Sinar matahari yang baru naik tampak menembus ke celah-celah jendela kamar apartemen yang dihuni sepasang manusia yang masih menikmati tidur mereka. Luhan dan Ji Yeon benar-benar menghabiskan malam bersama.
Ji Yeon terlihat mulai menggeliatkan tubuhnya perlahan dan membuka matanya yang masih mengantuk. Ia tersenyum mendapati Luhan masih tertidur seraya memeluk tubuhnya hangat.
Senyumnya semakin mengembang ketika ia kembali mengingat apa yang mereka lakukan semalam.
‘Chu˜’ Ji Yeon mengecup bibir Luhan untuk membangunkannya.
“Selamat pagi sayaang..” ucap Luhan dengan matanya yang masih terpejam seraya semakin memeluk erat tubuh Ji Yeon. Ji Yeon tampak nyaman berada di dekapan Luhan.
Pagi ini Ji Yeon sangat bahagia bahkan saking bahagianya ia tidak bisa menuangkan perasaannya dalam kata-kata. Jantungnya berdegup kencang, bahagia setiap kali Luhan menyentuhnya.
“Luhan Oppa saranghaeyo….” Ji Yeon membalas pelukan Luhan semakin erat.
***
Minho masih meringkuk di atas tempat tidurnya. Di sampingnya tergeletak sebuah bingkai foto Ji Yeon yang sempat ia ambil sebelum Ji Yeon pergi.
Kris hanya bisa menghela iba seraya menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Minho yang sudah gila karena masih mencintai Park Ji Yeon.
“Minho!!” seru Kris membangunkan Minho. “Apakah sebegini frustasinya kau kembali bertemu dengan Ji Yeon? Palli banguuun!! Ini sudah hampir jam makan siang. Sampai kapan kau hanya meringkuk menyedihkan seperti itu?” cerewet Kris yang diacuhkah oleh Minho.
Minho masih enggan bangkit dari tempat tidurnya.
“Kris, kau tahu aku begitu mencintainya. Aku membutuhkannya, Kris. Aku tidak bisa hidup dengan baik tanpanya. Aku tidak rela dia bersama laki-laki lain, Kris. Apa yang harus ku lakukan?” nada suara Minho terdengar sangat menyedihkan, membuat Kris semakin merasa prihatin pada kondisi Minho saat ini.
“Selama kau masih bernafas sendiri, kau masih bisa menjalani hidupmu dengan baik. Sekarang bangunlah. Percuma mengharapkan cinta dari perempuan yang tidak mencintaimu. Ji Yeon bukan perempuan yang tepat untukmu. Kau bisa cari perempuan lain yang bisa memberikanmu cinta tulus.” Kris berusaha membujuk dan memotivasi Minho. “Move on, Choi Minho!!!”
***