Yeri masuk ke dalam rumah dan mendengar suara Saeron dengan seorang namja. Perlahan Yeri berjalan menuju ruang tamu. Dia melihat Saeron tertawa bersama namja itu….
“Bukankah dia tampan??” Ibu Yeri mendekati Yeri
“Kkamjagiya… Eomma…..” Yeri melihat Ibunya yang sedari tadi di belakangnya
“Mereka mengerjakan tugas bersama sejak pulang sekolah. Kenapa kau baru pulang??”
“Eoh?? A-aku ada sesuatu yang harus ku kerjakan”
“Kau sangat berbeda dengan Saeron. Dia murid yang pintar di sekolahnya. Bahkan nilai-nilai pelajarannya sangat bagus. Apa kau tidak bisa melakukan hal lain selain fokus pada handphonemu itu??” Ibu Yeri menunjuk ke arah handphone yang di pegang Yeri
“Arasseo. Aku akan belajar lebih giat lagi” Yeri memasukkan handphonenya ke dalam saku blazernya
“Bawakan ini untuk mereka”
Yeri berjalan ke arah Saeron……
“Eoh, kau sudah pulang??”
“Eoh…” Yeri menaruh mangkuk yang dia bawa dan sedikit melirik pada namja di sebelah Saeron
“Perkenalkan ini Jung Jae-Hyun oppa”
“Annyeonghaseyo, kau pasti Kim Yerim” Jaehyun berdiri dari duduknya
“N-nde….” Yeri sedikit membungkukkan badannya
“Neomu jalsaenggyeota” Ucap Yeri dalam hati saat melihat Jaehyun dari dekat
“Dia merupakan kelas 3 di sekolahku” Saeron berbicara pada Yeri
“Eoh? Apa kau sekolah di sana??” Jaehyun menunjuk lambang yang tertera pada seragam Yeri
“N-nde…”
“Aku mempunyai teman yang bersekolah di sana. Mungkin kau tidak mengenalnya. Dia kelas 3 juga sama sepertiku”
“Jeongmalyeo?? Aku memang tidak begitu akrab dengan senior di sekolah” Yeri sedikit tersenyum
“Tapi kau menyukai salah satu senior, benar kan??” Saeron menyeletuk
“Yaa..!” Yeri mengisyaratkan pada Saeron untuk menutup mulutnya
“Arasseo…” Saeron sedikit tertawa
“Aku harus mengganti baju. Lanjutkan belajar kalian” Yeri berjalan menuju kamarnya
Handphone Jaehyun berbunyi…….
“Apa kau ada di rumah, Jaehyun’ah??”
“Mian, Jungkook’ah. Aku di rumah yeojachinguku. Wae?? Apa kau perlu sesuatu??” Jaehyun agak menjauh dari Saeron
“Ani. Aku baru pulang sekolah dan ingin bermain game di rumahmu”
“Kau baru pulang sekolah?? Apa ada kegiatan tambahan di sekolahmu??” Jaehyun teringat Yeri yang juga baru pulang
“Eoh?? Ani. Kenapa kau menanyakan itu??”
“Hanya teringat sesuatu.”
“Mungkin aku akan ke rumahmu lain waktu”
“Mianhae, Jungkook’ah”
Jaehyun memutuskan panggilan……
Malam hari……
Jungkook berjalan menuju dapur dan melihat Ibunya yang sedang sibuk menyiapkan makan malam.
“Eoh? Jungkook’ah? Apa kau perlu sesuatu??”
“A-ani...” Jungkook membalikkan badannya dan keluar dari dapur
Jungkook kembali berjalan ke kamar. Dia langsung berbaring di atas tempat tidur. Tiba-tiba dia teringat ucapan Eunwoo hari ini..
‘Terimalah kenyataan. Dia tidak akan pernah bisa mendekati yeoja manapun. Atau memang dia benar penyuka sesama jenis? Apa kalian masih mau berteman dengannya,eoh ?? Berhati-hatilah’
Jungkook masih ingat kalimat yang di ucapkan teman sekelasnya itu…
“Apa aku memang di takdirkan seperti ini?? Tidak akan pernah menyukai yeoja???” Jungkook sedikit menghela nafas saat berbicara sendiri
Pintu kamar Jungkook terbuka..
“Kau tidak mau makan, Jungkook’ah??” Taehyung berdiri di depan pintu
“Ani…” Jungkook membalikkan badannya dengan masih berbaring di tempat tidurnya
“Wae?? Gwenchana??” Taehyung mendekat
“Berhentilah menanyakan itu padaku. Aku baik-baik saja” Jungkook bangun dan sedikit berteriak pada Taehyung
“A-arasseo…”
“Dan berhentilah mengkhawatirkanku, hyung…” Ucap Jungkook pelan
Taehyung keluar dari kamar Jungkook tanpa mengucapkan apapun..
Saeron beberapa kali mencoba membangunkan Yeri yang tampak mengigau…
“Berhentilah berkelahi….” Ucap Yeri pelan
“Yaa, bangunlah!!!” Saeron menggoyang-goyangkan tubuh Yeri
“Yaa…!!” Yeri berteriak dan langsung terbangun
“Akhirnya kau bangun juga”
Yeri yang masih setengah sadar, mengingat-ingat kembali mimpinya..
“Apa kau berkelahi dengan seseorang,eoh???” Saeron memperhatikan Yeri
“Eo-eoh??”
“Lebih baik kau bersiap-siap. Bukankah hari ini kau ada tes olahraga??”
Yeri melihat cahaya matahari yang masuk dari balik jendela.
“Aishhh.. Aku benci olahraga….” Yeri kembali menyelimuti tubuhnya
“Cepatlah, kau bisa terlambat” Saeron sibuk dengan kursi rodanya
“Tapi, kau sangat beruntung, Saeron’ah”
“Kenapa tiba-tiba kau berbicara seperti itu??” Saeron melihat ke arah Yeri dengan kebingungan
“Maksudku, namjachingumu. Dia tampan dan sangat perduli padamu, aku memperhatikan kalian berdua kemarin. Beruntunglah kau mendapatkan namja yang menyayangimu. Aku sangat cemburu”
“Aishhh apa yang kau bicarakan, eoh??? Kau lebih beruntung dari ku” Saeron keluar kamar dengan menggunakan kursi roda
Yeri sedikit tersenyum mendengar ucapan Saeron..
------------------------------------------------To Be Continued-----------------------------------------