Soo Jung terlihat menimbang-nimbang tawaran Jongin. Bagaimanapun ini sangat aneh. Jongin bisa saja memiliki maksud lain.
“hmm,tapi aku biasa pulang bersama Luhan”
Walau bagaimanapun aku tidak mungkin pulang bersama Jongin. Lagi pula aku baru mengenalnya. Batin Soo Jung.
“ah,benar juga. Kalau begitu lain kali kita pulang bersama ya” Jongin tersenyum ke arah Soo Jung. Membuat Soo Jung rasanya ingin menjatuhkan dirinya dari lantai tertinggi sekolahnya.
“ngomong-ngomong hari ini aku ada latihan. Kau bisa datang kalau kau mau. Jam 5” ujar Jongin. mengundang Soo Jung secara tak langsung.
“aku tak janji”
***
Sepulang sekolah , Soo Jung menahan Luhan agar keluar kelas setelah Jongin. Pasalnya ia ingin bercerita banyak soal Jongin. Jika pada umum nya para gadis hanya bercerita dengan kaum nya saja, Maka berbeda dengan Soo Jung. Bahkan bisa dibilang tak ada rahasia di antara mereka. Karena mereka memang sudah sangat dekat. Soo ung sendiri tak pernah menyadari jika Luhan tak merasa nyaman jika ia membicarakan soal Jongin.
“ada apa?” Luhan mengerutkan keningnya. Sesungguhnya mood nya sedang sangat buruk hari ini karena kejadian tadi.
“ani , tunggu sampai Jongin agak jauh dulu” Soo Jung tertawa kecil sembari memegangi tangan Luhan agar jangan keluar lebih dulu.
“kau ini kenapa sih?” Bentak Luhan.
Soo jung melepaskan tanganya seketika dari tangan Luhan. Ia melihat raut yang berbeda dari wajah Luhan. Bukan seperti biasanya. Luhan sepertinya benar-benar marah.
“mianhae jika itu menganggu mu”
Soo Jung berlari keluar kelas. Meninggalkan Luhan yang bahkan tak berusaha mengejarnya. Atau bahkan hanya sekedar memanggilnya untk kembali. Soo Jug sediri masih tak mengerti kenapa Luhan seperti ini. Yang jelas ia tahu Luhan pasti sedang marah. Ia terus berlari melewati setiap koridor kelas. Air matanya mulai keluar. Ia dan Luhan memang jarang bertengkar. Mereka memang belum bertengkar tadi. Namun cara Luhan membentaknya tadi sudah memperjelas bahwa Luhan memang marah.
Kenapa ia membentak ku?
BRUG !!
Soo Jung menabrak sosok tinggi yang melintas dihadapanya. Soo Jung terjatuh. Ia sedikit meringis.
“ya ! kau harusnya hati-hati” uajr namja dihadapanya.
“mi..mian”
“sini ku bantu” Namja itu mengulurkan tanganya. Mencoba membantu Soo Jung berdiri. Namun Soo Jung mengabaikanya. Dan memilih meninggalkan namja tadi.
Sial ! Beraninya dia menolak bantuan ku. Memang dia pikir dia itu siapa?. Gerutu kris kesal. Ya namja yang menabrak Soo Jung tadi tidak lain dan tidak bukan adalah Kris.
Kalau saja gadis itu tak memiliki kalung itu aku tidak mungkin terus muncul dihadapanya. Namja sialan itu juga pasti sudah tau soal kalung ini. Setidaknya aku harus bergerak lebih cepat untuk mendapatkanya. Karena kemungkinan ku sangat kecil jika di bandingkan dengan Jongin.Tentu saja. Mereka berteman. Sedangkan aku? Tak ada alasan untuk ku agar bisa mendekatinya. Akan sangat aneh jika aku tiba-tiba mendekatinya. Apa lagi jika Jongin mengetahuinya. Dia pasti akan semakin curiga dengan ku. Atau...Dia sudah tau siapa aku? Batin Kris.
Ia memperhatikan punggung Soo Jung yang semakin menjauh sambil berpikir bagaimana membuat gadis itu mau memberikan kalung itu padanya.
***
Soo Jung menekan nomor supirnya. Berharap agar ia sedang tidak sibuk dan bisa menjemputnya di sekolah. Tapi tiba-tiba sebuah mobil melintasi gerbang sekolah tempat ia berdiri. Dan mobil itu berhenti tepat dihadapan Soo Jung.
“Soo Jung-a , kau belum pulang?” Seorang namja yang sangat dikenal Soo Jung muncul dari balik kaca mobil yang sedang berhenti dihadapanya. Itu Kim Jongin. Soo Jung masih diam. Tak tau harus menjawab apa.
“bukanya kau pulang bersama Luhan?” tanya Jongin lagi.
“umm..aku..” tepat sebelum Soo Jung menjawab,Sebuah mobil lain yang sangat dikenal Soo Jung mengarah ke gerbang sekolah. Tanpa berpikir panjang ia pun masuk ke dalam mobil dihadapanya.
“Jongin-a ,kau mau mengantar ku pulang kan?” Akhirnya Soo Jung harus menahan malunya dan meminta Jongin untuk mengantarnya pulang.
“keurom” Jongin tersenyum dan melajukan mobilnya.
Mereka terdiam. Jongin sendiri terlalu canggung untuk bertanya lebih dulu. Ini pertama kalinya seorang yeoja berada di dalam mobilnya. Dan hanya berdua denganya. Sebenarnya ia sangat penasaran apa yang terjadi dengan Soo Jung dan Luhan. Pasalnya jelas-jelas tadi Jongin melihat mobil Luhan juga mengarah keluar. Tapi kenapa Soo Jung malah memilih pulang bersamanya?Bahkan Jongin masih ingat betul bahwa Soo Jung menolak tawaranya dikantin tadi.
***
“mianhae,sudah merepotkan mu” Soo Jung berdiri didepan gerbang rumahnya. Jongin menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Ia mengangguk dan tersenyum tipis ke arah Soo Jung.
“apa kau mau masuk?” tawar Soo Jung
“ne?” Jongin terkejut atas tawaran Soo Jung. Ia bingung harus menerimanya atau tidak. Disatu sisi ia membutuhkan banyak informasi agar bisa dekat dengan Soo Jung. Sedangkan disisi lainya ia merasa tidak enak karena ia juga belum cukup dekat dengan Soo Jung.
“jika kau mau,makan siang lah disini” uajr Soo Jung lagi.
“geurae” Jongin akhirnya menerima tawaran Soo Jung. Ia cukup penasaran akan semua yang berhubungan dengan Soo Jung. Semua ini dia lakukan semata-mata untuk mendapatkan kalung itu. Tidak lebih.
Mereka pun masuk kedalam rumah Soo Jung. Gadis itu mempersilahkan Jongin duduk diruang makan sementara dirinya berganti pakaian dikamar. Jongin pun duduk diruang makan dan menunggu Soo Jung tiba.
“tak berbeda jauh dengan rumah hyung”
Gumam Jongin seraya menatap isi rumah Soo Jung yang pada kenyataanya tidak berbeda jauh dengan rumah yang ia tinggali sekarang. Bisa Jongin simpulkan bahwa Soo Jung merupakan golongan kelas atas. Seperti Park Chanyeol. Namun jika diperhatikan,memang rata-rata siswa disekolahnya bukan kalangan biasa.
Tak ada orang lain dirumah ini selain pelayan yang mondar-mandir. Jongin menghela napas. Menunggu Soo Jung yang belum juga tiba dimeja makan.
“kenapa rumahnya sepi sekali?” Tanya Jongin pada seorang pelayan yang membawa beberapa menu makan siang ke meja makan.
“nyonya dan tuan bekerja”
“selain itu?”
“tidak ada”
Jongin kembali menghela napas. Rumah sebesar ini hanya dihuni oleh tiga orang,daebak.
Berbeda dengan rumah Park Chanyeol. Setiap malamnya selalu ada saja teman-temanya yang menginap. Setidaknya rumah sebesar itu tidak terlalu lengang.
“kenapa kau tidak makan?” Soo Jung muncul entah dari arah mana karena Jongin tak memperhatikanya. Ia menoleh ke arah Soo Jung. Dan lagi-lagi.. Ia seperti terhipnotis setiap kali melihat Soo Jung tanpa seragam sekolah.
sadarlah Kim Jongin. Gumamnya.
“aku menunggu mu” Jongin tersenyum tipis. Soo Jung duduk dan mereka mulai menyantap makan siang nya. Sesekali Jongin menatap Soo Jung diam-diam. Tak bisa dipungkiri. Ia memang cukup tertarik dengan gadis itu.
“kau sepertinya tidak terlalu akrab dengan perempuan ya?” Jongin tiba-tiba menyeletuk disela-sela makan siang mereka.
“entahlah” Soo Jung tersenyum tipis.
“karena setahu ku kau hanya dekat dengan Luhan. Maksud ku kau jarang sekali berbaur dengan gadis-gadis disekolah kita, dikelas kita juga”
“aku terlalu malas untuk mendengar cerita yang sama setiap harinya”
“maksud mu?” tanya Jongin heran.
“kencan,kencan,kencan. Aku hampir muak dengan kata-kata itu . apa lagi mereka yang sering sekali mengganti pasangan mereka. Yang benar saja”
Jongin tertawa. Tak menyangka bahwa Soo Jung akan menjawabnya sepolos itu.
“memangnya kau belum pernah berkencan?” tanya Jongin.
Soo Jung diam. Tak tau harus menjawab seperti apa. Kerena pada kenyataanya ia memang belum pernah berkencan. Ia terlalu malu jika harus mengatakan yang sebenarnya pada Jongin.
“sudahlah”
“kau pasti belum pernah kan?” Jongin bertanya dengan nada meledek. Membuat Soo Jung mengembungkan pipinya. Kesal.
“kalau begitu berkencanlah dengan ku”
TO BE CONTINUE...