduk disana.
“Dia tidak enak badan,” Suho melirik ke arah Lay. Lay yang mengerti tanda dari Suho langsung mengangguk lalu mengambil piring yang sudah diisi makanan untuk Kyungsoo.
“Biar aku yang membawanya,” sahut Luhan dengan bahasa mandarinnya sambil menahan lengan Lay.
Lay menoleh, mengerutkan kening, lalu ia menggeleng pelan. “Aku mau mengantar makanan ini sekalian memberikan pertolongan ke Kyungsoo.” Balas Lay dengan bahasa negaranya juga.
Saat itu juga nafsu makan gila-gilaan seorang Xi Luhan mendadak menghilang di telan bumi meskipun Sehun menawarkan suapan gratis yang jarang diberikan untuk dirinya.
Kai memang tidak mengerti sama sekali denga apa yang diucapkan dua orang berdarah negeri panda itu tapi mendadak ia yang tak pernah mempercayai firasat –tidak seperti Kyungsoo– sekarang malah mempercayai firasat aneh yang menyelimuti hatinya.
Entah firasat aneh kara sikap Luhan yang terlihat perhatian dengan Kyungsoonya atau firasat aneh untuk seorang Kyungsoo yang jarang sakit ini. Entahlah ia tak sempat memikirkannya. Kepalanya sudah berdenyut karnanya.
***
Krek....
“Suho hyung?”
Hening.
“Lay gege?”
“Bukan, ini Xi Luhan.”
Kyungsoo langsung merubah posisi tidurnya menjadi duduk. Saat ia membuka matanya, pandangannya bertabrakkan dengan mata lembut Luhan.
“Oh hai gege,” sapa Kyungsoo gugup. Hubungannya dengan Luhan tidak terlalu dekat –tidak seperti dengan member EXO-K lain selain Sehun tentunya. Jadi ia merasa sedikit takut kalau Luhan yang lebih tua darinya merasa enggan untuk berbicaranya dengannya karena awal sapaannya yang begitu gugup.
Tapi Luhan hanya mengangkat kedua bahunya sebagai respon yang netral lalu duduk di pinggir ranjang Kyungsoo dan Kai.
“Aku membawa air hangat untuk mengompresmu.”
“Ya. Terimakasih, ge. Gege bisa meletakkannya di atas meja kecil itu.”
Setelah meletakkannya, Luhan masih duduk di pinggir ranjang tanpa berkata apapun dan itu cukup membuat Kyungsoo merasa heran sekaligus bertambah gugup dan cemas tanpa alasan.
“Luhan gege? Kenapa ti-”
“Kenapa? Kenapa tidak kembali terbuka seperti dulu?”
Kyungsoo terkejut. Dia pikir dirinya yang muali tertutup secara perlahan ini tidak ketahuan –bahkan Kai yang dekat dengannya tidak menyadarinya tapi kenapa Luhan yang tidak dekat dengannya tau perubahannya? Apa karna ia terlalu cerdik?
“A-apa maksudmu?” hanya itu suara yang mampu ia keluarkan. Bahkan ia hampir mau tertawa sambil menangis mendengar suaranya yang terdengar seperti cicitan tikus.
Luhan menghela nafas berat. “Ada apa ini? Kenapa kau sering terluka? Kemarin nadi sekarang dahi nanti apa lagi? Jangan berbohong.”
Mendadak Kyungsoo merasa bersalah. Tadi suho sudah tau alasannya dan memilih menunggu dulu sebagai respon yang menurut mereka berdua terbaik, sekarang Luhan meminta penjelasan.
Tentu dia tidak bisa mengelak lagi karna sudah kepalang basah dan terpaksa menjelaskannya tapi yang membuatnya merasa bersalah saat itu karna Kai belum mengetahuinya. Padahal mereka sudah begitu dekat –bahkan sampai satu kamar.
“Sudahlah,” Baekhyun tersenyum simpul. “Aku baru memberi tau gege jika Kai sudah tau. Lagipula ini bukan masalah berat. Semuanya akan baik-baik saja.”
***
Kata baik tidak mendeskripsikan keadaan yang sebenarnya.
Johee semakin melunjak karna tidak ada perlawanan dari Kyungsoo. Johee semakin menghina Kyunsoo dan menyiksanya lahir maupun batin disaat tidak ada member lainnya.
Sedangkan Kyungsoo sendiri? Dia makin tidak bisa mau bertindak seperti apa. Di satu sisi dia ingin melawan tapi di sisi lain dia tidak bisa menyalurkan niat melawannya lewat pukulan maupun aduan.
Bahkan saking melunjaknya Johee, satu hari sebelum hari yang dinanti Kyungsoo selama bertahun-tahun menjadi trainee SM –hari dimana pembuatan MV History bersama EXO– datang, Johee menolerkan luka memanjang di dekat perutnya disaat luka di dahinya sudah sembuh. Tentu saja luka memanjang di dekat perut itu tidak bisa dengan mudah dihilangkan rasa sakit dan bekasnya.
Sebenarnya mudah saja bagi Kyungsoo untuk meminum obat pengurang rasa sakit tapi saat mengetahui efek sampingnya itu ketergantungan, Kyungsoo lebih memilih menggigit bibir sampai berdarah untuk menahan rasa sakit dibandingkan ketergantungan dengan obat-obatan.
“Gwaenchana?”
Kyungsoo mengangguk pelan sebagai jawaban tapi ekspresi Suho tidak berubah, tetap tidak merasa puas. Selain itu Suho merasa dia belum bertindak apapun untuk membantu Kyungsoo. Dia bukan tipe orang yang main tangan untuk menyelesaikan masalah adu tinju jadi membalas perlakuan Johee dengan adu pukul bukan cara terbaik tapi itu berlaku jika Johee tidak bisa diajak bicara baik-baik.
“Perlu aku menelepon polisi?”
Mata Kyungsoo membulat sebentar lalu ia mengeleng pelan. “Tidak usah. Ini masalah pribadi. Tunggu sampai aksinya makin berlebihan.”
Suho tersenyum tipis meskipun wajahnya menunjukkan ekspresi kecewa. “Sebaiknya sekarang kau menelan obat itu.”
“Tapi hyung-”
“Kalau kau hanya memakainya untuk hari ini –hari terpenting bagi kita dan memakainya saat malam hari agar Kai tidak curiga tentu belum tergantungan. Lagipula, kau hanya perlu menelannya selama 2 hari dari sekarang jadi tidak apa-apa.
“Dan satu lagi, kalau kau tidak menelannya saat ini pasti tingkahmu akan sedikit kaku lalu melakukan banyak kesalahan. Sooman songsaengnim dan manajer hyung pasti merasa heran lalu melakukan pemeriksaan atau introgasi. Kalau tau kau terluka, bisa-bisa masalahnya jadi panjang,” lanjut Suho saat tadi Kyungsoo bersiap untuk membantah lagi.
“baiklah hyung...,” lirih Kyungsoo. Ia mengambil tablet di telapak tangan Suho yang sejak tadi disodorkan ke arahnya lalu menelan semuanya dengan air mineral.
“Kalau ada apa-apa bilang padaku agar aku menelepon polisi.”
“Hm...”
“Dan sebelum bilang kepadaku, terlebih dahulu bilang ke Kai.”
Tiba-tiba Kyungsoo merasa dadanya tertohok oleh besi yan sengaja ditohok berkali-kali tepati di dadanya. Kemudian ia tersenyum pahit sebelum berkata, “Ya.....aku usahakan.”
***
Aneh.
Itu yang sekarang dipikirkan oleh seorang Kim Jongin setiap malam sejak kemarin. Padahal Kyungsoo hanya bergerak-gerak sebentar sebelum ia tertidur tapi bagi chanyeol itu aneh.
Memang benar, Kyungsoo harus bergerak-gerak sebelum tidur untuk mencari posisi yang cocok atau berpikir sampai ia tertidur tapi entah perasaannya saja atau pergerakkan Kyungsoo sebelum tidur itu terkesan gelisah atau setiap ia berpikir pasti wajahnya menunjukkan wajah cemas.
Selain itu, Kyungsoo dulu sering mengomel atau mengutarakan pendapatnya tapi sekarang ia malah memilih untuk diam dengan senyum samar yang selalu ia umbar.
Apa benar-benar ada masalah? Apa perkiraan manajer hyung yang dulu sekarang terjadi?
***
Ini benar-benar sudah keterlaluan.
Kyungsoo sudah mengatakan lima kata itu berkali-kali di dalam hatinya tapi Kyungsoo merasa belum saatnya memberitau hal ini ke Kai maupun Suho.
Luka di perutnya sudah sembuh meskipun sedikit berbekas tapi sekarang sekujur tubuhnya merasa sakit akibat kemarin dicambuk oleh Johee.
Padahal kemarin ia sudah merapihkan dorm bersama Luhan karna Luhan khawatir dan Johee sudah dipaksa ikut latihan tapi memang dasarnya Johee begitu licik, ia menyembunyikan stok makanan jadi saat itu pula Kyungsoo keluar sekadar untuk belanja lalu Johee menculiknya.
Kyungsoo disembunyikan di gang sempit yang tersembunyi sekaligus jarang dilewati orang dan ditempat itu pula, tubuh polosnya dicambuk oleh Johee.
Luhan langsung mencurigainya saat Kyungsoo kembali membawa kantung plastik berisi penuh bahan makanan dan beberapa snack. Padahal Kyungsoo kembali tepat waktu tapi memang ekspresi menahan sakit dan lelahnya tidak bisa disembunyikan dari Luhan yang kelewat cerdik.
Kalau kau sudah siap cerita permasalahannya, ceritalah padaku dan kalau terjadi apa-apa, beritau aku.
Itu yang diucapkan oleh Luhan dan Kyungsoo hanya bisa tersenyum pahit mendengarnya. Kalimat yang mengandung inti sama seperti kalimat dari Suho tapi meskipun banyak orang yang mengucapkan kalimat sejenis itu, ia masih tidak ada nyali maupun niat untuk ‘mengadu’ ke mereka.
Mungkin lain kali aku ikut latihan atau kabur.
Mungkin lain kali aku ikut latihan atau kabur.
Mungkin lain kali aku ikut latihan atau kabur.
Berkali-kali Kyungsoo mengucapakan kalimat di atas di dalam hati agar kalimat itu tertanam di otaknya dan menjadi semacam alarm bagi dirinya saat jadwalnya untuk membersihkan dorm ada.
***
Hari ini jadwalnya membersihkan dorm dan Kyungsoo berhasil kabur entah kemana dengan membawa Luhan. Tentu saja ia takut Luhan menjadi korban kekerasan Johee saat dirinya tidak ada. Tak lupa juga Kyungsoo mengkhawatirkan keadaan Sehun asli sekarang, siapa tau karna dirinya dan Luhan tidak ada maka Johee menyiksa Sehun. Maka dari itu tujuannya sekarang mencari gudang, rumah, gang, atau temapt apapun yang menurutnya ada Sehun disana.
Sialnya, saat sedang mencari matanya tak sengaja melihat Johee tengah membuka sebuah rumah kosong. Seharusnya Kyungsoo bersama Luhan bersembunyi dan menunggu sampai Johee keluar dari rumah kosong itu baru memasuki rumah itu tapi mungkin mata Johee yang terlalu tajam sampai sudah bergerak mengejar Kyungsoo dan Luhan yang sedang mencari tempat persembunyian.
Karna mereka yang ‘tidak siap’, Kyungsoo dan Luhan terpaksa mendekam di dalam rumah kosong itu. Kelebihannya disana ada Sehun tapi kekurangannya Johee malah disana juga dan berniat menyiksa Kyungsoo beserta Luhan.
“Jangan siksa Luhan! Dia tidak tau apa-apa! Siksa aku saja!” seru Kyungsoo lantang. Johee langsung tertawa keras mendengarnya.
“Kenapa hanya Luhan hyung saja yang dibela? Aku tidak? Padahal nyawaku lebih terancam lagi hyung!!!” seru Sehun keras. Kyungsoo menoleh ke arah Sehun, mengamatinya secermat mungkin di dalam kegelapan, kemudian ia merasa dadanya seperti ditendang sesuatu.
Keadaan Sehun cukup mengenaskan. Kedua pipinya terus mengeluarkan darah dan penuh dengan luka gores. Kedua lengannya juga banyak luka gores yang kemungkinan disebabkan oleh serpihan kaca disekitar tubuhnya. Keadaannya lebih parah dibandingkan apa yang dialaminya tapi ia terus saja mengeluh dan tidak sekuat Sehun yang jelas-jelas lebih muda darinya.
“Padahal aku terus membelamu hyung!!! Aku terus berkata ‘Kyungsoo hyung tidak tau jelas soal hal ini!’dan setiap berkata hal itu maka aku akan mendapatkan satu gores luka! Hyung pasti tau seberapa banyak kalimat itu aku ucapkan untuk membelamu. Kau bisa melihatnya dari berapa luka gores di tubuhku. Tapi nyatanya hyung sama sekali tidak membelaku! Aku kecewa hyung!”
Saat itu juga untuk pertama kalinya seorang Do Kyungsoo menitikkan matanya di depan seorang Johee yang makin gencar tertawa, menertawakan seorang Do Kyungsoo.
-TBC-