Yesung pov.
Aku tersenyum bahagia memandang gadis cantikku yang tengah memejamkan mata sesuai permintaanku.
Ku raih ke dua tangannya dan meletakannya tepat di dada kiriku, jantung ku berdebar-debar setiap kali berada bersamanya.
“Terima kasih sudah mau menjadi kekasihku.” Ungkapku berterima kasih dengan tulus pada gadis cantik yang sudah ku kencani dua tahun terakhir ini. Beberapa bulan setelah gadisku ini menjadi karyawan di coffee’s shop yang ku dirikan hasil dari kerja kerasku. Gadis yang sudah mencuri perhatianku sejak pertama bertemu dengannya.
Ku lihat gadisku masih memejamkan matanya dan tersenyum, lalu perlahan membuka mata cantiknya yang tidak pernah bosan ku tatap lekat, membuatku semakin jatuh cinta padanya.
“Terima kasih karena Oppa memilihku menjadi kekasihmu.” Jawab gadis cantik ku ini. Ia tersenyum sangat cantik padaku.
“Aku percaya semua ini telah ditakdirkan, sayang.” Aku tersenyum lembut dan menarik tubuh gadisku ke dalam dekapan pelukanku.
Sudah tiga bulan terakhir ini, kami memutuskan untuk tinggal bersama di apartement yang telah ku beli jauh-jauh hari sebelum mengenal gadis cantik ku ini dan belum pernah ku tempati.
Yesung pov end
Ji Yeon pov
Aku memandang pria dewasa yang kini tengah memeluk ku dalam dekapannya di balik selimut tebal abu-abu yang menghangatkan tubuh kami sejak semalam.
Aku tersenyum bahagia. Aku bahagia memiliki pria dewasa ini. Kim Joong Woon! Anniya!! Pria dewasaku ini lebih senang dipanggil Yesung. Aku mencintainya? Tentu saja! Pria dewasa ini selalu mampu mengukir senyum dan tawa di wajahku setiap hari, sejak pertemuan kami dua tahun yang lalu. Dan beberapa bulan setelah perkenalan kami, kami semakin dekat dan pria dewasaku ini mengungkapkan perasaan cintanya padaku. Aku sangat bahagia.
Wajahnya yang masih terlihat sangat muda dan manis, meskipun usianya sudah menginjak 30 tahun dan aku tidak pernah merasa bosan untuk memandangnya. Dia sangat tampan dan polos ketika sedang tertidur lelap seperti saat ini.
Aku semakin merapatkan tubuhku padanya dan ku hirup aroma tubuhnya lewat lekuk lehernya. Ku cium lembut berkali-kali salah satu bagian tubuh sensitive pria dewasaku ini. Aku terkekeh pelan, ketika mendengar tawa pelan pria dewasa ku ini. Pria dewasa ku ini pasti merasa geli karena aksiku mencium lehernya.
“Aigoo.. Sayang, berhenti mencium leherku.” Pinta Yesung Oppa ketika aku masih memberikan banyak ciuman lembut di sekitar lehernya.
Aku ikut tertawa pelan dan terus mencium leher pria dewasaku ini tanpa henti. Aku merindukannya. Dua Minggu terakhir ini, pria dewasaku ini terlalu sibuk dengan pekerjaannya yang mengharuskannya pulang larut malam dan berangkat lebih pagi hingga mengurangi intensitas moment romantisme kami.
“Sayaaang….” ulang Yesung Oppa dengan suaranya yang menahan kantuk dan geli.
Aku masih terus tertawa pelan dan menghentikan aksi ciuman lembutku di sekitar leher pria dewasaku.
Aku mensejajarkan jarak wajahku dengan wajah pria dewasaku yang kini sudah membuka matanya yang terlihat menahan rasa kantuk.
Aku tersenyum menggoda pria dewasa ku seraya semakin membunuh jarak wajah kami dan aku mencium pria dewasa ku lebih dulu.
Aku memejamkan mataku seraya mulai mencium bibir bawah milik pria dewasaku dan menariknya lembut.
Ji Yeon pov end
