home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Z Apocalypse

Z Apocalypse

Share:
Author : Jo_Chika
Published : 08 Apr 2017, Updated : 16 Aug 2017
Cast : ASTRO GOT7 BTS SF9 TWICE GFRIEND
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |898 Views |1 Loves
Z Apocalypse
CHAPTER 19 : Chapter 19

*Park Dojoon

Malam itu aku memasakan makanan untuk mereka dengan yuju, sinbi dan nayeon yang menemaniku di dapur. Setelah selesai makan aku mengumpulkan mereka untuk merencanakan penyelamatan yang akan mereka lakukan ke esokan harinya.

"jadi besok kita akan berpencar menjadi 3 tim.. tim pertama akan pergi menyelamatkan member got7, tim kedua menjemput pacar minhwa.. sedangkan tim ketiga akan menjaga tempat ini.." kataku menatap mereka.

Tiba-tiba sanha mengangkat tangan. "ada apa sanha??" tanyaku.

"sepertinya kita harus menunjuk pemimpin untuk kelompok kita ini.." kata sanha.

"urhhhh,, sanha yaa.. dalam situasi seperti ini apa kau masih belum mengerti juga?" eunwoo memijit keningnya.

"aku memilih dojoon oppa.." kata momo. 
Aku menatap momo tersenyum.

"momo yaa.. kenapa kau juga ikut-ikutan.. " nayeon menundukan kepalanya. 
"kita memang butuh pemimpin untuk membuat keputusan.. tapi bukan berarti karna aku yang paling tua disini menjadikanku pemimpin.. kita butuh pemimpin yang memiliki kemampuan menembak dan bertahan hidup yang tinggi.. aku rasa kita sudah tau siapa.." kata mark.

"hal itu sudah tidak perlu di pertanyakan lagi kan?? lanjutkan saja oppa.." kata cella.

"baiklah... untuk menyelamatkan pacarnya besok, minhwa akan ditemani rocky dan kalian berdua.." kataku menatap member sf9.

"seonbae.. kau tidak tau nama mereka yah??" minhwa menatapku dengan senyum meledek.

"haahh,, kalau begitu siapa nama kalian berdua.. maafkan aku.. aku pernah melihat kalian tapi tidak mengetahui nama kalian.." kataku.

"ahh,, seharusnya kami yang meminta maaf karna tidak memperkenalkan diri.. namaku inseong.. dan orang di sampingku dawon.."

"baiklah.. salam kenal... besok tolong bantu minhwa yah.." kataku tersenyum. 
"dan yang akan menemani mark ssi menyelamatkan member got7 yang lain adalah.. eunwoo dan moonbin.. kalian berdu— huukk!!" kata-kataku terhenti dengan sikut chika yang mendarat tepat di lambung kiriku.

"YAA!! Hyuuungg!!" chika menatapku kesal.

"haaahh,, baik-baik.. saeng boleh ikut, tapi dengan satu syarat.. hyung yang akan menyiapkan peralatan untuk saeng.." kataku.

"eumm,, baiklah.. " kata chika.

"bagaimana dengan kita dojoon aah??" tanya nayeon.

"aku akan melatih kalian cara menggunakan senjata.. jadi kita akan tinggal disini.." kataku. "baik itu saja untuk sekarang.. yang akan berangkat besok, sebaiknya kalian beristirahat.. aku akan menyiapkan peralatan kalian untuk dibawa besok.." kataku.

Mereka lalu melangkah meninggalkan dapur ke ruangan yang mereka tempati. 
Aku menaiki tangga menuju lantai 2 ke arah ruangan yang ditempati member gfriend.

"bagaimana keadaan eunha??" kataku menatap yuju yang duduk diam di depan ruangan mereka.

"aku yakin dia pasti sangat sedih.. karna dialah member yang paling dekat dengan yerin eonnie selain sinbi.." yuju menundukan kepalanya.

Aku duduk di samping yuju lalu mengusap kepalanya perlahan membuat yuju mengangkat kepalanya menatapku.

"aku salut padamu yuju yaa.. kau wanita yang kuat,, tapi untuk sekarang tidak perlu kau tahan.. disini hanya ada kau dan aku.."

Saat itu butiran airmata mulai berjatuhan dari samping matanya. "Hiksss.." yuju menarik kerah bajuku dan menggunakan dadaku untuk menutupi wajahnya sembari menangis.

aku terus mengusap kepala yuju hingga dia selesai menangis.

"wah wah wah.. apa yang terjadi?? Kenapa kalian berduaan disini?? Dojoon oppa, kau menyukai yuju eonnie yah??" sinbi tiba-tiba muncul dari dalam ruangan.

"eoh,, eonniemu barusaja memberiku fan service.. hehehe" kataku.

"fan service?? Jadi kau penggemar yuju eonnie yah oppaa??" sinbi menatapku.

"bukan hanya aku tau... dojoon oppa juga penggemarmu.." kata yuju.

"benar... aku adalah orang yang menyukai lebih dari satu group.. dan yuju berada di lima besar.. sinbi juga.." aku tersenyum sambil memegang kepala sinbi membuat wajah sinbi memerah. "yasudah sekarang tidur yaah?? Besok oppa akan melatih kalian menembak jadi sebaiknya kalian istirahat dulu.." sambungku.

Setelah mereka berdua masuk kedalam ruangan mereka, aku melangkah ke arah gudang senjata.

"mau kemana??" "aaa,, kamjjakyaa.." kataku menatap nayeon yang muncul entah darimana.

"haaahh,, aku mau ke gudang senjata dan menyiapkan peralatan untuk mereka berangkat besok.. kau istirahat saja.." kataku.

Tiba-tiba nayeon menepuk punggungku. Saat itu aku merasa seperti ada petir yang menyambar punggungku membuatku meringis kesakitan. "Yaa!! Diantara kami semua, kau yang paling butuh istirahat tau.. kau masih memaksakan dirimu dan berkeliaran dengan seluruh luka itu?? kau pikir kau zombie??" nayeon menatapku serius.

"mau kugigit??" tanyaku bercanda lalu melangkah meninggalkannya ke arah gudang senjata.

Sesampainya disana aku langsung membuka lemari serta mengeluarkan beberapa senjata dan magazine dari lemari besi.

"sini aku bantu..." kata nayeon yang sedari tadi mengikutiku.

Aku menatapnya tersenyum lalu mulai memasukan peluru ke magazine. Nayeon membantuku merapikan magazine ke samping senjata tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"geeh~ kenapa suasananya jadi awkward begini.." gumamku dalam hati. 
"ummm, dojoon aah.." nayeon memecah keheningan membuatku menatapnya sambil mengangkat keningku.

"aku mendengar pembicaraanmu dengan yuju dan sinbi tadi... kau bilang kau menyukai lebih dari satu grup kan?? kalau boleh tau grup apa saja??" sambung nayeon.

"Twice termasuk di 3 besar.." kataku tersenyum.

"eeeehh?!!? jadi kau penggemar kami? kenapa tidak pernah bilang dari dulu?" nayeon terkejut.

"umm,, no comment.. teheee~" aku tersenyum meledek.

Setelah itu kami kembali terdiam beberapa saat.

"dojoon aah.. kalau boleh tau siapa biasmu di twice..." nayeon kembali membuka pembicaraan. 

"bias yaahh.. dulu saat kalian debut, aku hanya menyukai momo.. karna saat itu aku suka dance.. tapi lama kelamaan aku jadi menyukai 3 orang dari kalian.." kataku.

"3 orang?"

"yupp,, mina di peringkat ke tiga.. dan momo yang dulunya paling kusukai, turun di peringkat kedua.... hehehe~"

"lalu siapa yang berhasil membuat momo turun ke peringkat kedua? Tsuyu? Chaeyeong? Dahyeon? Atau Jungyeon?? Aaa,, jangan-jangan sana yah?? Kau menyukai tiga member dari jepang.. karna itu kau ingin menemui mereka dulu.. benarkan?? Wahh kau ternyata menyukai sana.."

"barusan kau ngerap yah?? Lagipula kenapa kau tidak memasukan namamu disitu??"

"aeeyy,, karna aku tidak mungkin berada di peringkat pertama.. nah, siapa yang di peringkat pertama??"

"Im Nayeon..." kataku tersenyum.

"m..m.maldo andwae... jangan bercandaa.." wajah nayeon memerah

"aku sedang tidak bercanda... member yang paling kusukai di Twice saat ini adalah kau im nayeon.. kau juga masuk tiga besar bias favoriteku.. tapi, itu bisa berubah.. karna aku sudah melihat momo dari dekat., mungkin dia bisa merebut posisi pertama darimu sekali lagi.." kataku memalingkan wajahku dari nayeon dan kembali mengisi peluru di magazine.

"aaaaahhhh,,, siaaaalll... aku benar-benar mengatakannyaaa... padahal aku sengaja menyembunyikan itu semua agar bisa lebih dekat dengannya... haahh,, pasrah saja jika dia mulai menjaga jarak denganku.." gumamku dalam hati mencoba mengontrol ekspresi wajahku.

Saat aku memberikan magazine yang telah terisi penuh ke nayeon. dia menahan tanganku dan menariknya ke arah pipinya. Aku menatap nayeon bingung membuat wajahnya memerah.

"d.d.dua menit.. kau menyukai pipiku kan?? kau boleh melakukan apapun pada pipiku selama dua menit... f.f.fan service.." kata nayeon.

Aku tersenyum dan langsung mencubit pipinya. "aku hanya butuh sepuluh detik.." kataku melepas cubitanku dari pipinya dan dengan cepat mencium pipi kirinya. 
Nayeon terkejut membuat matanya terbuka lebih lebar dan wajahnya memerah padam.

"haaahh,, persiapannya sudah selesai.. aku tidur dulu yah.. kau juga harus istirahat.." kataku berdiri dari tempat duduk dan langsung melangkah meninggalkan nayeon yang masih terdiam mematung di tempatnya duduk. 
Saat keluar dari gudang senjata aku seperti kehilangan kekuatan di kedua kakiku. "geeaaaahhhh~~~~ jantungku mau meledak.." gumamku pelan memegang dada kiriku sambil menyenderkan tubuhku ke tembok.

Setelah menenangkan diri aku melangkah ke arah ruangan tempat chika dan cella tidur. Saat masuk, aku melihat chika sedikit bergerak.

"sepertinya dia kedinginan.." gumamku dalam hati lalu melangkah ke ruang penyimpanan yang berada tak jauh dari ruang itu. aku mengambil beberapa kain selimut dan membawanya kembali ke ruangan mereka lalu menyelimuti mereka berdua.

"terimakasih sudah bertahan sampai sekarang.. akan kupastikan kalian berdua selamat dan kembali ke indonesia.. meskipun tanpa aku.." kataku mengusap kepala chika dan cella. 
Saat itu aku melihat sedikit gerakan di mata chika. "haizz,, sepertinya dia belum sepenuhnya tertidur yah.." gumamku dalam hati lalu dengan cepat meninggalkan ruangan itu.

Malam itu aku mencoba tidur, Tapi pikiranku dipenuhi akan hal-hal yang harus kulakukan untuk melindungi mereka semua.

"lebih baik aku keluar mencari udara segar.." Aku melompat dari sofa dan melangkah keluar gedung.

Aku pergi ke arah mobil yang aku dan chika gunakan sebelumnya, lalu mengambil rifle M4A1 dan handgun milikku. aku lalu melangkah meninggalkan kantor polisi itu ke arah rentetan restoran yang berada 2 block dari situ.

Saat melewati sebuah toko dengan gambar iklan minuman yang dibintangi nayeon mina dan momo. "jadi mereka kembali lebih cepat karna ini yah.." saat mataku tertuju ke arah gambar nayeon, tiba-tiba saja terlintas di pikiranku mengenai kejadian digudang senjata sebelumnya membuat wajahku terasa panas.

Aku menggelengkan kepalaku mencoba menyadarkan diri. Tiba-tiba dari arah belakang aku mendengar raungan kecil. Secara refleks aku membalikan badanku dengan ujung senjata mengarah ke asal suara.

"haizz,, ajeossi kau mengagetkanku.." kataku melihat zombie pria yang muncul entah darimana. "maaf tapi aku harus membersihkan area sekitar sini juga.. agar kami bisa hidup lebih aman.." sambungku membidik kepala ajeossi itu.

Saat aku akan menarik pelatuk M4A1 milikku, tiba-tiba saja jariku terhenti. 
"apa-apaan itu.." gumamku dalam hati terkejut melihat pemandangan di depanku.

Zombie lain muncul dari belakang ajeossi itu, tapi ada yang berbeda dari zombie itu. bagian tangan kanannya seperti membesar dengan 2 kuku panjang setajam pisau yang muncul di ujung jarinya. Yang lebih membuatku terkejut adalah saat zombie itu memenggal kepala zombie ajeossi di depannya dan mulai memakan tubuh ajeossi itu.

Tiba-tiba saja zombie itu memalingkan pandangannya ke arahku.

"eeh?? Kau bisa melihatku??" kataku terkejut.

Zombie itu mulai melangkah ke arahku. aku mengarahkan rifle milikku ke arah kepalanya dan langsung menembakan beberapa peluru.

"WHAT THEE..." tanpa sadar aku mengeraskan suaraku melihat zombie itu mengangkat tangan besarnya melindungi kepalanya dari peluru.

Aku terus menembakan senjataku ke arah kepalanya, tapi tidak ada satupun peluruku yang menjatuhkannya.

"cihh... kalau begitu.." aku menembak beberapa kali menggunakan M4A1 milikku. saat zombie itu menghadang peluruku dengan tangannya aku berlari kesamping.

"jika kau menutup wajahmu seperti itu.. kau tidak akan bisa melihatku.." gumamku dalam hati langsung mengambil handgun milikku dan menembak kepalanya dari samping. Akhirnya zombie itu jatuh ke tanah.

aku menarik nafas panjang dan mendekat ke arah zombie itu. "ber evolusi lagi yah.. mungkin karna tangan besarnya ini dia bergerak lamban.. hanya saja, dia bisa melihatku bahkan menahan tembakanku dengan tangannya.. jika dia sedikit lebih cepat mungkin aku sudah kehilangan kepalaku sekarang.. sial!! kenapa hanya perasaan burukku yang selalu benar..." gerutuku.

Aku melanjutkan perjalanan ke arah restoran yang kutuju. Sesampainya disana aku memasuki beberapa toko untuk mengambil bahan makanan tambahan. Saat membuka pendingin di toko terakhir, aku menemukan kaki babi panggang yang berada dalam kotak besar.

"wah wah wah,, sepertinya keberuntungan momo tentang makanan benar-benar tinggi.. dia barusaja menanyakan tentangmu padaku kemarin.. sepertinya ini akan cukup untuk persediaannya selama sebulan.. mungkin seminggu untuk momo.." kataku menatap jokbal di depanku.

"lalu bagaimana aku membawa semua ini??" kataku melihat bahan makanan yang aku kumpulkan. "aa benar juga.." aku keluar dari restoran itu dan mengambil motor pengantar pizza dari toko disampingnya lalu membawa bahan-bahan yang ku kumpulkan kembali ke kantor polisi.

Saat sampai disana langit sudah mulai terang. "sebaiknya aku cepat menyiapkan sarapan sebelum mereka bangun.." kataku mengangkat bahan-bahan yang kubawa ke dapur.

"eoh? oppa kau darimana??" yuju menyambutku.

"eehh?? selamat pagi.. kau sudah bangun?? Aku mencari beberapa bahan makanan tambahan.. karna sepertinya orang-orang itu hanya mengambil makanan instan.." kataku.

"jadi kau tidak tidur yah.." nayeon muncul dari arah pintu.

Mendengar suara nayeon aku membalikan badanku menatapnya. "umm... begitulah.. eoh?? nayeon aah... kau juga tidak tidur yah??" kataku melihat bagian bawah matanya yang sedikit menghitam.

"aku tidak bisa tidur.." nayeon melangkah dan duduk di balik meja makan.

"eoh?? memangnya kenapa kau tidak bisa tidur eonnie? Apa kau memikirkan sesuatu?" tanya yuju.

Saat itu wajah nayeon tiba-tiba memerah. "t..t.tidak juga.. aku tidak memikirkan kejadian tadi malam kok.."

"kejadian tadi malam??" yuju menatap nayeon bingung.

"tidak usah dipikirkan.." nayeon mengelak.

Saat itu nayeon dan yuju membantuku memasakan sarapan untuk kami semua. 
"waa,, baunya enak.... yeoksi dojoon oppa.." sinbi muncul bersama eunha dan mina

"mina.. eunha.. bisa tolong bangunkan mereka yang lain??" kataku menatap mina dan eunha bergantian.

Mereka berdua mengangguk lalu keluar dari dapur. Beberapa menit kemudian mark masuk ke dapur bersama moonbin dan eunwoo lalu di ikuti oleh dawon, inseong, rocky dan sanha.

"selamat pagi hyung..." chika masuk ke dapur bersama cella yang masih mengusap matanya.

"minhwa mana?" tanyaku. Di saat bersamaan eunha dan mina masuk ke dapur.

"sepertinya dia capek.. tadi pas saeng bangunin ga bangun-bangun.."

"dan mereka mulai lagi... bisa tidak pakai bahasa korea? Kita sedang di korea sekarang.." kata moonbin tiba-tiba. 

"masih pagi-pagi sudah mau ngajak ribut yah??" chika menatap moonbin kesal.

"sudah-sudah.. chika yaa ayo makan.." mark menepuk kursi di sampingnya.

"chika yaa,,, duduk disini saja.." eunwoo menepuk kursi yang berada di antara dia dan moonbin. 

"tuh kaann.. sudah dari dulu hyung bilang untuk pilih salah satu.. sekarang pasti lagi bingung.." kataku meledek chika.

"hehehe,, untung saja aku tidak sepertimu eonniee.." cella ikut meledek.

"cella yaa jangan terlalu senang dulu.. setelah mereka kembali kesini.. kau akan berhadapan dengan got7 jinyeong dan Bts Yoongi.."kataku meledek cella.

"aeyy,, aku tetap pada pendirianku.. jinyeong oppaa.." kata cella.

"aku tidak tau apa yang kalian katakan.. tapi sebaiknya kau duduk disini.." moonbin menunjuk kursi yang berada diantaranya dan eunwoo.

Chika menarik nafas panjang lalu duduk di samping kursi yang akan aku duduki. "aku duduk disini saja.." kata chika.

"hehehe... masih belum bisa memilih yah.. yasudah.." kataku. "owh iya.. momo dimana mina yaa??" sambungku menatap mina.

"dia masih tidur dan tidak mau bangun.." kata mina.

"yasudah biar aku yang membangunkannya.." kataku mengambil kaki babi panggang yang telah kutata rapi di piring. Saat itu nayeon menatapku tajam.

"owh iya.. silahkan dimakan.." kataku meninggalkan mereka menuju ruangan tempat momo tidur.

Sesampainya disana aku melihat momo tidur di kasur dengan posisi membelakangi pintu.

"momo yaa.. ayo sarapan.." kataku memukul-mukul bahunya perlahan.

"aku masih ngantuk... nanti saja makannya.." kata momo tanpa masih dalam posisi membelakangiku.

"aahh,, padahal aku sudah capek-capek membawa jokbal ini... kalau kau tidak mau aku kasih ke mina sa—" tiba-tiba momo melompat dari sofa dan langsung duduk menatapku membuatku menghentikan kata-kataku.

"Jokbal?? Darimana oppa mendapatkannya??"

Aku memberikan piring yang ku bawa ke momo sambil tersenyum manis. "semalam aku tidak bisa tidur.. jadi aku keluar mencari bahan makanan, dan mengambil persediaan jokbal untukmu.."

"oppaaaaa.. kau baik sekalii..." momo menatap jokbal di tangannya lalu mengangkat kepalanya menatapku. "oppaa.. mau jadi pacarku??" kata momo tiba-tiba membuatku terkejut.

"YAA!!! Apa maksudmu momo??" nayeon muncul dari arah pintu.

"eoh? nayeon eonnie.. kau dengar yah.. padahal aku mau merahasiakan ini dari kalian.. hehehe" momo tersenyum.

"apa kau sadar dengan yang kau katakan?? Kau itu idol.. bagaimana bisa kau menga—" "eonniee... ditengah kekacauan seperti ini status kita sebagai idol tidak berlaku.. dan aku tidak yakin kalau setelah ini semua berakhir semuanya akan kembali berjalan seperti biasa.. lagipula aku menyukai dojoon oppa, jadi menurutku tidak apa-apa jika aku pacaran dengannya.." momo memotong perkataan nayeon membuat nayeon terdiam.

"tetap saja tidak boleh.. andwaee.." kata nayeon.

"kenapa??" momo menatap nayeon bingung.

"karna peringkat satu masih belum tergantikan.. benarkan dojoon aah??" nayeon menatapku serius.

"eonniee.. jangan-jangan kau juga menyukai dojoon oppa yah?? Ayo mengaku.." kata momo.

"m..m.m.mworago?? aeeyy,, aku hanya memikirkan masa depan grup kita saja.." kata nayeon dengan wajah memerah.

Aku tersenyum menatap nayeon lalu memalingkan pandanganku ke arah momo. "momo yaa.. sekarang aku tidak bisa memikirkan hal lain selain untuk bebrtahan dari ini semua dan membawa kalian ke tempat aman.. jadi aku masih belum siap untuk pacaran.." kataku.

"Tuh kan.. tidak apa-apa dojoon aah, untuk sekarang fokus saja memimpin kami.." kata nayeon. 

"hmm,, yasudah.. tapi kalau kau sudah siap beritahu aku yah.. oppa jjagi.." momo tersenyum manis.

"YAAAA!!!" teriak nayeon kesal.

"hyung.. kami akan segera berangkat.." chika muncul dari arah pintu.

"aahh,, baiklah.. aku keluar dulu yah.. makan yang banyak.." kataku tersenyum menatap momo. 

Aku langsung berlari ke arah gudang senjata dan mengambil senjata yang sudah kusiapkan untuk mereka.

"kalian bisa menggunakan ini.. didalamnya aku menaruh 4 senjata laras panjang dan 2 handgun.. kau bisa memberikannya pada member-membermu nanti.. untuk berjaga-jaga.." kataku memberikan tas yang kubawa pada mark.

"terimakasih dojoon ssi.." kata mark.

"hyung... apa kau yakin aku harus menggunakan ini???" kata chika yang keluar dari ruangan di samping kami menggunakan baju penjinak bom yang melindungi seluruh tubuhnya.

"tentu saja,, saeng sudah janji untuk menggunakan peralatan yang hyung siapkan... hyung tidak mau saeng sampe terluka.." kataku.

"saeng jadi sulit bergerak.." kata chika.

"kau juga kenapa ikut-ikutan sih.. bukannya tinggal saja disini.." kata moonbin.

"seharusnya kau yang tinggal disini.. biar aku bersama eunwoo hyung dan mark oppa yang pergi.." chika menatap moonbin kesal

"enak saja... bagaimana bisa aku membiarkanmu bersama mereka,, aku tidak tau apa yang akan kau lakukan pada hyungku.." moonbin ikut menatap chika kesal.

"owh iya dan satu hal lagi.." aku mengambil handgun yang kusarungkan di pinggang kiriku. "jika terjadi sesuatu pada chika... akan kupastikan melubangi kepala kalian..." kataku menatap mereka memasang wajah menakutkan.

"sebaiknya kalian menjaga eonnie.. kalian lihat kan apa yang terjadi pada teman-teman dojoon oppa yang membuat eonnie menangis kemarin.." cella ikut menakuti mereka.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK