home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Baby Don't Cry

Baby Don't Cry

Share:
Author : karimaalkaff
Published : 27 Oct 2013, Updated : 24 Jul 2015
Cast : Xi Luhan (Luhan EXO), Krystal Jung (Krystal fX), Choi Minho (Minho Shinee)
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |28100 Views |2 Loves
Baby Don't Cry
CHAPTER 1 : Baby Don't Cry (chapter 1)

Sebuah ikatan persahabatan dimana menjadi saksi bisu penuh cinta Luhan, Minho dan Krystal tanpa mereka sadari satu sama lain. Mereka terbilang siswa berprestasi disekolah, terutama Luhan. Ia tampan, pintar, semua orang menyukainya. Hanya saja, karena wajahnya yang sangat cool, kesan saat menatapnya menjadi dingin. Tapi, dia baik saat menjadi teman. Begitu perasaan Krystal dan Minho terhadap Luhan saat ini.

Akhir-akhir ini, entah Luhan merasakan ada yang berbeda. Sesuatu, tapi ia belum coba memastikan. Apakah ini benar, atau cuma halusinasi.

Siang hari di sekolah, Luhan dan Minho duduk dipojok meja dalam ruang kantin. "Luhan, aku merasakan hal yang berbeda saat bersamamu dan Krystal akhir-akhir ini. Kalian berdua sebenarnya ada apa?" ujar Minho yang mulai merasakan kejanggalan pada dua sahabatnya.

"Berbeda? Apa maksudmu? Aku rasa tidak ada yang berbeda." jawab Luhan sambil menggoreskan pensilnya diatas kertas dan mulai menggambar.

"Jinjja? Kau menyukainya bukan? Sudahlah, mengaku saja. Aku tahu betul setiap ekspresimu. Aku sudah hampir 12 tahun bersamamu. Kau masih coba berbohong denganku."

"Minho, kau ini kenapa. Aku tidak memiliki perasaan apapun dengannya. Sudahlah, jangan menggodaku." ujar Luhan mengelak perkatan Minho yang mulai menerka perasaannya.

"Luhan, kau tampan! Semua yeoja disekolah ini menginginkanmu, kau pintar, kau kaya. Apalagi yang kau tunggu untuk mendapatkan seorang gadis. Aku pikir Krystal adalah gadis yang cocok untukmu. Sudahlah mengaku saja! Apa susahnya."

"Minho, aku lebih senang saat kita bersama sama sebagai sahabat." Luhan yang mulai canggung dengan pembicaraannya dengan Minho segera pergi meninggalkan ruangan itu yang segera diikuti Minho dari sampingnya.

***

"Luhan oppa, ini untukmu." Seorang hoobae manis memberikan sekotak cokelat kepada Luhan saat ia usai bertanding basket hari itu disekolah.

"Apa ini?"

"Ini cokelat untukmu. Aku harap kau menyukainya. Ambilah." ujar gadis itu meraih tangan Luhan dan menaruh cokelat ditangannya.

Luhan menerimanya dan tersenyum kepada gadis itu, "gamsahamnida." gadis itu langsung berbalik sambil berlari setelah menerima senyum dari Luhan untuknya pagi itu.

"Krystal, kau mau kemana?" tiba-tiba terdengar suara teriakan Minho yang memanggil Krystal yang sedang berlari. Luhan terheran ketika melihat dua sahabatnya malah pergi meninggalkannya. Baru saja Luhan ingin berlari mengikuti mereka, ia ditarik ke lapangan lagi untuk permainan kedua, ‘ada apa dengan mereka?’ batin Luhan.

***

Pukul empat sore bel sekolah berbunyi untuk menandakan jam pelajaran hari itu berakhir. Telpon bergetar disaku jas Luhan, ia menerima pesan singkat dari seseorang.

Dari Krystal Jung
Bisakah kau menemuiku di perpustakaan sekarang? Aku kesulitan mengerjakan soal matematika. Jebal J

Luhan langsung berbalik menuju tempat yang selalu jadi tempat dimana ia, Minho, dan Krystal belajar bersama.

"Akhirnya kau datang juga, aku sudah menunggumu sejak pulang sekolah." ujar Krystal yang melihat kehadiran Luhan didepan mejanya seraya duduk dihadapan Krystal.

"Aku ada pelajaran tambahan. Tadi kau bilang ingin belajar matematika, yang mana yang sulit?"

"Yang ini, ini sulit sekali." Ia membuka halaman buku dan menunjukkannya pada Luhan.

Luhan terlihat sibuk menjelaskan soal-soal pada Krystal, tapi Krystal sendiri tidak mendengarkan, ia malah terus menatap wajah Luhan saat ia menjelaskan. "Luhan, apa pekan besok kau ada acara? Aku ingin sekali pergi ke taman bermain denganmu." ujar Krystal seraya menundukan wajahnya, mengumpulkan semua keberaniannya untuk mengucapkan kata-kata itu.

"Mwo? Baiklah, tapi akan kutanyakan Minho apa ia bisa pergi."

"Andwae. Hanya denganmu."

"Hah? Arasseo. Aku rasa semua soalnya sudah terjawab. Kau tinggal salin di buku PR. Ayo kita pulang, langit sudah hampir gelap." Luhan berdiri dan ikut membantu Krystal merapihkan bukunya. Tapi Krystal masih tertegun beberapa saat dikursinya. "Hey, ayo bangun. Kau tidak mau pulang?"

"A..aku.. Mungkin kau pulang sendiri, aku masih ada urusan." seru Krystal yang masih terdiam dikursinya.

Luhan terlihat bingung ketika tiba-tiba Krystal bertingkah aneh dihadapannya. "Apa kau yakin? Aku tidak mungkin meninggalkanmu sendiri disini. Cepatlah."

"Tidak, pergilah Luhan, aku masih ingin disini. Pergilah sekarang."

"Kau ini kenapa? Ada-ada saja. Yasudah, aku pergi."

***

Pagi-pagi sekali Luhan sudah hadir di kelasnya. Seperti biasa, ia belajar untuk mata pelajarannya hari itu. Tidak lama, Minho yang juga tidak kalah rajin dan pintar dari Luhan duduk menemani Luhan disampingnya.

Hening saat awal kehadiran Minho, karena keduanya sibuk membahas soal masing-masing, tapi pada akhirnya Minho membuka percakapan diantara mereka.

"Luhan, apa besok kau akan pergi dengan Krystal?" tanya Minho yang tersentak membuat Luhan kaget. Karena ia dan Krystal akan pergi tanpa Minho.

"Ya, akhir-akhir ini dia aneh. Dia tidak suka keramaian, tapi kenapa dia mengajakku ke taman bermain."

Minho berdiri dan duduk didepan Luhan. "Aku yakin, ia menyukaimu. Aku akan mendukung kalian! Percayalah padaku! Aku yakin kau juga menyukainya. Hanya namja babo yang tidak menyukai yeoja seperti Krystal."

"Haaah, terserah kau saja. Bantulah aku sekuat tenagamu. Kita lihat, aku akan menyukainya atau tidak"

"Baiklah." kata itu mengakhiri percakapan mereka sebelum mereka melanjutkan mengisi soal latihan.

***

Hari yang cerah pada sore itu, Luhan menjemput Krystal dirumahnya untuk menepati janjinya pergi ke taman bermain. Krystal masuk ke mobil Luhan dan mereka langsung melajukan mobilnya menuju taman bermain.

Sampainya di taman bermain, Krystal hanya tertegun, melihat banyak orang dengan segala kegiatan mereka. Luhan melihatnya seperti orang bingung, juga ikut bingung melihat ekspresi Krystal yang begitu aneh.

"Hey, ada apa denganmu? Kau aneh akhir-akhir ini." ujar Luhan memecahkan keheningan.

Krystal hanya membalas dengan senyuman. "Luhan, aku ingin membeli minuman disana. Kau tunggu sini ya. Aku akan membelikannya untukmu juga." Krystal langsung berlari seperti anak kecil menuju penjual minuman yang tidak jauh dari tempatnya sekarang.

Luhan hanya melihatnya dari jauh sambil tersenyum tanpa melepaskan sedetikpun pandangannya. Krystal mulai membalikan badannya dengan membawa dua gelas minuman. Dia hanya membalikan tubuhnya, tapi tidak beranjak dari tempat ia berdiri. Wajah yang tadinya tersenyum bahagia kini berubah menjadi panik. Luhan melihatnya. Ia bingung mengapa Krystal tidak segera menghampirinya disini. "Krystal, kau sedang apa? Kemarilah." Teriaknya memanggil Krystal.

"Tidak. Kau pergilah sekarang. Aku tidak apa. Pergilah Luhan." balas krystal masih terpaku ditempat ia berdiri.

Luhan yang tidak mengerti maksud Krystal seperti itu menghampirinya. Baru setengah jalan dari tempatnya duduk tadi, Krystal langsung menghentikannya. "Tidak! Menjauhlah dariku! Pergi sekarang. Aku tidak mau kau mendekatiku. Pergilah."

Tampak garis kekecewaan diwajah Luhan. Ia kecewa mendengar perkataan Krystal, tapi ia juga tidak mau meninggalkan gadis itu sendirian disini. "Pergilah sekarang Luhan. Jebal." Terdengar sekali lagi permohonan Krystal, tapi kali ini ia meneteskan air matanya.

"Tapi kenapa? Kau tiba-tiba seperti ini. Aku sangat bingung. Aku tidak mengerti sebenarnya ada apa. Kau tidak menjelaskan apapun padaku."

"Pergi sekarang. Jebal!" pinta Krystal sekali lagi. Luhan yang melihat tangisannya semakin deras langsung pergi. Entah mengapa, hatinya terasa sangat sesak melihat air mata yang jatuh dipipi Krystal.

Krystal masih tetap ditempatnya. Ia mulai jatuh dari berdirinya. Isakan tangisnya mulai membuat orang-orang disekitarnya bingung. Tapi ia tetap tidak beranjak dari tempat itu. Dari belakang, seseorang memegang pundak Krystal. Ia menggendong Krystal dan membantunya pulang dari taman bermain hari itu.

***

"Minho, aku bingung, Krystal sangat aneh di taman bermain kemarin. Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Luhan ketika ia dan Minho sedang berenang dirumah Minho.

"Aku juga tidak mengerti, ia memang sedikit aneh. Baru kali ini ia menolak berenang. Sebelumnya ia tidak pernah menolaknya kan." ujar Minho yang juga tidak mengerti akan kondisi Krystal saat ini. "Tapi, Luhan. Aku rasa, aku menyukainya. Terlalu lama berada dekat dia, aku merasa nyaman."

Deg.... Tiba-tiba saja terasa ada yang memukul hati Luhan ketika mendengar sahabatnya itu mengungkapkan sesuatu. 'Kenapa begitu sakit mendengarnya?' batin Luhan.

"Hahaha kau sangat kaget ya? Tenang saja, aku tidak akan merebut dia darimu. Apa kau tau? Ia sangat menyukaimu. Apa kau tidak sadar, yang setiap minggu mengirim pesan di mading dengan inisial ‘KJ’ itu siapa? Itu Krystal Jung. Hahaha aku tau kenapa kau tidak menyadarinya. Mungkin karena terlalu banyak pesan untukmu disana."

"Minho, aku sungguh bingung. Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Ungkapkan perasaanmu secepatnya."

***

Sabtu siang yang cukup cerah menyinari kota Seoul hari itu. Luhan, Minho dan Krystal mengadakan piknik sederhana disalah satu taman kota. Disana sangat sejuk dan bersih, hampir setiap sabtu mereka kesana untuk menyegarkan pikiran setelah lelah menghadapi kepenatan saat hari-hari mereka disekolah.

Ditaman itu, ada ayunan kecil yang Minho dan Luhan buat untuk Krystal saat ulang tahunnya tahun lalu, karena Krystal pernah bilang, bahwa ia ingin sekali punya ayunan yang bisa ia mainkan kapanpun ia mau. "Aku ingin main ayunan, apakah ada yang mau membantuku mendorongnya?" tanya Krystal.

Mendengar permintaan Krystal, Minho dan Luhan saling melirik. Minho memberi tanda agar Luhan saja yang menemani Krystal bermain. "Aku rasa Luhan bisa menemanimu. Aku ingin membaca komik." ujar Minho yang langsung mengalihkan pandangannya pada buku komik.

Krystalpun berdiri dan menarik tangan Luhan. "Ayo Luhan."

Dari kejauhan, Minho memperhatikan mereka berdua yang sedang bermain. Begitu cerianya wajah Krystal, hingga membuat hatinya ikut tersenyum walaupun bukan dia yang ada disisinya saat ini. 'Setidaknya kau tersenyum sangat manis hari ini.' batin Minho.

Luhan membantu Krystal mengayunkan ayunannya. Ketika ayunan sudah cukup kencang, Luhan menyenderkan tubuhnya pada salah satu tiang membelakangi Krystal yang masih menikmati semilir angin diwajahnya. "Krystal, apa besok malam kau sibuk?" tanya Luhan memberanikan dirinya untuk mengajak Krystal kencan.

"Anniyo." jawab Krystal singkat.

"Aku ingin mengajakmu makan malam di restoran la'Pasta pukul 7. Kau mau kan?"

Krystal sangat senang mendengar ajakan dari Luhan, tanpa pikir panjang ia terima ajakan Luhan.

"Luhan, aku lelah. Aku ingin pulang"

Krystal dan Luhan mengakhiri piknik hari itu, karena merasa kasihan dengan Krystal, ia meminta Minho agar mengantar Krystal pulang terlebih dahulu. Saat Luhan melipat tikar piknik, ia melihat sebuah buku kecil berwarna pink dengan tulisan 'Krystal's Diary'. Ia mengambilnya dan berniat mengembalikannya kepada Krystal besok malam saat makan malam.

***

Hari yang ditunggu tiba, Luhan tidak sabar untuk menyatakan perasaannya dan memberikan kalung perak indah berbentuk sayap malaikat kepada Krystal. Ia datang satu jam sebelum waktu yang dijanjikan. Luhan terus memegangi kotak kalung dan buku diary milik Krystal. Ia sangat penasaran dengan isi diary itu. Karena tidak bisa menahan rasa penasarannya, ia membuka mulai dari sampul buku diary itu. Di halaman pertama terdapat foto Luhan dengan gambar bingkai berbentuk hati bertuliskan 'Dia Orang yang Kucintai'. Luhan tersenyum melihatnya, tapi ia segera menutup diary itu kembali, takut Krystal melihat apa yang ia lakukan.

Mata Luhan menjelajahi seisi ruangan hingga akhirnya ia terpaku pada satu jendela disebelahnya. Diseberang sana nampak Krystal yang juga melihatnya sambil melambaikan tangan. Krystal menyebrangi jalan. Ditengah jalan, tiba-tiba saja Krystal terjatuh. Entah apa yang membuatnya terjatuh, tapi ia tidak segera bangun. Luhan langsung berlari keluar untuk menolong Krystal. Sayangnya Luhan terlambat. Sebuah truk melaju kencang dari arah kanan lebih cepat darinya.

"KRYSTAAAAL!!!"

 

-to be continue-

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK