Sore ini Minho kembali terlihat berdiri seorang di tepi pantai. Ia memejamkan matanya merasakan angin yang menerpa permukaan kulit wajahnya.
“Minho-ah…” tiba-tiba ia mendengar suara yang sangat tidak asing di telinganya. Suara milik seseorang yang sangat ia rindukan. “Minho-ah…” ia kembali mendengar suara yang sama memanggil namanya. “Bagaimana khabarmu?” tanya pemilik orang suara yang sama.
Deg!! Minho terkejut mendapati Ji Yeon yang sudah berdiri di sampingnya. Penampilan Ji Yeon jauh lebih dewasa dan feminim dari dua tahun yang lalu. Ji Yeon semakin cantik.
Ji Yeon tersenyum lembut pada Minho yang masih terkejut memandangnya. “Park Ji Yeon?”
Ji Yeon menganggukkan kepalanya. “Ne. Aku Park Ji Yeon. Aku senang ternyata kau masih mengingatku.”
“Sejak kapan kau kembali ke Seoul?” tanya Minho.
“Ehmm.. sekitar setengah tahun yang lalu aku dan Luhan oppa kembali ke Seoul.” jawab Ji Yeon masih mempertahankan senyumnya. “Bagaimana khabarmu?” tanyanya kembali menanyakan kabar Minho.
‘Sakit.’ Batin Minho. “Kau bisa lihat sendiri kalau aku baik-baik saja.” Minho memaksakan senyumnya. “Kau?”
“Minho, kau dan Kris pasti kaget ketika kalian melihatku berada di club dengan dandanan…”
“Ahh.. arraseo. Kami tidak mempermasalahkan tentang itu.” Minho berusaha bersikap baik-baik saja. “Dia Luhan? Laki-laki yang tiba-tiba merangkulmu ketika kau menghampiriku dan Kris.”
Ji Yeon menganggukkan kepalanya. “Ne. Dia Luhan Oppa yang sering aku ceritakan padamu.” Jawab Ji Yeon tersenyum tipis. “Bagaimana hubunganmu dengan perempuan itu? Kalian sudah berkencan sekarang?” Ji Yeon masih ingat Minho menceritakan tentang perempuan yang sedang ia suka dua tahun yang lalu.
Minho memandang Ji Yeon yang tengah tersenyum padanya. Ia bisa melihat tidak ada cinta di matanya untuknya. ‘Apakah Ji Yeon hanya mencintai laki-laki itu? Lalu, kecupan bibir itu?’ batin Minho bertanya.
“Dia bersama laki-laki lain.” jawab Minho tanpa ekspresi memandang Ji Yeon yang masih tersenyum padanya. Gadis yang ku sukai memilih pergi bersama laki-laki yang ia sukai dan meninggalkanku. Sampai saat ini rasa cintaku masih sama untuknya. Aku masih mencintainya.” ungkap Minho menatap dalam bola mata Ji Yeon.
“Mianhae Minho-ah. Tidak seharusnya aku menanyakan itu.” ucap Ji Yeon sungkan.
“Gwaenchana.” Minho menghela nafas sejenak dan masih memandang wajah Ji Yeon. “Dia jahat sekali padaku. Aku membencinya. Dia tidak pernah benar-benar melihatku. Aku jatuh cinta padanya. Kenapa dia pergi meninggalkanku begitu saja?” Minho membentak Ji Yeon tiba-tiba, membuat Ji Yeon terkejut dan senyum di wajahnya perlahan memudar, sepasang matanya tampak berkaca-kaca. Ini adalah pertama kalinya ia mendengar bentakan Minho. “Mianhae, aku ada urusan lain. Sampai jumpa..” Minho pun meninggalkan Ji Yeon sendirian.
***