Keesokan harinya, Luna ke Hotel diantar Kris yang juga baru berangkat sehabis makan siang.
“Aku menitip salam dan doa untuk Eomma dan Appa”Kata Kris yang sedang mengemudi.
“Nde Oppa”Jawab Luna.
“Katakan pada mereka, aku dan Hyun minta maaf belum sempat mengunjungi mereka”Balas Kris.
“Arasseo”Jawab Luna.
Kris mengantar Luna hanya sampai depan pintu masuk, karena dia harus rapat di tempat lain.
“Hati-hati Luna”Kata Kris.
“Kau juga Oppa”Jawab Luna.
Luna masuk ke Hotel dan menunggu Luhan di meja Resepsionis.
“Anyeonghaseyo Nona Choi”Sapa salah seorang Resepsionis.
“Hallo Eonnie”Jawab Luna.
“Manager Xi berpesan agar anda menunggunya disini, beliau sedang bersiap”Balas Resepsionis itu.
“Baiklah, terima kasih”Jawab Luna.
Tiba-tiba seorang Resepsionis lain mendekat.
“Nona Choi, apa kalian benar-benar berkencan?”Tanyanya.
“Maksudmu?”Luna tak mengerti.
“Maaf jika saya lancang, tapi saat ini beredar gosip jika Manager Xi dan dirimu telah berkencan. Apa itu benar?”Tanyanya.
“Jinjja? Siapa yang mengatakan?”Luna terkejut.
“Gosip ini beredar sendiri Nona, para pegawai menyadari perbedaan sikap Manager Xi”Jawab Resepsionis satunya.
“Perbedaan bagaimana?”Tanya Luna.
“Sebelumnya, beliau belum pernah tersenyum seperti itu pada wanita. Memang senyumnya sangat manis, membuat para wanita menyukainya. Tapi baru kali ini dia tersenyum sebegitu manis, dan itu setiap denganmu Nona Choi”Jawabnya.
“Jeongmal?”Luna terkejut, kemudian tersenyum malu.
“Itu benar Nona Choi, Manager Xi itu sangat jahil. Tapi begitu bertemu denganmu, beliau menjadi sangat lembut dan romantis”Sahut Resepsionis satunya.
“Kulihat kaliat juga sangat serasi. Aku mendukung hubungan kalian”Kata Resepsionis satunya lagi.
“Aku juga”Sahut yang lain.
“Ya! Manager Xi bahkan belum menyatakannya padaku”Jawab Luna.
“Apa benar Nona? Aaah, mungkin sebentar lagi”Balas Resepsionis itu.
Tak lama kemudian, Luhan tiba di meja Resepsionis.
“Apa kau sudah lama? Mianhae”Kata Luhan.
Seketika semuanya diam dan bersikap biasa saja. Para Resepsionis menundukkan kepala memberi hormat.
“Aniyo”Jawab Luna.
“Kajja”Ajak Luhan.
“Aku pergi dulu”Kata Luna pada para Resepsionis.
“Sampai jumpa Nona”Jawab Para Resepsionis sambil membungkuk.
Luna dan Luhan pun bergegas menuju tempat yang dituju. Di tengah perjalanan,
“Kita ke toko bunga dulu ya”Kata Luna.
“Baiklah”Jawab Luhan.
Luhan mengantarkan Luna ke toko bunga. Luna ingin membeli bunga Lili untuk Ibu dan Ayahnya. Saat Luna memilih bunga-bunga yang ia ingin beli, Luhan juga membeli bunga di sisi yang berbeda. Setelah itu, memasukkannya ke dalam bagasi mobil di belakang.
“Apa kau sudah selesai?”Tanya Luhan yang menghampiri Luna.
“Sudah, kajja”Jawab Luna.
Perjalanan pun dilanjutkan. Luhan tersenyum sepanjang jalan sambil sesekali mengarahkan pandangannya pada Luna. Sampai mereka sampai di kompleks pemakaman, tempat Ibu dan Ayah Luna beristirahat dengan tenang.
“Mau ku bantu membawakan?”Tanya Luhan.
“Aniyo”Jawab Luna.
Luhan mengambil Bunga yang ia beli tadi. Ada sebuket bunga anggrek berwarna pink, kuning, merah dan putih.
“Kau juga membelikan untuk orang tuaku?”Tanya Luna.
Luhan hanya tersenyum.
Mereka pun naik ke atas bukit tempat dimana makam orang tua Luna berada. Langkah kaki mereka berhenti di antara kedua gundukan tanah yang sudah berumput hijau.
“Anyeongahaseyo Eomma, Appa. Aku merindukan kalian”Kata Luna sambil memberi hormat.
“Anyeonghaseyo Bibi dan Paman”Kata Luhan lalu membungkuk memberi hormat.
“Eomma, Appa, pasti kau sedih selama ini melihat kami seperti itu. Tapi kalian jangan khawatir, karena semua sudah kembali. Seung Hyun Oppa dan Kris Oppa mengirimkan doa dan salam untuk kalian. Mereka minta maaf karena belum mengunjungi kalian”Kata Luna.
Luhan mendengarkan dan menatap Luna yang duduk di antara pusara Ibu dan Ayahnya.
“Kalian pasti sudah bahagia disana. Aku janji juga akan bahagia bersama Oppa”Lanjut Luna.
Luhan masih berdiri dan memegang sebuket anggrek.
“Luna”Panggil Luhan.
“Nde?”Jawab Luna.
“Kemari”Kata Luhan sambil mengulurkan tangannya.
Luna meraih tangan Luhan dan berdiri di sampingnya.
“Wae?”Tanya Luna.
“Paman dan Bibi. Perkenalkan, aku Xi Luhan”Kata Luhan.
Luna memandangi Luhan dengan tangan yang masih berpegangan dengan Luhan.
“Senang bisa mengunjungi kalian disini. Pasti kalian sangat sempurna sehingga memiliki putri sepertinya”Lanjut Luhan.
Luna tersenyum mendengarnya dan menatap pusara orang tuanya.
“Paman, Bibi, aku ingin meminta izin pada kalian”Lanjut Luhan.
“Untuk mencintai, menjaga dan berada di samping Choi Luna”Lanjutnya.
Luna mengarahkan pandangannya pada Luhan lagi.
“Aku berjanji akan membuatnya lebih bahagia. Karena aku datang untuk menambah kebahagiaannya”Lanjut Luhan.
“Luhaaan”Panggil Luna.
Luhan membalikkan badannya sehingga berhadapan dengan Luna.
“Sudah lama aku ingin mengatakan hal ini. Tapi di tempat ini, adalah yang paling tepat untuk mengatakannya”Kata Luhan.
“Bunga Anggrek ini untukmu yang sangat cantik dan sempurna untukku. Aku ingin menjadi orang yang kamu cintai”Kata Luhan lagi.
“Saranghae…. Choi Luna”Lanjutnya lalu memberikan sebuket Anggrek yang ia beli tadi.
Mata Luna berkaca-kaca saking terharunya dengan sikap manis dan sopan Luhan.
“Nado…. Aku juga mencintaimu”Jawab Luna lalu mengambil Bunganya.
“Wae? Jangan menangis”Kata Luhan lalu menghapus air mata yang belum jatuh dari mata Luna.
Luna memeluk Luhan.
“Ani, aku hanya terharu”Jawab Luna.
Luhan memeluk Luna sambil membelai rambut Luna dengan sangat lembut.
Bunga Anggrek yang melambangkan kecantikan atas perhatian dari kesempurnaan cinta. Mewakili Luhan untuk berkata bahwa dia ingin menjadi orang yang sangat Luna cintai, dengan segenap kesempurnaan yang Luna miliki dan cinta yang Luhan berikan. Kelembutan dari keanggunan sebuah kekuatan cinta, akan melahirkan sebuah kasih sayang yang murni tanpa alasan. Seperti Luhan yang mencintai Luna tanpa ada alasan apapun mengikutinya.
Mendiang Ibu dan Ayah Luna menjadi saksi akan sebuah pernyataan cinta yang keluar dari lubuk hati mereka.
“Jeongmal Gomawo”Kata Luhan.
Luna melepaskan pelukannya, kemudian menatap Luhan dengan tangan yang masih melingkar di pinggang Luhan. Luna tersenyum bahagia.
“Sudah jangan menatapku seperti itu, kau membuatku gugup”Kata Luhan.
“Lebih gugup aku karena kau selalu menatapku. Aku tahu itu”Balas Luhan.
“Mwoo? Kau tahu?”Tanya Luhan.
“Semua orang juga akan menyadari jika ia ditatap seperti itu”Jawab Luna.
“Mianhae, itu karena kau sangat mempesona”Balas Luhan.
“Kau ini”Balas Luna malu-malu.
Mereka pun meninggalkan Makam orang tua Luna setelah mendoakan mereka dan memberikan penghormatan. Luhan tak menyembunyikan sekuntum bunga lagi, karena bunga itu telah mekar dengan indahnya. Seperti perasaan mereka berdua.
“Silahkan masuk Nonaku”Kata Luhan sambil membukakan pintu mobil.
“Gomawo”Jawab Luna lalu masuk ke dalam mobil dan diikuti Luhan.
“Kenapa kau menjadi begitu manis?”Tanya Luna.
“Aku tak tahu. Mungkin karena perasaanku sedang bahagia, atau karena dirimu yang istimewa”Jawabnya.
“Jangan bilang aku seperti itu. Aku tak enak”Balas Luna yang tersipu malu.
Memang seperti itu kenyataannya. Hanya kau yang bisa membuatku menatap dan kagum. Aku baru pertama kali merasakan hal ini. Aku seperti kumbang yang menemukan bunga anggrek di taman sakura. Kau yang berbeda dan mempesona, membuatku ingin selalu dekat denganmu. Untuk mencintaimu. Kata Luhan dalam hati.
Luna memandangi Luhan yang sedang menyetir, sesekali ia tersenyum, memandangi bunga anggrek pemberian Luhan yang ada di pangkuannya, begitu seterusnya.
“Ya! Jangan melihatku seperti itu. Aku sangat gugup”Kata Luhan.
Luna tersenyum dan tertawa.
Jadi, saat kemarin dirumah, tiba-tiba dia berubah dan memalingkan wajahnya. Itu karena ia gugup? Kata Luna dalam hati.
“Arasseo”Jawab Luna.
Sepanjang jalan, Luna tak hentinya tersenyum, begitu juga Luhan yang terlihat bahagia. Luna tak menyangka Luhan mengatakan perasaannya di depan kedua orang tuanya. Itu hal yang sederhana, namun terasa begitu berwarna.