home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Z Apocalypse

Z Apocalypse

Share:
Author : Jo_Chika
Published : 08 Apr 2017, Updated : 16 Aug 2017
Cast : ASTRO GOT7 BTS SF9 TWICE GFRIEND
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |898 Views |1 Loves
Z Apocalypse
CHAPTER 7 : Chapter 7

*Park Dojoon

Aku memacu kendaraan bersama Yuju di sampingku. Kami berencara untuk menyelamatkan Sinbi dan Eunha yang terperangkap di dorm mereka.

Kami terus berkendara perlahan agar tidak mengundang perhatian zombie-zombie yang berkeliaran sepanjang jalan, hingga tidak terasa hari sudah mulai gelap.

Aku melirik ke arah Yuju yang sedari tadi terdiam menundukan kepalanya. “sepertinya dia benar-benar khawatir..” gumamku dalam hati.

Saat itu aku merasakan getaran di HP yang berada di saku calanaku pertanda ada telepon masuk.

Aku mencoba mengeluarkan HPku dari saku celanaku, tapi karna sedang fokus berkendara HP yang ku pegang jatuh ke bagian kakiku.
    
“haizzz… Yuju ssi bisa tolong ambilkan HPku.. dan langsung diangkat saja..” kataku sambil terus berkendara. Yuju bergerak ke arahku dan mengambil HPku yang jatuh lalu mengangkat telepon masuk sambil merubahnya ke mode speaker.    

“Hyuuunnggg?!” terdengar suara Chika dari ujung telepon.

“yeobosaeyo?” kata Yuju tanpa sadar

“Nugusaeyo?” kata Chika.  

Yuju lalu menatapku dengan tatapan kaget. Aku menatapnya tersenyum “gwaenchana..” aku menggerakan mulutku tanpa bersuara.

“Saeng, hyung tidak bisa langsung ke fantagio karna hyung harus membantu seseorang dulu.. sa— aa, batreinya habis..” kataku melihat layar HPku yang mulai meredup.

“maafkan aku dojoon ssi…” kata Yuju sambil menundukan kepalanya.

“aeeyy,, sudah kubilang kan tidak perlu minta maaf.. kau melakukannya secara refleks kan,, aku juga akan melakukan hal yang sama saat mengangkat telepon orang lain..” kataku tersenyum.

“bukan itu maksudku..”

“lalu?”

“maafkan aku.. kau seharusnya pergi ke tempat teman-temanmu.. tapi kau malah ikut membantuku..”

“tidak apa-apa… mereka pasti bisa menjaga diri.. tapi.. bagaimana denganmu? Dari percakapan tadi, aku yakin sowon ssi sudah menjadi zombie dan tidak bisa ditolong.. kita juga tidak tau keadaan yerin ssi dan umji ssi.. jika mereka keluar dari dorm kalian di saat seperti ini, kemungkinan mereka untuk selamat sangat kecil..” jelasku.

Yuju terdiam sejenak. “aku tau.. tapi paling tidak, aku ingin menyelamatkan member yang lain.. atau mungkin mati bersama mereka..”

“Maaf tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi.. kita akan menyelamatan mereka yang masih bisa diselamatkan..” kataku tegas.

“terima kasih dojoon ssi..” kata Yuju.

Sekitar 10 menit kemudian kami sampai di area tempat tinggal mereka.

“kita sampai.. dorm kami ada di gedung itu..” kata Yuju.

Aku menghentikan mobil di pertigaan yang agak jauh dari gedung dorm mereka.

“kenapa berhenti disini??” Yuju menatapku bingung.

Aku tersenyum ke arahnya “agar kita punya banyak pilihan untuk kabur.. jika kita memarkir mobil ini di depan dorm kalian, aku tidak tau apa yang harus kita lakukan jika kita dikerubuni para zombie..”

Yuju mengangguk pertanda mengerti dan memberikan pistol yang ia pegang padaku.

“hmm.. pelurunya tinggal 2 yah..” gumamku pelan lalu mengambil 7 peluru yang ada di kantong jaket yang kupakai.

“apa kau sudah pernah ikut wajib militer?” Yuju menatapku yang memasukan peluru ke magazine.

“aku bukan orang korea.. jadi tidak mungkin ikut wajib militer disini.. aku hanya melihatnya di film..” kataku tersenyum.

“waahh,, hebat juga..”

“sekarang ayo jalan..” kataku kembali memasukan magazine ke pistol.

“tapi kakiku masih sakit.. bisakah kau menggendongku lagi??” kata Yuju dengan wajah memerah.

“siaall dia imut sekalii..” gumamku dalam hati.

“b..b.baiklah kalau begitu..” kataku gugup.

Aku lalu menggendong yuju di punggungku. Kami melangkah perlahan ke arah gedung yang dituju melewati beberapa zombie yang hanya terdiam sambil mengeluarkan suara-suara aneh.

“tempat ini kacau sekali..” gumamku dalam hati melihat sekeliling.

Banyak mayat di jalan, darah berceceran dimana-mana, beberapa mobil terpakir tidak beraturan dan kaca-kaca toko yang pecah bersmaan dengan barang-barang di lantai.

“tutup saja matamu kalau takut.. aku akan memberi tanda jika kau sudah bisa membuka matamu..” kataku merasakan nafas Yuju yang mulai berat membuatnya menutup matanya.

Saat sampai di depan gedung, kami dihadang oleh  2 zombie yang membuatku menghentikan langkahku.

“itu zombie Sowon.. jika aku mengatakan ini pada Yuju dia pasti akan..” gumamku dalam hati melirik Yuju di pundak kiriku.

“pegangan yang erat..” bisikku. Yuju menggerakan tangannya dan merangkulku erat.

“huuuhh..” aku menarik nafas dan membuka sepatu kiriku menggunakan kaki kananku. Aku lalu menendang sepatuku ke arah sebuah mesin penjual minuman yang berada tidak jauh dari pintu masuk.

“haizz.. meleset..” gumamku dalam hati sambil membuka sepatu kananku dan melakukan hal yang sama.
    
“BUKK!!” terdengar suara yang cukup keras membuat zombie Sowon dan zombie pria yang lain bergerak ke arah mesin penjual minuman itu dan mulai menabrak-nabrakan diri mereka ke mesin itu.

Aku mulai melangkah ke dalam gedung itu.

“egh!” gerutuku pelan saat merasakan sakit di kakiku. Aku melihat ke arah kakiku dan mendapati pecahan kaca pintu yang berserakan di lantai.

“ada apa dojoon ssi?” bisik Yuju sambil tetap menutup matanya.

“tidak apa-apa..” kataku sambil terus melangkah ke arah tangga.

Setelah menaiki tangga aku sampai di depan pintu yang telah di dobrak dari luar. Dari luar aku bisa melihat banyak sepatu di lantai membuatku yakin kalau kami telah sampai di dorm mereka.

Aku masuk perlahan tanpa menimbulkan suara. Saat memasuki pintu itu aku melihat darah yang berceceran di lantai dan dinding. Di bagian dalam satu zombie pria sedang menabrak-nabrak pintu yang tertutup.

“Yuju ssi.. kita sudah sampai di dalam dorm kalian.. kau sudah boleh membuka matamu, tapi jangan bersuara..” kataku menunduk perlahan untuk menurunkan Yuju dari punggungku.

“itu kamar kami.. sinbi dan eunha ada disitu..” bisik Yuju menunjuk ke arah kamar yang tertutup dengan zombie pria di depannya.

Aku melewati zombie itu perlahan ke arah dapur, lalu mengambil pisau yang ada di samping kulkas. Aku melangkah perlahan ke arah zombie itu, setelah sudah cukup dekat aku memberi isyarat pada Yuju untuk menutup mata.

Setelah memastikan Yuju menutup matanya, aku menusuk kepala zombie pria itu dengan pisau di tanganku.

“Yuju ssi kau sudah bisa membuka matamu..” kataku.

Aku tersenyum menatap Yuju lalu menarik zombie itu ke arah luar pintu dan melemparnya ke bawah tangga.

Aku melangkah ke dalam dorm lalu mengangkat pintu yang jatuh ke tempatnya dan memperbaiki pintu itu.

“haahh,, dengan begini cukup.. sepertinya aku harus bermalam.. sudah terlalu larut untuk pergi..” gumamku dalam hati.

“terimakasih Dojoon ssi..” kata Yuju tersenyum.

“Tok! Tok! Tok!” Yuju mengetok pintu yang tertutup. “Sinbi yaa.. Eunha yaa.. buka pintunya, ini aku..” kata Yuju.

Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari dalam kamar dan beberapa saat kemudian pintu terbuka.

Sinbi dan Eunha keluar dari dalam bersamaan dan langsung memeluk Yuju.

“EONNIEEE!!!!” “YUJUUU YAAAA!!!” teriak mereka berdua bersamaan sambil menangis.

Mendengar teriakan mereka berdua aku langsung mendekat ke arah mereka.

“permisi.. tapi tolong jangan berteriak.. mereka bisa datang kesini jika kalian terus berteriak.. pintu itu tidak akan mampu menahan mereka..” kataku.

Sinbi dan Eunha menatapku sambil melepaskan pelukan mereka pada Yuju.

“kau siapa?” Tanya Sinbi mengusap airmatanya.

“Sinbi, Eunha.. perkenalkan ini Dojoon, dia yang menyelamatkanku saat dibandara dan membawaku kemari.. jika tidak ada dia, mungkin aku tidak akan sampai disini..” kata Yuju memperkenalkanku.

“eoh? Bagaimana dengan manager oppa?” Eunhha menatap Yuju bingung.
Yuju menggelengkan kepalanya ke arah mereka.

“sebenarnya apa yang terjadi?? Kenapa semua orang menjadi gila?” kata Sinbi.

“sebenarnya aku membaca artikel mengenai ini kemarin.. para pengusaha besar sedang melakukan percobaan dengan virus solanum.. virus yang dapat mengubah makhluk hidup menjadi Zombie.. dan sepertinya itu tidak berjalan dengan baik..” jelasku.

“Mwoo!?? Jadi mereka tidak menjadi gila.. tapi berubah menjadi Zombie?” Eunha menatapku kaget.

“kalau begitu sowon eonnie..” Sinbi menghentikan kata-katanya.
Mereka bertiga menunduk dan terdiam. Suasana di tempat itu menjadi hening dengan mata mereka yang mulai berkaca-kaca.

“grrrrttt~~” terdengar suara yang memecah keheningan. 
Saat itu Sinbi memegang perutnya. “maaf.. aku belum sempat makan sedari pagi..” kata Sinbi.

“ahhh,, aku juga sudah sangat lapar.. dan tidak ada makanan yang bisa dimakan di kulkas.. disaat seperti ini kita tidak mungkin memesan makanan yah??” kata Eunha ikut memegang perutnya.

“maaf tapi.. apa bisa aku melihat-lihat dapur kalian?” kataku.

Mereka bertiga menatapku dengan tatapan bingung. “ummm,, boleh saja.. memangnya apa yang akan kau lakukan dojoon ssi??” kata Yuju.

Aku tersenyum ke arah Yuju dan langsung melangkah ke arah dapur.

“hmm,, sepertinya ini cukup..” gumamku pelan setelah menemukan bahan-bahan yang kuperlukan dari lemari dan kulkas mereka.

“dojoon ssi, apa kau bisa memasak??” tanya Sinbi.

“umm,, sedikit..” kataku tersenyum.

Saat itu aku memasakan karbonara spaghetti untuk mereka. dan menaruhnya di meja yang tidak jauh dari pemanggang.

“uwaaahhhh… sepertinya enak.. bisakah kami memakan ini dojoon ssi??” kata Sinbi tidak sabar.

“silahkan.. aku membuatkan itu untuk kalian..” kataku.

Tanpa menunggu lama mereka langsung duduk dan memakan makanan yang ada di depan mereka perlahan sedikit demi sedikit.

Aku menatap mereka tersenyum. “tidak perlu menahan diri.. aku sudah sering menonton acara reality show kalian.. dan aku adalah salah satu penggemar kalian.. jadi makan saja seperti biasa..”  
Mereka menatapku sebentar lalu mulai melahap makanan di depan mereka.

“eeuummmm,, enaaakkk..” kata Yuju membuat senyumanku semakin melebar.

“kalau ingin tambah bilang saja.. aku membuatnya cukup banyak kok..” kataku melihat makan Sinbi yang sudah menghabiskan makanannya.

Sinbi menatapku tersipu malu lalu mengangkat piringnya ke arahku. Aku mengisi kembali piringnya dengan spaghetti lalu mengembalikannya pada Sinbi sambil tersenyum.

“kamsahamnidaaa..” Sinbi tersenyum ke arahku.

Saat itu aku melangkah ke arah keran air untuk mengambil minuman.

“Dukkk!!!” aku terjatuh dengan kedua lututku di lantai karna tidak bisa menahan sakit di kakiku.

“Dojoon ssi.. kau kenap—eeehhhh!? Kakimu berdarah..” kata Sinbi melihat kaoskaki putihku yang telah memerah.

“dojoon ssi.. apa kakimu terluka karna menggendongku tadi??” Yuju menatapku.

“sudah tidak usah dipikirkan.. apa kalian punya kotak P3K?” kataku.

Eunha berlari ke dalam kamar dan keluar dengan membawa kotak P3K lalu memberikannya padaku. Saat aku akan membuka kotak itu, tiba-tiba Yuju merampas kotak itu dari tanganku.

“eehh?? Kenapa?” tanyaku bingung.

“kau terluka karna aku.. jadi biar aku yang mengobati lukamu..” kata Yuju membuka kaoskakiku perlahan. Aku tersenyum menatap Yuju yang mengobati lukaku.

“umm,, maaf Yuju ssi??” kataku memecah keheningan.

“eoh?” Yuju menatapku bingung.

“bolehkah aku menginap disini sampai besok?? Aku pikir sudah terlalu malam untuk pergi ke tempat teman-temanku.. aku tidak apa-apa jika harus tidur di ruang tamu..” kataku.

“umm,, aku sih tidak apa-apa.. bagaimana dengan kalian berdua??” tanya Yuju mentap Sinbi dan Eunha.

“aku setuju, lagipula aku takut jika hanya kita bertiga yang ada disini..” kata Eunha.

“aku juga.. tapi sebagai gantinya, tolong buatkan kami sarapan besok pagi yaahh..” kata Sinbi meledek.

“terima kasih..” kataku tersenyum.

“ngomong-ngomong.. kalau boleh tau, kau akan kemana besok?”  tanya Sinbi.

“aku harus bertemu dengan teman-temanku.. mereka menungguku di fantagio entertainment..” kataku.

“hmmm.. jadi kau akan kesana sendirian??” tanya Eunha.

“sepertinya begitu..” kataku.

“eehhh?? Sudah jam 12 malam.. lebih baik kita istirahat..” kata Sinbi.

“kalian duluan saja, aku akan menyusul setelah aku mengobati lukannya..” kata Yuju.

Setelah selesai mengobati lukaku, mereka kembali ke kamar mereka sedangkan aku menyenderkan punggungku ke tembok menghadap ke arah pintu masuk dari samping.

“jaljayo dojoon ssi..” kata Yuju mengeluarkan kepalanya dari arah pintu kamar.

“kalian Juga.. jalja..” kataku tersenyum.

Aku menutup mataku dengan posisi duduk agar tidak sepenuhnya tertidur.

Subuh harinya aku mendengar suara dari arah luar pintu.

“siapa?” gumamku dalam hati mengambil pistol yang ku selipkan di ikat pinggang bagian belakang dan langsung melangkah perlahan ke arah samping pintu.

Saat itu tiba-tiba pintu terbuka dan seorang wanita masuk ke dalam. Wanita itu tidak dapat melihatku karna saat itu posisiku terhalang oleh pintu yang dia buka.

“jangan bergerak!! Siapa kau?? Apa yang kau lakukan disini??” bisikku menodongkan pistol ke arah kepalanya.

“ini tempat tinggalku?? Kau siapa??”

“eehh?? Sepertinya aku mengenal suara itu..” gumamku dalam hati lalu bergerak ke arah depan. “Yerin ssi?? aahh,, maafkan aku..” kataku menurunkan pistol yang kupegang.
    
“terimakasih sudah mengenalku.. tapi kau siapa? Kau baru saja menodongkan pistol padaku,, pemilik rumah.. jadi sebaiknya jawabanmu meyakinkan..” katanya menatapku kesal.   

“maafkan aku.. aku—“ “yerin eonnie..” Yuju memotong perkataanku lalu berlari ke arah yerin dan memeluknya erat. 
    
“yuju yaaa.. syukurlah kau tidak apa-apa.. dimana yang lain??” tanya yerin.

“sinbi dan eunha masih tidur.. dan bukankah umji bersamamu??... kalau sowon eonnie....” yuju menghentikan kata-katanya dengan mata berkaca-kaca.    

“aku tau.. aku sudah melihat mayat sowoon eonnie di bawah.. dan untuk umji,... aku juga tidak bisa menyelamatkannya..” kata yerin saat airmata mulai mengalir di pipinya. Saat itu mereka berpelukan cukup lama sambil menangis.

“owh iya, siapa orang ini yuju yaa??” sambungnya menatapku sambil mengusap airmatanya.    

“aahh,, ini dojoon ssi.. dia yang menolongku saat dibandara dan membawaku kesini untuk menolong sinbi dan eunha..” jelas yuju.

“maaf yerin ssi.. tapi barusan kau bilang mayatnya?? Maksudmu dalam keadaan zombie?” kataku.   

“tidak juga.. aku menemukan mayat sowon eonnie dengan luka tembak di bagian kepalanya.. aahh,, benar juga.. apa itu ulahmu?? Barusan kau juga menodongkan pistolmu ke kepalaku kan??” tanya yerin dengan nada kesal.

“bukan aku.. aku adalah penggemar kalian.,, mana mungkin aku melakukan hal itu.. lagipula jika aku menembak, pasti akan menimbulkan suara keras dan memanggil para zombie lain..” jelasku.    

“hhmmm,, ada benarnya juga..” kata yerin.    

“sebentar lagi matahari terbit... lebih baik kau istirahat, kau terlihat lelah..” kata yuju.

Yuju dan yerin lalu masuk ke kamar dan kembali beristirahat. Sekitar sejam aku duduk diam di tempatku tidur sebelumnya.

“jam 5 pagi?? Haaah, sepertinya aku sudah tidak bisa tidur.. lebih baik aku menyiapkan sarapan untuk mereka...” gumamku dalam hati.

Aku keluar dari rumah mereka dan turun ke arah rumah yang terbuka di lantai bawah. Aku mengambil bahan makanan yang kubutuhkan dari kulkas dan memasukannya ke kantung plastik besar.    

Di sofa di ruang tamu aku menemukan mayat seorang wanita tua dan anaknya dengan luka di pergelangan tangan mereka “maaf... tapi aku yakin kalian sudah tidak membutuhkan ini.. jadi aku ingin mengambilnya.. maaf yahh..” kataku sambil menundukan kepalaku dua kali membereri hormat.    

Setelah itu aku langsung kembali ke atas dan membuatkan sarapan untuk mereka ber empat. Setelah selesai aku langsung mengaturnya di meja makan.    

“wahh,, lumayan lama juga aku memasak yahh..:” kataku melihat jam di dinding yang menunjukan pukul 7:30 pagi.    

“waaaaaaahhh,, ternyata bau enak ini dari situ yaahh... hmmmm,,... eonniieee ayo sarapaann..” kata sinbi melihat makanan yang kusiapkan di meja.

“waaaahh,, darimana kau mendapatkan bahan masakan untuk membuat ini semua dojoon ssi?? setauku kami tidak memiliki cukup bahan untuk membuat ini semua..” kata yuju yang duduk di samping sinbi di ikuti oleh eunha dan yerin.    

“haaahh,, tidak perlu di pikirkan.. ayo makan..” kataku tersenyum.

“ohh iya.. dojoon ssi,, ini..”  kata yuju mengembalikan HPku. “aku sudah mengecharge handphonemu hingga penuh..” sambungnya tersenyum.

“waahh,, terimakasih yuju ssi.. aku sangat memerlukan ini untuk mengabari teman-temanku.. kalau begitu sebentar lagi aku akan berangkat..” kataku tersenyum.

“eumm,, dojoon ssi??” kata yuju tiba-tiba. “eoh?” aku menatapnya tersenyum.

“sebenarnya.... kami tidak tau apa kami bisa tinggal disini untuk seterusnya... kami juga sudah membicarakannya tadi malam.. jadi,, bisakah kau membawa kami??” kata yuju.

“tapi jika kau merasa kerepotan.. kami juga tidak apa-apa..” sambung Eunha.

Aku melangkah ke arah pemanggang dan memasukan makanan-makanan yang kubuat ke dalam kotak makanan.

“apa yang kau lakukan dojoon ssi??” tanya sinbi.

Aku berbalik dan menatap mereka tersenyum. “aku butuh tambahan 4 porsi lagi untuk dibawa...  ayo makan, kita akan berangkat setelah kalian selesai makan..”

Mereka menatapku tersenyum lalu kembali memakan makanan di depan mereka.

Setelah selesai kami langsung bersiap-siap untuk pergi ke fantagio entertaiment. Kami keluar dari gedung tempat dorm mereka dan melangkah perlahan ke arah mobil yang kuparkir di pertigaan yang tidak jauh dari gedung itu.

“KYAAAAA!!!!!” terdengar suara teriakan dari arah belakangku. Saat Aku memalingkan mataku ke arah asal suara, yerin telah jatuh ke tanah dengan luka tembak di bagian bahunya.     

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK