home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Boys In Love

Boys In Love

Share:
Author : leni
Published : 07 Nov 2013, Updated : 26 Nov 2013
Cast : Park Jiyeon T-Ara, Choi Minho SHINee, Kris EXO M, Luhan EXO M
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |10565 Views |1 Loves
Boys In Love
CHAPTER 7 : Boys In Love - Let Me Love You Chapt. 7

Ji Yeon memasuki apartemen yang selama ini ditempati olehnya dan Luhan dengan gontai. Pengakuan Minho, ‘Aku membencimu’ terus terngiang-ngiang di telinganya. Ji Yeon sama sekali tidak mengerti kenapa Minho tiba-tiba mengatakan itu padanya. Apakah Ji Yeon menyakiti perasaan Minho tanpa disadari?

‘Kecupan bibir!!’ batin Ji Yeon. Ia kembali teringat apa yang ia lakukan pada Minho setelah ia mengatakan akan kembali ke China menemui Luhan. ‘Aku mengecup bibir Minho tanpa persetujuannya. Apakah Minho marah karena aku melakukan itu padanya? Pabo!!!’ batin Ji Yeon. Ia merasa menyesal karena tiba-tiba mengecup bibir Minho ketika itu. ‘Ketika itu, sebenarnya aku berat meninggalkan Seoul dan pulang ke China. Ketika itu… aku….’

“Ji Yeon, akhirnya kau pulang.” Sambut Luhan yang kini berdiri beberapa langkah di hadapannya. Sepertinya Luhan baru keluar dari dapur.

Ji Yeon tersenyum tipis pada laki-laki yang ia yakini mencintainya.

“Oppa, ku pikir kau akan….”

“Menginap bersama perempuan lain? Ahh.. iya, tadinya aku akan menginap di apartemen Ji Woon, tapi ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan padamu. Aku ingin memutuskan semuanya sekarang.”

Ji Yeon tersenyum pahit. Luhan tega tanpa perasaan menyebutkan nama perempuan lain dihadapan Ji Yeon. Well, ini memang bukan pertama atau kesekian kalinya. Luhan memang sering melakukan ini pada Ji Yeon. Melukai Ji Yeon.

“Kajja..” Luhan menghampiri Ji Yeon dan menarik tangan Ji Yeon agar mengikuti langkahnya.

Luhan membawa Ji Yeon ke dalam kamar mereka. Mereka duduk bersampingan di tepi ranjang.

Hati Ji Yeon tidak tenang. Ia takut, kalimat yang selama ini ia takuti keluar dari mulut Luhan akan benar-benar terjadi.

“Ji Yeon…” Luhan mengawali pembicaraannya dengan memanggil nama Ji Yeon.

“ya?” sahut Ji Yeon pelan. Ia tidak berani memandang Luhan yang kini tengah menggenggam tangan kanannya.

“Aku.. aku tidak tahan lagi.” Deg!!!

Jantung Ji Yeon berdegup cepat. Kali ini ia benar-benar takut kalau Luhan akan menyampaikan kalimat yang ia takutkan selama ini.

“Aku.. aku tidak bisa mengikuti kemauan ke dua orang tua kita untuk menjadi lelaki yang mencintaimu. Ku pikir, dengan caraku mendekatimu, mencoba mengenalmu lebih dalam secara perlahan akan membuatku jatuh cinta padamu.”

Ji Yeon terdiam dan menyahut dalam hati, ‘Tapi, kau sudah membuatku jatuh cinta padamu.’

Terdengar helaan nafas pelan Luhan. Luhan, ia sebenarnya tidak tega mengatakan ini semua pada Ji Yeon. Ia hanya tidak ingin menyakiti Ji Yeon lebih dalam lagi.

“Selama ini aku berpura-pura menjadi lelaki yang mencintaimu di hadapan semua orang terutama ke dua orang tua kita. Selama ini aku hanya memanipulasi kenyataan. Kenyataan yang sebenarnya adalah aku tidak pernah jatuh cinta padamu.”

Ji Yeon merasakan genggaman tangan Luhan yang semakin erat. Ia menangis dalam diam.

“Ji Yeon, aku tidak menginginkan semua ini. Aku tidak menginginkan perjodohan antara kita. Aku sudah berusaha untuk mencintaimu. Tapi, aku tidak bisa menganggap lebih dari sekedar adik. Ji Yeon.. ma’afkan aku..” Luhan merasa sangat bersalah dan menyesal.

“Begitu kah? Selama ini kau hanya pura-pura mencintaiku? Kau mau aku melepaskanmu sekarang?” sahut Ji Yeon dengan beruntun pertanyaan. Hatinya begitu sakit dan hancur sekarang. Semua kalimat yang ia takuti kini terucap oleh Luhan. “Bagaimana dengan orang tua kita?”

“Aku akan mengatakan yang sebenarnya pada mereka. Kau juga.. kau bisa mengatakan semua keburukanku pada mereka. Aku yang sering melukai perasaanmu. Katakan semua pada mereka. Aku tidak peduli kalau harus menanggung kebencian mereka untukku. Aku ingin bebas. Aku ingin menikmati hidup dengan pilihanku sendiri. Mianhae….”

Ji Yeon menangis. Ia tidak bisa menahan tangisnya kini. Air mata itu turun begitu derasnya. Hari ini begitu banyak kejutan buruk untuknya. Dari pengakuan kebencian Minho untuknya dan sekarang….. Luhan memintanya untuk melepaskannya.

“Ji Yeon.. kau ini perempuan yang sangat baik. Aku bukan laki-laki pantas untukmu.” Luhan mulai melepaskan genggaman tangannya pada Ji Yeon. “Kau harus melepaskan bagian terburuk darimu. Bagian terburuk darimu selama ini adalah AKU. Lepaskan aku. Mianhae Ji Yeon-ah.” Luhan bangkit berdiri. “Malam ini kau tidur di kamar sebelah. Aku ingin mengemas semua pakaian dan barang-barangku. Kau tidak mungkin kan masih tinggal satu atap dengan lelaki buruk yang sudah melukaimu sepertiku.”

Mendengar ucapan Luhan yang begitu pahit untuk didengar, Ji Yeon semakin tidak bisa menghentikan air matanya.

Ji Yeon bangkit dan memeluk tubuh Luhan dari belakang. Memeluk Luhan sangat erat seakan ia tidak ingin melepaskan Luhan.

“Aku ini typikal lelaki yang percaya dengan cinta ‘realistis’. Bagiku cinta itu tanpa pamrih. Aku tidak berharap gadis yang ku cintai juga membalas perasaanku. Asalkan aku masih bisa mencintainya dengan sesuka hatiku, melihatnya bahagia walaupun bukan bersamaku. Itu sudah membuatku bahagia.”Tiba-tiba ia terngiang kalimat yang pernah dikatakan Kris di masa lalu. ‘Apakah aku bisa seperti Kris? Menjadi perempuan yang percaya dengan cinta ‘realistis’. Mencintai Luhan tanpa pamrih? Tidak mengharapkan Luhan akan membalas perasaannya? Melepaskan Luhan? Membiarkan Luhan hidup bebas dengan pilihannya? Apakah aku bisa seperti Kris?’ batin Ji Yeon.

Ji Yeon semakin memeluk tubuh Luhan dari belakang. Luhan hanya terdiam membiarkan tubuhnya dipeluk Ji Yeon. ‘Pelukan selamat tinggal?’

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK