home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > My Heart, My Lungs And My Love

My Heart, My Lungs And My Love

Share:
Author : IkaaWulandari
Published : 11 Nov 2013, Updated : 26 Apr 2017
Cast : Kris EXO, Choi Seung Hyun a.k.a TOP BigBang, Choi Luna (OC) , Luhan EXO
Tags :
Status : Complete
3 Subscribes |268014 Views |28 Loves
My Heart, My Lungs And My Love
CHAPTER 23 : They Peek At Us

Luna dan Luhan selesai mencuci piring. Luna mengibas-ngibaskan tangannya yang masih basah. Namun, Luhan dengan manisnya mengelap tangan Luna dengan kain yang ada didekatnya.

“Kajja”Kata Luna lalu menarik tangan Luhan menuju kamarnya.

“Ya! Kalian mau kemana?”Tanya Seung Hyun.

“Ke kamarku. Waeyo?”Tanya Luna.

“Mau apa kalian ke kamar?”Tanya Kris.

“Mau menunjukkan isi kamarku. Wae?”Tanya Luna.

“Oh…. Ani”Jawab Kris.

Luna masuk ke kamar bersama Luhan dengan pintu ditutup.

“Ini kamarmu?”Tanya Luhan sambil melihat ke sekitar.

Tampak sebuah kamar dengan cat dinding berwarna krem dan dihiasi wallpaper lucu dan warna-warni. Di dekat pintu ada kumpulan foto dirinya, Ibu, Ayah dan kedua kakaknya juga. Luhan memandangi foto-foto itu.

“Aku belum banyak mengumpulkan fotomu. Nanti kau akan kubuatkan tempat sendiri”Kata Luna.

Luhan mengangguk, lalu mengambil sebingkai foto. Terlihat seorang anak perempuan yang sedang bermain ayunan.

“Ini dirimu?”Tanya Luhan.

“Ne”Jawab Luna sambil duduk di tempat tidurnya. Lalu Luhan menyusul duduk disampingnya.

“Ini lucu sekali. Kau sangat cute saat masih kecil”Kata Luhan.

“Itu aku saat berumur 5 tahun”Jawab Luna.

Tiba-tiba Seung Hyun membuka pintu dan masuk.

“Oppa”Kata Luna terkejut.

“Mianhae, silahkan lanjutkan”Jawabnya lalu pergi dan menutup pintu lagi.

Luhan mengalihkan pandangan ke Luna, ia heran. Sementara Luna mengerutkan dahinya.

“Apa-apaan itu”Kata Luna.

“Moonnie”Panggil Luhan.

“Kamarmu lucu sekali”Kata Luhan.

“Ini baru sebagian. Aku belum sempat membeli perlengkapan untuk kamarku”Jawab Luna.

“Nanti aku bantu mencari ya”Balas Luhan.

Luna memegang pipi Luhan, mengangguk sambil tersenyum

“Tapi kau bukan orang pertama yang ku izinkan kesini. Karena ada Seung Hyun dan Kris Oppa yang selalu mondar-mandir kesini”Jawab Luna.

“Arasseo. Aku tidak perduli, aku menjadi orang pertama atau tidak. Aku hanya tau kau juga mencintaiku. Dan kau akan selalu menjadi orang pertama untukku”Balas Luhan.

“Hannie…”Kata Luna.

“Aku ingin aku orang terakhir yang kau dengar suaranya sebelum tidur. Aku ingin kau menjadi orang pertama yang aku dengar suaranya saat terbangun”Jawab Luhan.

“Apa kau ingin?”Tanya Luhan.

Luna mengangguk.

“Kalau begitu, aku akan menelponmu sebelum kau tidur. Tapi aku tidak bisa bangun pagi, jadinya kau harus menelponku”Kata Luhan.

“Arasseo”Jawab Luna.

“Pasti pria lain akan iri denganku”Balas Luhan.

“Kau sedang memujiku apa merayuku?”Tanya Luna.

“Kalau aku memuji itu karena orang lain lebih baik. Kalau aku merayu, aku sudah menjadi playboy”Jawab Luhan.

“Jadi?”Tanya Luna.

“Karena kau sangat istimewa”Jawab Luhan.

“Ya! Sudah kukatakan jangan berkata seperti itu. Itu membuatku takut”Balas Luna.

“Waeyo?”Tanya Luhan.

“Saat kau berkata seperti itu, kau membuatku mengepakkan sayap sampai langit ke tujuh. Aku takut aku akan terjatuh jika kau tidak melakukan hal itu lagi di lain waktu. Aku juga takut cemburu jika kau memuji yang lain”Jawab Luna.

“Jika kau ingin berkata seperti itu, lakukanlah didalam hati. Walaupun kau tidak bicara, aku tahu. Karena aku mencintaimu. Aku menyukaimu yang sederhana, sopan dan manis. Kau seperti itu saja sudah membuatku seperti bermimpi menemukan seorang pangeran”Lanjut Luna.

Luhan mengenggam tangan Luna.

“Arasseo.  Kau tidak bermimpi Lunaku”Jawab Luhan.

Lalu mencubit pipi Luna.

“Omo, kenapa kau mencubitku?”Tanya Luna.

“Sakit?”Tanya Luhan.

“Sedikit”Jawab Luna.

“Itu berarti kau tidak bermimpi”Balas Luhan.

Luna tersenyum.

“Moonnie, Kau tidak ingin melanjutkan pendidikanmu?”Tanya Luhan.

“Aku mau, tapi disini, tidak di luar negeri”Jawab Luna.

“Kau ingin mengambil apa? Bisnis?”Tanya Luhan.

“Aniyo,aku tidak suka bisnis atau seperti itu. Aku akan memikirkannya lagi. mungkin tahun depan aku ikut ujian masuk universitas”Jawab Luna.

“Kau harus minta pendapat kedua Oppamu”Balas Luhan.

“Aigoo.. Lihat, kekasihku sangat lucu sekali wajahnya”Kata Luna dengan kedua tangannya berada di pipi Luhan.

“Ya! Hentikan”Kata Luhan.

Luhan melihat jam tangannya, pukul 20:30.

“Sudah malam, aku pulang ya”Kata Luhan.

“Ini masih sore. Besok kan hari minggu”Jawab Luna.

“Tidak enak dengan kedua Oppamu”Balas Luhan.

“Arayo”Jawab Luna.

Kemudian mereka hendak keluar kamar. Luna membuka pintu dan…

“Omo… Apa yang kalian lakukan?”Tanya Luna yang terkejut melihat kedua Oppanya dengan posisi badan setengah berjongkok.

Luna mengamati posisi Seung Hyun dan Kris yang seperti itu, kemudian mengalihkan mandangannya pada pintu kamarnya. Posisi wajah Seung Hyun tampak sejajar, mengarah pada lubang kunci. Sementara Kris dengan posisi miring sambil mencondongkan telinganya ke arah pintu.

Seung Hyun dan Kris langsung berdiri dan hanya garuk-garuk kepala.

 “Ya! Kalian mengintip?”Tanya Luna.

“Itu… itu…”Jawab Seung Hyun terbata.

“Itu karena kalian berdua di dalam kamar”Lanjut Kris.

Luna menengok ke dalam kamar lalu mengembalikan pandangannya pada Oppanya.

“Jadi kalian mengintip kami?”Tanya Luhan.

“Memangnya kenapa kalau aku berdua di dalam kamar?”Tanya Luna.

 

*Flashback*

Setelah Luna dan Luhan masuk ke kamar, Kris dan Seung Hyun saling pandang. Kris melirik-lirik ke arah kamar Luna, member isyarat pada Seung Hyun untuk menguping.

“Aniyo, aku tidak mau”Kata Seung Hyun dengan suara pelan.

“Kau ini. Apa Hyung tidak penasaran?”Tanya Kris memanas-manasi.

“Kau saja”Jawab Seung Hyun.

Kris pun berjalan perlahan menuju pintu kamar Luna. Kemudian menempelkan telinganya pada pintu.

“Bagaimana? Apa yang mereka bicarakan?”Tanya Seung Hyun masih dengan suara pelan.

Kris hanya menempelkan satu jari telunjukknya di bibir. Seung Hyun yang makin penasaran pun menghampiri Kris dan ikut menguping dengan melihat ke dalam melalui celah lubang kunci.

“Tidak terlihat”Bisik Seung Hyun.

Kris membungkukkan badannya, mengganti posisi mengupingnya.

“Apa yang sedang mereka lakukan?”Tanya Kris.

“Ah, Hyung, kau masuk ke dalam”Lanjut Kris.

“Shiro, kau saja”Jawab Seung Hyun.

“Cepat Hyung, kalau aku, nanti mereka tahu apa yang kita lakukan”Balas Kris.

Kris membuka pintu, mau tidak mau Seung Hyun masuk karena pintu udah terbuka.

“Oppa”Kata Luna terkejut.

“Mianhae, silahkan lanjutkan”Jawab Seung Hyun.

Seung Hyun keluar, menutup pintu dan menghembuskan napasnya.

“Apa yang sedang mereka lakukan?”Tanya Kris.

“Tidak tahu, saat aku masuk mereka terkejut”Jawab Seung Hyun.

“Aigoo… kau kenapa cepat keluar tadi?”Tanya Kris.

“Ya! Aku takut ketahuan”Jawab Seung Hyun.

Mereka pun melanjutkan investigasi, dengan kembali ke posisi menguping semula.

“Apa Luhan sedang merayu Luna?”Tanya Kris.

“Kau mendengar apa?”Tanya Seung Hyun penasaran.

“Ani, tidak terdengar apa-apa”Jawab Kris.

“Kau ini…”Balas Seung Hyun sambil sedikit mendorong Kris.

Mereka terus melakukannya, sampai tiba-tiba pintu terbuka. Luna dan Luhan melihat keduanya dengan tatapan mencurigakan.

Omooooo…. Kita ketahuan, kata Kris dalam hati.

Eotthokae… etthokae? Kata Seung Hyun dalam hati.

*Flashback end*

 

“Kau membuat kami penasaran”Jawab Seung Hyun.

“Sudahlah, ini juga tidak terdengar apa-apa”Lanjut Kris.

“Ya! Apa kau tidak malu dengan Luhan?”Jawab Luna berbisik pada kedua kakaknya.

Luhan menahan tawa melihat tingkah kedua calon kakak iparnya itu.

“Hyung, aku mau pulang dulu”Kata Luhan.

“Oh, kau sudah mau pulang? Yasudah, hati-hati ya”Jawab Kris lalu ia berlalu karena menahan malu.

“Ya! Kau tidak minta maaf?”Tanya Luna.

Seung Hyun juga berlalu sambil menutup wajahnya dengan satu tangan.

“Ya!”Panggil Luna.

“Sudah, biarkan saja”Kata Luhan.

“Kajja”Kata Luna.

Luna mengantar Luhan sampai di garasi. Luhan memakai jaketnya, kemudian Luna membantu merapikannya. Setelah rapi, Luna berjinjit dan mencium pipi Luhan.

“Kau tidak takut mereka mengintip lagi?”Tanya Luhan.

“Biarkan saja. Apa mereka masih punya wajah untuk ketahuan lagi hahaha”Jawab Luna.

“Wajah mereka sungguh lucu tadi”Balas Luhan.

Lalu Luhan naik ke motor dan memakai helmnya.

“Kalau sudah sampai hubungi aku. Hati-hati”Kata Luna sambil melambaikan tangan.

“Ne”Jawab Luhan lalu menghidupkan motornya.

Setelah melihat Luhan keluar gerbang rumahnya, Luna masuk. Kemudian pergi ke kamarnya.

Di kamar, Luna senyum-senyum sendiri mengingat kejadian di pinggir Danau. Luna memegangi bibirnya sambil tersenyum. Kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya, lalu memegang kedua pipinya. Lalu tertawa.

“Dia bilang denganku, tapi bukan di Danau”Gumam Luna, kemudian berpikir.

“Lalu dimana dia menciumku?”Gumamnya lagi.

“Omo.. apa saat aku sedang tertidur tadi?”Katanya.

Lalu ia tersenyum lagi. Antara sedang malu dan senang. Kemudian pandangannya mengarah pada Tabletnya yang tergeletak di tempat tidur, dan mengambilnya.

“Hannieku menyukai Bubble Tea. Aku harus mencari tahu cara membuatnya”Gumam Luna sambil menyalakannya.

Luna mulai mencari cara pembuatan Bubble Tea, minuman favorit kekasihnya itu. Supaya ia bisa membuatkannya untuk Luhan.

Dari mulai bahan-bahan, sampai langkah membuatnya, Luna mencatatnya di buku catatannya. Tidak lupa ia juga mencari video cara pembuatannya, agar ia lebih mengerti lagi.

Luna melihat jam, pukul 21:30.

“Hannie sudah sampai atau belum ya?”Gumam Luna.

Lima menit kemudian, Handphone Luna berdering. Panggilan dari Luhan, dan Luna langsung mengangkatnya.

“Yeoboseyo Hannie”Katanya.

“Kau sudah sampai?”Tanyanya.

“Sudah, aku baru selesai mandi”Jawab Luhan.

“Kukira kau pergi ke suatu tempat dulu” Balas Luna.

“Ani. Apa kau sudah ingin tidur?”Tanya Luhan.

“Aku menunggu telepon darimu dulu”Jawab Luna.

“Yasudah, kau tidur sana. Pasti kau lelah seharian bermain bersamaku”Balas Luhan.

“Aku tidak pernah lelah jika itu denganmu”Jawab Luna.

“Nado”Balas Luhan.

“Kalau begitu aku tidur dulu. Kau juga harus tidur”Jawab Luna.

“Ne, saranghaeyo Monnie, Have a nice dream”Balas Luhan.

“Saranghaeyo Hannie. Mimpi yang indah”Jawab Luna.

Telepon terputus. Luna tersenyum senang lagi. ia menarik selimut kemudian merebahkan kepalanya untuk bersiap tidur.

Hari ini adalah salah satu hari yang tak akan terlupakan bagi keduanya. Kembang api tadi, Apartement Luhan, beserta bulan bintang dan matahari yang ikut menjadi saksi. Atas salah satu ungkapan cinta, yang pertama bagi mereka yang sedang jatuh cinta dan yang sudah sangat mencinta. Luna, yang sedang jatuh cinta. Dan Luhan yang sudah sangat mencintai orang yang menjadi cinta pertama untuknya itu.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK