Yesung pov.
Akhir-akhir ini perasaanku semakin tidak tenang. Semakin hari, aku semakin takut kehilangan Ji Yeon.
“Oppa! Pagi ini kau begitu aneh. Ada apa?” Ji Yeon menegurku yang tengah menyetir mobil. Apa Ji Yeon merasakan kegelisahanku?
Aku berusaha tersenyum seperti biasanya pada gadisku ini. Ku harap senyumanku ini berhasil menyembunyikan rasa resah yang menyelimuti benakku saat ini.
“Ji Yeon…” aku menoleh ke arahnya sekilas.
“Ya?” sahutnya pendek.
“Kau tahu apa yang aku rasakan ketika pertama kali bertemu denganmu?” aku ingin mencoba mengingatkan awal pertemuan kami untuk memudarkan semua ketakutan di benakku tentang hubungan kami.
“Berarti ketika Oppa meng-interview ku sebelum aku diterima bekerja di tempatmu?” Ji Yeon terlihat antusias.
Aku tersenyum seraya menganggukkan kepalaku.
“Iya. Kau tahu? Saat itu aku sangat gerogi dan nyaris tidak bisa berkata-kata. Kau sangat cantik. Aku terpesona.” Ungkapku sebenarnya.
Ji Yeon tertawa pelan. “Jadi itu alasannya kenapa Oppa hanya diam saja dan membiarkan Jong Jin Oppa yang mengajukan beberapa pertanyaan untukku?” Ji Yeon kembali tertawa. Aku senang melihatnya tertawa seperti itu. Aku tidak ingin kehilangan suara, gelak tawanya.
Aku menganggukkan kepalaku seraya tertawa sebagai jawabanku.
“Oppa…” dia memanggilku, masih disertai dengan tawanya.
“Wae?” sahutku.
“Apakah Oppa pernah berkencan dengan gadis selain aku?” tanyanya.
“Tentu saja. Aku sudah mengencani beberapa gadis sebelum bertemu denganmu.” Jawabku enteng.
“Mwo? Aiishh.. Kenapa setiap pria itu tidak pernah setia.” Gadis cantikku ini tampak mencuatkan bibirnya sangat menggemaskan. Yaa.. aku tahu kenapa ia berkomentar seperti itu tentang pria. Dia pernah menceritakan tentang pacar pertamanya padaku.
“Para pria sering gonta-ganti pacar itu karena mencari yang terbaik.” elakku. Yaa.. memang benar. Buktinya aku tidak pernah melirik gadis lain lagi setelah menemukan Ji Yeon. Aku merasa Ji Yeon adalah kepingan hatiku yang hilang dan harus selalu ku jaga serta lindungi agar tidak hilang lagi.
“Arraseo. Aku tidak mau membahas yang sudah berlalu. Bagiku, yang terpenting Oppa selalu menyempatkan waktumu untukku meskipun Oppa sangat sibuk dengan pekerjaanmu. Dan…. Oppa adalah pria yang setia pada kekasihnya. Aku percaya itu.” ucapnya, masih dengan tawanya.
Sungguh!! Aku ingin sekali segera menjadikannya sebagai milikku sepenuhnya. Ji Yeon, ku mohon jangan pernah berubah pikiran dan berpaling pada lelaki lain. Aku mencintaimu.
Yesung pov end.
Minho pov
Hari ini rasanya aku sedikit bersemangat. Semalam aku cukup senang bisa kembali mendengar suara gadis yang dua tahun terakhir ini mendadak hilang dari hidupku. Bodohnya aku! Aku sama sekali tidak berbuat apa-apa hanya untuk sekedar mencari keberadaannya dan melihat langsung keadaannya seperti apa. Apa dia baik-baik saja sekarang?
“Gomawo.” Ucapku pada Soojung yang tengah menikmati musik lewat earphone yang tersambung dengan ponselnya.
“Hah?” sahut Soojung menoleh ke arahku dengan tatapan polosnya.
Ia sepertinya heran, tidak biasanya aku mengajaknya berbicara. Selama sekitar setahun terakhir ini dia tinggal di apartementku, berangkat ke kantor bersama dan terkadang pulang ke apartement bersama. Aku tidak pernah mengajaknya berbicara.
“Oppa, kau mengajakku bicara?” sepasang mata tajamnya membulat nyaris sempurna seraya mencabut airphone yang menyumpal kedua lubang telinganya.
“Di dalam mobilku ini hanya ada kau dan aku. Kau mengira dirimu hantu?” ketusku dingin.
Aku mendengar Soojung terkekeh pelan.
“Arraseo. Aku mendengar ucapanmu dengan baik, Oppa. Tapi.. kau berterima kasih untuk apa padaku?”
“Untuk semuanya. Dan.. atas nomor ponsel Ji Yeon.”
“Oppa sudah mencoba menghubunginya? Bagaimana tanggapannya? Apakah dia senang? Lalu, kapan kalian bisa bertemu?” tanyanya beruntun dan antusias.
“Semalam aku menghubunginya.” Aku menghela nafasku sesaat. “Tertawalah dari sekarang!!” titahku pada Soojung sebelum aku melanjutkan ceritaku.
“Apa yang harusku tertawakan? Kau tidak sedang melucu, Oppa..” Soojung kembali terkekeh pelan.
“Dia mengangkat teleponnya. Aku mendadak bodoh ketika itu karena tak banyak kata yang bisa ku katakan padanya.” Ungkapku sebenarnya.
Tidak ada tawa Soojung yang meledak seperti apa yang ku perkirakan. Soojung malah terdiam. Aku menoleh sekilas padanya. Dia tampak berpikir dengan heran.
“Semalam Oppa menghubunginya. Semalam kau mabuk.”
Aku tersenyum dalam hati. Gadis menyebalkan ini punya daya ingat yang tinggi.
“Aku tidak sepenuhnya mabuk. Aku masih bisa mendengarkan apa saja yang kau katakan padaku semalam.”
“MWO??” dia berteriak tidak terlalu keras. “Jadi, semalam Oppa pura-pura terlihat mabuk dan tertidur? Begitu?”
“Ne.”
“Pantas saja Oppa tidak mengingau semalam.” Gumamnya dan masih terdengar jelas olehku.
“Jadi, kau membohongiku?”
“Bohong tentang apa?”
“Kau bilang, kau tahu tentang Ji Yeon dan hubunganku dengannya dari Onew. Itu bohong kan?”
“Anniya!! Aku tidak sepenuhnya berbohong.” Elaknya.
“Semalam kau bilang…..”
“Arraseo arraseo!! Aku tahu Park Ji Yeon itu berawal dari igauan Oppa setiap kali kau mabuk. Kau sering mengingau ‘Park Ji Yeon saranghaeyeo’ ‘Park Ji Yeon, aku mencintaimu’ ‘Park Ji Yeon, aku menyesal.’ ‘Park Ji Yeon, aku sangat merindukanmu.’ ‘Ma’afkan aku karena telah mengecewakanmu’ dan banyak lagi. Kau selalu menyebut nama ‘Park Ji Yeon’. Dan… ketika aku membersihkan kamar Oppa beberapa bulan yang lalu, figura berisi foto ke dua orang tuamu tiba-tiba terjatuh dengan posisi tengkurap. Aku melihat foto seorang gadis cantik di balik foto ke dua orang tuamu dan aku melihat ada nama ‘Park Ji Yeon’ di lembar foto itu. Yaa.. akhirnya keesokan harinya aku bertanya tentang Park Ji Yeon dan hubungan kalian pada Onew Oppa.” Soojung membeberkan awal mula dia tahu tentang Park Ji Yeon dan hubungan kami.
Yaa.. aku percaya semua omongannya.
Satu hal yang sulit ku percaya dan agak memalukan. ‘Bagaimana mungkin aku sering mengingau nama ‘Park Ji Yeon’ ketika aku tak sadarkan diri?’
Aku menghela nafasku pasrah. Tidak peduli gadis menyebalkan ini akan menertawaiku setelah ini.
“Oppa masih mencintainya. Aku sangat mendukung hubungan kalian. Dia cantik dan dia adalah barista favotite ku di Coffee’s Shop langgananku.”
Aku tersenyum menang dalam hati. Soojung, gadis menyebalkan ini tidak menertawakanku sama sekali. Dia malah mendukungku untuk bersama gadis yang sering ku sebut namanya dalam igauanku. Ahh… Park Ji Yeon!! Rupanya kau sudah mencuri hati gadis menyebalkan ini juga.
Minho pov end.