home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Tears Of Mafia

Tears Of Mafia

Share:
Author : kifijo
Published : 22 Oct 2013, Updated : 18 Nov 2013
Cast : Kim Sunggyu (Infinite), Seo Heeyeon (OC), Bang Yongguk (BAP), Nam Jihyun (4Minute), Kim Myungsoo (In
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |17113 Views |1 Loves
Tears Of Mafia
CHAPTER 6 : Another Meeting

Heeyeon.

 

Ku pandangi wajah ku di cermin. Sepertinya make-up ini berlebihan, hari ini aku hanya akan memainkan tiga lagu. Sudahlah. Aku menarik nafas dalam – dalam dan mengehembuskannya perlahan, konser hari ini aku tak boleh gugup.

Ku lirik jam tangan ku, masih satu jam lagi sebelum keseluruhan konser dimulai. Lalu aku mengedarkan pandangan ku ke seluruh sudut ruang rias ini. Ku menemukan beberapa buket bunga, lalu ada satu kotak berwarna putih dengan pita biru laut di atas sofa. Ku hampiri kotak itu, ada kartu ucapan di atasnya.

“Yeon-i~ , pakai ini ya untuk penampilan mu nanti. Kami tunggu di bawah setelah kau memakainya, semangat! Gongju & Eunhye.” Aku tersenyum kecil membaca kartu ucapan itu. Bisa ku lihat Eunhye membubuhkan tanda tangannya di kartu itu. Lalu ku buka kotak itu.

Ku keluarkan isinya, sebuah gaun berwarna putih dengan corak biru laut di bagian bawahnya, dan ada pita dengan warna senada semburat biru laut pada bagian pinggangnya. Gaun itu terasa sangat lembut dan ringan. Segera ku ganti pakaian ku dengan dress itu.

Setelah berganti pakaian, aku langkahkan kaki ku ke depan cermin. Ku pandangi diri ku dalam balutan gaun itu. Ku putar tubuh ku tapi tatapanku tak pernah lepas dari cermin. Lalu sekali lagi ku pandangi kotak itu dan ku lihat sepatu hak setinggi 5 cm dan berwarna biru laut masih tergeletak manis di dalamnya.

Ku putuskan untuk memakai sepatu itu. Tak lama kemudian telepon genggam ku berdering. Di layarnya tertera nama Gongju. Lalu aku tekan tombol accept.

“Yeon-i~, sudah kau terima paket dari kami?” terdengar suara Gongju dengan nada riang di seberang sana, serta suara keramaian di belakangnya.

“Sudah, sudah ku pakai malah.” Jawabku sambil tersenyum.

“Bagaimana gaunnya? Pas?” Tanya Gongju.

“Pas, aku suka warnanya.”

“Kalau sepatunya?”

“Pas sekali.”

“Syukurlah. Ayo cepat turun keluar, aku sudah tak sabar melihatmu dengan gaun itu. Ku tunggu di lobby ya. Cepat, sebelum konsernya dimulai.”

“Okay, tunggu ya.”

“Kutunggu.”

Lalu ku dengar bunyi klik tanda telepon itu berakhir. Lalu ku langkahkan kaki menuju lobby. Saat aku menuruni tangga menuju lobby, kulihat banyak sekali orang berlalu lalang. Memakai pakaian terbaik mereka untuk menonton konser. Membuatku tambah gugup saja. Lalu ketika sampai di lobby aku langsung menemukan Gongju di antara keramaian orang – orang yang ada di sana.

Ia mengenakan mantel berwarna cokelat tua, rambutnya panjang sebahu dan dibiarkan tergerai begitu saja. Dan Gongju membawa seikat bunga warna – warni ditangannya. Aku menghampirinya lalu memeluknya.

“Kau cantik sekali dengan gaun ini.” Gongju memandangiku dari kepala hingga kaki.

“Terima kasih. Ini juga hadiah dari dari mu kan. Oh iya, Eunhye mana?”

“Aku juga tidak tahu, mungkin di jalan. Tadi sudah ku coba menelponnya tapi tidak diangkat. Oh iya, ini untuk mu.” Gonggju memberikan rangkaian bunga itu pada ku. “Semoga penampilan mu sukses Yeon-i. Fighting!”

“Terima kasih Gongju-ya~.” Aku hanya membalas ucapan Gongju dengan seulas senyum. “Fighting!”

Lalu sekali lagi aku memeluk Gongju. Ketika aku memeluk Gongju mata ku teralihkan ke satu orang. Iya, dia orang itu. Aku yakin, si maniak James Bond itu. Mungkin memang hobinya memakai pakaian macam agen rahasia setiap hari. Ku lepaskan pelukan ku dari Gongju tetapi mata ku tetap tertuju pada orang itu. Tatapan ku mengikuti arah dia melangkah dan pergi menjauh.

“Gongju, maafkan aku tapi aku harus kembali ke belakang panggung. Ini sudah hampir waktunya konser dimulai.” Ujarku mecari alas an yang tepat untuk meninggalkan Gongju tanpa harus menyinggung perasaannya.

“Tak apa Yeon-i. Semoga sukses. Semangat!”

Lalu ku lambaikan tangan ku ke arah Gongju dan pergi menjauh darinya. Mata ku kembali mencari sosok pria tadi. Menyusuri jalan yang seingatku di ambilnya. Aku sudah hampir mengitari separuh lobby. Tapi tak ku temukan dirinya. Pandanganku menyelusuri setiap sudut sebisa ku tapi tetap saja aku tak menemukannya.

Ku putuskan aku benar – benar kembali ke ruang rias ku karena pencarian ku berakhir nihil. Masih banyak yang harus ku kerjakan, pikirku. Lagi pula pria aneh itu, mungkin hanya perasaanku saja dia ada disini. Mungkin hanya mirip atau hanya khayalan ku saja. Atau mungkin saja itu memang dia, mungkin dia memang ingin menonton konser. Bisa saja kan? Yasudahlah, tak usah dipikirkan.

Lalu ku langkahkan kaki kembali menyusuri jalan menuju ruang rias. Mendapat sedikit omelan dari penata rias ku karena wajah ku agak berkeringat. Sekarang aku harus fokus, konser sudah dimulai.

*_*_*

 

Sunggyu.

 

Tatapan ku tak mau lepas dari tiket konser yang ada digenggaman tangan ku. Saat ku angkat wajah ku ternyata aku sudah ada di dalam lobby. Ku pandang sekelilingku, tempat ini begitu ramai. Bagaimana caranya bertemu dengannya, aku tak tahu.

Ku langkahkan kaki memasuki hall tempat konser diselenggarakan. Ku susuri kursi – kursi yang ada hingga aku menemukan tempat duduk ku yang sesuai dengan tiket. Aku perlahan duduk dan memandang ke arah panggung. Dari sini cukup jelas melihat ke arah panggung. Butuh banyak bantuan Yongguk untuk mendapatkan tiket konser ini, karena aku tidak pernah nonton konser jadi aku tidak begitu paham dengan sistem pembeliannya. Dan satu lagi bantuan dari Yongguk yaitu untuk bisa membuat Jihyun tetap berada di tempatnya. Maafkan aku Youngguk-a.

Konser pun di mulai dengan penampilan sebuah lagu yang dibawakan oleh keseuruhan orkestra. Jujur, aku tidak tahu judul lagu itu. Sekitar tiga puluh menit telah berlalu, ku rasakan sedikit kantuk menyerangku karena lagu terakhir tadi seperti lagu pengantar tidur yang manjur untuk ku. Tiba – tiba sang pembawa acara menyebutkan nama Seo Heeyeon. Badanku sedikit bergetar, lalu ku duduk tegak. Kantuk ku pun hilang seketika.

Jujur dia terlihat cantik dengan gaun itu, gaun putih dengan semburat biru laut. Tak terasa dia sudah membawakan tiga lagu. Semua lagu dimainkannya dengan indah. Ku lihat ia berdiri dari kursi di hadapan pianonya, membungkukan badannya sebagai tanda terimakasih dan tersenyum ke arah penonton. Ia pun keluar dari panggung. Senyumannya sesaat membekukan ku.

Ku putuskan aku harus mencarinya. Aku berjalan keluar dari dalam hall. Aku mulai mencari jalan menuju ruang belakang panggung. Ku susuri lobby lalu menaiki tangga. Lalu ku temukan papan bertuliskan ‘ruang rias’ danku hampiri papan itu.

“Maaf tuan, anda tidak bisa masuk lebih jauh.” Seserorang menepuk pundakku, lalu aku menoleh dan mendapati seorang satpam sedang memandangiku dengan tatapan tajam.

“Maaf, aku hanya ingin bertemu dengan Seo Heeyeon. Barangnya ada yang tertinggal, jadi aku hanya ingin mengembalikannya.”

“Maaf tuan, tidak bisa. Ini prosedur harap tuan mengerti. Jika tuan ingin mengembalikan barang salah satu pengisi acara, silahkan hubungi pusat informasi saja.”

“Oke. Oke. Aku pergi.” Lalu aku berbalik. Menjauh dari jalan menuju ruang rias itu.

Ketika aku melangkah menuju tangga, di lantai bawah aku melihatnya, Heeyeon, dengan dress putih sepanjang lutut dan semburat biru laut. Dia berjalan menuju lobby. Lalu dengan langkah besar dan cepat ku berjalan menuju tangga. Setengah berlari ku turuni tangga menuju lobby. Hampir saja aku menabrak beberapa orang namun kegesitan ku menggagalkan kecelakaan itu. Ku kunci pandanganku ke arah Heeyeon.

“Cepat sekali jalanya.” Ku lihat dia sudah berada di luar gedung. Lalu ku berlari menuju luar melewati pintu putar dan sesampainya di luar aku tak dapat menemukannya. Terlalu banyak orang berlalu lalang di luar gedung.

Aku tetap berlari menyusuri trotoar, hari sudah mulai gelap. Aku harus bertemu dengannya. Dia benar – benar membuat ku gila. Tapi aku tetap berlari menyusuri setiap bagian luar gedung tempat konser itu. Tapi ku tak temukan dirinya.

Ku putuskan untuk duduk sejenak, ku hampiri kursi taman dan menghempaskan tubuhku diatasnya. Ku rasakan seseorang duduk di sebelahku, tapi aku tidak perduli. Ku usap wajah ku dengan kedua tangan ku. Mulai mengacak – acak rambutku. Aku rasa aku mulai frustasi. Lalu aku menoleh kearah orang yang duduk di sebelahku.

“Kau!” kata – kata itu keluar hampir bersamaan dari mulutku dan orang yang ada di sampingku.

“Heeyeon?” ku pandangi wajahnya. Entah kenapa aku tak ingin melepaskan tatapanku dari wajahnya. Aku merasa seperti tersihir.

“Apa yang kau lakukan disini?” Tanyanya dengan nada sinis, aku hanya tersenyum mendengarnya.

“Untuk mengembalikan ini.” Ku keluarkan sebuah sapu tangan dari saku celana ku. “Terima kasih untuk pengobatan singkat waktu itu.”

“Oh, sama – sama.” Dan ia pun mengambil sapu tangan itu dari genggamanku setelah sebelumnya sedikit terkejut melihat sapu tangannya ada ditanganku.

Tiba – tiba suasana menjadi canggung. Keheningan mulai mengisi tempat di antara aku dan Heeyeon. Aku pun mulai menggaruk – garuk kepala ku yang sebenarnya tidak terasa gatal.

“Hmmm, apa yang sedang kau lakukan disini?” pertanyaan bodoh Gyu.

“Mencari udara segar.” Jawabnya singkat.

“Tadi penampilanmu bagus.”

“Kau menontonnya? Tak ku sangka. Tapi, terima kasih.”

“Yeah, sama – sama. Mmmm, mau minum teh?”

“Dengan orang tak dikenal?” Heeyeon mengangkat sebelah alisnya.

“Baiklah, seharusnya kita berkenalan dengan cara yang lebih baik. Nama ku Sunggyu, Kim Sunggyu.” Lalu aku mengulurkan tanganku.

“Seo Heeyeon.” Dan ia menjabat tangan ku dengan hangatnya setelah beberapa detik hanya memandangi tanganku yang mengajaknya bersalaman dengan raut wajah datar. Setelah menjabat tanganku lalu ia tersenyum, manis.

“Jadi, mau minum secangkir teh?”

“Dengan orang aneh seperti mu? Baiklah.” Sekali lagi ia tersenyum, dan tiba – tiba ada sesuatu yang aneh dan menggelitik di dadaku. “Tapi kau yang bayar.”

Aku tersenyum dan mengangguk tanda mengiyakan. Aku pun berdiri dari dudukku lalu menarik tangannya dengan perlahan untuk berdiri.

“Aku bisa jalan sendiri.” Lalu dia melihat ke arah tanganku, dan dengan cepat ku lepaskan pegangan tanganku.

“Maaf” lalu aku kembali menggaruk kepala ku yang tidak gatal. Ada apa sih dengan ku hari ini?

Dia hanya tersenyum lalu berjalan perlahan mendahului ku yang masih berdiri dan terdiam. Lalu aku mengikutinya dari belakang.

“Boleh aku minta nomor handphone mu?” tindakan bodoh Gyu.

“Untuk apa?” Tanya nya dengan nada tajam.

“Untuk panggilan darurat ku.”

“Panggian darurat?”

“Iya, kau ini adalah dewi penyembuh ku.” Lalu aku menunjuk bagian kepala ku yang waktu itu diobatinya.

“Sini, mana handphone mu.” Lalu aku memberinya handphone ku, ku lihat Heeyeon menekan tombol angka nomor handphone nya. “Ini, sudah ku simpan. Hanya untuk panggilan darurat seperti itu.”

“Terima kasih.”

Aku pun tersenyum sambil menerima handphone dari tangannya. Lalu Heeyeon terus berjalan mendahului ku. Ku tatap bagian belakang tubuhnya. Ia seperti malaikat, mungkin ini yang namanya jatuh cinta. Tapi aku tidak bisa menyimpulkan rasa itu secepat ini. Tapi kalau bukan cinta, apa namanya?

*_*_*

 

Heeyeon.

 

Apa yang kau pikirkan sih Heeyeon? Memberi nomor handphone mu begitu saja? Apa yang akan dia pikirkan? Kau ini gadis murahan yang dengan gampangnya memberikan nomor handphone mu jika diminta?

Aku terus berjalan meninggalkan Sunggyu di belakang ku. Aku terus berjalan sambil menunduk. Kenapa orang aneh maniak agen rahasia itu terlihat tampan malam ini? Pikiran apa lagi itu Heeyeon? Lalu ku pukul pelan kepalaku.

Lalu aku merasakan angin malam berhembus ke arah ku. Aku baru menyadari ketika keluar untuk membeli jus tadi aku hanya mengenakan dress ku saja tanpa mantel atau baju hangat. Entah kenapa aku ingin keluar dari gedung konser dan berharap bertemu dengan pria ini. Ku menghela nafas pelan, dingin, aku mulai memegangi tanganku sendiri. Tiba – tiba dari belakang Sunggyu muncul dan menyelimuti ku dengan jasnya. Aku tenggelam dalam jasnya.

“Kau ini, sudah tau pergi keluar tapi tidak pakai jaket.” Dia menatapku lembut tapi aku malah membuang muka.

“Kan aku hanya ingin keluar sebentar. Kau yang membuatnya jadi lama.” Kenapa aku jadi marah – marah? Lupakan, terus saja jalan.

Lalu handphone ku berdering, ku lihat nama Gongju tertera pada layarnya. Dan ku tekan tombol accept. Sementara Sunggyu hanya melihat ku dalam diam.

“Hallo, ada apa Gongju-ya?”

“Konsernya sudah selesai. Aku dan Eunhye akan menunggu mu di lobby. Kita akan makan malam di luar malam ini, ide Eunhye. Dia bilang sekalian merayakan keberhasilan konser mu”

“Baiklah, aku akan segera ke sana.” Lalu terdengar bunyi klik dan panggilan itu pun berakhir.

“Jadi?” Tanya Sunggyu dengan nada ragu.

“Maaf, tapi aku sudah punya janji lain. Lain kali mungkin kita bisa minum teh bersama.” Balasku dengan nada tak yakin.

“Baiklah, aku akan antar kau kembali ke gedung pertunjukan.”

Aku hanya bisa mengangguk dan berjalan dalam diam menuju gedung konser kembali. Ku rasakan jas Sunggyu terasa hangat. Jas nya juga harum, apa ini wangi parfumnya? Dia pakai parfum merk apa ya? Heeyeon, pikiran apa lagi itu.

“Kita sudah sampai.” Lalu aku tersentak karena suara Sunggyu, ku lihat gedung pertunjukan sudah ada di hadapanku, sementara Sunggyu ada di belakang ku.

“Terima kasih untuk mengantarku sampai gedung dengan selamat.”

Lalu aku menoleh ke belakang, tiba – tiba Sunggyu memegang tanganku, menarik tubuh ku mendekat dengannya, dan dia menciumku, tepat di bibir. Untuk beberapa saat aku terdiam karena syok. Lalu ku dorong tubuhnya.

“Apa yang kau lakukan?” ucapku nyaris hampir berteriak.

“Maaf, hanya kau begitu cantik malam ini.” Ku lihat raut muka bersalah tercetak jelas di wajahnya.

Tubuhku bergetar hebat, tanpa kata aku berbalik dan berlari masuk ke dalam gedung. Meninggalkan Sunggyu berdiri mematung menatapku dengan tatapan bersalah. Sambil berlari memasuki gedung aku terus memegangi bibirku.

“Ciuman pertamaku……”

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK