Hyomin pov
Ada yang aneh dari Ji Yeon sejak tadi pagi. Tidak seceria seperti biasanya. Apa dia sedang ada masalah dengan Kim Sajangnim?
Aku menggelengkan kepalaku. Yang kulihat tadi pagi hubungan mereka masih baik-baik saja. Lalu? Apa yang sedang mengusik perasaannya kini?
“Noona!! Espresso Machiato pesananku sudah jadi?” seorang lelaki remaja mengagetkanku dari lamunanku dan terus memperhatikan Ji Yeon yang kini berada di balik meja kasir tidak jauh dari posisiku di balik bar.
“Ahh!! Mianhae!! Seharusnya sejak tadi aku mengantarkan pesananmu. Jeongmal mianhae.” Ucapku menyesal. Bodoh Park Hyomin!! Kalau Kim Sajangnim tahu tentang ini, bisa-bisa aku mendapatkan teguran dan surat peringatan. “Mianhae jeongmal mianhae.” Ucapku lagi penuh sesals seraya menunjukkan senyuman terbaikku padanya.
Lekali remaja itu tersenyum seraya menganggukkan kepalanya, lalu meraih satu cup Espresso Machiato yang terulur ke arahnya dariku.
“Gwaenchana. Noona terlalu cantik. Tidak mungkin aku memarahimu.” Jawabnya tersenyum lebar dan aku tersipu karena pujiannya. Ia kemudian membungkukan sedikit tubuhnya ke arahku untuk pemit meninggalkan bar dan berjalan menuju meja kosong yang juga ditempati dua teman lelaki seusianya.
Aku kembali memperhatikan Ji Yeon yang sibuk melayani transaksi pembayaran pesanan pelanggan. Dia masih bisa tersenyum ramah pada pelanggan, tapi tetap saja tidak bisa membohongiku. Aku yakin Ji Yeon sedang memikirkan sesuatu yang mengusik perasaannya.
“Eonnie! Aku mau Espresso con panna” Ucap seorang gadis yang tengah tersenyum padaku seraya menyerahkan struk transaksi pembayaran yang ia dapat dari bagian kasir padaku.
“Aku tahu!! Kau sering memesan itu Soojungie.” Aku mengenal gadis cantik pemilik mata tajam di hadapanku ini. Dia adalah Jung Soojung, pelanggan tetap Coffee’s Shop kami.
“Eonnie, ada apa dengan Ji Yeon? Hari ini dia sedikit murung.” Tanyanya. Yaa.. Soojung juga mengenal Ji Yeon, tapi tidak seakrab aku mengenalnya. Ia bahkan pernah meminta nomor ponsel Ji Yeon padaku. Dia bilang, dia meminta nomor ponsel Ji Yeon untuk seseorang.
“Aku juga tidak tahu.” Sahutku sibuk membuatkan minuman pesanannya.
Soojung tampak mengangguk-anggukan kepalanya, sesekali ia terlihat menoleh ke arah Ji Yeon yang sibuk dengan beberapa pelanggan yang mengantri di depan meja kasir.
Hyomin pov end.
Soojung pov
Setelah mendapatkan satu cup Espresso dengan krim kocok di atasnya, minuman pesananku. Aku memilih untuk duduk sejenak menikmati minuman kesukaanku ini di salah satu meja kosong tidak jauh dari meja kasir. Aku bisa melihat dengan jelas raut wajah Ji Yeon yang terlihat lebih murung hari ini. Ada apa dengannya?
Aku merogoh ponsel di dalam tas jinjing hitamku.
Aku ingin menghubungi Minho Oppa, sebentar lagi kan waktu jam makan siang.
Mataku nyaris membulat sempurna ketika mendapati nama ‘Choi Minho’ di layar ponselku. Oh Tuhan!!! Ini semua keajaiban. Selama ini dia tidak pernah mau berinteraksi denganku dan bahkan kemarin sore, dia masih sempat melarangku untuk tidak lagi ikut campur urusannya. Tapi, sejak tadi pagi dia mengajakku ngobrol lebih dulu dan sekarang dia menghubungiku lebih dulu.
Aku yakin kini aku tengah tersenyum penuh kemenangan.
Iyaa.. semuanya memang butuh waktu.
Tanpa berpikir lebih lama lagi, aku segera menjawab telepon dari Minho Oppa.
“Yeoboseyeo.” Jawabku, mengangkat telepon darinya.
“Kau ada dimana?” tanyanya. Ahh!! Kebetulan sekali!! Aku berniat memintamu kemari Oppa! Kau bisa bertemu dengan gadis yang masih kau cintai.
“Aku ada di Coffee’s Shop langgananku. Kemarilah!! Aku akan mengirimkan alamat lengkapnya via SMS. Otthe?” aku berharap Minho Oppa mau menerima tawaranku.
“Arraseo. Kirimkan alamat lengkapnya. Kebetulan pekerjaanku sudah selesai. Sampai jumpa di Coffee’s Shop langgananmu.” Jawabnya.
Aku tersenyum senang. Rasanya aku ingin bersorak penuh kemenangan.
Minho Oppa yang gila kerja. Minho Oppa yang dingin dan selalu mengacuhkanku. Akhirnya dia mau membuka hati dan pikirannya.
Sebagai perayaan kecil-kecilan, nanti malam aku akan memanggang burger dan daging iga gratis untuk Minho Oppa.
Soojung pov end.