home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > New Apartement EXO

New Apartement EXO

Share:
Author : Amelkim94
Published : 16 Nov 2013, Updated : 26 Nov 2013
Cast : All member EXO, Kim Hye Eun (OC)
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |43061 Views |1 Loves
New Apartement EXO
CHAPTER 2 : New Apartement EXO Part 2

Keesokan malam harinya...

"Chen, bisakah tolong belikan kami snack? Ini sudah habis. Aku kurang banyak membelinya." Pinta Suho.

"Baiklah. Hyeong temenin yuk!" Ajak Chen ke Lay.

"Kemana?" Tanya Lay yang baru saja keluar dari kamar.

"Ke Supermarket."

"Oh kebetulan sekali! Aku juga mau beli sesuatu di supermarket depan apartement."

Pada tengah malam mereka akan pergi ke Supermarket, apartement sepi senyap.

"Hyeong mau beli apa?" Tanya Chen.

"Ada deh.. Ngomong-ngomong sepi sekali yah apartement ini?" Tanya Lay heran.

"Jelas saja sepi, orang sudah malam." Seru Chen.

"Haha iya! Kau takut?"

"Ani.."

 

Mereka terus berjalan hingga sampai di Lift.

"AC disini dingin sekali atau hawa nya saja yang tidak enak?" Gumam Lay.

"Biasa saja kok hyeong. Hmmm.. Mungkin kau sedang tak enak badan."

"Yah mungkin.."

 

Mereka sempat diam sesaat, lalu dari kaca lift Lay dapat melihat ada seorang yeoja berwajah pucat menunduk berdiri dibelakang mereka.

'Perasaan tadi tidak ada orang di lift ini selain kami.' gumamnya dalam hati.

Sampai akhirnya lift terbuka sampai di basement, Lay memberanikan diri menoleh ke belakang namun na'as tidak ada siapa-siapa di lift tersebut selain mereka berdua.

'Hah!! Yeoja itu...... Menghilang?!' Gumamnya dalam hati terkejut.

DEG!

Chen dapat melihat gelagat hyeongnya yang aneh itu.

"Hyeong kau kenapa?" Tanya Chen sambil menoleh kebelakang juga seperti Lay.

"Ahh! Gwaenchana.."

'Huft.. Cuma perasaanku saja mungkin..'

 

Tak berapa lama Lay tenang, ia tiba-tiba memberhentikan langkahnya karena dikejutkan kembali dengan melihat yeoja tersebut lewat dihadapannya dari kejauhan.

'Yeoja tadi! Kenapa sudah berada disana? Padahal tadi dia dibelakang kami!' Gumamnya dalam hati, kini wajah Lay sudah mulai pucat terlihat.

"Hyeong kau kenapa?" tanya Chen untuk yang kedua kalinya.

"Ayo palli keluar darisini!" Kata Lay menarik tangan Chen.

"Ya! Ada apa hyeong??"

Mereka mempercepat jalannya keluar apartemen.

"Hoshh hosh.. Ada apa sih hyeong??" Tanya Chen tergopoh-gopoh yang ditarik paksa oleh Lay.

"Tadi aku melihat seorang yeoja dilift!"

"Yeoja?? Orang hanya ada kita berdua di Lift."

"Berarti hanya aku yang diperlihatkan. Sungguh aku tadi melihat ada seorang yeoja dibelakangku! Bla bla bla" Chen melihat hyeongnya dengan ekspresi antara percaya dan tidak percaya mendengar ceritanya.

"Kau serius? Itu siapa??" Tanya Chen yang mulai merinding.

"Molla."

"Yasudah kita ke supermarket itu dulu baru kembali ke apartement melewati tangga darurat." Kata Chen menenangkan hyeongnya yang sudah pucat pasi itu.

"N.. Ne."

Ketika mereka sampai di Supermarket, mereka membeli snack dan barang-barang yang diperlukan. Lay membayar belanjaannya duluan ke kasir, sedangkan Chen masih sibuk membeli snack apa yang enak untuk hyeong-hyeongnya di apartement. Kemudian Lay menunggunya di Luar supermarket.

"Aneh! Aku tadi benar-benar melihat seorang yeoja, tak mungkin aku salah lihat. Hmmm..." Gumam Lay yang masih tak percaya dengan apa yang barusan ia lihat. Lalu ia menatap sekeliling daerah baru tempat tinggal mereka.

"Seram juga ya kalau sudah larut malam begini. Tidak seperti lingkungan di Dorm kami, sudah malam pun masih lumayan ramai.". Gumamnya lagi, kemudian ia tak sengaja membaca tulisan di kaca supermarket tersebut dan kemudian ia menatap arloji miliknya.

"Hmmm... Supermarket ini buka sampai jam 8 malam tapi, kenapa masih buka sampai jam segini? Padahal sekarang kan sudah jam dua malam. Apa mungkin karena satnight?" Gumamnya kembali sembari garuk-garuk kepala.

 

-Chen's Part-

Setelah Chen membeli keperluannya, ia lekas membawa barang-barang belanjaannya itu ke kasir. Lelaki yang nampak setengah abad itu satu persatu menghitung belanjaannya.

"Berapa total belanjaannya pak?"

Bapak-bapak itu hanya menunjuk harga yang tertera dilayar monitor tanpa bicara.

"Uhmmm segitu.."

Chen kemudian membayarnya, ketika ia menerima kembaliannya ia dapat merasakan tangan bapak-bapak itu amatlah dingin.

"Kamsahamnida.." Kata Chen, namun bapak-bapak itu diam membisu.

Setelah menunggu, akhirnya Chen keluar juga dengan belanjaan banyak sekali. Maklum ada 10 member+manajer yang suka makan, tak heran seisi supermarket diborong.

"Lama sekali kau! Sini biar kubantu bawakan. Kajja.." Keluh Lay.

"Hehehe mianhae.. Ehmm penjaga kasir itu aneh sekali. Ketika ku tanya total harganya ia hanya menunjuk harga yg tertera dilayar kasir. Ketika aku bilang terimakasih ia diam saja. Menunduk terus tak bicara dengan wajah pucat dan tangan dingin."

"Ooohhh.. Mungkin ia sedang tak enak badan dan sudah mengantuk." Ujar Lay mencoba berpikir positif.

Mereka menjejakan kakinya kembali ke apartement, tiba-tiba Chen merasakan ada seseorang yang mengikuti mereka.

"Hyeong kau merasa tidak ada yang mengikuti kita?" Tanya Chen. Lalu Lay menoleh kebelakang dan menjawab "Ani.."

"Mungkin hanya perasaanku saja." Gumam Chen dalam hati.

Mereka melanjutkan jalan lagi, namun sekali lagi Chen mendengar langkah kaki seseorang dibelakangnya.

 

'Tap Tap Tap'

 

"Kau dengar itu hyeong??" Tanya Chen meyakinkan.

"Mwoya?! Kau ini jangan membuat suasana mistis begitu ahh! Aku tak mendengar suara apapun!" Jawab Lay mulai geram.

"Aku sungguh benar-benar mendengarnya hyeong!" Kata Chen dengan penuh keyakinan.

"Yasudah.. Bergegaslah kita pulang."

Suara langkah kaki itu semakin cepat seiring mereka mempercepat langkahnya.

"Hyeong!! Aku mendengarnya semakin cepat pula langkah itu! Ottohkae?!" Tanya Chen mulai panik.

"Tapi aku tak mendengar suara apapun Chen! Sungguh!!"

 

'Tap Tap Tap'

 

"Tuh hyeong! Aku mendengarnya lagi!" Gusar Chen.

"Yasudah sekarang kita lari!!"

Mereka berdua lari sekuat mereka mampu dengan membawa banyak belanjaan ditangan. Hingga akhirnya mereka sampai didepan apartement dan bertemu petugas keamanan disana.

"Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya petugas keamanan itu.

"Hoshh.. hoshh.." Dera nafas mereka tergopoh-gopoh letih sekali.

"Kalian baru belanja disupermarket X? Bukankah itu sudah tutup dari jam 8 malam? Sekarang kan jam 2 malam."

"Iya.. Kami.. Hosh.. Hoshh.. Baru saja.. Kesana.." Jawab Lay terbata-bata.

"Ini minumlah dulu. Kulihat kalian letih sekali." Kata petugas keamanan itu menenangkan mereka dengan menyodorkan air minum.

Setelah mereka tenang Lay mencoba menjelaskan apa yang mereka alami.

"Jangan-jangan kalian diganggu oleh pemilik supermarket itu!" Seru petugas itu.

"Apa maksud anda??" Tanya Chen.

"Supermarket itu selalu tutup pukul 8 malam. Kalau lewat jam 8 malam masih buka, tak salah lagi pasti itu ulah pemilik supermarket yang sudah meninggal tiga tahun yang lalu." Terang si petugas.

"Mworago???" teriak Chen dan Lay serentak.

"Konon katanya pemilik supermarket itu amat mencintai supermarketnya, karena mendirikan supermarket itu bukanlah hal yang mudah mengingat dulunya ia adalah orang miskin. Namun setelah ia meninggal karena kecelakaan, supermarket itu jatuh ke anaknya. Tetapi, anaknya gagal dalam mengembangkan bisnis ayahnya dan punya banyak hutang disuatu bank. Karena tak sanggup membayar hutang, supermarket itu terancam disita. Oleh karenanya pemilik itu tidak tenang dan akan mengganggu daerah sekitarnya apabila tetap disita oleh pihak bank." Kata petugas itu menjelaskan.

"Astaga!! Berarti yang ku ajak bicara barusan......." Kata Chen terputus.

"Itu ulah sang pemilik yang membuat pandangan kalian melihat supermarket itu masih buka, padahal jika orang lain yang sudah tahu pasti akan melihatnya sudah tutup." Terang petugas itu kembali.

"Pantas saja aneh sekali orang itu!" Seru Chen.

"Lain kali jangan kesana lagi lebih dari jam 8." Kata petugas itu mengingatkan.

"Arasseo. Ayo kita pulang hyeong." ajak Lay.

"Ne, Kamsahamnida.." Seru mereka berdua ke petugas keamanan tersebut.

"Ne, hati-hati."

 

Ketika mereka akan menuju lift Lay mengingatkan.

"Chen jangan lewat lift lagi."

"Ohh iya! Lantas lewat tangga??" Tanya Chen.

"Ne"

"Kau lupa hyeong?! Ruangan kita kan di lantai 13, kau pikir mampu menaiki tangga??" Tanya Chen menyadarkan pikiran hyeongnya bahwa itu mustahil dilakukan.

"Ohh iya.."

"Jika kau niat, silahkan. Jangan salahkan aku jika besok pagi kau baru sampai." Terang Chen sedikit sinis agar hyeongnya mengurungkan niat untuk menggunakan tangga darurat.

"Baiklah kita naik lift." Jawab Lay mau tak mau.

Mereka menaiki Lift berdua. Chen menekan tombol lantai menuju tempat tinggal mereka. Tiba-tiba pintu lift terbuka di lantai 3 namun tidak ada satu orang pun diluar lift.

"Tidak ada orang.." Gumam Chen.

Lay mulai merinding. Lalu lift kembali berhenti dan terbuka tiba-tiba dilantai 5 dan 7. Namun tidak ada orang lagi hingga lift tertutup. Lay semakin merinding, tak tahu kenapa semakin tinggi lift naik semakin merinding.

"Lift ini selalu berhenti dilantai ganjil. Kau tahu kan lift baru akan terbuka jika ada orang yang menekan tombol diluar lift? Tapi, sedaritadi tidak pernah ada orang diluarnya. Bukankah ini aneh Chen??" Tanya Lay yang menganalisa sedaritadi.

"Ne. Tapi, jangan berpikir begitu ahh hyeong. Sedaritadi kita diikuti hal mistis terus!" Celoteh Chen.

"Itu hanya analisaku saja Chen, kita masih harus melewati enam lantai lagi dan masih ada tiga kali lagi lantai ganjil. Semoga saja tidak terjadi apa-apa." Firasat Lay benar-benar kuat saat ini.

Mereka harap-harap cemas semoga dilantai 9 tidak ada sesuatu yg terjadi.

 

DEG DEG DEG

 

Benar dugaan Lay, pintu lift terbuka dan ada seseorang masuk.

 

"Huuaaaaaaaaa!!!!"

"Ya! Kalian ini kenapa?? Sinting ya!" Tanya bapak-bapak itu marah. Untung saja hanya seorang bapak-bapak yang sedang mabuk masuk lift tersebut.

"Huuuft! Kukira siapa.." Kata Lay dan Chen lega.

"Siapa?? Huh!" Sewot bapak-bapak tersebut.

Lantai 11 telah mereka lewati.

"Aneh sekali, kenapa dilantai 11 tidak berhenti??" Gumam Chen.

Lalu pintu lift terbuka dilantai 12 dan bapak-bapak tersebut keluar. Ketika pintu akan tertutup rapat, tiba-tiba ada jari jemari pucat berkuku panjang yang mencoba membuka lift tersebut seraya berkata "tunggu dulu...." Dengan suara lirih yang benar-benar menyeramkan membuat Lay dan Chen terkejut.

"Chen cepat tekan kembali tombol tutup pintunya!!" Teriak Lay refleks.

"Ne!!" Chen menekan tombol tutup pintu itu berkali-kali agar tertutup.

"Tunggu aku....." Kata lirih hantu yeoja itu lagi.

"Kumohon jangan ganggu kami.." Pinta Chen dengan kaki gemetar hebat. Suara lirih perempuan itu pun semakin hilang karena pintu berhasil tertutup dan lift pun naik. Mereka masih belum bisa tenang karena mereka takut ketika lift lantai 13 terbuka ada hantu itu lagi.

"Chen.. Ka.. Kalau ada lagi.. cepat kau tutup dan biarkan langsung ke lantai selanjutnya." Terdengar nafas Lay tak menentu lagi.

"Ka.. Kalau dilantai selanjutnya ada la..gi gimana hyeong??" Tanya Chen gugup.

"Mo... Molla.."

Mereka berdua kini lagi dipuncak ketakutan, nafas terengah-engah, kaki gemetar, dan berkeringat dingin. Lift menunjukan lantai 13, Chen menelan ludah dan bersiap-siap.

"Bersiap-siap lah.." Kata Lay.

 

'TING!' (Bunyi Lift)

 

Dan pintu terbuka, alangkah terkejutnya mereka berdua bahwa kondisi aman-aman saja.

 

"Ayo cepat kita keluar!" Ajak Chen.

Mereka bergegas pergi, namun tiba-tiba kaki Lay tercekat tak bisa berjalan.

"Chen!! Chakkaman!!!"

"Waeyo hyeong??" Tanya Chen terkejut.

"Kaki kiriku tak dapat berjalan!" Seru Lay panik.

Chen melihat ke kaki kirinya Lay dan ia mendapati hantu yeoja dengan rambut panjang berantakan menutupi wajahnya, berwajah pucat, dengan mata melotot, berbaju putih memegang kaki Lay.

"A.. Ada ap..a dibawah sa..na Chen??!" Tanya Lay yang benar-benar panik ketika melihat raut syok wajah Chen.

"I... I... I..."

"ADA APA CHEN??!" tanya Lay dengan nada meninggi.

"Kau sung..guh ti..dak dapat me..lihatnya hyeong??" Tanya Chen terbata-bata.

"Ani... Kulihat tidak ada apa-apa. Sungguh! A.. Ada apa memang..nya chen??" Tanya Lay gemetar hebat, Chen dapat melihat hantu tersebut namun Lay tidak diperlihatkan.

"Dibawah sana.. A.. Ada yeoja yang kau mak..sud!" Jawab Chen gemetar hebat.

"Jinjja?? Ya Tuhan.... Kumohon jangan ganggu kami. Apa salah kami??" Lirih Lay.

Tiba-tiba tangan hantu tersebut menarik kaki Lay kuat dan membuat Lay terjatuh, sontak mereka berdua paniknya bukan main.

"Chen!!!" Teriak Lay yang dirinya mulai diseret hantu tersebut.

"Hyeong!!!" seru Chen.

"Tolong akuuu!!"

Chen menarik tangan Lay kuat-kuat, dan Lay pun memaksakan dirinya agar terlepas.

"Kumohooon lepaskan akuuu!" Lirih Lay dengan raut putus asa.

"Tarikannya kuat se.. kalih.." Keluh Chen.

"Ya Tuhan.."

Mereka dengan sekuat tenaga berusaha dan akhirnya berhasil lolos dari jeratan hantu tersebut. Mereka berlari menuju tempat tinggal mereka.

 

'DOOOR!!! DOOOR!!! DOOOR!!! BUKA HYEONG!!!' Mereka dengan paniknya minta bukakan pintu.

"Mereka berisik sekali sih.." Kata Kriss yang cepat-cepat membukakan pintu untuk mereka.

'CKLEK!'

"Ayo masuk hyeong! Cepat tutup pintunya kembali!!" Seru Chen.

"Ne."

'BRAAAK!!'

"Lama sekali sih hyeong!! Hoshh hoshhh...." Kata Chen kesal terhadap Kriss.

"Memangnya kalian kenapa??" Tanya Kriss bingung.

"Mana belanjaannya?" Tanya Suho yang ikut nimbrung.

Suho dan Kris melihat mereka bingung. Mereka amat pucat, lelah, berkeringat hebat, gemetar, dan berantakan sekali.

"Kali..an tak akan perca..ya dengan... Hosh hosh hosh"

"Ayo sebaiknya kalian duduk diruang keluarga dulu, baru bercerita. Pucat sekali kalian seperti melihat hantu saja! Tunggu akan kuambilkan minum. " Kata Suho layaknya eomma.

"Tao bantu papah Chen." Suruh Kriss ke Tao.

"Oh! Ne.."

-Diruang tamu Exo-

"Ceritakan ada apa sebenarnya, setelah kalian tenang." Kata Suho sembari memberi minum mereka.

"Lho mana belanjaannya??" Tanya Sehun polos.

"Ssst! Sehunnie sinih dengarkan.." kata Luhan yg ingin mendengarkan apa yang terjadi.

"Ne, hyeong." Kata Sehun yang langsung duduk manis menuruti Hyeong kesayangannya itu.

"Ada apa sih??" Tanya Baekhyun yg diikuti oleh Chanyeol.

"Mana belanjaannya? Aku lapar nih.." Dengan tak berdosanya Kai berucap.

"Ada apa ini?" Tanya D.O.

"Memangnya ada apa Tao?" Tanya Xiumin.

Semua member sudah berkumpul dengan ekspresi bertanya-tanya. Setelah mereka berdua tenang, Lay membuka pembicaraan.

"Sebaiknya kita jangan tinggal disini!"

"Wae?" Tanya Suho pelan2.

"Karena.... Karena.... Apartement ini angker."

"Angker??" Kata para member serempak.

"Apa yang kalian alami sampai bisa berkata seperti itu?" Tanya D.O. Lay dan Chen akhirnya menceritakan semua kejadian yang mereka alami.

"Astaga! Pantas saja kalian begitu pucat seperti ini!" Kata Chanyeol antusias.

"Seram juga yah sampai kaki Lay ditarik. Aku takut Yeollie~" Kata Baekhyun.

"Kita harus pindah!" Kata Chen tegas.

"Tapi, tidak semudah itu Chen.. Kita baru saja sampai hari ini" kata Kriss.

"Hyeong benar." Kata Suho.

"Tapi, bagaimana jika hantu itu mengganggu kita?" Tanya Sehun.

"Hmmm... Kita tunggu seminggu. Jika hantu itu mengganggu, aku akan ajukan pemindahan ke presedir Lee Soo Man." Jawab Suho.

"Hyeong tapi, selama seminggu ini jika hantu itu jahat dan sampai mengancam nyawa kami bagaimana??" Tanya Xiumin.

"Dengarkan aku! Kita ini ber-12! Kita ini saudara yg kuat! Jadi satu sama lain harus dapat saling menjaga, saling menolong, dan saling peduli. Aku percaya jika kita saling menyatukan kekuatan persaudaraan itu, apa yg perlu ditakuti? Kita bisa hadapi bersama karena kita ini we are one! We are EXO!" Kata Suho mendoktrin member-membernya.

"Benar! Aku sangat setuju dengan leader Suho! Siapa yg setuju angkat tangan?" Seru Kris sembari angkat tangan.

Suho mengangkat tangannya dengan mata berbinar2. Sempat diam sesaat, namun ikut D.O angkat tangan, di ikuti dengan Tao, Xiumin, Baekhyun, Chanyeol, Luhan, Sehun, Kai.

"Lay dan Chen kalian tidak angkat tangan?" Tanya Kris.

"Aku tahu kalian yang sudah merasakan langsung pasti sangat trauma tapi, jika kita bersatu.. Pasti kita bisa menghadapinya!" Bujuk Suho.

"Jaebal.. Ikutlah.." Bujuk semua member.

Lay dan Chen saling pandang, dan akhirnya setuju.

 

Mereka semua memang Grup yang kompak.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK