*Jo Chika
"Jadi sekarang apa yang akan kita lakukan?" kataku menatap Dojoon hyung setelah langkah kaki para prajurit itu tidak terdengar lagi.
"Kita harus cari jalan menuju ke foodcourt." kata Dojoon hyung.
"Tempatnya di sebelah mana?" kataku bingung.
"Di lantai 2." kata Eunwoo hyung tiba-tiba.
"Ehh? jinjja?" kataku terkejut.
Dojoon hyung mengangguk.
"Jangan bilang kita harus melewati tangga di luar sana?" kataku sambil menggelengkan kepalaku.
"Tapi hanya itu jalan terdekat." kata Dojoon hyung.
Aku menghela napasku.
"Baiklah. Hyung yang buat rencananya." kataku menatap Dojoon hyung.
"Baiklah." kata Dojoon hyung.
Setelah membuat rencana kami segera memeriksa keadaan di luar toko dengan mengintip dari balik rak yang menghalangi pintu toko.
"Sudah siap? kita akan berlari ke seberang. Sebelum itu kita singkirkan ini dulu dari pintu tanpa menimbulkan suara." kata Dojoon hyung menunjuk rak yang berada di depannya.
"Eunwoo hyu- maksudku oppa tolong bantu Dojoon hyung." kataku menatap Eunwoo hyung.
Eunwoo hyung menatap rak itu lalu ia mengangguk, setelah Dojoon hyung dan Eunwoo hyung memindahkan rak dengan hati-hati tanpa suara, aku membuka pintu kaca itu sambil mengeluarkan kepalaku dan melihat ke kanan.
Saat aku melihat ke kiri, dengan cepat aku memasukkan kepalaku ke dalam toko lalu menutup pintu.
Aku menatap Dojoon hyung.
"Hyung.. di sebelah kiri tak jauh dari sini, ada beberapa zombie." kataku sedikit tegang.
"Kalau begitu kita cari sesuatu yang bisa kita gunakan untuk melindungi diri kita dari para zombie itu." kata Dojoon hyung sambil mencari-cari sesuatu di dalam toko itu, aku dan Eunwoo hyung juga ikut mencari benda yang bisa kita gunakan.
"Aku dapat payung." kataku sambil mengangkat payung yang ku pegang.
"Hyung juga." kata Dojoon hyung yang mengangkat sebuah pipa besi.
"Eh? Hyung dapat itu darimana?" kataku bingung menatap pipa besi yang di pegang Dojoon hyung.
"Dari gudang itu." kata Dojoon hyung sambil menunjuk sebuah ruangan yang terletak di bekalang meja kasir.
"Ahh~" aku mengangguk-angguk.
Lalu Eunwoo hyung masuk ke dalam gudang itu dan mencari benda yang bisa di gunakan olehnya.
"Ayo. Aku sudah siap." kata Eunwoo hyung keluar dari gudang itu sambil membawa sebuah linggis di tangan kanannya.
"Hyung, kau yang pimpin jalan ya." kataku, lalu Dojoon hyung berjalan lebih dulu ke arah pintu keluar toko.
Dojoon hyung mengeluarkan kepalanya di depan pintu toko lalu menoleh ke kiri, aku dan Eunwoo hyung menatap Dojoon hyung tegang.
"Ada berapa zombie di luar sana?" bisik Eunwoo hyung.
"Ada 2.." bisik Dojoon hyung.
"Ayo, selagi mereka tidak melihat kita." kata Dojoon hyung.
Dengan pelan dan hati-hati kami mengendap-endap keluar dari toko menuju tempat makan yang berada di seberang toko.
"Hati-hati dengan langkah kalian." bisik Dojoon hyung memperingati kami saat kami sedang berjalan menuju tempat makan di seberang kami.
KLENG!
Aku terkejut menatap Dojoon hyung lalu 2 zombie yang tadinya tak melihat kami langsung berjalan ke arah kami.
"Lari sekarang!" kata Dojoon hyung lalu kami langsung lari masuk ke dalam tempat makan di depan kami.
Kami bertiga langsung bersembunyi di dalam dapur dan menahan pintu dapur dengan meja yang ada di dekat pintu.
"Hyung sudah bilangkan kalau jalan hati-hati." kata Dojoon hyung memarahiku.
"Iya, maaf saeng tadi takut dan tidak sengaja menendang kaleng itu.." aku menunduk.
"Sudahlah, yang penting kita masih sempat melarikan diri." kata Eunwoo hyung.
"Maaf.." kataku masih tetap menunduk.
"Maaf saeng, hyung tadi sangat khawatir." kata Dojoon hyung menepuk kepalaku pelan.
"Nah sekarang apa yang harus kita lakukan? 2 zombie tadi sudah berada di depan pintu ini." kata Eunwoo hyung mengintip lewat jendela bulat kecil yang terletak di pintu.
"Kalian sudah tau cara membunuh zombie?" kata Dojoon hyung menatap kami berdua.
"Aku sih tau. Hancurkan kepala mereka kan?" kataku menatap Dojoon hyung.
"Iya." kata Dojoon hyung.
"Bagaimana kalian berdua bisa tau?" kata Eunwoo hyung bingung menatap kami.
"Itu.." kataku sambil melirik Dojoon hyung.
"Karena kami sering nonton film zombie-zombie." kataku dan Dojoon hyung bersamaan.
"Tapi kan itu hanya film." kata Eunwoo hyung.
"Kita coba saja dulu." kata Dojoon hyung.
"Ehh?" Eunwoo hyung terkejut.
"Oh ya hyung, zombie ini buta tidak?" kataku menatap Dojoon hyung.
"Hmm mari kita tes apa mereka buta atau tidak." kata Dojoon hyung.
"Chika-ssi?" panggil Eunwoo hyung tiba-tiba.
"Ya hyu- maksudku oppa? kenapa?" kataku bingung dan hampir menyebut Eunwoo hyung dengan sebutan hyung, seharusnya aku memang memanggilnya oppa tapi aku lebih senang memanggilnya hyung.
"Kenapa kau memanggil Oppa mu dengan sebutan Hyung?" kata Eunwoo hyung bingung.
"Emm itu.. aku lebih nyaman memanggilnya dengan sebutan hyung dan sebenarnya aku diam-diam juga memanggil oppa dengan sebutan hyung hehe.." kataku sambil sedikit tertawa.
Eunwoo hyung hanya menatapku sambil menggeleng-geleng kepalanya.
"Oh ya oppa, aku ini kan lebih muda darimu jadi hyu- maksudku oppa tidak perlu berbicara formal denganku." kataku sambil tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu akau akan memanggilmu Chika." kata Eunwoo hyung membalas senyumku.
"Saeng.." panggil Dojoon hyung tiba-tiba.
"Wae?" kataku menoleh ke arah Dojoon hyung.
"Zombie-zombie ini buta." kata Dojoon hyung.
"Jinjja?" kataku.
Aku tersenyum tipis.
"Kalau begini kita bisa menipu mereka dengan mudah." sambungku.
"Jangan senang dulu saeng." kata Dojoon hyung.
"Kenapa?" kataku bingung.
"Lihat itu." kata Dojoon hyung menunjuk ke arah pintu dapur.
Aku dan Eunwoo hyung menoleh ke arah pintu dapur yang di tunjuk Dojoon hyung, lalu aku saling bertatapan dengan Eunwoo hyung yang sama terkejutnya denganku.
*Park Dojoon
Aku melihat ke arah para zombie itu dari jendela bulat yang berada di pintu itu. Salah satu zombie melihatku tapi seperti tidak bereaksi apa-apa.
"jadi mereka bergerak dengan mengikuti suara yah.. kalau begitu.." gumamku dalam hati lalu melangkah kembali ke bagian dalam dapur tempat Eunwoo dan Chika menunggu.
"saeng.."
"wae?" Chika menoleh ke arahku.
"Zombie-zombie ini buta." Kataku menatap mereka bergantian.
"Jinjja??" Chika tersenyum kecil. "kalau begini kita bisa menipu mereka dengan mudah.." sambungnya.
"jangan senang dulu saeng.." kataku menyadari sesuatu yang aneh dengan zombie-zombie ini.
"kenapa?" Chika menatapku bingung.
"lihat itu." Kataku menunjuk ke arah pintu dapur di bagian lain dimana ada 2 zombie pria dan wanita berpakaian koki masuk perlahan ke dalam dapur.
Chika dan Eunwoo memalingkan wajah mereka ke arah zombie-zombie itu dan memasang wajah terkejut.
Aku mendekatkan jari telunjukku ke depan bibirku memberi tanda pada mereka untuk diam. Mereka berdua mengangguk pertanda mengerti.
"dengar.. mereka tidak akan menyerang kita selama kita tidak bersuara.." kataku berbisik.
"jadi apa yang harus kita lakukan sekarang hyung??" Kata chika dengan wajah ketakutan.
Aku berpikir sejenak "aku akan mencoba membunuh salah satu dari mereka.." kataku.
"maksudmu kau akan mencoba menghancurkan kepala mereka??" Eunwoo menatapku kaget.
"hyunggg!!" chika sedikit mengeraskan suaranya. "sssstttt!!!!" kataku dan Eunwoo bersamaan.
"maaf.. hyung jangan gila yahh.. cara itu hanya kita lihat di film,, kita tidak tau apakah itu akan berhasil.. lagipula jika kau menggunakan besi itu, kau harus memukulnya berkali-kali.. zombie lainnya pasti akan langsung menyerangmu.." Chika kembali berbisik.
"benar dojoon ssi.. sebaiknya kita diam di sini dan menunggu sampai kedua zombie di depan pintu itu pergi, agar kita bisa menuju ke lantai 2.." kata Eunwoo.
"akan memakan waktu lama untuk menunggu.. Eunwoo ssi, jika sesuatu yang buruk terjadi padaku.. tolong kau jaga dia untukku.." kataku menatap Eunwoo.
"BUKK!!!" Chika memukul bahuku.
"Yaaa!!! Saeng tidak mau bertemu Cella tanpa hyung... jadi jangan sampai sesuatu yang buruk terjadi padamu hyung.." kata Chika.
Aku tersenyum ke arahnya dan mengangguk mengiyakan.
Aku meletakan besi yang kupegang lalu berdiri perlahan dan melangkah ke arah samping para zombie itu. kini posisiku dan kedua zombie itu hanya terpisahkan oleh pemanggang dan meja yang memanjang ke samping.
Aku mengambil sebuah sendok dan pisau panjang dari meja.
"fyuuuuhhhh" aku menarik nafas panjang menyiapkan mental lalu melempar sendok yang kupegang di tangan kiri ke sudut lain dapur itu.
"uuaaarrgggghhh" suara para zombie sambil mulai bergerak ke arah asal suara sendok yang kulempar.
Aku mengikuti mereka dari belakang dan dengan cepat menancapkan pisau yang kupegang ke kepala zombie pria. Zombie pria itu mulai jatuh ke lantai.
"sepertinya berhasil..." gumamku dalam hati lalu memalingkan wajahku ke arah Chika dan eunwoo sambil tersenyum.
"HYUNNG!!" teriak Chika.
Saat itu aku terkejut dengan zombie wanita yang sudah berada di belakangku. Aku berbalik dan menahan bagian leher zombie itu. Dengan kekuatannya yang besar zombie itu berhasil mendorongku hingga terjatuh dengan punggungku ke lantai. Mulutnya terus bergerak mencoba menggigitku.
"satu gigitan dan aku akan mati.." hanya itu yang terlintas dalam pikiranku sambil terus beradu kekuatan dengan zombie itu.
Eunwoo berlari ke arahku dan dengan cepat menebas kepala zombie wanita itu dengan pisau daging membuat darah bercucuran dan menodai bagian dagu hingga dadaku.
Aku melempar tubuh zombie itu kesamping dan eunwoo membantuku berdiri.
"hyung kau tidak apa-apa?? Tidak digigit kan?" kata Chika mendekat kearahku.
"tidak apa-apa... hyung tidak digigit kok,, terimakasih Eunwoo ssi.." kataku tersenyum ke arah Eunwoo.
"tidak perlu berterimakasih.. kita memang harus saling melindungi di saat seperti ini bukan.." kata Eunwoo.
"baiklah.. sekarang kita sudah tau kalau mereka bereaksi dengan suara, dan dapat dibunuh dengan menghancurkan kepala mereka.. ayo kita lanjutkan perjalanan kita.. Eunwoo ssi tolong periksa dua zombie diluar, aku ingin membersihkan diri sebentar.." kataku lalu melangkah ke arah wastafel dan membersihkan noda darah dari dagu dan leherku.
"bagaimana keadaan diluar??" tanyaku menatap Eunwoo.
"kedua zombie itu ada disana.." kata Eunwoo.
"hmmm,, baiklah... ayo kita bunuh mereka.." kataku mengambil kembali pisau yang kutancapkan di kepala zombie sebelumnya.
Setelah bersiap-siap kami bertiga keluar perlahan tanpa menimbulkan suara dari pintu yang kami buka. Aku dengan langkah cepat berjinjit ke arah salah satu zombie yang berada di depan meja kasir dan langsung menusuk kepalanya dengan pisau yang ku bawa membuat zombie itu jatuh ke depan dan membentur mesin kasir.
Aku memalingkan pandanganku ke arah zombie lain dan mendapati Eunwoo sedang memukul bagian belakang kepala zombie yang telah jatuh ke lantai.
"Eunwoo ssi.. sudah cukup, ayo kita jalan.." kataku mengajak mereka.
Kami bertiga melangkah perlahan ke arah tangga yang berada di tengah bandara dengan maksud untuk menuju ke lantai 2.
"kita beruntung.. sepertinya para tentara telah membersihkan bandara ini dari para zombie.. yang tersisa mungkin hanya mereka yang terlambat berubah.." kataku melangkah perlahan.
"haahh,, aku harap moonbin dan member-memberku baik-baik saja.." kata Eunwoo dengan wajah khawatir.
"Minhwa juga.." sambung Chika.
Saat akan melewati tempat pembelian tiket aku menahan mereka membuat gerakan mereka terhenti.
"ada apa hyung??" bisik Chika.
Aku menggerakan kepalaku ke arah dalam konter dimana salah satu tentara yang menjadi zombie sedang berdiri diam menatap ke arah luar.
"bukankah mereka buta, kita tinggal lewat saja kan??" bisik Eunwoo.
"aku membutuhkan itu.." bisikku menunjuk ke senjata yang masih tersarung rapi di pinggang tentara itu.
"ahh jadi itu maksudmu... lalu apa yang akan kau lakukan??" Tanya Eunwoo.
"saeng ahh?? Handphone saeng masih menyala kan??" bisikku.
"masih ada, tapi charger dan power bank saeng tertinggal di koper di toko tadi.. memangnya kenapa??" Chika menatapku bingung.
"hmmm,, hyung akan melakukan sesuatu yang keren.. jadi tolong di rekam yah.." kataku lalu merangkak perlahan ke arah dalam konter.
"Yaaa!!! Haizz..." Chika sedikit mengeraskan suaranya dengan nada kesal.
Aku berputar ke arah belakang zombie itu lalu berdiri di belakangnya. Setelah memastikan Chika merekam, aku bergaya ala jetli dan dengan cepat menangkap kepala zombie di depanku dan langsung membenturkannya ke bagian sudut meja konter yang tajam membuat kepalanya hancur.
Setelah zombie itu jatuh, aku menatap kamera yang dipegang Chika dan mengedipkan mata kiriku.
Chika dan Eunwoo menatapku terdiam lalu mulai tertawa.
"hahahha,, kau hebat hyung.." kata Chika tertawa lalu menurunkan handphonenya dan melangkah ke arahku.
"kau boleh juga dojoon ssi.. hahaha" Eunwoo menatapku tersenyum.
Aku langsung mengambil senjata yang berada di pinggang kiri tentara itu beserta beberapa peluru di kantong peluru yang berada di pinggang kanannya.
Setelah mendapatkan senjata kami melanjutkan perjalanan menaiki tangga dan langsung menuju ke foodcourt. Dimana para member Astro menunggu kami sekaligus menjadi tempat pertemuan kami dengan moonbin dan minhwa.
setelah sampai di area foodcourt eunwoo langsung berjalan di depan kami.
"teman-temaann... dimana kalian??" Eunwoo sedikit berbisik.
"MJ oppa.. Sanhaa.. Jinjiin oppa.. Rockyy..." Chika ikut memanggil member Astro.
"Eunwooo hyung?? Apa itu kau??" terdengar suara dari arah depan kami.
Kami berjalan kedepan mencari asal suara. Setelah berada di depan konter penjual makanan ringan muncul kepala Rocky salah satu member Astro dari dalam konter.
"Rocky..." Eunwoo melangkah ke dalam konter dan langsung memeluk Rocky.
"siapa mereka hyung??" Tanya Rocky menatap kami.
"aahh, mereka adalah orang-orang yang menyelamatkanku dan membantuku sampai kesini.. Chika dan Dojoon.." eunwoo memperkenalkan kami pada Rocky.
"salam kenal.. aku Astro Rocky,, terimakasih sudah membantu Eunwoo hyung.." kata Rocky menundukan kepalanya.
"tidak perlu berterimakasih.. memang sudah seharusnya saling melindungi di saat seperti ini.." kata Chika.
"bagaimana dengan member yang lain?? Mereka baik-baik saja kan??" Eunwoo menatap Rocky khawatir.
"tidak semuanya..." Rocky menundukan kepalanya.
"apa maksudmu?? Apa benar ada yang tergigit??" Eunwoo terlihat khawatir.
Rocky mengangguk mengiyakan.
"siall.... Siapa yang tergigit??" Tanya Eunwoo.
"MJ hyung... sudah sekitar 2 jam,, dan kupikir dia akan segera berubah..." kata Rocky.