*Jo Chika
Malam itu aku berusaha untuk tidur tapi tak bisa karena aku merasa kedinginan. Selimut yang kugunakan kurang tebal untuk membuatku hangat.
Mendadak saja aku merasa ada seseorang yang menyelimutiku.
"Terimakasih sudah bertahan sampai sekarang.. akan kupastikan kalian berdua selamat dan kembali ke indonesia.. meskipun tanpa aku.." terdengar suara Dojoon hyung sambil mengusap kepalaku.
"Kenapa hyung mengatakan hal seperti itu??" gumamku dalam hati.
Kemudian akupun tertidur.
"Eonnie! Ayo banguuuunn~" terdengar suara Cella dengan badanku yang di guncang-guncang olehnya.
"Ng.. 5 menit lagi." kataku kemudian aku kembali tidur.
"Ya! Chika-ya! Bangun, sampai kapan kau akan tidur terus??!"
"Ahh berisik! Iya aku bangun." kataku kesal sambil duduk kemudian mengusap mataku.
"Bisakah kau membangunkanku sedikit lebih lembut??" kataku menatap Binnie yang sedang berjongkok di depanku.
"Lagian adikmu itu sudah 3 kali membangunkanmu tapi kau malah tidur terus." kata Binnie kemudian berdiri lalu keluar.
Aku melihat Minhwa yang masih tertidur.
"Cella, kenapa kau ga bangunin Minhwa?" tanyaku.
"Ce, kau tau sulit sekali membangunkan Minhwa eonnie. Ini lebih sulit daripada saat aku membangunkanmu yang sedang malas bangun." kata Cella.
Kemudian aku mencoba membangunkan Minhwa.
"Minhwa-ya! Banguuuuun! Ya! Ya!!!" teriakku sambil mengguncang-guncang badannya namun ia tak kunjung bangun.
"Ahh~ rasanya aku seperti mencoba membangunkan seorang mayat." gumamku sambil memijit keningku.
"Ya sudahlah, lagian nanti Rocky oppa akan membangunkannya." kata Cella kemudian kami keluar lalu berjalan menuju dapur.
"Selamat pagi hyung..." kataku sambil masuk ke dalam dapur.
"Minhwa mana?" tanya Dojoon hyung.
"Sepertinya dia capek.. tadi pas saeng bangunin ga bangun-bangun.." kataku.
"Dan mereka mulai lagi... bisa tidak pakai bahasa korea? Kita sedang di korea sekarang.." kata Binnie tiba-tiba.
"Masih pagi-pagi sudah mau ngajak ribut yah??" kataku menatap Binnie kesal.
"Sudah-sudah.. Chika-yaa ayo makan.." Mark oppa menepuk kursi di sampingnya.
"Chika-ya, duduk disini saja.." Eunwoo hyung menepuk kursi yang berada di antaranya dan Binnie.
"Kenapa juga mereka membuatku bingung pagi-pagi begini??" gumamku dalam hati.
"Tuh kaann.. sudah dari dulu hyung bilang untuk pilih salah satu.. sekarang pasti lagi bingung.." kata Dojoon hyung meledekku.
"Hehehe.. untung saja aku tidak sepertimu eonnie.." Cella juga ikut meledekku.
"Cella-ya, jangan terlalu senang dulu.. setelah mereka kembali kesini.. kau akan berhadapan dengan GOT7 Jinyoung dan BTS Yoongi.." kata Dojoon hyung meledek Cella.
Aku tersenyum geli mendengar perkataan Dojoon hyung.
"Aeyy, aku tetap pada pendirianku.. Jinyoung oppa.." kata Cella dengan senyum khas miliknya.
"Aku tidak tau apa yang kalian katakan.. tapi sebaiknya kau duduk disini.." Binnie menunjuk kursi yang berada diantaranya dan Eunwoo hyung.
"Ini membuatku bingung.." gumamku dalam hati kemudian menarik nafas panjang lalu duduk di samping Dojoon hyung.
"Aku duduk disini saja.." kataku.
"Hehehe... masih belum bisa memilih yah.. yasudah.." kata Dojoon hyung tersenyum kearahku. "owh iya.. Momo dimana Mina-yaa??" sambung Dojoon hyung menatap mina.
"Apa maksudnya dengan belum bisa memilih??" tanya Eunwoo hyung.
"Hm.. bukan apa-apa hehe~" kataku.
"Itadakimasu~" sambungku kemudian melahap makanan dihadapanku.
"Owh iya.. silahkan dimakan.." kata Dojoon hyung kemudian meninggalkan kami.
"Eunbin-ah, kenapa mereka memanggilmu Chika? Bukankah namamu Eunbin??" tanya Mina eonnie.
"Namanya kan memang Chika." kata Binnie menatap Mina eonnie.
"Tapi waktu itu kau bilang namamu Eunbin." kata Mina eonnie menatapku bingung.
"Begini.. namaku memang Chika dan nama koreaku Eunbin, jadi terserah kalian mau panggil aku Chika atau Eunbin." kataku sambil tersenyum.
"Ahh~ kau bukan orang korea ya?" kata Mina eonnie.
"Iya dia dari Indonesia." kata Binnie.
"Ya! Kenapa malah kau yang menjawab sih?!" kataku kesal.
"Kau kelamaan sih, dan lagi cepat habiskan makanmu, kami sudah selesai makan." kata Binnie.
Aku memperhatikan makananku dan makanan para namja di depanku.
"Heol! Bagaimana bisa kalian makan secepat itu??" kataku kemudian cepat-cepat melahap semua makanan yang ada di atas piringku.
Setelah selesai aku naik ke lantai atas.
"YAAAA!!!" terdengar suara teriakan.
"Ahh~ Ternyata tadi suara Nayeon eonnie." gumamku dalam hati setelah sampai di lantai 2.
"Hyung.. kami akan segera berangkat.." kataku.
"Aahh,, baiklah.. aku keluar dulu yah.. makan yang banyak.." kata Dojoon hyung tersenyum menatap momo eonnie.
Kemudian Dojoon hyung langsung berlari ke arah gudang senjata, aku, Binnie, Eunwoo hyung dan Mark oppa mengikutinya.
"Saeng, masuk ke ruangan itu disana ada baju yang sudah ku siapkan, kau harus memakainya." kata Dojoon hyung kemudian aku masuk ke dalam ruangan itu.
"Haiss.. kenapa harus baju seperti ini??" gumamku kesal setelah memakai baju itu kemudian keluar dari ruangan itu.
"Hyung... apa kau yakin aku harus menggunakan ini???" kataku yang dengan menggunakan baju penjinak bom yang melindungi seluruh tubuhku.
"Tentu saja, saeng sudah janji untuk menggunakan peralatan yang hyung siapkan... hyung tidak mau saeng sampe terluka.." kata Dojoon hyung.
"Saeng jadi sulit bergerak.." kataku sambil mencoba bergerak-gerak.
"Kau juga kenapa ikut-ikutan sih.. bukannya tinggal saja disini.." kata Binnie.
"Seharusnya kau yang tinggal disini, biar aku bersama Eunwoo hyung dan Mark oppa yang pergi.." kataku menatap Binnie kesal.
"Enak saja, bagaimana bisa aku membiarkanmu bersama mereka.. aku tidak tau apa yang akan kau lakukan pada hyungku.." kata Binnie menatapku kesal.
"Aku ga nyangka kalo aku sama ultimate bias ku bakal berantem terus.. haahh.. dunia memang tidak bisa ditebak." gumamku dalam hati.
"Oh iya dan satu hal lagi.." Dojoon hyung mengambil handgun yang berada di pinggang kirinya. "Jika terjadi sesuatu pada Chika... akan kupastikan melubangi kepala kalian..." kata Dojoon hyung dengan tatapan tajam miliknya.
Seketika itu juga Binnie, Eunwoo hyung dan Mark oppa terlihat ketakutan.
"Aiguu~ mereka juga bisa ketakutan seperti itu ya.. haha~" gumamku dalam hati.
"Sebaiknya kalian menjaga eonnie.. kalian lihat kan apa yang terjadi pada teman-teman Dojoon oppa yang membuat eonnie menangis kemarin.." kata Cella ikut menakuti mereka.
"B-b-baik dojoon hyung.." kata Binnie terbata-bata.
Melihat mereka semua masih ketakutan seperti itu aku dengan cepat meninju perut Dojoon hyung tanpa perlindungan darinya.
"BUKKK!!!!"
"Yaaizzz,,, hyung cuman bercandaaa..." kata Dojoon hyung menahan sakit di perutnya.
"Tenang saja Dojoon-ssi.. kami akan melindungi Chika.." kata Mark oppa sambil tersenyum.
"Kami pergi dulu.. Sanha-ya, tolong bantu Dojoon-ssi disini.." kata Eunwoo hyung menatap Sanha yang sedang berdiri di samping Cella.
"Baik hyung hati-hati.." kata Sanha tersenyum sambil melambaikan tangannya.
"Aktifkan radio kalian agar kami bisa memantau posisi kalian.." kata Dojoon hyung.
Kami mengangguk lalu pergi menggunakan mobil mini bus yang ada di depan gedung.
Setelah masuk ke dalam mobil aku langsung melepaskan baju penjinak bom yang membuatku sulit bergerak.
"Ya! Ya! Kenapa kau melepaskannya?" kata Binnie menatapku.
"Susah gerak dan sangat panas menggunakan baju itu di musim panas ini.." kataku.
Setelah setengah jam perjalanan kami tiba-tiba aku melihat sesuatu yang aneh dari kejauhan.
"Apa kalian lihat itu??" kata Mark oppa menunjuk ke depan.
"Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas terlalu jauh." kata Binnie sambil menyipitkan matanya yang berada di balik kacamatanya.
"Aku juga.." kataku sambil memegang kacamataku.
Aku dan Binnie menggunakan kacamata karena mata kami berdua minus dan kurasa minus kami berdua juga tak beda jauh.
"Aku bisa melihatnya." kata Eunwoo hyung.
Kemudian Mark oppa memelankan mobil.
"Saeng.. Minhwa.. ada yang bisa mendengarku??" terdengar suara Dojoon hyung dari walkie talkie yang di pegang Eunwoo hyung.
"Minhwa disini.. ada apa seonbae.." terdengar suara Minhwa.
"Ya hyung?? Ada apa??" kataku dengan walkie talkie yang Eunwoo hyung pegang.
"Pertama-tama.. saeng, pakai kembali baju itu.. atau hyung akan menghukummu saat kau kembali.."
"Heoll~ hyung jangan-jangan kau benar-benar punya kekuatan chronomancer yah seperti di ff yang kau tulis dulu.." kataku dengan mata yang sedikit terbuka lebar menatap walkie talkie.
"Jangan membantah dan cepat pakai.."
"Neeeee~~~" kataku pasrah lalu mengambil baju penjinak bom itu dan menggunakannya sedangkan Binnie menatapku sambil menahan tawanya.
"Ishhi!" gumamku kesal.
"Kalian semua bisa mendengarku kan??"
"Tentu saja Dojoon-ssi.. sebenarnya ada apa.." kata Mark oppa penasaran.
"Ada yang lupa kuberitahukan pada kalian... semalam aku keluar untuk mencari bahan makanan.. saat itu aku bertemu dengan zombie dengan evolusi yang berbeda.."
Saat itu juga aku bisa melihat dengan jelas sosok yang tak jauh di depan sana.
"Ummm.. hyung... apa bagian tangan zombie itu membesar dengan kuku yang panjang dan tajam??" kataku gugup sambil tetap menatap zombie yang kira-kira 15 meter jauhnya dari mobil kami.
Mark oppa dengan sangat pelan menghentikan mobil kami.
"Saeng?? Darimana kau tau semua itu.. mungkinkah??"
"Sepertinya kami bertemu dengan salah satu dari mereka disini.. dia barusaja memenggal kepala beberapa zombie dan memakan tubuh mereka.." kata Binnie menggantikanku bicara.
"Dia mirip Charger di left4dead 2.. hanya saja kedua tangannya besar dan ia lebih menyeramkan dari Chager! Hahh.. Semoga saja tidak ada zombie yang mirip dengan Tank!" gumamku sedikit khawatir.
"Kalian dengarkan aku.. aku menamakannya Head Hunter.. mereka bisa melihat kalian dan tangan besarnya digunakan untuk menghalangi peluru menembus kepalanya.. tembak dari depan dan buat dia menutup wajahnya, saat itu salah seorang dari kalian harus menembak kepalanya dari arah lain... mereka cukup lambat dan hanya mengincar kepala kalian saja.. jadi selama kalian menjaga jarak aman.. kalian akan baik-baik saja.."
"Baiklah terimakasih atas informasinya dojoon ssi.. kami akan mencoba membunuhnya sekarang.." kata Eunwoo hyung kemudian ia dan Mark oppa bersiap-siap dengan senjata masing-masing.
"Hati-hati.. dan kembali dengan selamat.. kalian juga Minhwa-yaa.."
"Terima kasih seonbae.. kami akan berhati-hati.." terdengar suara Minhwa.
Kemudian sambungan radio terputus.
"Argh!! Chika ayolah jangan takut, dia lebih lambat dari Charger, kau hanya perlu mengecohnya lalu membunuhnya!" gumamku dalam hati.
"Kau kenapa? Kau sakit? Kau terlihat pucat." kata Binnie menepuk pundakku.
"Ah? Tidak.. aku tidak apa-apa." kataku kemudian mengambil senjataku.
"Chika-ya, lebih baik kau disini saja biar kami yang membunuh zombie itu." kata Mark oppa.
"Tidak apa-apa oppa.. aku bisa melakukannya, lagian lebih banyak orang akan lebih gampang membunuhnya." kataku.
"Dan aku yang akan menjadi umpannya." sambungku menatap mereka satu per satu.
"Ya! Jangan gila!" kata Binnie menjitak kepalaku.
"Ya! Kepalaku masih mau ku pake buat ujian!" kataku kesal sambil mengelus-elus kepalaku.
"Baiklah.. sebagai gantinya kami akan bergerak lebih cepat." kata Mark oppa.
"Ya! Hyung.. kenapa kau malah setuju dengan ide gilanya??" tanya Eunwoo hyung.
"Ini bukan ide gila.. aku serius." kataku sambil memanyunkan bibirku.
"Alasan kenapa Chika lebih cocok menjadi umpan adalah pertama tidak akan menguras tenaganya karena mahkluk itu lamban. Kedua ia bisa berlari dan bersembunyi disuatu tempat yang kecil dan sempit yang bahkan kita tidak akan bisa masuk kesana. Ketiga kita harus melindunginya kan? Jika aku atau kau atau kau juga yang menjadi umpan yang ada bukan kita yang melindunginya melainkan dia yang melindungi kita. Benarkan?" jelas Mark oppa menatap kami.
"Ehh?! Memang apa salahnya melindungi bias tercinta?? Fans ada untuk mencintai, mendukung dan melindungi idolnya!" kataku manatap Mark oppa.
"Aeyy.. saat dunia sudah seperti ini aku bukanlah idol lagi, dan aku akan melindungi seorang wanita yang kusukai dari bahaya apapun." kata Mark oppa tersenyum sambil mengusap kepalaku.
Mendengar perkataan Mark oppa membuat pipi ku terasa panas dan memerah.
"YA!!" teriak Eunwoo hyung dan Binnie secara bersamaan yang membuat semua suasana romantis di sekitarku dan Mak oppa hilang.
"Malah merusak suasana.." gumamku kesal menatap Binnie dan Eunwoo hyung. "Huh.. dasar Binwoo!"
"Sebaiknya kita cepat, dia sudah dekat." kata Mark oppa.
Kemudian kami semua segera keluar dari mobil, Eunwoo hyung berlari ke sebelah kiri dan bersembunyi di balik mobil hitam yang terparkir di pinggir jalan, Mark oppa berlari ke kanan dan bersembunyi di sebuah gang kecil.
Sedangkan Binnie bersembunyi tak jauh dari tempatku berdiri, ia bertugas untuk menyelamatkanku jika tiba-tiba terjadi apa-apa padaku.
Kemudian aku berjalan ke arah zombie yang kami sebut dengan Head Hunter itu.
Kira-kira 5 meter ia berada di depanku. Aku memancingnya dengan menembakinya dengan handgun milikku.
Tapi dengan cepat ia menangkisnya menggunakan tangannya yang besar. Setelah itu ia menatapku lalu mulai berjalan ke arahku, saat dia sudah semakin dekat aku berlari kemudian Mark oppa dan Eunwoo hyung mencoba menembaknya dari tempat persembunyian mereka.
Tapi semua peluru mereka di tangkis dan beberapa meleset. Melihat hal itu aku berhenti kemudian mencoba membidik kepalanya.
"Terlalu jauh.. aku harus menunggu sampai ia mendekat." gumamku sambil mengangkat handgun ku yang mengarah ke kepala Head hunter itu.
"Sabar Chika, kau harus menunggunya.." gumamku dalam hati sambil menunggu Head Hunter dengan handgun yang sudah ku arahkan ke kepalanya.
"Ya!! Chika! Apa yang kau lakukan?? Larilah!!" terdengar suara teriakkan Binnie dengan ia yang berlari ke arahku.
Tiba-tiba saja zombie itu berhenti lalu berbalik ke arah Binnie yang berada di belakangnya.
"Ishhii! Binnie pabo!" gumamku kesal.
Binnie pun berbalik dan lari. Aku mengejar zombie itu sambil menghujaninya dengan peluru tapi semuanya meleset karena aku menembaknya sambil berlari.
"Hyung! Oppa! Selamatkan Binnie!" teriakku sambil menembak-nembak zombie yang menghalangi jalanku.
Dengan cepat Eunwoo hyung dan Mark oppa keluar dari persembunyian mereka lalu menembak-nembak zombie itu hanya saja ditangkis oleh zombie itu.
Aku membunuh zombie-zombie yang mencoba mendekat dan menyerang kami.
Mendadak saja Binnie terjatuh dan zombie itu mulai mendekat dan mengangkat tangannya yang sudah siap memenggal kepala Binnie.
"Binnie!!!!!"
TBC