home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > My Heart, My Lungs And My Love

My Heart, My Lungs And My Love

Share:
Author : IkaaWulandari
Published : 11 Nov 2013, Updated : 26 Apr 2017
Cast : Kris EXO, Choi Seung Hyun a.k.a TOP BigBang, Choi Luna (OC) , Luhan EXO
Tags :
Status : Complete
3 Subscribes |268014 Views |28 Loves
My Heart, My Lungs And My Love
CHAPTER 24 : Two Days With My Love

Sinar matahari pagi menusuk masuk ke dalam kamar Luna ketika tirai jendela dibuka. Udara pagi yang segar juga terasa sejuk saat dihirup. Saat ini sudah pukul 08:00.

“Apa mereka sudah berangkat? Tidak biasanya mereka tak membangunkanku”Gumam Luna sambil membereskan selimutnya.

Setelah itu ia bergegas ke kamar mandi untuk segera mandi. Sekitar 20 menit ia telah selesai dan keluar kamar menuju ruang keluarga untuk menemukan Oppanya.

“Omo…”Kata Luna terkejut.

“Kau sudah bangun?”Tanya seorang pria yang sedang duduk di ruang keluarga dan bukan kedua Oppanya itu.

“Hannie… Sedang apa kau disini? Oppa mana?”Tanya Luna.

Luhan menutup Koran yang ia baca, berdiri dan memberikan pelukan selamat pagi pada Luna.

“Oppamu pergi ke Gwangju selama dua hari karena harus ada yang dikerjakan disana. Mereka memintaku untuk menemanimu selama mereka pergi”Jawab Luhan.

“Mereka berdua? Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?”Balas Luna lalu menuju dapur untuk mengambil segelas air.

“Kris Hyungnim mendadak dapat kabar harus segera kesana. Namun, ia tidak bisa menyelesaikannya sendiri. Tadinya aku yang akan menemaninya. Tapi Seung Hyun Hyungnim memintaku untuk menemanimu saja dan ia yang pergi dengan Kris Hyungnim. Mereka berangkat pagi-pagi sekali, karena tidak tega membangunkanmu, makanya mereka langsung pergi. Nanti mereka menghubungimu”Jelas Luhan yang menghampiri Luna.

“Arasseo”Jawab Luna.

Lalu terdengar bunyi sesuatu dari perut Luhan.

“Kau lapar?”Tanya Luna.

Luhan tersenyum malu,

“Ne, aku tidak akan makan sebelum kau bangun”Jawab Luhan.

“Kalau begitu, aku akan memasak untuk kita sarapan”Balas Luna.

“Aku akan membantumu”Jawab Luhan.

Luna tersenyum pada Luhan, kemudian ia mengambil bahan-bahan makanan yang ada di lemari es.

“Hannie… Tolong cuci sayurannya, aku akan mengurus yang lain”Kata Luna.

Luhan mengambil sayuran yang disiapkan Luna lalu mencucinya di watafel. Sementara Luna sedang memotong-motong kentang, tomat, dan bahan rempah lainnya.

“Sayurannya sudah ku cuci”Kata Luhan sambil menaruh kacang panjang dan buncis disamping Luna yang sedang memotong.

“Ne”Jawab Luna lalu mulai memotong-motong sayuran itu.

“Lalu apalagi yang harus kulakukan?”Tanya Luhan.

“Ehmm…. Tolong ambilkan wajan itu dan minyak disana”Jawab Luna sambil sedikit melirik pada wajan yang tergantung dan minyak goreng yang ada didekatnya.

“Oke”Balas Luhan.

Luhan mengambilnya dan menaruhnya diatas kompor.

“Minyaknya seberapa banyak?”Tanya Luhan dengan botol minyak goreng ditangannya yang sudah siap menuangkan di atas wajan.

“Sedikit saja”Jawab Luna.

“Katakan stop”Balas Luhan yang sedang menuang minyak.

“Stop”Kata Luna.

Lalu Luna mulai menumis dan memasak air untuk untuk sup yang ia buat. Berikutnya mulai menumis untuk tumis daging yang juga ia akan buat. Luhan memperhatikan gerak-gerik kekasihnya yang sedang memasak itu, sambil sesekali mencium aroma menggoda dari masakan Luna.

“Aku tak sabar untuk memakannya”Kata Luhan.

“Tunggu sebentar lagi. Hannie, bisa tolong ambilkan mangkuk besar disana?”Tanya Luna sambil menunjuk ke tempat yang dimaksud.

“Ne”Jawab Luhan lalu mengambilkan mangkuk dan membawanya pada Luna.

Luna hendak mengangkat sup panasnya.

“Biar aku saja”Kata Luhan.

Luna mengangguk lalu berpindah posisi ke belakang Luhan. Luhan menuangkan sup itu ke mangkuk. Lalu membawanya ke meja makan. Luna masih dengan tumis dagingnya yang sudah matang dan menaruhnya di dua mangkuk kecil. Setelah itu ia mengambil nasi untuknya dan Luhan. Luhan menyiapkan sumpit dan minum di meja makan.

“Saatnya makan”Kata Luna yang kedua tangannya dipenuhi mangkuk-mangkuk itu.

Luhan mengambil alih mangkuk itu dan menaruhnya dimeja.

“Gomawo”Kata Luna lalu duduk.

Mereka bersiap sarapan, handphone Luna berdering.

“Yeoboseyo Oppa”Kata Luna.

“Ya! Kenapa kau tidak berpamitan padaku dulu?”Tanya Luna.

Luhan memperhatikan Luna.

“Ah, arasseo. Ne. Araaa”Kata Luna.

“Aku sedang sarapan bersamanya”Kata Luna lagi.

“Ya! Memangnya apa yang ingin kami lakukan? Aishh”Luna sedikit kesal.

“Kalian jangan lupa makan. Cepat selesaikan pekerjaan lalu cepat pulang. Jangan lupa membawakanku oleh-oleh. Saranghae”Kata Luna lalu menutup teleponnya.

“Hyungnim?”Tanya Luhan.

Luna mengangguk,

“Seung Hyun Oppa”Jawab Luna.

“Ayo makan”Lanjut Luna.

Mereka pun sarapan dengan lahapnya. Terlebih Luhan yang sepertinya sangat kelaparan.

“Hannie.. Pelan-pelan makannya, nanti kau tersedak”Kata Luna.

 Luhan mengangguk dengan mulut penuh makanan. Setelah selesai, Luhan membereskan dan mencuci mangkuk-mangkuk. Luna menemani Luhan yang sedang mencuci piring.

“Apa kau tidak bekerja?”Tanya Luna.

“Ani, Hyungnim yang menyuruhku”Jawab Luhan.

“Ya! Nanti pekerjaanmu akan bertumpuk”Balas Luna.

“Ani, aku disini sambil mengerjakannya nanti”Jawab Luhan.

“Moonnie.. Apa kau mau pergi ke suatu tempat?”Lanjut Luhan.

“Sebenarnya aku bosan dirumah. Tapi aku bingung pergi kemana”Jawab Luna.

Luhan membasuh tangannya dengan kain di dapur, kemudian berpikir.

“Bukankah kau belum selesai menghias kamarmu? Bagaimana kalau kita membeli sesuatu yang bisa dihias dikamarmu?”Tanya Luhan.

Luna mengangguk gembira.

“Kajja”Kata Luhan.

“Tunggu, aku mengambil tasku dulu. Kau ke mobil duluan”Jawab Luna lalu bergegas ke kamarnya.

Setelah itu ia menuju mobil setelah menutup pintu rumahnya. Luhan membukakan pintu untuk Luna, menutupnya setelah Luna masuk dan ia juga masuk ke sisi kemudinya. Lalu Luhan segera menginjak gas mobilnya.

“Hannie.. apa kau menyimpan banyak foto kita?”Tanya Luna.

“Ne.. waeyo?”Tanya Luhan.

“Aku ingin mencetaknya untuk ku hias di bingkai dan dipajang di kamarku”Jawab Luna.

“Seperti foto-foto keluargamu?”Tanya Luhan.

“Berbeda, aku akan memajangnya di tembok. Kalau itu aku memajangnya di meja”Balas Luna.

“Geurae”Jawab Luhan.

Mereka menuju tempat percetakan foto untuk mencetak foto-foto mereka. Lalu pergi ke toko bingkai foto. Luna membeli sebuah bingkai foto berukuran besar yang bisa ditempel banyak foto. Setelah itu pergi ke toko pernak-pernik untuk membeli segala yang bisa Luna hias di kamarnya.

“Apa sudah semuanya?”Tanya Luhan.

“Ne, ayo kita pulang”Jawab Luna.

Mereka pun kembali menuju rumah. Namun, di perjalanan Luna meminta berhenti di sebuah minimarket.

“Aku ingin membeli sesuatu. Kau tunggu disini saja. Aku tidak lama”Kata Luna lalu ia keluar mobil dan masuk ke dalam minimarket.

Luhan memandangi Luna yang masuk ke dalam minimarket sambil tersenyum. Ia menunggu Luna di dalam mobil sambail mendengarkan radio. Sekitar 10 menit kemudian, Luna baru kembali. Luna menaruh kantong belanjaannya di kursi belakang, kemudian masuk ke mobil.

“Katamu sebentar”Kata Luhan.

“Banyak sekali pengunjung, aku mengantri di kasir”Jawab Luna berbohong.

“Kajja”Kata Luhan lalu melajukan mobilnya.

Luna mengarahkan pandangan ke jalanan. Tiba-tiba Luhan meraih tangan kiri Luna dan mengenggamnya, membuat Luna terkejut dan mengalihkan pandangannya pada tangannya itu.

“Wae?”Tanya Luna heran.

Luhan tidak menjawab, hanya tersenyum dengan arah pandang fokus menyetir ke depan dengan satu tangannya. Saat berhenti di lampu merah, Luhan memandang Luna lalu mencium tangan Luna. Seketika pipi Luna memerah dan menjadi salah tingkah.
                “Pipimu seperti tomat”Kata Luhan.

“Ya!”Kata Luna sambil melepaskan tangannya dari genggaman Luhan dan menutupi kedua pipinya.

“Aku hanya bercanda”Balas Luhan.

“Ne, lihat lampu hijau. Cepat jalan”Jawab Luna yang menahan perasaannya itu.

Mereka melanjutkan perjalanan. Sesampainya dirumah, Luhan membawakan barang-barang yang tadi mereka beli, Luna membawa kantong plastik yang ia bawa dari minimarket.

“Kau kekamarku dulu. Aku ingin menaruh ini di dapur”Kata Luna.

“Ne”Jawab Luhan.

Luna berjalan ke dapur, ia melihat ke apa yang Luna beli di minimarket tadi. Luna tersenyum senang, lalu menaruhnya di atas meja dapur dan pergi menuju kamarnya.

“Kau ingin memasang ini dimana?”Tanya Luhan sambil memegang bingkai foto besar.

“Disini”Kata Luna sambil menunjuk sisi tembok yang ia maksud.

“Coba ambilkan paku dan palu”Kata Luhan.

“Baik”Jawab Luna lalu keluar kamar dan tak lama membawa apa yang Luhan butuhkan.

Luhan segera memaku tembok untuk dipasang bingkai itu, Luna sedang melihat foto yang tadi dicetak. Ia tersenyum melihatnya.

“Moonnie, sudah. Mana fotonya?”Tanya Luhan.

Luna menghampiri Luhan dengan membawa foto-foto itu. Mereka pun menghias bingkai itu fengan foto-foto mereka. Luna dan Luhan tampak sangat bahagia. Setelah itu mereka menghias kamar Luna dengan pernak-pernik yang tadi dibeli.

Mereka benar-benar tampak bahagia. Sesekali saling pandang,saling menjahili satu sama lain, tertawa bersama hingga sore menjelang.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK