home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Baby Don't Cry

Baby Don't Cry

Share:
Author : karimaalkaff
Published : 27 Oct 2013, Updated : 24 Jul 2015
Cast : Xi Luhan (Luhan EXO), Krystal Jung (Krystal fX), Choi Minho (Minho Shinee)
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |28100 Views |2 Loves
Baby Don't Cry
CHAPTER 3 : Baby Don't Cry (chapter 3)

“Dengarkan aku. Kau tidak memberikan aku kesempatan untuk menjelaskannya. Kau ini kenapa? Hah?” Minho duduk dan menyenderkan tubuhnya. “Tentang penyakit Krystal, ia sendiri yang memintaku untuk merahasiakannya. Ia tidak ingin kau mebelaskasihaninya karena penyakit itu. Tentang aku menyukainya, bukankah aku pernah memberitaumu? Aku tidak memberitaumu kalau aku menyatakan perasaanku padanya karena aku iri padamu. Terlalu sakit untukku menerima kenyataan. Kenapa ia menyukaimu, bukan aku. Aku sadar itu ketika ia sering menceritakanmu. Aku nyatakan perasaanku padanya. Tapi ternyata, perasaannya tetap padamu.”

 

*FLASHBACK*

Krystal membantu Minho mencari buku tentang kesenian di perpustakaan. “Minho, kau ‘kan sudah bersahabat dengan Luhan cukup lama. Menurutmu dia bagaimana?” Tanya Krystal.

Minho yang sedang asik mencari bahan untuk praktik menghentikan kegiatan membacanya saat mendengar pertanyaan dari Krystal. “Mwo? Tumben sekali kau menanyakannya. Dia baik dan juga sederhana walau ia sangat kaya raya. Itu yang aku suka darinya.” Jawab Minho.

“Kau tau, Minho. Aku rasa, aku menyukainya. Dia juga sangat baik denganku dan juga sangat lembut.”

DEG

Terasa ada sesuatu yang menghentikan detak jantungnya ketika mendengar kalimat yang diucapkan Krystal. Rasanya seperti beribu pisau tertancap di hatinya.

“Mwoya? Apa kau sungguh dengan perkataanmu?”

“Ne, aku tidak pernah meragukan perasaanku.”

“Krystal, seandainya ada namja lain selain Luhan yang sangat mencintaimu, apa kau mau menerimanya?” Tanya Minho frontal karena ia sudah tidak tau lagi apa yang harus ia perbuat setelah mendengar kenyataan yang begitu menyakitkan untuknya.

Krystal yang mendengar pertanyaan dari Minho memberikan reaksi positif dengan memberikan senyumnya yang manis seraya berkata, “mungkin saja. Karena aku yakin Luhan tidak akan menyukai gadis penyakitan sepertiku. Jadi aku pikir, tidak apa kalau aku membuka hati untuk namja lain yang bisa menerima kekuranganku.”

“Krystal, saranghae.” Entah kenapa kalimat itu tiba-tiba saja keluar dari mulut Minho. Jantungnya langsung berdegup kencang. Segala rasa bercampur dipikirannya saat itu.

Krystal tertegun dengan apa yang ia dengar, senyumnya memudar. Tapi beberapa saat kemudian ia tersenyum kembali dan menggengam tangan Minho. “Minho, aku sungguh  terejut mendengarnya. Aku sudah banyak merepotkanmu, dan aku tidak mau menambah bebanmu lagi dengan kondisiku yang seperti ini. Kau namja baik, harus mendapat yeoja yang baik juga. Dan aku bukan yeoja yang baik untukmu. Tapi kita masih tetap bisa bersama.” Ujar Krystal seraya memeluk Minho.

“Tapi Krys, aku menerimamu apa adanya. Bahkan dengan Ataxia atau apapun. Aku tidak perduli. Aku tetap mencintaimu dan menerimamu.” Seru Minho meyakinkan Krystal.

“Mianhae Minho aku tidak bisa. Mianhae.” Balas Krystal meneteskan air matanya yang beranjak dari duduknya.

Minho meraih tangan Krystal dan menariknya dalam dekapan. “Gwaechana. Aku terima keputusanmu. Mianhae.”

*FLASHBACK END*

 “Luhan-ya, jeongmal mianhae. Aku harus bagaimana agar kau mau memaafkanku? Kau sahabatku. Aku melakukan ini semua demi kebaikan kita. Apa yang harus aku lakukan agar kau mau memaafkanku? Jebal, Luhan.” Pinta Minho.

“Minho-ya, kenapa kau baru sekarang menceritakannya padaku? Kau tidak salah, sungguh. Seharusnya aku yang minta maaf karena kegoisanku." Ia menundukan kepalanya dan perlahan butiran air mata meluncur di pipinya.

“Sebaiknya kita berdoa agar operasinya sekarang berhasil.” Ujar Minho seraya merangkul Luhan.

Setelah enam jam, akhirnya operasinya ke sekian kali selesai. Operasinya berhasil, Luhan dan Minho ikut mengantarnya ke ruang rawat usai operasi. Seluruh tubuh Krystal dipenuhi selang, perban, dan alat bantu lainnya untuk membantunya tetap hidup dalam beberapa waktu kedepan setidaknya.

Luhan tidak melepaskan pandangan dan genggaman tangannya ke wajah pucat pasi yeoja yang sangat dicintainya, ‘kau akan sembuh! Aku tidak akan meninggalkanmu.’ Batinnya.

“Maaf tuan, kalian hanya bisa mengantar sampai disini. Ia butuh istirahat total. Kalian juga harus istirahat. Datanglah kesini esok sore. Ia sudah boleh dijenguk.” Kata seorang perawat kepada Minho dan Luhan.

Untuk perpisahannya hari itu, Luhan memberikan kecupan lembut di kening Krystal. Minho yang juga tidak bisa membohongi perasaan sedihnya melihat kondisi Krystal, mencium tangannya yang dingin dan pucat. “Bertahanlah Krystal, kau pasti bisa.” Ujar Minho seraya meninggalkan rumah sakit bersama Luhan.

***

Tujuh bulan sudah masa koma Krystal belum terlewat. Orang tua Krystal juga tidak hentinya berusaha agar putrinya bisa segera bangun dan sembuh dari segala sesuatu penyakit yang anaknya derita. Orang tua Krystal pergi ke Jerman untuk mencari rumah sakit yang mampu membuat anaknya sehat kembali. Mereka mempercayai Luhan dan Minho untuk menjaga putrinya selama mereka di Jerman.

Sabtu pagi, Minho menjemput Luhan dirumahnya menuju rumah sakit menjenguk Krystal hari itu. Mereka sudah membawakan banyak hadiah, karena hari itu tepat hari ulang tahun Krystal yang ke tujuh belas.

“Annyeong Krystal, saengil chukkae hamnida. Sekarang kau sudah tumbuh dewasa ya. Apa kau sudah bangun? Kami membawakan kau banyak hadiah. Lihat, aku membawakanmu bunga dan boneka.” Ujar Minho seraya mengacungkan bonekanya didekat Krystal.

“Aku juga membawakanmu kotak musik dan lihat, aku membuat lukisan wajahmu. Bagus tidak? Pokoknya suatu hari nanti, kau harus lihat ya.” Sambung Luhan yang juga mengacungkan gambarnya didepan Krystal yang sama sekali tidak memberikan jawaban.

Hal seperti itu sudah sering terjadi. Tidak ada jawaban atas apa yang mereka ajukan.

“Luhan, sekarang giliran kau menjaganya, aku membaca buku di sofa, kalau ada apa-apa, kau panggil saja aku, ne?”

“Arasseo, Minho-ya.”

Luhan duduk dan terus menatap wajah Krystal. Ia meraih tangan Krystal dan menggengamnya. “Krystal, aku sangat bersyukur bisa melihatmu sampai sekarang walau sangat berbeda kondisinya. Kau ingat pertama kali kita bertemu dikelas? Bukannya aku angkuh, tapi karena aku sedang sibuk dengan persiapan MOS. Kau tau tidak, pertama aku melihatmu, aku pikir juga kau sangat sombong karena kau menatapku sangat tajam, tapi kau sangat manis dan cantik.” Bisik Luhan pada Krystal mengenang kenangan mereka. “Kau tau, aku menyukaimu dari pertama kita bertemu. Tapi bodohnya aku baru sadar setelah Minho menyadarkanku. Ternyata aku sungguh menyayangimu. Ya, pabo.”

Lagi-lagi Luhan meneteskan air matanya, menyesali perasaannya, dan juga tindakannya yang sangat lamban saat hari kecelakaan yang dialami Krystal.

“Krystal, Jeongmal mianhae.” Luhan menahan isakannya agar tidak terdengar Minho. “Saranghae, Krystal.” Luhan megecup tangan Krystal lalu tertidur disampingnya.

Satu jam berlalu, Luhan terbangun. Perlahan ia angkat kepalanya, lalu mengembalikan lagi pandangnnya ke arah yeoja-nya. Ia mengambil kotak musik hadiahnya dan memainkannya. Terdengar alunan kotak musik dengan nada yang lembut.

Beberapa saat, seperti keajaiban yang Tuhan berikan padanya hari itu. Tangan Krystal bergerak, dan perlahan ia membuka matanya. Luhan yang sangat senang dengan perkembangan ini langsung membangunkan Minho yang tertidur di sofa. “Minho, bangunlah. Ppalli! Krystal sudah sadar.”

Minho segera bangun dan meyakinkan dirinya bahwa yang dilihatnya adalah kenyataan, ya, Krystal sudah sadar dari komanya. Minho langsung memanggil dokter untuk memeriksa Krystal.

Tidak lama setelah dokter memeriksanya, dokter memberi kabar bahwa Krystal memang sudah siuman sekarang, tapi kondisinya belum membaik. Ia bisa dipastikan kondisinya membaik ketika sudah ada reaksi tertentu dari Krystal.

Setelah diizinkan kembali menjenguk Krystal, Luhan dan Minho masuk ke ruang rawat Krystal. Kali ini ia melihat kedatangan Minho dan Luhan seraya tersenyum kearah mereka.

“Aku sangat gembira melihatmu. Aku merindukan senyum manismu.” Ujar Minho.

“Aku juga merindukan kalian berdua. Tapi tubuhku sangat sakit.” Sahut Krystal diiringi rintihan kecil dengan senyumnya. “Kemana appa dan eomma-ku?”

“Mereka di Jerman mencarikanmu perawatan medis yang lebih canggih. Kami juga sudah menghubunginya bahwa kau sudah siuman. Mereka sedang dalam perjalanan menuju Seoul.” jelas Luhan.

Krystal menatap Luhan lama dengan tatapan kosong. Seperti ia baru lagi menemukan kebahagiaannya di wajah Luhan. Tidak tau betapa ia merindukan namja ini. Namja yang sejak lama telah bersarang dihatinya.

“Luhan, apa kau mau membantuku?”

“Tentu saja nona cantik. Apa yang bisa aku bantu?” sahut Luhan serya mengusap kepala Krystal.

“Tolong ambilkan boneka kura-kura dikamarku. Aku sangat merindukannya.” Ujar Krystal yang suaranya terdengar lirih dan masih lemah.

“Aku akan menjaganya.” Ujar Minho.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK