“Woohooo….” sorak Kris dengan badannya yang ikut bergerak mengikuti irama musik yang menggema di club yang ia datangi bersama Minho.
Minho hanya terdiam, duduk di samping Kris. Ia tidak berminat dengan para perempuan yang mencoba mendekati dan mencari perhatiannya. Ia hanya meminum wine yang telah ia pesan.
“Aigoo… tubuh mereka membuat jantungku berdebar-debar. Bagaimana menurutmu, Minho-ah? Apakah ada satu perempuan yang menarik perhatianmu?” Kris tampak semakin bersemangat menikmati setiap lekukan tubuh para perempuan yang tengah menari di lantai dansa.
“Tidak ada.” Sahut Minho pendek.
“Minho-ah, aku mengajakmu kemari bukan hanya untuk meneguk wine. Tapi, aku mau kita bersenang-senang. Carilah perempuan yang bisa menyenangkanmu malam ini. Siapa tahu kau jatuh cinta padanya.” Celoteh Kris.
“Kalau pun ada yang menggantikan Ji Yeon di hatiku, perempuan itu harus memiliki sikap yang baik dan dari keluarga baik-baik. Bukan perempuan yang suka menghabiskan malam mereka di tempat seperti ini.” cetus Minho.
Deg!! Kris tampak mengerjap-ngerjapkan matanya memastikan apa yang ia lihat sekarang.
“Minho-ah, itu Ji Yeon?”
Deg!! Jantung Minho berdebar-debar walaupun hanya mendengar nama ‘Ji Yeon’.
“Ji Yeon? Apa maksudmu Kris?” tanya Minho yang mulai mengikuti arah pandangan Kris kini.
Deg! Ia bisa melihat seorang perempuan yang tengah menari bersama seorang laki-laki yang tengah memeluknya di lantai dansa. Perempuan itu mirip Park Ji Yeon.
“Aku tidak salah lihat kan? Apa dia Park Ji Yeon?” Kris tampak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.
Tiba-tiba…… ‘Deg!!’ Minho dan Kris menelan air ludah mereka masing-masing ketika mendapati perempuan yang mereka kira ‘Park Ji Yeon’ tengah menatap ke arah mereka dengan senyum berbinar seraya menegakan kepalanya. Perempuan itu sempat membisikan sesuatu di telinga laki-laki yang tengah memeluknya hingga akhirnya ia terlepas dari pelukan laki-laki itu. Dia berjalan ke arah meja yang ditempati Kris dan Minho dengan senyum yang tidak hilang di wajah cantiknya.
“Minho-ah, dia kemari. Apakah dia benar Park Ji Yeon ?” tanya Kris berbisik.
Minho ingin sekali mengelak kalau perempuan yang kini menghampiri mereka bukanlah Park Ji Yeon. Park Ji Yeon tidak mungkin ber-make-up berlebihan dan mengenakan pakaian yang sangat seksi hingga lekuk tubuhnya terlihat sangat jelas. Ji Yeon yang ia kenal adalah perempuan manis penuh dengan kelembutan. Bukan Ji Yeon liar yang seperti saat ini ia lihat.
“Hi! Choi Minho? Wu Fan Kris?” sapa perempuan yang mereka mirip ‘Park Ji Yeon’ sudah berdiri di hadapan mereka. Dia tersenyum berbinar bertemu Minho dan Kris.
“Kau….” Kris tampak gelagapan. Sedangkan Minho hanya diam saja. Ia harap perempuan di hadapannya ini bukan Park Ji Yeon.
“Park Ji Yeon!!” Deg!! Minho tidak mau percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. ‘Perempuan ini bukan Park Ji Yeon.’ batin Minho. “Aku Park Ji Yeon. Kalian lupa padaku?” perempuan yang mengaku ‘Park Ji Yeon’. Dia memang Park Ji Yeon! Dia tampak kecewa dan sedih hingga ia merasakan seseorang telah merangkul pundaknya. “Luhan oppa…” Ji Yeon menoleh pada laki-laki yang sedang merangkulnya. Namun, tanpa senyum menghiasi wajah cantiknya.
“Kajja pulang. Aku bosan bermain-main dengan para wanita itu. Malam ini kita habiskan waktu bersama. Ne?” Luhan mengecup pipi Ji Yeon sekilas. “Kajja…” Luhan pun membawa pergi Ji Yeon meninggalkan Kris dan Minho dengan rasa tidak sangka di benak mereka memandang kepergian Luhan dan Ji Yeon.
“Benarkan itu Park Ji Yeon?” gumam Kris.
***
