Hari ini Luna ke Hotel, dia duduk-duduk di ruang tunggu. Saat dia melihat-lihat kepada setiap orang yang berlalu lalang dihadapannya. Ada dua orang Ahjussi yang membicarakan kakaknya.
“Presdir Hotel ini sangat tegar ya”Kata Ahjussi yang tinggi.
“Nde, dia harus menjadi pemimpin di sini dan juga dirumah. Pasti sangat sulit”Jawab Ahjussi yang satunya.
“Pasti dia melupakan masalah pribadi seperti cinta”Balas Ahjussi yang tinggi.
Mereka pun tertawa melewati Luna. Sementara Luna berpikir.
Benar juga, sebenarnya aku tak tega dengan Seung Hyun Oppa. Kata Luna dalam hati.
Handphone Luna berbunyi, sebuah pesan dari Kris. Setelah membacanya, Luna tertawa. Tanpa sadar, ternyata ada Seung Hyun yang kebetulan lewat dan melihatnya. Setelah itu Luna bergegas pergi.
Luna pergi ke Gedung Club Rap. Disana Kris sedang menunggu Luna sambil memegangi bola basket.
“Kajja”Kata Luna.
“Apa kau tidak ingin istirahat dulu? Kau baru sampai”Jawab Kris.
“Tak apa”Balas Luna.
Mereka berdua bermain basket. Tampak keceriaan di wajah Luna dan Kris.
“Bisa-bisanya kau mengingat kejadian saat aku terpeleset bola basket?”Tanya Luna.
“Itu sangat lucu, tapi kau malah menangis saat itu”Jawab Kris.
“Oppa, kau tidak boleh mengirimiku pesan soal itu lagi. Aku malu”Balas Luna.
“Oke, oke”Jawab Kris.
Mereka bermain hingga sore hari. Ketika Luna ingin pulang, Luhan baru sampai.
“Kau mau pulang? Mau ku antar?”Tanya Luhan.
“Tidak perlu, kau kan baru datang. Aku bisa pulang sendiri”Jawab Luna alu mengusap keringat di dahinya.
“Baiklah, hati-hati”Kata Luhan.
Luna pun pulang dengan Taxi. Dirumah, ia sangat kaget melihat Seung Hyun sudah dirumah, padahal matahari belum tenggelam.
“Dari mana saja kau?”Tanya Seung Hyun dengan wajah serius.
“Bermain dengan teman”Jawab Luna lalu ingin masuk kekamar.
“Teman? Sejak kapan ia kembali?”Tanya Seung Hyun.
Luna menghentikan langkahnya.
“Kutanya sejak kapan dia kembali?”Tanya Seung Hyun dengan meninggikan suaranya.
“Mwo?”Kata Luna.
“Aku melihatmu tertawa tadi di ruang tunggu Hotel. Sangat aneh, tapi aku menyadari sesuatu. Dan aku membuntutimu. Ternyata aku benar, anak itu sudah kembali”Jawab Seung Hyun.
“Anak itu? Dia adikmu dan kakakku”Balas Luna.
“Kalau dia adikku, kenapa tidak mematuhiku. Kenapa dia pulang sebelum kusuruh?”Jawab Seung Hyun.
“Kris pulang karena dia harus pulang. Dia bukan anak kecil yang bisa kau suruh menunggu”Balas Luna.
“Kenapa kau terus membelanya?”Tanya Seung Hyun.
“Apa kau mau aku mengirimnya lebih jauh lagi?”Lanjut Seung Hyun emosi.
“Apa kau mau terus seperti ini?”Tanya Luna menangis.
Luna mengambil fotonya bersama Seung Hyun dan Kris lalu membantingnya ke lantai.
“Apa menjadi seperti ini?”Kata Luna lagi.
Seung Hyun kaget melihat yang dilakukan adiknya.
“Jika kau terus membantahku, kau pergi saja”Balas Seung Hyun.
Luna terluka mendengar ucapan Kakaknya. Dia tak menjawab, masuk kekamar dan mulai memasukkan pakaiannya kedalam tas ranselnya. Sementra Seung Hyun masih emosi di luar. Kemudian Luna keluar kamar sambil membawa tas ranselnya, dengan terisak.
“Apa kau tidak perduli denganku?”Bentak Seung Hyun.
“Kau bahkan tak tahu apa aku perduli atau tidak denganmu”Jawab Luna lalu pergi dari rumah.
Setelah Luna pergi, Seung Hyun tak kuat lagi menahan kesedihannya hingga terduduk di sofa. Luna pergi ke tempat Kris, disana masih ada Luhan. Luna datang sambil menangis, membuat Kris sangat khawatir.
“Oppaa….”Kata Luna.
“Luna kau kenapa?”Tanya Kris lalu mengusap air matanya.
Luna tak menjawab malah terisak.
“Apa kau bertengkar dengan Presdir? Kenapa kau membawa ransel?”Tanya Luhan tak tega.
“Oppa menyuruhku pergi, jadi aku pergi”Jawab Luna lalu menangis lagi.
“Kenapa kau meninggalkannya? Dia hanya emosi. Kau tak boleh meninggalkannya”Kata Kris.
“Aku hanya membelamu Kris”Jawab Luna.
“Lalu kau mau tidur dimana? Aku tak akan mengizinkanmu tidur disini”Balas Kris.
“Aku tak perduli”Balas Luna.
“Sebaiknya kalian menginap di Apartementku”Usul Luhan.
“Tidak, Luna, kau harus kembali ke rumah”Jawab Kris.
“Oppa, aku tidak mau”Balas Luna sambil terus menangis.
“Jika Luna pulang pun, Presdir masih emosi. Tidak akan menjadi lebih baik”Kata Luhan.
Kris berpikir sejenak.
“Demi adikmu, bukan perasaan bersalahmu”Lanjut Luhan.
“Baiklah, tapi kau harus berhenti menangis”Kata Kris.
Kris mengambil Tasnya dan mereka pun melaju ke Apartement Luhan.Di mobil, terdengar lagu milik JIN berjudul Gone, dari radio.
Gieogi meomuldagan geu jalie
Son kkeut-e nam-aissneun ongiedo
Niga issda issda
Neoui hyang-gi neoui eolgul
Jebal nal bwa nal bwabwa nal bwabwa
Na ileohge neol neukkyeo neol neukkyeo neol neukkyeo
Aesseo jab-eun maltu aesseo jab-eun miso
Aesseo jab-eun neonde
Uri hamkke issdeon geu gong-gan-e
Naega neol dalm-agadeon geu sungan-e
Bis-sog-eul geunyang geol-eodo neomu joh-assdeon
Niga eobsda niga eobsda
Eotteohge na honjaseo neol jiugo sal-a
Hamkke geol-eogadeon geu sigan-e
Geuleohge mandeul-eogadeon
Chueogkkajido milyeonkkajido meomun jalie
Nan seo issda neomu geuliwo
Mendengar lagu itu, Luna menitikan air matanya lagi. Kris yang menyadari hal itu lalu mematikan radio. Membuat suasana menjadi hening.
Sesampainnya di Apartement Luhan,
“Kau pastikan dia tidur nyenyak, aku akan menemui Presdir dulu. Pasti dia sedang kacau sekarang”Kata Luhan.
“Kau harus hibur dia”Pinta Kris.
Setelah Luhan pergi, Kris masuk ke dalam Apartement. Kris menghampiri Luna yang duduk disofa dan duduk dihadapannya.
“Mianhae, sudah membuat keadaan menjadi seperti ini”Kata Kris.
“Berhenti berkata seolah ini salahmu. Ini bukan kesalahanmu lagi”Jawab Luna.
“Aku akan menemui Hyung”Balas Kris.
“Lalu, kau ingin dia mengirimmu ke tempat yang lebih jauh?”Tanya Luna.
“Dia tak akan bisa mengirimku kemana-mana lagi. Aku tak bisa melihatmu menangis seperti tadi”Jawab Kris.
“Oppa…”
“Sekarang kau tidur saja. Aku masih menunggu Luhan kembali”Kata Kris.
Lalu Kris mencium kening Luna.
“Good Night, Have a nice dream”Kata Kris.
Kris memperhatikan adiknya yang masuk ke kamar tamu.
Bahkan, melihatmu menangis seperti kehilangan jiwaku. Kali ini, aku tak bisa membiarkanmu menangis lagi. Aku janji. Kata Kris dalam hati.