*Kim Minhwa
"Saeng, Minhwa.. ada yang bisa mendengarku??" tiba-tiba terdengar suara Dojun oppa di radio. Aku yang sedari tadi sedang melihat ke jalan, langsung terkejut mendengar suara Dojun oppa
"bikin kaget aja, ish!" omelku pada walkie talkie yang ada di sampingku menggunakan bahasa Indonesia. Lalu aku mengambil walkie talkie itu
"Minhwa disini.. ada apa seonbae.." tanyaku dan disaat yang hampir bersamaan Chika juga menjawab
"ya hyung?? Ada apa??" kata Chika
"pertama-tama.. Saeng, pakai kembali baju itu.. atau hyung akan menghukummu saat kau kembali.." kata Dojun oppa
"baju apa sih?" tanyaku menatap Dawon oppa yang duduk di sampingku, sedangkan Inseong oppa yang menyetir dan Rocky duduk di samping Inseong oppa
"itu lho. Baju yang biasa digunakan oleh penjinak bom" kata Dawon oppa. Aku sama sekali tidak mendengarkan percakapan Dojun oppa dan Chika di walkie talkie
"astaga. Hahaha! Dia mana mau pake begituan. Itu kan berat. Yang ada nanti dia jalannya makin lemot" kataku yang diselingi dengan tawa
"kalian semua bisa mendengarku kan??" terdengar suara Dojun oppa dan aku juga mulai berhenti tertawa
"tentu saja Dojun-ssi.. sebenarnya ada apa?" terdengar suara Mark oppa
"Ada yang lupa kuberitahukan pada kalian... semalam aku keluar untuk mencari bahan makanan.. saat itu aku bertemu dengan zombie dengan evolusi yang berbeda.. " kataku.
"tto?! Heol. Ini lama-lama udah kayak film aja" kataku
"kau suka nonton film tentang zombie?" tanya Inseong oppa
"gak. Aku paling benci nonton zombie dan film-film horor" kataku
"kenapa? Kan keren" kata Dawon oppa
"keren sih keren.. tapi make up nya itu serem banget. Dan kalo aku nonton itu, yang ada malem-malem aku gak bisa tidur" kataku
"nah sekarang kita mengalaminya, apa kau baik-baik saja nuna??" tanya Rocky menatapku
"sejujurnya aku takut dan pengen kabur dari semua ini. Kalaupun ini mimpi, aku mau bangun dari mimpi buruk ini" kataku
"kami termasuk mimpi burukmu?" tanya Inseong oppa
"ani.. bukan gitu-" perkataanku terpotong karena suara Munbin
"sepertinya kami bertemu dengan salah satu dari mereka disini.. dia barusaja memenggal kepala beberapa zombie dan memakan tubuh mereka.." terdengar suara moonbin.
"eh? Apa? Mereka kudah ketemu zombie baru itu?" tanyaku yang sadar sudah tertinggal info
"ih bego kan. Disaat seperti ini gua malah gak dengerin dan ketinggalan info. Idiot emang. Ck" batinku
"kalian dengarkan aku.. aku menamakannya head hunter.. mereka bisa melihat kalian dan tangan besarnya digunakan untuk menghalangi peluru menembus kepalanya.. tembak dari depan dan buat dia menutup wajahnya, saat itu salah seorang dari kalian harus menembak kepalanya dari arah lain... mereka cukup lambat dan hanya mengincar kepala kalian saja.. jadi selama kalian menjaga jarak aman.. kalian akan baik-baik saja.." kata Dojun oppa
"baiklah terimakasih atas informasinya Dojun-ssi.. kami akan mencoba membunuhnya sekarang.." kata Eunwoo oppa
"hati-hati.. dan kembali dengan selamat.. kalian juga minhwa yaa.." kata Dojun oppa
"dan kayaknya dia baru ingat kalo ada aku" gumamku
"terima kasih seonbae.. kami akan berhati-hati.." kata ku. Lalu sambungan radio terputus.
"itu kah?" tanya Dawon oppa sambil menunjuk ke arah jendela di dekatku, aku menoleh ke Dawon oppa dan menoleh ke arah yang ditunjuk Dawon oppa
"waaah!!!" seketika aku teriak dan langsung bergeser menjauh dari pintu mobil karena ada zombie yang berlari itu dan tiba-tiba kepalanya terpenggal oleh zombie head hunter itu, dan itu terjadi tepat saat aku menoleh
"hey-hey.. tenanglah. Mereka kan sudah kita lewati" kata Dawon oppa memelukku dari belakang dan menenangkanku
"ya! Dawon-ah! Kau sangat memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, ya" kata Inseong oppa. Dalam keadaan yang masih sedikit shock, aku menoleh ke arah Inseong oppa lalu menunduk melihat tangan Dawon oppa melingkar di dadaku
"a-aku gak papa, kok" kataku melepaskan pelukan Dawon oppa dan duduk seperti semula
"nuna gak pingsan lagi?" tanya Rocky dengan senyuman jahilnya
"gak. Aku gak papa. Ngomong-ngomong nanti belok kanan terus belok kiri" kataku menunjukkan jalan.
Tak berapa lama, kami berempat sampai di depan toko baju tempat Jimin oppa berada. Dan kamipun keluar dari mobil
Aku melihat pintu toko itu tidak bertutup rapat dan tidak ada rak yang menghalangi pintu
"Apa kau yakin mereka di sini?" tanya Inseong oppa yang berdiri di depanku
"Eoh. kemarin dia bilang mereka sembunyi di sini" kataku sambil menganggukkan kepala
"Coba cek dulu aja" kata Rocky
"Hm. Minhwa-ya, tetaplah di belakangku" kata Inseong oppa memegang tangan kananku dengan tangan kanannya dan menyembunyikanku di belakang punggungnya. Kemudian kami masuk ke toko itu
"Jimtet oppa~" kataku sedikit berbisik
"Yoongi oppa~~" panggilku, tapi toko ini sangat sepi
"Pegang ini. Untuk jaga-jaga" kata Dawon oppa yang tiba-tiba meraih tanganku dan memberikan hand gun padaku saat aku melangkah menuju ruangan karyawan
Aku mengangguk dan melanjutkan langkahku ke ruangan karyawan itu, Inseong oppa dan Rocky menjaga pintu yang sudah mereka halangi dengan rak baju, sedangkan Dawon oppa berjalan di depanku, dia yang memimpin langkahku
Perlahan Dawon oppa membuka pintu ruangan karyawan itu, tapi tiba-tiba ada yang jatuh menimpa kepala Dawon oppa, yaitu ember yang berisi batu ukuran sedang. Dan saat itu juga Dawon oppa langsung pingsan dengan darah yang mengalir dari puncak kepalanya akibat tertimpa ember itu
"Omo!! Oppa! Bangun!!" aku langsung berlutut dan mengguncang-guncangkan badan Dawon oppa, tapi sama sekali tidak ada respon
"Wae wae wae??" tanya Inseong oppa berlari menghampiriku dan Dawon oppa dan diikuti Rocky di belakangnya
"Kepalanya tertimpa ember itu" kataku sambil menunjuk ember yang ada dilantai dan batu itu ada di samping ember
"Astaga! Kukira zombie, tau!" kata seseorang berdiri tak jauh dariku, saat aku mendongakkan kepala dan aku melihat Jeongkuk oppa
"Ya! Kau yang melakukan ini semua?" tanya Inseong oppa yang langsung menghampiri Jeongkuk oppa dan menarik kerah bajunya
"Mianhaeyo.. Aku tidak tau kalau kalian akan datang" kata Jeongkuk, lalu Jimin oppa dan Yoongi muncul di belakang Jeongkuk
"Woah woah. Santai, jangan berantem di sini" kata Jimin oppa menengahi Inseong oppa dan Jeongkuk oppa
"Minhyuk-ah, bisa tolong ambilkan beberapa helai pakaian? Untuk menutupi luka di kepala Dawon oppa" kataku pada Rocky, Rocky langsung berdiri dan pergi. Terkadang aku suka bingung memanggil Rocky, karena selama ini aku memanggilnya dengan panggilan Minhyuk. Padahal adikku juga bernama Minhyuk. Jadi baru akhir-akhir ini aku bisa terbiasa memanggil Rocky dengan panggilan Rocky, tapi tetap saja kadang-kadang keceplosan memanggilnya Minhyuk
"Minhwa!!" pekik Jimin oppa yang langsung menghampiriku sambil merentangkan tangannya hendak memelukku
"Bantu aku memindahkan dia, oppa" kataku pada Jimin oppa, Jimin oppa terdiam sejenak dengan berdiri tegap di hadapanku dan menurunkan tangannya yang tadi direntangkan
"Mwo?" tanyaku menatap Jimin oppa bingung
"Aku mau memelukmu" kata Jimin oppa dengan nada seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan
"Bantuin dulu ini! Liat! Kepalanya sampe bocor gara-gara kalian!" kataku. Tiba-tiba Jimin oppa membungkuk dan menyeret tubuh Dawon oppa untuk masuk ke ruangan karyawan itu
"Sini, tidurkan dia disini" kataku yang sudah pindah tempat dan duduk dilantai sambil menepuk pahaku, tapi Jimin oppa hanya diam dan balik menatapku
"Kenapa harus kau? Kau beneran selingkuh dengannya, ya?" tanya Jimin oppa menatapku tajam
"Nuna ini—" kata Rocky menggantung saat melihatku dan Jimin dan juga Dawon
"Ya! Daripada ngomel dulu, lebih baik obati dia dulu" kata Yoongi oppa yang tiba-tiba muncul dari belakang Jimin oppa dan langsung memukul kepala belakangnya, lalu Yoongi oppa duduk di sampingku
Akhirnya Jimin oppa membawa Dawon oppa dan menaruh kepala Dawon oppa di pangkuanku. Lalu Rocky memberiku beberapa baju dan sweater yang dia bawa dan aku mengusap darah di kepala Dawon oppa dan berusaha menyumbatnya dengan menaruh 1 baju di lukanya lalu kuikat dengan sweater yang dibawa Rocky
"Hyung, geser" kata Jimin oppa pada Yoongi oppa, tanpa banyak bicara, Yoongi oppa menggeser pantatnya dan membuat jarak antara aku dan Yoongi oppa, lalu Jimin oppa duduk di antaraku dan Yoongi oppa
"Kayaknya kau perhatian sekali padanya" sindiri Jimin oppa sambil menatap sinis Dawon oppa yang masih belum sadarkan diri
"Kau iri kah? Haruskah kau yang tertimpa ember itu dan berakhir seperti ini?" tanyaku menatapnya sambil tersenyum tipis
"Kalo itu bisa membuatmu jadi seperhatian ini, aku akan melakukannya" kata Jimin menatapku. Aku langsung memukul pelan lengannya, lalu memeluk lengannya itu
"Aku senang karena kau tidak apa, oppa. Dan jangan memikirkan hal-hal bodoh" kataku
"Ih! Lagian kau perhatian banget sama dia" kata Jimin, aku menatapnya
"Dasar bocah" cibir Yoongi oppa, saat aku dan Jimin oppa menoleh ternyata Yoongi oppa sudah memejamkan matanya dan bersiap untuk tidur
"Kalo mau tidur, ya tidur lah hyung. Jangan nguping" kata Jimin oppa
"Siapa yang nguping? Kan kalian ada di sebelahku" kata Yoongi oppa membuka matanya sedikit dan menatap Jimin oppa
"Setelah Dawon oppa sadar, kita pergi ke markas, ya" kataku
"Gak ada waktu. Kita harus pergi sekarang" kata Jeongkuk oppa tiba-tiba, entah dari kapan Jeongkuk oppa sudah berdiri di pintu ruangan kayawan
"Kita harus pergi dari sini sekarang" kata Inseong oppa yang muncul dari belakang Jeongkuk oppa
"Mereka datang" kata Rocky yang berusaha nyelip diantara Inseong oppa dan Jeongkuk oppa yang tingginya menjulang
"Lalu Dawon oppa bagaimana?" tanyaku
"Sini biar aku yang menggendongnya" kata Jeongkuk oppa menghampiriku
"Dan kau kugendong" kata Jimin oppa padaku
"Ish! Apaan sih? Gak ah" tolakku sambil berdiri saat Jeongkuk oppa menarik tangan Dawon oppa sampai duduk dan aku membantu Jeongkuk oppa untuk menaikkan Dawon oppa ke punggung Jeongkuk oppa yang sangat lebar itu
Postur tubuh Jeongkuk oppa memang sangat proposional. Tinggi, kekar, bahu lebar dan kuat. Padahal waktu Bangtan debut, dia terlihat seperti anak kecil yang menggunakan eyeliner tebal, tapi terlihat sangat menggemaskan. Dan ARMY, nama fandom BTS, menyebut itu sebagai 'puberty level Jeongkuk'.
Aku mengambil radio yang kugantung di ikat pinggangku
"Tes.. Dojun seonbae.. Chika.." panggilku, tapi tidak ada yang memberikan balasan
"Kok gak bisa?" gumamku bingung, lalu aku berjalan keluar toko baju itu, mungkin saja di dalam tidak dapat sinyal
"Tes.. hallo~~ yeoboseyo~~" aku mencobanya lagi saat sedah di luar toko tapi hasilnya tetap saja tidak ada sahutan
"Apa jarak kami terlalu jauh, ya? Hmm telfon aja lah" gumamku sambil mengambil hpku dan menggantungkan radio itu di ikat pinggangku lagi.
"Chika-ya" panggilku saat Chika mengangkat telfon
"eoh? Kenapa?" tanya Chika
"dimana kalian?" tanyaku
"baru mau nyampe. Kenapa?" tanya Chika
"gak. Kirain dah jalan balik. Aku sama yang lainnya mau balik ke markas.. dan kayaknya sinyal radionya gak nyampe sini, makanya aku menelfonmu" kataku
"oh udah mau balik. Ya udah. Nanti ketemu di markas ya.." kata Chika
"eoh" lalu telfon kututup. Tak lama Dawon oppa mulai sadar
"akh" rintih Dawon oppa sambil memegang kepalanya
"jangan banyak bergerak, oppa.." kataku yang ada di kursi belakang bersama Jimin oppa. Sedangkan Jeongkuk, Dawon oppa dan Rocky duduk di tengah. Inseong oppa yang menyetir mobil dan Yoongi oppa duduk disampingnya
Seketika Jimin oppa menarik tanganku agar bersandar di sandaran kursi mobil, aku menatap Jimin oppa dengan bingung.
Tiba-tiba Inseong oppa menginjak rem secara mendadak dan membuat kami semua hampir terlempar ke depan
"ya!! Kau gila?!" teriak Yoongi oppa pada Inseong oppa
"dia.. dia di depan" kata Inseong oppa tanpa memalingkan wajahnya, kami semua langsung melihat ke arah tatapan Inseong oppa. Terlihat zombie head hunter yang baru saja menebas zombie di hadapannya, dan zombie head hunter itu mulai berjalan menuju ke arah mobil kami
"Apa yang harus kita lakukan? Dia berjalan kemari" kataku panik
"Semuanya turun. Dan bawa semua senjata kalian" kata Yoongi oppa, kemudian kami semua turun dari mobil
"Jimin-ah, Rocky-ssi, kalian jaga Minwha dan Dawon. Kami akan membersihkan jalan ini dari monster itu" kata Yoongi oppa, lalu kami berdiri di dekat mobil, sedangkan Inseong oppa, Yoongi oppa dan Jeongkuk oppa menghabisi 3 head hunter yang ada di depan sana.
Saat sedang memperhatikan mereka bertiga menghabisi para head hunter itu, tiba-tiba Rocky mengarahkan hand gun-nya ke arah Jimin. Aku, Jimin dan Dawon menatap Rocky kaget
"Apa yang kau-mph!" mulutku langsung ditutup oleh Dawon oppa dan juga diseret ke belakang Rocky. Aku melihat 2 zombie yang tepat di belakang Jimin oppa
"Hyung, merunduk sekarang!" kata Rocky pada Jimin, seakan mengerti, Jimin oppa langsung merunduk dan Rocky langsung meluncurkan peluru dari hand gun-nya ke arah zombie yang berada di depan. Sedangkan zombie di belakangnya berjarak beberapa langkah, langsung berlari ke arah kami, dengan cepat Rocky kembali meluncurkan pelurunya
"Oppa. pindah dari situ!" pekikku agak pelan saat melihat zombie pertama yang ditembak Rocky mulai bergerak mendekati Jimin oppa dengan cara merangkak, dengan cepat, Jimin oppa langsung berdiri dan menghampiriku untuk menghindari zombie itu
"Kalian tak apa?" tanya Jeongkuk oppa dari arah belakangku, aku langsung menoleh kaget
"Jimin hyung hampir mati karena 2 zombie sialan itu" kata Rocky
"Gomawo Rocky-ssi" kata Jimin
"Ya udah, lebih baik kita langsung ke markas" kata Inseong oppa. Kami masuk mobil dan Inseong oppa langsung melajukan mobil menuju markas.
"Tes.. tes.. Saeng? Minhwa? Ada yang bisa mendengarku?" terdengar suara Dojun oppa dari radio
"Minhwa di sini~" jawabku
"Eoh! Minhwa-ya. Dari mana saja kau? Kenapa gak pernah menyahut di radio? Chika mana?" tanya Dojun oppa
"Aku udah dekat markas. Soalnya sinyal radionya gak nyampe, kejauhan. Jadi ya gitu" kataku
"Ya udah. Cepatlah kembali" kata Dojun oppa
"Aku udah di depan" kataku. Perlahan Inseong oppa memberhentikan mobil di depan markas, lalu memarkirkan mobil kami. Kemudian kami turun dari mobil. Tapi aku tidak melihat mobil Dojun oppa terparkir di parkiran. Lalu kami semua masuk
"Hyung! Untung saja kalian cepat kembali" kata Sanha yang langsung berlari ke arah kami
"Kenapa? Ada apa?" tanya Rocky
"Dojun oppa mana?" tanyaku pada Cella yang berdiri di belakang Sanha
"Dojun oppa pergi ke kampus bareng Nayeon eonni dan Momo eon—" perkataan Cella terpotong saat melihat Yoongi oppa muncul di sebelahku, aku menoleh ke arah Cella dan Yoongi oppa bergantian dengan bingung
"Cella, kau baik-baik saja?" tanyaku
"Ah? Eng, iya aku baik-baik saja" kata Cella yang tersadar dari lamunannya
"Eoh? Udah pulang semua ya? Pas sekali saat jam makan siang. Ayo kita makan" kata Shinbi menghampiri kami semua. Lalu kami semua berjalan menuju dapur untuk makan bersama
TBC