“Apa ini berkas yang akan kau berikan padaku, Jisung’ssi??” Kepala sekolah tampak berbicara dengan seseorang di kantornya
“Nde, kuharap kau bisa menjaga kerahasiaan ini dari para siswa. Aku ingin Jungkook bisa belajar dengan tenang satu tahun ini”
“Nde, aku mengerti. Kurasa penyakit yang di derita anakmu ini cukup serius. Aku juga menginginkan supaya dia mengikuti ujian akhir dengan baik”
Mereka berdua tampak mengobrol dan terdengar suara ketukan pintu. Seorang guru masuk ke dalam ruangan.
“Woobin’ssi, tolong arsipkan berkas ini segera. Aku harus melaporkannya ke pusat pendidikan minggu ini” Kepala sekolah itu memberikan beberapa berkas pada guru itu
“Nde…”
Guru itu langsung keluar ruangan dan berjalan menuju ruang guru.
“Aigoo, pekerjaanku semakin banyak…” Guru itu berbicara pelan saat duduk di bangku kerjanya
Dia membuka berkas itu dan mulai mengetik
“Annyeonghaseyo, Woobin seonsaengnim. Ini buku-buku yang tadi…”
“Nde, Yeri’ah. Taruh saja…” Guru itu tampak serius mengetik
Sekilas Yeri melihat sebuah nama Jungkook di layar komputer guru itu. Tampak penasaran, Yeri kembali melihat ketikan guru tersebut..
“Gynophobia??” Ucap Yeri dalam hati
“Mwohae?? Kau masih di sini??” Guru itu melihat Yeri di belakangnya
“A-a-aaaahh aku baru saja mau keluar” Yeri membungkukkan badannya sebelum berjalan keluar ruang guru
Dengan cepat, Yeri mengeluarkan handphonenya dan mencari tahu sesuatu. Tatapannya tidak berkedip sedikitpun melihat tulisan-tulisan di layar handphonenya.
“Jinjja????” Yeri terkejut membaca sebuah keterangan
‘Gynophobia adalah rasa cemas saat berada di dekat wanita. Penderita akan merasa mual, gugup, berkeringat dan jantung berdegup kencang saat berinteraksi dengan wanita. Hal ini bisa di sebabkan oleh kekerasan di masa lalu………’
Begitulah keterangan yang di baca Yeri. Dia tidak berhenti menatap layar handphonenya itu.
Bel pulang berbunyi……..
“Yaa, apa kau selalu terburu-buru seperti ini??” Soohyun menghentikan langkah Yeri
“Eoh???”
“Apa terjadi sesuatu?? Apa kau tidak ingin pulang bersamaku??”
“Ani… Aku hanya ingin mengembalikan buku ini ke perpustakaan. Kau pulang duluan saja” Yeri tersenyum kepada Soohyun
“Arasseo…”
Yeri berjalan ke arah parkiran sekolah…
“Mwoya?? Taehyung sunbaenim tidak datang?? Atau mereka sudah pulang??” Yeri memperhatikan sekeliling
Dia melihat Jungkook berdiri di sisi parkiran dan tampak sendirian..
“Kenapa dia seperti itu? Apa Taehyung sunbae tidak menjemputnya??”
Dengan penasaran, Yeri mendekati Jungkook. Dari kejauhan, Yeri bisa mendengar percakapan Jungkook dengan seseorang di telepon..
“Eoh. Aku akan menunggu di sini”
“Mianhae, Jungkook’ah. Seokjin hyung sudah dalam perjalan menjemputmu”
“Arasseo, Taehyng-hyung. Gwenchana…”
Jungkook memutuskan telepon dan memasukkan handphonenya ke dalam saku blazer. Jungkook tampak terdiam sambil melihat teman-temannya pulang lebih dulu.
Yeri memperhatikan Jungkook dari kejauhan..
“Bagaimana bisa dia menderita seperti itu?? Apa ini alasannya dia selalu menjauh dari yeoja??” Yeri berbicara dalam hati
Handphone Yeri tampak berbunyi…
Jungkook terkejut dan melihat ke arah Yeri.
Raut wajah Jungkook langsung berubah. Yeri berusaha mematikan handphonenya…
“Mi-mianhae karena mengganggumu”
“Me-menjauhlah dariku……..” Jungkook menundukkan kepalanya dan tangannya langsung gemetar
Melihat hal itu, Yeri memberanikan diri untuk mendekati Jungkook.
“A-aku tidak akan menyakitimu….” Yeri berbicara dengan pelan
“Pe-pergilah..!!” Jungkook sedikit berteriak dengan menutup kedua telinganya
“Gwenchana…..” Yeri mengelus pelan pundak Jungkook
Yeri bisa merasakan seluruh badan Jungkook gemetar ketakutan….
“A-aku tau apa yang terjadi padamu. Aku hanya ingin berteman denganmu”
Mendengar hal itu, perlahan Jungkook menurunkan kedua tangannya dari telinganya. Pandangannya masih menunduk dan tidak berani melihat ke arah Yeri yang sudah ada di sampingnya.
Tiba-tiba handphone Jungkook berbunyi..
Jungkook langsung menjauh dari Yeri dan menjawab telepon itu..
“N-nde, Jin-hyung. A-a-aku akan segera kesana”
Jungkook sedikit berlari meninggalkan Yeri
Jin yang memperhatikan mereka berdua dari kejauhan hanya bisa terdiam dan menyunggingkan sebelah senyumnya sambil memasukkan handphonenya ke saku celananya.
Tidak berapa lama kemudian, Jin memberhentikan mobilnya di depan rumah. Jungkook langsung turun dari mobil tanpa mengucapkan apapun. Taehyung yang juga baru turun dari mobilnya menghampiri Jin yang masih berada di dalam mobilnya.
“Apa dia baik-baik saja, hyung??”
“Eoh… Apa kau masih mengkhawatirkannya??”
“Eoh. Dia menjadi semakin pendiam sekarang”
“Apa dia tidak bercerita apapun kepadamu??”
Taehyung menggelengkan kepalanya
“Kurasa kau tidak perlu mengkhawatirkannya lagi” Jin menutup kaca jendela mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan Taehyung yang masih terdiam
------------------------------------------------To Be Continued-----------------------------------------
