Ji Yeon pov
Aku baru saja selesai mengganti seragam kerjaku dengan pakaianku yang lebih santai. Aku baru saja menyelesaikan shift ku hari ini dan posisiku di belakang kasir sudah digantikan oleh Boram Eonnie yang bekerja freelance sejak sekitar empat bulan yang lalu. Sedangkan Hyomin eonnie lebih memilih lembur hari ini. Dia bilang, dia butuh pemasukan lebih besar untuk membiayai adiknya yang sebentar lagi akan masuk universitas.
Aku menatap wajahku di dalam cermin yang terpajang di dalam ruang ganti dan sedikit mengencangkan ikatan di rambutku.
‘Aku merindukanmu’ dua kata itu terus terngiang-ngiang di telingaku. Suaranya terdengar tidak asing di telingaku dan mampu membuat jantungku berdebar-debar. Siapa yang menghubungiku tadi malam?
Aku merogoh ponsel di saku celana jeansku.
Tidak ada panggilan masuk dari nomor asing semalam.
Aku penasaran. Sangat!
Pukul 12.30 P.M KST tertera di layar ponselku. Sebaiknya aku yang lebih dulu menghampirinya di ruang kerja.
Ponselku bergetar ketika aku baru saja keluar dari ruang ganti.
“Appa..” gumamku saat melihat nama si penelepon di layar ponselku.
“Yeoboseyeo.” Jawabku mengangkat telepon dari Appa.
“Pulanglah.” Pinta Appa. Sejak aku memutuskan untuk tinggal bersama Yesung Oppa, Appa tidak pernah berhenti memintaku untuk pulang. Mianhae Appa. “Park Ji Yeon!! Kau bisa dapatkan lelaki yang lebih pantas untukmu. Appa tidak akan pernah merestuimu menikah dengan pria berumur sepertinya. Tidak akan, Park Ji Yeon!! Pikirkan lagi!! Jangan pernah kecewakan Appa dan Eomma.” Sudah ku duga. Appa menghubungiku hanya untuk memintaku untuk meninggalkan Yesung Oppa.
Aku memutuskan sambungan teleponku begitu saja. ‘Mianhae Appa.’
Ji Yeon pov end.
Yesung pov
Aku keluar dari Coffee’s Shop milikku bersama Ji Yeon yang kini membalas genggaman tanganku. Kami akan makan siang bersama dan menghabiskan waktu bersama setelahnya. Aku sudah meminta Jong Jin menjaga dan mengawasi kafe selama aku tidak ada.
Yesung pov end.
Ji Yeon pov.
Deg!! Jantungku berdebar-debar dan membuat sesak seketika. Dari arah berlawanan aku melihat seorang lelaki yang tidak pernah ku temui sejak dua tahun terakhir ini. Dia yang tampak sibuk dengan ponsel di telinga kirinya sepertinya belum menyadari keberadaanku.
‘Park Ji Yeon!! Kau sudah punya Yesung Oppa!’ batinku, mengungatkan perasaan cintaku untuk Yesung Oppa. Aku tidak mau melukai perasaan Yesung Oppa yang sudah menyembuhkan lukaku saat itu.
Hingga… Deg!!! Tatapan kami pun bertemu ketika jarak kami hanya tinggal beberapa langkah. Dia terdiam, menatapku terkejut.
Ji Yeon pov end.
Minho pov.
Deg!! Aku tidak menduga kalau Tuhan akan secepat ini mempertemukanku dengannya. Mata kami saling bertemu dan sekilas aku bisa melihat seorang pria disampingnya tengah menggenggam tangannya. Siapa dia?
Matanya tampak berkaca-kaca.
Dia tidak berubah. Dia semakin cantik.
Kami saling berpapasan tanpa kata.
Aku semakin merindukannya.
Park Ji Yeon, gadis cantik yang hadir dan mengubah hidupku.
Aku punya segalanya.
Kurang lengkap karena tidak ada dirimu yang kini mengisi hari-hariku.
Tuhan sudah kembali mempertemukanku denganmu.
Aku tidak akan melepaskan kesempatan ini.
This chance I nearly lost.
Minho pov end.