Sesosok tubuh seorang gadis terbaring diatas aspal dengan berlumuran darah tidak sadarkan diri. Luhan yang melihat Krystal terpental jauh langsung berlari dan membawa Krystal kerumah sakit.
Selama perjalanan kerumah sakit, Luhan sedetikpun tidak melepaskan genggaman tangannya dari Krystal. Tidak tega melihat wajah cantik Krystal berlumuran darah, Luhan langsung menangis dan membersihkan wajah itu dengan tangannya.
“Maaf, anda hanya bisa mengantarnya sampai disini. Tunggulah, kami akan menanganinya sekuat tenaga.” Kata seorang perawat menghentikan langkah Luhan didepan ruang operasi. Luhan menyenderkan tubuhnya dan terjatuh lemas melihat tubuhnya berlumuran darah dari Krystal.
Beberapa saat kemudian, Minho dan keluarga Krystal datang ke rumah sakit Krystal dirawat. Luhan yang saat itu masih menunggu Krystal dari luar meneteskan air matanya saat melihat eomma Krystal menghampirinya sambil menangis. “Apa kau Xi Luhan? Dimana Krystal sekarang?” Tanya wanita paruh baya itu dengan diiringi isak tangisnya.
“Ia masih didalam ahjumma, mianhae. Aku tidak bisa menjaganya dengan baik. Aku sungguh sungguh minta maaf.” Ujar Luhan seraya berlutut dikaki kedua orang tua Krystal.
“Sudahlah, ini semua bukan salahmu. Ini semua murni kecelakaan. Yang aku ingin hanya melihat anakku sekarang.” Appa Krystal membangunkan Luhan dari kakinya dan istrinya.
Minho hanya terdiam. Masih tidak menyangka bahwa orang yang sangat ia sayangi sedang memperjuangkan nyawanya diruang operasi. Luhan yang perasaannya juga sangat terpukul menarik dan memeluk Minho. Tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.
Hampir sebelas jam operasi berlanjut, akhirnya ada seorang dokter keluar dari ruang operasi itu. “Dokter bagaimana kondisi Krystal?” Luhan langsung menanyakan keadaan Krystal.
“Ne, bagaimana kondisinya? Aku ibunya. Ia anakku satu-satunya. Tolong dia dokter.” Sambung eomma Krystal yang lagi-lagi ia terisak dipelukan suaminya.
“Kita bisa bicarakan ini diruangan saya.”
“Kondisi Krystal saat ini masih kritis. Kemungkinan ia akan mengalami koma yang panjang karena luka akibat kecelakaan kemarin yang sangat fatal dan penyakitnya. Ia mengalami keretakan tulang tengkorak, patah pada lengan kiri dan cidera serius pada kedua kakinya. Saya sangat khawatir pada kondisinya saat ini. Kemungkinan kalau ia bisa selamat dari komanya, ia akan lumpuh total.”
Mendengar penjelasan dari dokter, eomma Krystal jatuh pingsan, appa Krystal yang juga tidak sanggup mendengar kabar buruk dari dokter juga terjatuh lemas memangku istrinya. Luhan yang sangat terpukul dengan kabar itu, tidak dapat menahan rasa sakit hatinya pergi meninggalkan ruangan itu disusul oleh Minho dari belakang.
Ruangan Krystal masih terkunci karena ia belum boleh dijenguk oleh siapapun. Kondisinya masih sangat lemah. Luhan terus menangis didepan kamar Krystal. Minho juga tidak bisa menahan rasa sakitnya hingga akhirnya bendungan dimatanya jatuh perlahan lalu terisak bersama Luhan. “Bangunlah Krystal, aku mohon.” Gumam Luhan.
***
Tiga bulan sudah Krystal masih tertidur panjang diatas tempat tidur dengan peralatan-peralatan yang membantunya tetap hidup untuk beberapa waktu. Setiap hari Luhan menjenguknya dan selalu mengajak bicaranya walau tidak sekalipun terdengar jawaban dari Krystal.
“Annyeong Krystal, aku datang lagi hari ini untuk menjengukmu. Apa kau sudah sadar?” begitu setiap hari pertanyaan Luhan. Ia duduk disebelah Krystal dan menggenggam tangan Krystal yang dingin. “Aku akan selalu disini untukmu. Hari ini kau akan ada operasi ke 24. Kau harus sembuh.” Ujar Luhan sambil menatap Krystal yang masih terlelap tidur. Tidak terasa air mata meluncur di pipinya. Membayangkan rasa sakit yang dirasakan seseorang yang sangat disayanginya.
“Annyeong, maaf tuan, kau harus menunggu diluar sekarang. Ia akan dipindahkan keruang operasi karena akan segera dimulai. Mohon pengertiannya.” Seru seorang perawat yang masuk.
Luhan mencium tangan dan kening Krystal sebagai tanda perpisahannya saat itu. “Kau akan sembuh.”
***
Luhan duduk tepat didepan ruang operasi menunggu seseorang yang sedang berjuang hidup didalamnya. Gelisah dirasakan Luhan setiap kali Krystal melakukan runtunan operasinya. Ia jalan kesana kemari untuk menghilangkan rasa cemasnya. Luhan memasukan lengannya kedalam saku hingga ia merasakan sesuatu yang ada didalamnya. Ia keluarkan benda itu dari sakunya. Buku diary Krystal. Kali ini ia sangat ingin membaca buku itu. Ia duduk disalah satu kursi dan mulai membacanya dari halaman pertama.
Untuk kedua kalinya, ia tersenyum melihat gambar dirinya. Dibalik ke halaman berikutnya.
14 Juli 2013
Sekolah baru ditahun ketiga aku kelas 3 SMA. Tidak terlalu buruk, eh ada seorang namja dikelasku. Dia seorang ketua Osis. Aku belum tahu siapa namanya, tapi yang pasti, ia terlihat sangat sombong. Ia tidak pernah menyapaku dikelas.
17 Juli 2013
Dia menyapaku! Namanya Luhan, Xi Luhan. Ternyata ia tidak seburuk yang aku pikir. Dan aku mendapat satu teman baru lagi,Choi Minho. Dia juga sangat baik. Semoga saja aku betah disekolah baru.
30 Juli 2013
Luhan dan Minho sangat baik denganku, tapi entah kenapa perasaanku berbeda saat bersama Luhan. Aku rasa, aku menyukainya.
Saat membaca bagian itu, Luhan tersenyum seakan kejadian pada saat itu terulang lagi diingatannya. ‘Andai aku mengetahuinya sejak lama.’ Batinnya. Dibuka lagi halaman demi halaman.
29 Agustus 2013
Oh Tuhan, bagaimana ini. Minho menyatakan perasaannya padaku. Tapi aku hanya menyayanginya sebagai seorang sahabat.
Luhan tersentak kaget saat mengetahui bahwa Minho ternyata sudah menyatakan perasaannya terlebih dahulu. Tapi tidak diterima oleh Krystal. ‘Pantas saja Minho ingin membantuku mendapatkan Krsytal. Minho, kau menyembunyikan ini ternyata.’ Ia buka lagi halaman berikutnya.
2 September 2013
Akhir- akhir ini tubuhku sering mati rasa secara mendadak. Ternyata saat diperiksa, aku mengidap sebuah penyakit. Ataxia. Tuhan, cobaan apa lagi yang engkau berikan padaku?
10 September 2013
Ya Tuhaaannn, hatiku sangat terpukul. Sungguh aku tidak bermaksud mengusir Luhan tadi. Tapi tubuhku tiba- tiba mati rasa dan membuatku tidak bisa menggerakannya. Aku tidak ingin ia mengetahui penyakitku ini. Kapan kau akan segera menarik penyakit ini? Aku sudah tidak tahan.
DEG!
Membaca bagian itu, membuat jantung Luhan berdegup kencang, lalu hilang. “Ataxia?” ucapnya.
“Kau sudah mengetahuinya ternyata.” Seru seseorang yang ternyata sedaritadi memperhatikan Luhan hingga ia mendengar satu nama penyakit keluar dari mulutnya.
“Apa maksudmu?” ujar Luhan yang tersentak kaget akan kedatangan Minho yang secara tiba-tiba. “Jadi, kau sudah tau ini sebelumnya? Dan kau tidak memberi tauku tentang hal ini padaku? Teman macam apa kau! Aku pikir, kau menggangapku temanmu, ternyata aku salah!”
“Luhan, aku tidak bermaksud menyembunyikan ini padamu.”
“Dan kau pernah menyatakan perasaanmu pada Krystal? Akupun tidak tau. Kau menutupi ini semua padaku. Apa maksudmu!”
“Dengarkan aku. Kau tidak memberikan aku kesempatan untuk menjelaskannya. Kau ini kenapa? Hah?” Minho duduk dan menyenderkan tubuhnya. “Tentang penyakit Krystal, ia sendiri yang memintaku untuk merahasiakannya. Ia tidak ingin kau mebelaskasihaninya karena penyakit itu. Tentang aku menyukainya, bukankah aku pernah memberitaumu? Aku tidak memberitaumu kalau aku menyatakan perasaanku padanya karena aku iri padamu. Terlalu sakit untukku menerima kenyataan. Kenapa ia menyukaimu, bukan aku. Aku sadar itu ketika ia sering menceritakanmu. Aku nyatakan perasaanku padanya. Tapi ternyata, perasaannya tetap padamu.”
oOo to be continue oOo