home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > But I'm Not Kind Of Them

But I'm Not Kind Of Them

Share:
Author : lilacians
Published : 22 Apr 2017, Updated : 06 May 2017
Cast : Shin Jisoo (OC) , BTS Suga, BTS Jimin, and the other members, Ryu Hani (OC), Ahn Minjoo (OC),
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |994 Views |0 Loves
But I'm Not Kind of Them
CHAPTER 1 : Chapter 1

“ AAAAA Mereka mengadakan fanmeeting hari ini! Bagaimana pun aku harus menghadirinya! “

                Srett. Goresan tinta biru lumayan panjang kutorehkan. Tepatnya, diatas buku tugas Fisika ku. Ah, sial. Ini semua karena Ryu Hani yang bertingkah gila setiap melihat layar ponselnya.

                “ Hei. Kau sudah mengacaukan tugasku, tahu! “ omelku seraya mencari keberadaan tipe x di kotak pensil.

                Gadis berambut sebahu ombre itu berdecak. “ Ah, iya iya. Aku minta maaf, “ dan, kemudian dia terkekeh? Hoh, iya itu benar. “ Aku terlalu heboh, ya, hehe. Hei, Ji Soo – ya! Temani aku ikut fanmeeting nya ya? “

                Dan langkah berikutnya, Hani memasang wajah memohon dengan memaksakan kedua matanya membesar. Dan itu aneh. Menurutku -_-

                “ Fanmeeting apa sih? “ umpatku, lalu menengok ponselnya. “ Kemarin Infinite, sekarang BTS? Oh, tidak tidak. Aku sibuk. Aku juga harus bekerja malam nanti, “ tolakku, yang mulai mengambil gerakan mengambil pena lagi.

                “ Ah, minta izin saja dengan bos mu untuk cuti sehari. Bilang saja, tugas sekolah kita menumpuk. Kumohon. Ya? Ya? “ Hani kembali dengan aegyo anehnya.

                Aku bergeming sesaat.

                “ Hmm, entahlah. Lihat saja nanti. Akan kukabari. Tapi, kalau aku tidak bisa, jangan coba – coba untuk membunuhku besok, “ aku membuat keputusan.

                “ Tidak. Aku akan benar – benar membunuhmu besok! Ah, kumohon. Kali ini saja, ya? Ya? “

                “ Bisakah kau tidak memasang muka seperti itu? “ Aku sangat kesal melihatnya seperti itu, entahlah.

                Hani tertawa kecil  dan kembali sibuk dengan ponselnya untuk memesan tiket fanmeeting. Sedangkan aku? Ya .. Kembali ke tugas. Kurasa aku tak seperti dulu, Jisoo yang malas. Sejak duduk di kelas dua belas, aku bertekad untuk bisa lulus dengan nilai maksimal.

                ---------

                “ Ini, Frappucino dengan topping caramel. 5000 won. Terima kasih, “ Aku membungkukkan badan setelah melayani pelanggan.

                Drrrttt…

                Oh, Hani. Aku tak tahu apa aku bisa menemaninya.        

                “ Oh, halo, eh, Hani – ya. Kenapa? “

                “ Hei, kau kenapa diam saja di sana! Ayo! “

                Aku melongo. Kurasa, ia mengawasiku sekarang. Kemudian, kucoba mengarahan pandanganku ke depan. Dan benar saja, aku melihatnya sedang melihatku, dari kaca luar café.  Ah, gila.

                Bip bip. Sambungan terputus. Hani langsung mendorong pintu kafe dan mendatangiku di bar pemesanan.

                “ Cepatlah! Kita akan terlambat! “ suruhnya nyaring.

                “ Kau gila? Aku akan dibunuh bosku kalau begini! “

                Hani mendengus. “ Biarkan aku bicara dengan bosmu! “

                Aku membulatkan mata. Bingung dengan tingkah gadis gila itu. “ Hei, apa yang kau lakukan? “

                Hani tak menjawab, ia memasuki ruangan staff dengan berani. Aku mencegahnya, tapi ia selalu mendorongku untuk tidak menghalangi jalannya. Saat Hani memasuki ruangan bertuliskan “  Ruang Staff “ , Aku hanya menunggu di luar pintu. Tak tahu nasibku berada dimana.

                Dan benar saja. Staff sangat terkejut dengan kehadiran Hani disana.

                “ Permisi, dimana aku bisa menemui bos kafenya? “ ujar Hani sopan.

                Seorang Ahjussi. Ah, tidak ia masih terlalu muda untuk dipanggil Ahjussi. Dia mengalihkan perhatian dari Majalah 1stLook nya kepada Hani.

                “ Ada apa? Maaf, sebelumnya, anda siapa? “

                Aku terus – terusan berkeringat dingin. Hah entahlah. Apa aku terlalu takut sampai begini? Dan sampai akhirnya, aku mendengar decitan pintu terbuka. Aku tidak melihat siluet Hani. Tapi bos Jung.

                Deg! Aku harus mempersiapkan mentalku kuat – kuat.

                “ Kenapa kau tidak bilang? Dasar penakut! Kau kalah dengan temanmu, ya! Tentu saja aku mengizinkanmu. Apalagi kau seorang pelajar. Aku mengerti itu. Pergilah, “ ujar bos Jung lalu tersenyum. Diikuti dengan Hani yang baru keluar dari ruangan.

                Aku. Tak menyangka itu. Kukira Hani habis tercincang disana, begitu juga nasibku.

                “ Aku luar biasa, kan, tadi? “ Hani berbangga diri. Kini, kami tengah duduk di subway.

                Aku mengejek. “ Ah, tidak. Biasa saja, “ timpalku seraya melipat tangan.

                “ Huh, kau ini. Harusnya kau berterima kasih, “ sahut Hani mengerucutkan bibirnya.

                “ Untuk apa berterima kasih? Kau yang memintaku pergi, kan? Harusnya kau yang berterima kasih, karena aku diizinkan! “ Aku menggubris lalu menjulurkan lidah.

                Hani menghembuskan nafas menyerah. “ Ah, baiklah. Terima kasih. Sudah mau menemani temanmu yang cerewet ini, “ Ia tersenyum.  “ Hei, cepat! Kita sudah sampai. Nanti venue antrinya penuh. Aku benci berdesak – desakan, “ Hani lalu menggamit tanganku, membawaku keluar dari subway yang berhenti di stasiun Mapo.

                Huh, untung saja venue nya tidak terlalu ramai. Dan kami bisa masuk dengan cepat menuju lokasi fanmeeting dan duduk di tempat yang sudah disediakan di sana.

                “ AAA ITU MEREKAAA!!! “  pekik Hani, dan para fans lainnya yang sangat heboh melihat anak – anak BTS memasuki venue fanmeet.

Aku bisa apa? Diam dan duduk manis, menjadi saksi kegilaan para Army. Ah, apalah itu. Aku tidak terlalu tahu. Hmm, sebenarnya aku termasuk beruntung haha, karena tidak semua fans bisa menghadiri fanmeeting. Benar begitu? Mungkin jika kalian adalah fans jenis itu, kalian harus berteman dengan Hani.

                “ Hei, ini sudah sesi bicara dan tanda tangan. Ayo! “ Hani menarik tanganku kuat. Mengikutinya kearah antrian duduk untuk bertatap muka dengan para member.

                “ Ah, aku malas. Lagi pula untuk apa, sih? “ keluhku.

                Hani mendengus. “ Atau kau akan menyesal. Lumayan, kan, bisa bicara langsung dengan artis terkenal dan mendapat tanda tangan, “

                “ Iya iya. Terserah kau saja, “ Aku mengiyakan, dengan muka datar sedari tadi.

                Yah, dan inilah giliranku. Awalnya, aku harus duduk berhadapan dengan si leader, Kim Namjoon.

                “ Hai, “ sapanya sambil tersenyum.

                Aku mengangguk saja. Tak lebih. Sangat berbeda dengan fans lain. Yang akan berbicara ini itu, dan asdfghjkl lainnya.

                “ Apa tidak ada yang ingin kau katakan? “ sambung Namjoon menatapku bingung dengan perilakuku yang abnormal dari yang lain. Namun normal untuk orang sepertiku.

                “ Tidak. Aku minta tanda tangan saja. Bolehkah aku?  “

                Apa aku berhasil membuat seorang idol bingung? Haha entahlah. Namjoon mengiyakan ucapanku dan menorehkan goresan tangannya disana. “ Namamu… “

                “ Terima kasih, Oppa, “ Sepertinya aku memutus percakapannya? Ah, sudahlah. Toh aku harus beralih ke member lain. Dan kurasa urusanku juga tak penting daripada fangirl di belakangku yang mengantri.

                Setelah Namjoon, aku beralih ke Yoongi.

                Sudah beberapa detik berlalu, tidak ada interaksi antara aku dan dia.

                “ Hei, kenapa diam saja? “ Namja ber-snapback hitam terbalik itu memulai percakapan dengan datar. Berbeda dengan member lain.

                Aku sempat kaget karenanya. “ Oh, ah .. “

                “ Cepat saja! Kau membuat yang lain menunggu lama, “ sambungnya agak keras. Dan itu membuatku tertegun.

                “ Ah, iyaa iyaa. Aku minta maaf. Aku minta tanda tangan saja, “

                “ Nama? “ tanyanya sambil membuat tanda tangan.

                “ Shin Jisoo, “ jawabku singkat.

                Yoongi lalu menyerahkan secarik kertas yang sudah ia tulis tadi. ” Kalau bukan seorang fans, untuk apa kau ikut fanmeeting? “

                Lantas aku langsung mengarahkan pandangku ke wajahnya. “ Maaf? “

                “ Kau sangat berbeda dari yang lain, tahu!  Sudahlah. Terima kasih, sudah hadir, “ Laki – laki tanpa ekspresi apapun saat melontarkan kata – katanya.

                Bagaimana bisa dia menarik kesimpulan begitu? Bagusnya dia benar. Tapi, aish, kesannya tetap saja buruk. Kenapa dia berbicara denganku seperti itu? Dingin, dan kurasa sedikit kasar. Dan sepertinya aku sedikit takut untuk bertemu dengannya lagi, entah.

                Baik, akhirnya member demi member terlewati. Akhirnyaa, selesai juga. Dan kami kembali ke tempat duduk. Karena mereka akan membawa beberapa lagu untuk para fans yang sudah hadir.

                “ Hei, bagaimana? Menyenangkan, bukan? Jangan bilang kau mulai jatuh cinta dengan mereka! “ Hani mengejutkanku dengan menepuk bahu kananku.

                “ Aish! Kau ini! Huh, biasa saja. Dan entahlah. Apa Suga itu memang meyeramkan, ya? Kenapa dia berbicara dingin dan kasar seperti sih? Bukankah itu cerminan idola yang tidak benar?!! “

                “ Aish, Suga Oppa memang seperti itu, tahu! Dia mudah sekali buruk moodnya, , “ ujar Hani.

                Aku mendengus tak terima “ Ya tetap saja. Kesannya buruk denganku. Apalagi dia sempat mengusirku untuk cepat – cepat beranjak dari tempat duduk, “

                Jahatnya, ia menertawakanku. Kupikir tidak ada yang lucu. “ Kasihan sekali kau, “

                Setelah kupikir – pikir. Yang Hani katakan itu tidak benar. Menurutku, seburuk – buruknya mood seorang artis, ya tentu saja harus bersikap ramah pada fans nya. Ralat. Ya meskipun aku bukan fans nya, ya setidaknya ia juga harus tetap begitu, kan?

                “ Huh, aku jadi malas bertemu dengannya lagi, “ timpalku melipat tangan.

                “ Apa katamu? Ah, terserahlah. Kau ini. Tidak asyik! “ Kelihatannya, Hani tak terima denganku. Ck, apa mereka para idola itu harus dibela terus – menerus, ya? -_-

                “ Apa sih? Justru kau yang gila! Idola yang bersalah pun kau bela daripada temanmu sendiri! “ balasku kesal.

                Hani tak menggubrisku dan larut dengan fans lainnya saat anak – anak Bangtan mulai bernyanyi.

                Ah, baiklah. Dan waktu terus berjalan, hingga aku mulai menguap.

                “ Hani – ya, ayo pulang. Aku lelah, “ keluhku yang sedari tadi berusaha membuka mata yang serasa ingin menutup terus.

                “ Hei! Ini masih belum selesai! “ Hani menjawab tanpa menoleh kearahku.

                Aku berdecak kesal. Huh, apa pentingnya sih melihat mereka bernyanyi begitu saja sampai larut begini? Apalagi, besok bukankah masih harus bersekolah?

                “ Sudahlah. Aku pulang saja duluan. Jaga dirimu, ya, “ pamitku

Jujur saja, aku benar – benar tidak tahan. Aku ingin segera merebahkan diri di kasur empukku. Jadi, aku langsung mengarah ke pintu keluar venue. Meskipun resikonya, aku harus berdesak desakan.

                “ Jisoo – ya! Tunggu! “

                Aku tak menghiraukankan seruan Hani. Aku tetap menlangkah kaki tanpa berhenti.

                Hingga tiba tiba aku merasakan tangan hangat itu menahan tanganku.

                “ Baiklah. Aku ikut pulang, “ katanya tertunduk.

                Aku lalu berbalik. “ Hei, aku tidak menyuruhmu untuk mengikutiku, kan? “

                “ Tidak. Tapi, jika kau pulang, aku juga, “

                Senyumku mengembang mendengarnya. “ Kau. Ternyata jahat, ya, “ Aku bermajas litotes disitu.

                “ Iya. Aku memang jahat. Kita sudah berteman lama, dan kau tidak tahu kejahatanku? “ balas Hani mencubit pipiku keras.

                “ Sakit, tahu! “ Aku balas menjitak kepalanya. “ Apa tidak  apa – apa kau .. “

                “ Ayo cepat pulang! Aku juga sudah lelah, “ Dan untuk kesekian kalinya gadis itu menarikku seenaknya tanpa aba –aba.

 

                Setelah berada di alam tak jelas selama beberapa jam, aku tergerak dari kediaman. Ah tidak. Itu tidak beberapa jam. Hanya beberapa menit. Karena aku tertidur di atas buku Geografi ku, setelah mengerjakannya sebelumnya. Kesimpulannya, aku sudah bangun sebelum ini. Eh sebentar. Aku tidak terlambat, kan?

                “ Tidak. Tidak. Tidak! “

                Hmm untungnya. Setidaknya aku tidak terlambat. Itu hampir saja. Ya, meskipun harus begini. Rambut yang terikat tak rapi, tidak memakai riasan apapun ( tidak, memang keseharianku begini ), celana training yang tergulung, dan bla bla bla. Iya, training. Aku termasuk 10% siswi yang tidak ingin memamerkan kakinya. Ya, kupikir aku perlu memperbaikinya setelah aku menaruh tasku di kelas.Nah, setelah itu aku melangkah menuju kamar mandi untuk melakukan itu.

                Ah, tidak. Kurasa aku tidak sempat melakukannya untuk sekarang. Karena baru saja ingin keluar, guru Park sudah memasuki ruangan.

                “ Selamat pagi, Anak …. Shin Jisoo! Pergi rapikan dirimu, cepat! “

                Apa yang kulakukan? Tentu saja pergi ke kamar mandi. Langkahku terburu – buru tanpa alasan apapun. Huh, guru Park harusnya tidak perlu memekik terlalu keras, lain cerita jika aku duduk di belakang-_-

                Dan yah, akhirnya sampai juga. Tapi, baru saja aku memasukinya.

                “ Hei, sedang apa kau kesini? “

                Aku mendengus. “ Kenapa kau bertanya? Ya tentu saja ingin …. “

                Tunggu. Itu … Suara anak laki – laki. Bodoh. Jadi, aku sudah masuk ke kamar mandi yang salah.

                “ Astaga! Ma … Af, “

                Apa yang membuatku terbata? Dengan apa yang kulihat di depanku.

                “ Punya masalah penglihatan? Shin Jisoo, “

                Sialan. Dia ingat namaku? Dia bahkan menekan pengucapannya.

                Aku setengah berlari keluar dari ruangan itu, seolah tak tahu malu.

Ada apa denganku sih? -_- Bisa – bisanya masuk ke toilet pria. Ah, tidak tidak. Pertanyaan utamaku. Kenapa seorang Min Yoongi ada di sekolah ini? 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK