Luna menghapus keringat di dahi Luhan dengan tissue.
“Gomawo Moonnie”Kata Luhan lalu memberikan satu kecupan di pipi kanan Luna.
Luna tersenyum.
“Apa kau haus?”Tanya Luna.
“Sedikit”Jawab Luhan.
“Aku ingin membuatkanmu sesuatu”Balas Luna lalu menggandeng tangan Luhan menuju dapur.
Luna mengeluarkan apa saja yang ia beli di minimarket tadi.
“Aku tadi membeli ini”Kata Luna.
“Apa ini?”Tanya Luhan bingung.
“Kau ini. Kau suka meminumnya tapi tidak tahu. Ini bahan-bahan untuk membuat bubble tea”Jawab Luna.
“Kau ingin membuatkanku Bubble Tea?”Tanya Luhan dengan semangat.
Luna mengangguk.
“Tapi berbeda dengan yang biasa kau minum”Jawab Luna.
“Wae?”Tanya Luhan.
“Bukan hanya Bubble Tea, tapi Bubble Milk Tea”Jawab Luna.
Luna membuatkan Bubble Milk Tea pertamanya untuk Luhan. Luna tampak sangat berpengalaman membuatnya, padahal baru kali ini ia membuatnya. Sebelumnya hanya melihat cara pembuatannya di Youtube.
“Ternyata kau bisa membuatnya. Kalau begitu aku tidak usah membeli di Ahjumma lagi”Kata Luhan.
“Aku tak tahu rasanya enak atau tidak. Baru kali ini aku membuatnya”Jawab Luna.
“Jadi ini yang pertama? Dan untukku? Aigoo.. aku semakin mencintaimu Moonnie”Balas Luhan dengan manja.
“Tak perlu berlebihan seperti itu Hannie”Jawab Luna, kemudian ia tertawa.
Setelah selesai, Luhan segera mencobanya.
“Bagaimana?”Tanya Luna dengan penuh harap.
Luhan mengerutkan keningnya.
“Tidak enak pun aku akan tetap meminumnya. Tapi ini benar-benar sangat enak”Jawab Luhan.
“Jinjjayo?”Tanya Luna tak percaya.
Luhan mengangguk dengan yakin. Lalu ia cemberut.
“Wae?”Luna heran.
“Ini kan yang pertama. Aku ingin mengawetkannya dan menyimpanya”Jawab Luhan.
“Ya! Aku membuatkanmu untuk kau minum”Balas Luna.
Luhan tersenyum.
“Dalam satu menit pun aku bisa menghabiskan ini, My Lovely Bubble Milk Tea”Jawab Luhan.
“Mwo?”Tanya Luna.
“Karena yang membuatkan itu dirimu, aku menamainya Lovely Bubble Milk Tea. Kau tidak boleh membuatkannya untuk orang lain tanpa seizinku”Kata Luhan.
“Neee…. Arasseooooo”Balas Luna.
“Kalau begitu, aku akan meminum ini sambil mengerjakan tugas kantorku”Jawab Luhan.
Luhan mengambil Laptopnya, dan duduk di ruang keluarga dengan Luna duduk disampingnya. Luna menyalakan televisi, agar lebih ramai. Sesekali Luna melihat yang Luhan ketik, walaupun ia tak mengerti apa yang sedang Luhan ketik.
“Omooo”Kata Luhan sambil memegangi perutnya.
“Wae? Gwenchanayo?”Tanya Luna khawatir.
“Aku sakit perut. Aku ke toilet dulu”Jawab Luhan lalu berlari secepat kilat, Luna menggelengkan kepalanya.
Luna penasaran dengan Laptop Luhan.
Apa ia menyimpan sesuatu di Laptopnya? Apa ia menyimpan fotoku? Kata Luna dalam hati.
Kemudian ia mengambil Laptopnya, dan mulai mengutak-atik.
“Dia menjadikan fotoku sebagai wallpaper”Gumam Luna yang melihat ada dirinya di layar Laptop.
Luna menemukan sebuah folder dengan nama Moonnie, kemudian membukanya. Terdapat banyak foto Luna dan foto mereka berdua disana. Tapi masih ada satu folder yang bernama “For You”. Luna pun juga membukanya. Isinya ada dua video. Luna melihat ke arah kamar mandi, belum ada tanda-tanda jika Luhan akan keluar. Lalu Luna memutar video itu.
Luna tertawa, ternyata itu video Luhan yang sedang bernyanyi dengan bermain gitar, yang satunya lagi bernyanyi sambil bermain piano. Luna tak hentinya tertawa.
“Suaranya merdu. Tapi apakah ia membuat video dan menyanyikannya untukku?”Gumam Luna.
Lalu Luhan keluar kamar mandi. Luna menahan tawanya, lalu mulai bernyanyi untuk menggoda Luhan.
“You're beautiful, cham gwenchanji anhni uri dul, maennal ireokke ddo sangsangeul hae
You’ll be with me with me”Luna bernyanyi.
Luhan yang melihat Laptopnya di pangkuan Luna dan mendengarkan Luna bernyanyi, ia menyadari sesuatu. Dengan secepat mungkin mengambil alih Laptopnya.
“Ya! Apa yang kau lihat?”Tanya Luhan sambil memeriksa Laptopnya.
“Hanya melihat folder Moonnie”Jawab Luna polos.
“Semuanya?”Tanya Luhan.
Luna mengangguk dan tertawa.
“Aigooo”Kata Luhan melihat Luna yang tertawa seperti itu.
Luna tak berhenti tertawa.
“Ya! Kau menertawakanku?”Tanya Luhan lalu menaruh Laptopnya di meja.
“Kau sangat lucu. Apa itu kau buat untukku?”Tanya Luna.
“Tadinya aku ingin bernyanyi didepanmu. Tapi aku tak berani, jadi aku membuatnya. Untuk menyatakan perasaanku”Jawab Luhan.
Tawa Luna semakin menjadi.
“Ya! Jangan tertawa. Terima balasanku”Kata Luhan lalu mengelitiki Luna.
“Hannie… Kau lucu sekali… ya! Stop…”Balas Luna.
“Stop Hannie…”Kata Luna yang terus dikelitiki Luhan.
“Berhenti tertawa dulu”Jawab Luhan.
“Ani, tidak bisa”Balas Luna lalu ia mneghindar dengan bergeser.
Tapi tidak berhasil karena Luhan terus mengelitikinya. Sampai Luna berhenti di pojok sofa.
“Aku punya cara lain untuk menhentikanmu”Kata Luhan.
Lalu ia mengunci posisi Luna dengan kedua tangannya. Luhan mendekatkan wajahnya dan menatap Luna dengan dalam. Tawa Luna berkurang, semakin berkurang dan berhenti.
“Hannie”Panggil Luna.
Luhan tak menjawab, ia memajukan wajahnya lebih dekat lagi dengan wajah Luna. Luna memundurkan kepalanya hingga menyentuh sofa. Luhan mendekatkan wajahnya lagi, Luna tak bisa menjauhkan kepalanya lagi jadi ia mengedip-ngedipkan matanya karena salah tingkah.
“Ya!”Kata Luna.
Luhan memejamkan matanya dan mendekatkan wajahnya lagi dan mencium Luna dengan lembut. Luna mulai memejamkan matanya. Mereka larut dalam kelembutan dan kehangatan yang terasa, tanpa ada yang menganggu.
Luhan melepas kecupannya itu, Luna membuka mata dan ia semakin salah tingkah begitu pun Luhan. Luhan menggaruk-garuk kepalanya, sementara pandangan Luna melihat ke lain arah agar tak terlihat Luhan kalau mungkin pipinya benar-benar menyala saat ini.
Hening sesaat,
“Apa kau ingin tidur? Sekarang sudah pukul 10”Kata Luhan membuka suara.
“Nde? Oh, Ne”Jawab Luna.
Luna berdiri dan bergegas ke kamar.
“Moonnie”Panggil Luhan, langkah Luna terhenti saat membuka pintu kamar.
Luhan menghampiri Luna dan mengecup kening Luna.
“Have a nice dream”Kata Luhan.
“Good Night”Jawab Luna lalu segera masuk ke kamar.
Di balik pintu Luna meluapkan senyumannya. Ia tersenyum sambil memegangi bibirnya. Di balik pintu luar, Luhan juga tersenyum.
Dia sangat lucu ketika sedang malu. Gumam Luhan dalam hati.
“Saranghe Moonnie”Kata Luhan berbisik.
“I love you Hannie”Kata Luna dari balik pintu kamarnya.
Mereka berdiri terus di balik pintu. Hanya terpisah pintu kamar tempat mereka berdiri. Senyuman mengembang di bibir mereka. Luhan yang sangat romantis, membuat Luna menjadi semakin merah merona. Tanpa sebuah kata, Luhan membuat Luna terpaku, tersipu, dan salah tingkah. Cinta pertama yang Luhan berikan tidak akan bunga anggrek yang ia berikan pada Luna. Bunga anggrek yang telah layu dan tetap berada di meja di samping tempat tidur Luna, tidak seperti cinta keduanya yang akan selalu merekah.
Keesokan paginya, Luna keluar kamar. Ia melihat Luhan yang tertidur di sofa dengan selimut yang menutupinya.
“Aigoo… kenapa ia tidur disini”Gumam Luna lalu menghampiri Luhan.
Luna berlutut di lantai lalu membelai rambut cokelat Luhan.
“Hannie…”Panggil Luna.
“Come on wake up”Kata Luna lagi.
Luhan mengerutkan keningnya.
“Jam berapa ini?”Tanyanya dengan mata yang masih terpejam.
“Jam 7. Ya! Kenapa kau tidur disini? Kau akan kedinginan”Jawab Luna lalu menarik selimut hingga menutupi leher Luhan.
Luhan membuka matanya.
“Aku ketiduran”Jawab Luhan lalu ia bangkit dan duduk.
“Tapi kau akan kedinginan jika tidur disini”Balas Luna.
Luhan memeluk Luna dengan selimut yang masih melingkari tubuh Luhan.
“Jangan tidur di sofa lagi, arajji?”Lanjut Luna.
Luhan mengangguk. Luna membalas pelukan Luhan. Handphone Luhan berdering.
“Aigooo… pagi-pagi sudah menelepon”Gumam Luhan.
Lalu ia mengangkat telepon.
“Yeoboseyo”Kata Luhan.
“Mwo? Apa tidak bisa yang lain?”Lanjutnya.
Luna yang masih dipelukan Luhan memainkan rambut Luhan.
“Arasseo”Kata Luhan lalu menutup telepon.
“Wae?”Tanya Luna.
Luhan melepas pelukannya dan menatap Luna.
“Aku harus ke Hotel sekarang. Mianhae Moonnie”Kata Luhan.
“Ne, tidak apa-apa. Cepat kau mandi dulu”Jawab Luna.
Luhan bergegas ke kamar tamu dan segera mandi.
“Kalau ku buatkan sarapan, tidak akan cukup waktunya. Sebaiknya kubuatkan sandwich”Gumam Luna.
Lalu ia menuju dapur untuk membuatkan Sandwich untuk Luhan. Dua Sandwich untuk Luhan makan dan dua lagi untuk bekal Luhan. Luna juga membuatkan Hot Chocolate. Tak lama kemudian Luhan keluar dengan membawa Jas dan tas jinjingnya.
“Kau makan ini dulu”Kata Luna sambil menyodorkan piring berisi dua Sandwich.
“Ne”Jawab Luhan lalu mengambil satu dan melahapnya.
“Kau tidak makan?”Tanya Luhan sambil mengunyah.
“Nanti saja”Jawab Luna.
“Yasudah satunya untukmu”Balas Luhan.
“Ani, aku bisa masak nanti. Untukmu saja, habiskan”Jawab Luna.
Luhan pun memakan Sandwich yang satunya lagi. Luna menaruh piring di meja, mengambil Hot Chocolate dan memberikannya pada Luhan.
“Gomawo”Kata Luhan.
Luna mengangguk dan tersenyum.
Luhan menaruh cangkirnya di meja. Luna merapikan dasi yang melingkari kerah kemeja Luhan.
“Aku tidak akan lama”Kata Luhan.
“Padahal aku ingin terus bersamamu. Mianhae”Lanjut Luhan.
“Aniyo, ini kan pekerjaanmu. Aku tidak-apa-apa Hannie”Jawab Luna.
“Baiklah, aku berangkat. Hati-hati dirumah”Kata Luhan lalu mencium kening Luna.
“Ne, kau juga hati-hati. Selamat bekerja”Balas Luna sambil melambaikan tangan.
Luna menghabiskan waktu sendiri dirumah dengan nonton TV, membaca majalah dan membersihkan rumah. Lalu handphonenya berdering.
“Ne Oppa?”Kata Luna.
“Kau sedang apa?”Tanya Kris.
“Menonton TV”Jawab Luna.
“Kau sudah makan?”Tanya Kris.
“Sudah. Bagaimana denganmu dan Seung Hyun Oppa?”Balas Luna.
“Kami baru saja selesai makan. Kau masih bersama Luhan?”Tanya Kris.
“Ani”Jawab Luna.
“Kemana dia? Aku dan Hyung kan memintanya untuk menemanimu”Balas Kris.
“Ya! Dia ke Hotel. Tadi ada yang menghubunginya kalau dia harus segara kesana. Mungkin ada hal penting. Tapi dia bilang tidak akan lama”Jawab Luna.
“Ah, Arasseo. Lalu kau melakukan apa saja dengannya dirumah?”Tanya Kris semangat.
“Apa maksud pertanyaanmu?”Tanya Luna.
“Ya! Kenapa kau selalu sensitive jika aku bertanya seperti itu. Jangan-jangan…”
“Ya! Jangan-jangan apa? Awas kau, kalau pulang aku akan menyerangmu”Ancam Luna.
“Just kidding baby”Jawab Kris.
“Cepat pulang Oppaaa”Rengek Luna.
“Nanti malam kami sampai dirumah”Jawab Kris.
“Ne”Balas Luna.
“Be carefull baby”Jawab Kris.
Telepon terputus.
Luna melanjutkan aktivitas membosankannya dirumah sampai matahari tenggelam. Tiba-tiba bel rumah berbunyi, Luna membuka pintu.