“Ternyata aku tidak salah lagi kalau kau disini”Kata Luhan.
“Nde?”Kata Luna terkejut.
Rupanya kedatangan Luhan membuyarkan lamunannya.
“Kenapa kau kesini?”Tanya Luna.
“Aku tahu, tempat ini sangat nyaman untukmu. Dan aku tahu, kau pergi karena kau sedang sedih, tapi kau tidak bisa menunjukkannya di depan Kris karena tak ingin dia khawatir”Jawab Luhan.
Mendengar jawaban Luhan, Luna mengalihkan pandangannya berlainan arah. Luna sedang menahan tangisnya.
“Kau tidak bisa menyembunyikannya, jika kau ingin menangis, menangislah. Hanya ada aku disini”Lanjut Luhan.
Luhan memegang pundak dan mengarahkan Luna berhadapan dengannya. Luhan menatap Luna yang menunduk.
“Jika kau ingin menangis, menangislah. Itu lebih baik”Kata Luhan.
Mata Luna mulai berkaca-kaca, dan mulai menangis. Luhan memeluknya, menepuk-nepuk pundak Luna.
“Benar, seperti itu, menangislah jika kau menginginkannya”Kata Luhan pada Luna yang menangis tersedu.
“Eotthoekhae? Aku hanya ingin Oppa tahu jika aku terluka. Aku hanya ingin mereka kembali”Kata Luna sambil terus terisak.
“Aku tidak bermaksud menyakiti Seung Hyun Oppa juga”Lanjut Luna.
“Eomma.... Appa...”Kata Luna.
Luna terus menangis, sementara Luhan menepuk-nepuk bahu Luna dan sesekali membelai rambutnya.
Entah sudah berapa lama Luna menangis sambil berpelukan dengan Luhan. Tangis Luna mulai mereda namun dengan napas yang masih terisak.
“Choi Luna”Panggil Luhan yang menyadari Luna berhenti menangis.
“Wae?”Tanya Luna.
“Apa kau sudah selesai?”Tanya Luhan.
“Ani”Jawab Luna.
“Bukankah kau sudah tak menangis lagi?”Balas Luhan.
Luna menghapus air mata yang membasahi pipinya.
“Hei Choi Luna, tau kah kau sudah berapa lama kau menangis di bahuku?”Tanya Luhan.
“Tidak, sudah berapa lama?”Kata Luna.
“Tiga jam”Jawab Luan.
“Mwo?”Kata Luna kaget lalu melepaskan pelukan Luhan.
“Lihatlah kemejaku sampai basah seperti ini”Kata Luhan sambil melihat kemeja birunya yang basah di bagian pudak dan bahunya.
“Apa benar selama itu? Mianhae”Jawab Luna polos.
Luhan tersenyum melihat Luna.
“Aku hanya bercanda. Tidak 3 jam, hanya 2 jam 30 menit”Jawab Luhan.
“Itu sama saja. Bajumu jadi basah karena aku”Balas Luna.
“Tidak apa-apa. Asal kau sudah lebih baik sekarang”Jawab Luna.
“Gomawo”Balas Luna.
Handphone Luhan berbunyi, sebuah pesan dari Kris.
Tolong kau ajak Luna jalan-jalan dulu. Aku sedang ada urusan. Jangan membawanya pulang sebelum aku pulang. Karena dia akan mencariku nanti. Maaf merepotkanmu, Terima kasih.
“Bagaimana keadaanmu sekarang?”Tanya Luhan.
“Aku baik-baik saja. Sudah lebih baik”Jawab Luna.
“Kris tadi sangat khawatir karena kau tak ada. Aku tahu kau disini, makanya aku yang menghampirimu kesini”Balas Luhan.
“Wae? Kenapa kau tahu aku di sini?”Tanya Luna.
“Karena aku tahu kau sedang sedih dan tidak ingin Kris tahu, makanya aku kesini. Dan karena aku tahu, ini tempat yang kau sukai untuk menenangkan diri”Jawab Luhan.
Luna tersenyum, lalu ia membelakangi Luhan dan berjalan di pinggir Danau. Luhan mengikutinya, berjalan disampingnya.
“Manager Xi, tentang Lentera Harapan. Apa kau yakin itu akan terkabul?”Tanya Luna.
“Menurutmu?”Tanya Luhan.
“Aku tidak percaya, tapi aku yakin takdir kami adalah hidup bersama dengan bahagia. Bukan pertengkaran, karena itu kemauan, bukan takdir. Jadi aku yakin harapan itu akan terkabul”Jawab Luna.
“Kalau begitu, aku juga yakin itu akan terkabul”Balas Luhan.
“Choi Luna”Panggil Luhan lalu memegang pergelangan Luna, yang membuat langkah Luna terhenti.
“Nde?”Tanya Luna.
“Ayo kita pergi ke tempat lain, aku ingin mengajakmu berekreasi”Jawab Luhan.
“Kemana?”Tanya Luna.
“Ikut saja”Jawab Luhan.
Luna mengikuti Luhan yang masih memegangi pergelangan tangan Luna.
Katanya, jika ada pria yang memegangi pergelangan tanganmu sambil berjalan. Dia itu, sayang dan mencintaimu. Kata Luna dalam hati.
Sesampainya di parkiran motor.
“Kau tidak membawa mobil?”Tanya Luna.
“Ani, tadi aku buru-buru kesini. Jadi lebih cepat naik motor”Jawab Luhan.
“Tidak apa-apa kan naik motor?”Tanya Luhan.
“Tidak masalah. Aku senang bisa merasakan udara yang berhembus dengan naik motor”Jawab Luhan.
“Baiklah, kajja”Kata Luhan.
Luhan naik dan disusul Luna.
“Ini pakai, dan pegangan yang erat”Kata Luhan sambil menyerahkan helm pada Luna.
Mereka pun berangkat. Di sepanjang jalan, Luna berpegangan pada Luhan. Tapi karena motor Luhan yang besar, membuat Luna seperti memeluk Luhan dari belakang. Baik Luna dan Luhan, mereka sama-sama menyukai keadaan ini.
Aku selalu merasa nyaman bersamanya. Dia begitu hangat, senyumnya yang mampu membuatku yang biru menjadi merah merona. Dia mampu membuatku tersenyum dan berhenti menangis. Aku menyukainya, karena dia lembut dan hangat, dan karena senyumnya yang pertama kali membuatku berdegup kencang. Gumam Luna dalam hati.
Luhan sesekali melihat Luna melalui kaca motor, melihat Luna yang bersandar di bahunya.
Dia bersandar di bahuku, aku sedih melihatnya menangis. Tapi aku bahagia bisa membuatnya tersenyum. Gadis ini, yang mempunyai mata indah, betapa sulit hidupnya walaupun ia mempunyai kekayaan. Kebahagiaan, tolong sapa dan datanglah padanya. Aku janji akan selalu bersamanya. Tolong yakinkan dia bahwa dia tidak kesepian. Karena aku mencintainya, cinta yang kupunya akan selalu menemaninya. Kata Luhan dalam hati.