home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Boys In Love

Boys In Love

Share:
Author : leni
Published : 07 Nov 2013, Updated : 26 Nov 2013
Cast : Park Jiyeon T-Ara, Choi Minho SHINee, Kris EXO M, Luhan EXO M
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |10565 Views |1 Loves
Boys In Love
CHAPTER 8 : Boys In Love - Let Me Love You Chapt. 8

Sebentar lagi matahari terbit, Ji Yeon tampak berdiri seorang diri di tepi pantai. Tempat ini adalah saksi bisa kisah pertemanannya bersama Minho dan Kris. Sejak ia meninggalkan Seoul dua tahun yang lalu dan kembali lagi sekitar enam bulan yang lalu, ini adalah ke dua kalinya ia kembali menginjakan kakinya di pantai ini.

“Hei!!” teriak seorang laki-laki berjalan mendekati Ji Yeon.

Ji Yeon menoleh. “Kris.” Gumamnya pelan.

“Park Ji Yeon?” teriak Kris yang masih berjalan menghampiri Ji Yeon yang tengah menoleh ke arahnya.

“Ahh.. syukurlah aku tidak salah orang.” Ucap Kris dengan kekehan pelannya. Ia kemudian berdiri di samping Ji Yeon. Mereka sama-sama memandang lurus ke arah laut, menanti matahari terbit hari ini. “Kenapa sepagi ini bisa ada disini?” tanya Kris memecahkan keheningan diantara mereka.

“Aku hanya ingin menenangkan hati dan pikiranku.” Jawab Ji Yeon. “Kris… kenapa bisa kebetulan seperti ini?” tanya Ji Yeon yang kini tengah menoleh ke arah Kris yang semakin tampan dari dua tahun yang lalu di mata Ji Yeon.

“Wae?” Kris juga menoleh ke arah Ji Yeon. Walaupun sebenarnya dia sedikit canggung berbicara dengan Ji Yeon.

Ji Yeon tersenyum pada Kris. Tapi, tunggu… Kris melihat sebuah kesedihan disana. Ia melihat mata cantik Ji Yeon yang sembab. ‘Kau kenapa Ji Yeon-ah? Kau baik-baik saja?’ tanyanya tertahan dalam hati.

“Semalaman aku teringat terus kalimat yang pernah kau katakan padaku sebelum aku kembali ke China dua tahun yang lalu.”

“Perkataanku yang mana?”

“Aku ini typikal lelaki yang percaya dengan cinta ‘realistis’. Bagiku cinta itu tanpa pamrih. Aku tidak berharap gadis yang ku cintai juga membalas perasaanku. Asalkan aku masih bisa mencintainya dengan sesuka hatiku, melihatnya bahagia walaupun bukan bersamaku. Itu sudah membuatku bahagia.” Ji Yeon mengikuti cara bicara Kris dua tahun yang lalu.

Kris tertawa setelahnya. “Kau masih mengingat itu? Itu kan sudah lama.”

“Daya ingatku itu tinggi Kris! Apalagi perkataanmu itu begitu mengandung arti. Kris, aku mau sepertimu….”

“Mwo? Mau jadi sepertiku? Apa maksudmu?” Kris tidak tahu apa maksud Ji Yeon.

“Sudahlah.” Ji Yeon kembali mengalihkan pandangannya ke arah laut. “Kris, apakah kau setiap hari datang kesini sebelum matahari terbit?” tanyanya.

Kris masih memandang Ji Yeon. Ia menyadari sesuatu. Ji Yeon telah tumbuh dengan sangat baik. Dua tahun tidak bertemu membuat Ji Yeon tumbuh menjadi wanita dewasa dan semakin cantik.

“Tidak juga. Sejak semalam aku tidak bisa tidur. Entah kenapa tiba-tiba aku memikirkan pantai. Yaa.. siapa tahu dengan menikmati pemandangan dan suasana pantai di pagi hari membuat perasaan dan pikiranku lebih baik.”

“Kris… aku merindukanmu. Aku juga sangat merindukan Minho. Aku ingin kita bertiga kembali menghabiskan waktu bersama lagi.” ungkap Ji Yeon.

Kris tersenyum dan menyahut, “Kita bisa melakukannya lagi.”

“Yaa.. ku harap begitu…” Ji Yeon tersenyum memandang matahari yang mulai naik. “Kris…”

“Yaa?”

“Menurutmu orang yang saling mencintai itu seperti apa?”

“Saling menjaga kepercayaan. Mereka akan saling menjaga kesetiaan pada diri mereka masing-masing.”

“Kau benar Kris. Kalau hanya salah satu pihak saja yang melakukannya?”

“Itu namanya cinta yang bertepuk sebelah tangan.”

Ji Yeon tertawa kaku dan bergumam, “Cinta bertepuk sebelah tangan.”

“Wae? Kau ada masalah dengan Luhan mu itu?”

“Bukan Luhan ku lagi, Kris. Kami sudah berakhir.”

“Mwo? Bagaimana bisa?”

“Tentu saja bisa.”

“Alasannya?”

“Dia tidak mencintaiku.”

“Mwo?”

***

Minho masih tertidur di tempat tidurnya. Kris hanya bisa mendengus pelan. Sejak mereka kembali bertemu dengan Ji Yeon, ia merasa hidup Minho semakin tidak bergairah dan menjadi sangat pemalas.

“Hei!! Choi Minho!! Ini sudah siang! Sampai kapan kau akan tidur seperti itu? Setidaknya kau bangun pagi, hirup udara pagi dan jalani hidupmu sebaik mungkin. Mana rasa terima kasihmu pada Tuhan. Tsk!! Dasar manusia tidak tahu rasa syukur.” Kris sudah mulai mengomel seperti Ahjumma kepada Minho.

“Sudahlah sana jangan menggangguku. Aku masih ingin memejamkan mataku.” Sahut Minho yang membuat Kris semakin sebal.

“Padahal aku membawa berita gembira untukmu. Ternyata kau malah mengusirku.” Kris hendak melengos meninggalkan kamar Minho sambil menanti respon Minho. Namun.. selangkah… dua langkah… tiga langkah… empat langkah… masih tidak ada sahutan dari Minho. “Yak!! Choi Minho!! Kau tidak mau mendengar berita gembira dariku??” seru Kris yang kembali masuk ke dalam kamar Minho.

“Memangnya kau membawa berita gembira apa?” sahut Minho dengan matanya yang masih terpejam.

“Ji Yeon sudah putus dari Luhan. Ji Yeon yang mengatakannya langsung padaku.”

“MWO?” respon Minho terdengar berlebihan. Matanya terbuka sempurna seketika mendengar nama ‘Ji Yeon’. “Ji Yeon sudah putus dari Luhan?” tanya Minho memastikan dengan apa yang baru didengarnya dari Kris.

“Ne. Tadi pagi aku bertemu Ji Yeon di pantai. Ji Yeon tampak sedih. Matanya yang berbinar tampak redup dan sembab. Sepertinya dia menangis semalaman. Dia bilang, hubungannya dan Luhan telah berakhir.” Kris mengatakan apa adanya pada Minho. “Ini kesempatanmu untuk mendekati Ji Yeon lagi.” Ada rasa sedikit terpaksa ketika mengatakan itu. “Yaa… siapa tahu kau memang ditakdirkan untuk Ji Yeon.” lanjutnya.

Minho tersenyum dalam hati. ‘Tapi… aku terlanjur bilang membencinya. Ottokhe?’ batin Minho.

“Ahh… lebih baik kau segera bangun dan siap-siap ke kantormu. Sejak tadi ponselmu berdering dan banyak email masuk ke ponselmu. Kau siap-siap saja dapat amarah dari Tuan Choi.” Kris terkekeh, lalu meninggalkan kamar Minho. “Aku pergi ke kantor duluan.” Teriak Kris dari luar kamar Minho.

“Ji Yeon dan Luhan putus? Benarkah? Bagaimana bisa Kris bertemu Ji Yeon di pantai? Apa mereka janjian disana? Kenapa Kris tidak mengatakan apapun kalau dia mau menemui Ji Yeon di pantai?” Minho terus saja menggerutu. Tapi, dari dalam benaknya ia berterima kasih pada Kris karena berita gembiranya itu membuat beban perasaan Minho sedikit meluap. Yaa.. hanya sedikit meluap karena sepertinya akan sangat sulit membuat Ji Yeon menyadari perasaan yang Minho rasakan selama ini untuknya. Minho selalu gagal membuat Ji Yeon benar-benar melihatnya.

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK