*Park Dojoon
Saat menyetir aku terus memikirkan mengenai zombie yang berlari mengejar nayeon. aku pernah membaca sebuah buku tentang virus yang dapat berevolusi, dan solanum adalah salah satu diantaranya.
"oppaa.. wajahmu menakutkan.." kata Momo menyadarkan lamunanku.
"ada apa Dojoon oppa?? Kau kelihatan sedang memikirkan sesuatu.." tanya eunha.
"tidak apa-apa.." kataku kembali tersenyum.
Kami melakukan perjalanan yang cukup lama ke arah kantor polisi yang berada beberapa blok dari kampusku. Saat melewati rentetan toko aku menghentikan mobil.
"eoh? ada apa dojoon aaahh??" tanya nayeon.
Aku menatap nayeon lalu mereka berlima bergantian. "aihyuuu.. kekacauan ini sepertinya benar-benar membuat semua orang lupa akan dirinya sendiri.."
"apa maksudmu dojoon oppa?" mina menatapku bingung.
"Yaaa!! Kalian itu idol.. apa kalian yakin akan berkeliaran dengan wajah dan pakaian seperti itu??" tanyaku.
Wajah nayeon, yuju eunha dan mina memerah bersamaan.
"memangnya kenapa?? Aku juga tidak terlalu suka memakai makeUP.." kata momo.
"oooo.. momo eonnie, sepertinya kita serasih.." sinbi tersenyum menatap momo.
"haizzz,, Yaaa.. kalian juga harus memikirkan penampilan kalian.. setidaknya gunakan BB cream atau semacamnya.." kata nayeon.
"yasudah... aku akan memeriksa keadaan di dalam toko makeUp disana.. apapun yang terjadi jangan keluar dari mobil..." kataku.
Mereka mengangguk bersamaan. Aku tersenyum lalu melangkah keluar dari mobil.
"aku harus memastikan sesuatu.." gumamku dalam hati melihat 2 zombie wanita di dalam toko makeUp.
Aku masuk kedalam toko perlahan lalu mengambil lipstik dari pajangan dan melempar lipstik itu ke arah sudut toko. Mendengar suara itu, salah satu dari zombie itu mulai bereaksi dan berlari ke arah sudut ruangan. Tapi kali ini dia tidak menabrakan dirinya melainkan melihat sekeliling seperti mencoba mendengar suara itu sekali lagi. Sedangkan zombie lain hanya berjalan perlahan ke arah suara.
"Siaall.. sepertinya dugaanku benar.. seiring berjalannya waktu.. mereka akan semakin pintar.." gumamku dalam hati.
Aku mendekat ke arah meja dan mengetuk meja itu sekali meggunakan pisau ditanganku. Saat zombie itu mulai berlari ke arahku. aku menyadung kakinya dengan kaki kiriku, mendorong kepalanya kelantai dengan tangan kananku dan dengan cepat menusuk samping kepalanya dengan pisau di tangan kiriku. Setelah memastikan zombie itu tidak bergerak, aku menusuk kepala zombie kedua yang mulai datang ke arahku.
Aku lalu menarik tubuh kedua zombie itu keluar dan melemparnya ke jalan. Setelah selesai aku melambaikan tanganku ke arah mobil mereka. mereka ber enam turun dari mobil dan langsung melangkah ke arahku.
"waaahh,, peralatan makeUp disini lumayan lengkap juga.." kata yuju.
"yasudah aku akan keluar sebentar.. jangan kemana-mana sampai aku kembali.. dan jangan terlalu ribut.." kataku.
"eeh?? Kau mau kemana lagi?? Apa kau akan meningga-" nayeon menghentikan kata-katanya dengan wajah memerah. "maaf.. hati-hati...." sambung nayeon menundukan kepalanya.
Aku menatapnya tersenyum. "eoh.. kau tolong jaga dongsaeng-dongsaeng ini sebentar yah.. noona.." kataku lalu berbalik meninggalkan mereka.
"Yaizz!! cepat kembali yah" terdengar suara nayeon dari belakangku.
"aku tidak bisa hanya mengandalkan serangan jarak dekat... aku harap salah satu dari mereka menggunakan itu.." kataku melangkah perlahan ke arah barikade mobil tentara yang berada tak jauh dari toko.
Aku memeriksa bagian dalam mobil tapi tidak menemukan apa yang kucari. Saat turun dari mobil terakhir, mataku tertuju ke arah mayat tentara yang bersender di bagian ban mobil.
"aahh,, itu dia..." gumamku pelan melihat peredam suara yang terpasang di pistol yang berada di tangan tentara itu. aku mendekat dan langsung mengambil handgun yang dipegangya dan melepas peredam di ujung handgun itu.
"sepertinya kau bunuh diri yah.. pilihan yang buruk.. mungkin jika kau memilih untuk terus bertahan kau bisa bertemu idolamu.. sepertiku sekarang.." kataku melihat sebuah lubang di kepala bagian kirinya. "aahh,, aku barusaja bicara dengan mayat.. sepertinya aku juga sudah mulai gila.. hahah" sambungku menertawakan diriku sendiri.
Aku lalu memasang peredam yang kuambil ke handgun milikku dan mengambil beberapa peluru handgun dari tubuh pria itu. saat memalingkan pandanganku ke arah toko makeUp tempat mereka menunggu aku melihat 2 zombie yang melangkah perlahan mencoba memasuki toko itu.
"siaall!!" gumamku berlari ke arah toko. Aku mengarahkan handgunku ke arah kedua zombie itu dan menembakan beberapa peluru. Satu peluruku mengenai zombie yang berada di belakang sedangkan zombie di depan telah berhasil memasuki toko.
"KYAAAA!!!!" terdengar suara dari dalam toko. Saat aku masuk kedalam yuju telah jatuh di lantai sedangkan zombie itu berdiri tepat di depannya.
Saat zombie itu akan menjatuhkan dirinya ke atas yuju aku menabrak perut zombie itu dengan bahuku dan mendorongya ke lantai. Aku langsung mengarahkan handgunku kearah mulutnya yang terbuka dan menembakan peluru menembus kepalanya.
"eonniee.. kau tidak apa-apa??" kata sinbi mencoba mengangkat yuju berdiri.
"haaaahh,, sihaall.. haah haahh.. aku berlari terlalu chepat.. haah haahh.. haaaaahhhh!!" aku menjatuhkan diriku di samping zombie itu. "telingamu cukup tajam ajeossi.." sambungku melihat zombie di sampingku.
"yaa,, kau bicara dengan mayat.. kau sudah gila yah.. hehehe" kata nayeon meledek.
Mendengar perkataannya aku langsung mengangkat badanku dan menatapnya kesal.
"w.waee?? kenapa kau menatapku seperti itu.." nayeon terlihat gugup.
Aku berdiri dan langsung menjitak kepala nayeon. "eiguuu,, sudah kubilang untuk menjaga mereka..." kataku.
"aaaaa... maaf... aku terlalu terbawa suasana dan tertawa terlalu keras.." kata nayeon memajukan bibir bawahnya.
"suudahlah.. yang penting kalian tidak apa-apa.." kataku. Aku memalingkan pandanganku ke arah yuju dan mendapati luka goresan kecil di tangannya.
"Yuju yaa... darimana kau mendapatkan luka ini.." tanyaku.
"aah,, tadi saat zombie itu mencoba memegang tanganku.. tidak sengaja tergores kukunya.." jelas yuju.
"Tch~ sinbi yaa tolong ambil alcohol dan antibiotik di mobil.. cepat!!" kataku sedikit panik.
"eoh b.. baiklah.." sinbi berlari keluar dari toko.
Aku langsung menghisap darah dari luka di tangan yuju dan membuangnya beberapa kali.
"Ada apa dojoon aah,, ini hanya luka goresan kecil.." kata nayeon.
"ini oppa.." sinbi muncul di belakangku.
"tidak apa-apa dojoon oppaa.." kata yuju tersenyum.
"virus ini menular melalui darah.. meskipun hanya luka goresan kecil dari orang yang terinfeksi bisa sangat berbahaya.. aku tidak akan membiarkan siapapun dari kita terinfeksi.." kataku membersihkan luka yuju dengan alkohol dan memberi sedikit antibiotik.
Setelah selesai aku langsung mengajak mereka kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan. Saat dalam perjalanan mataku tertuju ke arah nayeon yang hanya terdiam disaat dongsaeng yang lain saling memuji kemampuan makeUp mereka.
Aku menggerakan satu tanganku dan mengusap kepala nayeon perlahan. "tidak usah di pikirkan.. itu bukan salahmu kok.. lagipula, itu hanya pencegahan.. tidak bisa dipastikan apa yuju akan terinfeksi atau tidak.." kataku tersenyum manis.
Nayeon memajukan bibir bawahnya dengan mata berkaca-kaca. Sesaat kemudian dia menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Aku menatapnya tersenyum sambil terus mengusap kepalanya perlahan.
"waaahh,, oppaa... kenapa hanya nayeon eonnie saja.. aku juga mau.." momo memajukan kepalanya diantara aku dan nayeon.
"aigoo momo yaaa.." aku mengusap kepala momo.
"sepertinya dari tadi kita beruntung mobil ini tidak menabrak..." mina menatapku kesal.
"hehehe,, mian mina yaa.. kalau begitu aku akan fokus lagi.." kataku dengan kedua tangan mulai memegang steer mobil.
Sekitar setengah jam kemudian kami sampai di kantor polisi tujuan kami. aku menghentikan mobil di tempat parkir.
"oke seperti biasa ka—" "kami harus menunggu di mobil dan apapun yang terjadi jangan keluar.. benarkan??" eunha memotong perkataanku.
"baguslah jika kalian mengerti.." kataku tersenyum.
"oppaa... hati-hati yahh.." kata yuju.
Aku mengangguk dan langsung turun dari mobil. Saat turun aku melihat satu mobil polisi yang terpakir rapi di depan pintu masuk.
"ada orang lain disini..." gumamku dalam hati melepas peredam dari handgun milikku dan memindahkannya ke rifle M4A1 yang ku bawa. Aku melangkah perlahan ke arah mobil itu dan mendapati bagian dalam mobil dipenuhi oleh kantong plastik berisi bahan makanan dan uang.
"Tsssskkkkk!! Tssskk!!" "ah kamjjakyaaa.." gumamku pelan mendengar suara radio dari dalam mobil.
"Tskkkkkk!! Minki.. seokmin.. kalian bisa mendengarku.." terdengar suara wanita dari radio.
"eoh... ada apa goeun aah??" seorang pria membalas.
"apa kalian sudah mendapat pasokan makanan??"
"yaapp,, kami mengambil banyak sekali makanan dari salah satu mall di gangnam.. owh iya, kami juga mengosongkan kasirnya.." kata pria yang lain.
Aku memalingkan pandanganku ke arah kantong plastik yang berada di bagian belakang dan mendapati Logo mall dengan alamat gangnam di bawahnya.
"baguslah... kami sedang mengejar sekelompok manusia.. kami sempat beradu tembak dengan mereka kemarin, tapi mereka berhasil lolos.. sekarang kami sedang mengikuti mereka.. dari arah tujuan mereka, sepertinya mereka menuju kesana.." kata wanita itu.
"menuju kesini?? Jangan-jangan.."gumamku dalam hati memikirkan grup chika.
"yasudah,, aku dan minki sedang mengisi peluru ke magazine di gudang senjata.. kabari kami jika ada apa-apa.."
"baiklah.. Tsskk!!"
"terimakasih sudah memberitahuku tempat kalian... tapi,, aku sepertinya pernah mendengar nama-nama mereka.." gumamku pelan.
Aku masuk ke dalam kantor polisi itu dan mendapati peta gedung di dinding kanan dekat pintu masuk. Setelah memastikan letak gudang senjata aku mengendap perlahan menuju kesana.
Dari pintu yang sedikit terbuka aku melihat dua orang pria yang duduk di depan lemari besi sambil memasukan peluru ke beberapa magazine.
Aku menarik nafas panjang dan langsung mendobrak pintu itu. "Jangan bergerakk!!!!" teriakku mengarahkan rifle ke arah mereka.
Mereka berdua mengangkat tangan mereka ke atas dan berdiri perlahan.
"Kim minki?? Park seokmin???" kataku menatap mereka berdua yang ternyata adalah teman satu kampusku tapi di jurusan yang berbeda.
"eohh?? Park dojoon??? Waaahh aku pikir siapa... kau sudah kembali dari indonesia yah.." kata minki tersenyum.
"haaah,, aku sampai di korea saat wabah itu menyebar.." jelasku menurunkan senjataku.
"wah wah waah... aku sempat berpikir kau sangat beruntung kembali ke negaramu.. tapi ternyata kau sama sialnya dengan kami yah.. hahahaa.." kata seokmin menertawakanku.
"Tssskkkk!!!! Minki.. seokmiin.." pemancar radio di atas meja berbunyi.
"eohh.. ada apa goeun aah.." kata minki menekan bagian kanan pemancar radio berbentuk walkie talkie.
"kami menemukan mereka.. sekarang mereka terpojok di dalam toko pakaian dekat kampus.. minam berhasil menangkap salah satu dari mereka, dan sepertinya dia idol yang cukup terkenal.. moonbin dari astro..."
Mendengar itu aku terkejut. "jadi benar.. mereka mengejar kelompok chika.." gumamku dalam hati.
"aku yakin mereka akan menyerah jika kami mengancam untuk membunuh teman mereka ini.. tapi untuk berjaga-jaga.. kalian berdua tolong kesini.. kami ber empat kalah jumlah.." sambung wanita itu.
"oke.. sepertinya kita juga akan ketambahan anggota baru..." kata minki melepas walkie talkie itu lalu berbalik menatapku.
"ketambahan anggota baru?? Siapa??"
"lihat saja sendiri nanti... kami akan segera kesana.." kata seokmin.
"dojoon aah... apa kau tidak mengingat suara tadi.." kata minki.
"e..eoh?? tidak juga.." kataku.
"aaiiguu.... dia Song Goeun dari jurusan penyiaran.. bukankah kau sangat menyukainya semenjak kita semester 2.." kata seokmin.
"eoh?? benarkah..."
"haaahh,, yasudah.. sekarang kita harus membantu mereka..." kata seokmin mengambil rifle AK47 dari lemari besi dan melemparnya ke arah minki.
"ayo pergi..." kata minki.
Aku mengikuti mereka berdua keluar dari gedung itu. "ayo kita pakai mobil ini.." kata minki menunjuk ke arah mobil polisi yang berada di depan pintu.
Saat itu aku teringat akan nayeon bersama mereka yang lain di mobil.
"ahh,, aku akan menggunakan motorku saja.. aku akan mengikuti kalian dari belakang.." kataku menunjuk ke arah motor yang jatuh kelantai dengan kunci yang masih menggantung pada tempatnya.
"waahh,, kau memarkirkan motormu dengan cara yang aneh.." kata minki.
"yasudah.. cepat ikuti kami yahh.." kata seokmin.
Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan langsung bergerak meninggalkan kantor polisi itu.
Aku menaiki motor itu dan mendekati mobil tempat aku meninggalkan mereka.
"ada apa dojoon aah.." tanya nayeon.
"setelah aku pergi.. kalian semua masuk ke dalam... aku ingin kalian pergi ke gudang senjata dan menguncinya dari dalam... di dekat pintu ada peta, kalian bisa tau lokasi gudang senjata dari situ... jangan membuka pintunya jika bukan aku yang mengetuk.. mengerti??" kataku.
"memangnya kau mau kemana oppa??" tanya mina.
"aku harus menyelamatkan teman-temanku.. Dan satu hal lagi.. nayeon aah.. tolong jaga mereka sebentar.." kataku.
"baiklah.. hati-hati dojoon aah.." kata nayeon.
Aku langsung memacu motor itu mengikuti mobil yang dikendarai minki dan seokmin. Setelah sekitar 10menit mengikuti mereka kami sampai di tempat goeun dan teman-teman mereka yang lain.
"eohh?? Bukankah ini park dojoon dari jurusan seni rupa??" go eun menyambutku.
"lama tidak bertemu song go eun ssi.." kataku.
"bagaimana keadaannya??" tanya minki.
"sepertinya mereka masih belum mau menyerah.. haruskah aku menembak salah satu kaki dari sandra itu??" tanya go eun.
"aah,, ngomong-ngomong dimana moonbin dari astro itu?? aku dulu sering melihatnya di Tv dan hanya penasaran bagaimana wujudnya secara langsung.." kataku.
"hmm,, dia ada disana... kami menghajarnya karna dia tidak mau bekerja sama.." go eun menunjuk ke arah depan mobil mereka.
"kalau begitu serahkan padaku..." kataku.
Aku melangkah perlahan ke arah moonbin. Saat moonbin melihatku aku menggeleng perlahan memberi tanda untuk berpura-pura tidak mengenalku.
"wah wah.. apa yang kalian lakukan pada wajah tampannya ini.." kataku mengangkat dagu moonbin melihat luka memar di samping bibirnya. "moonbin ssi.. aku punya rencana.. tolong panggil mereka semua keluar.." bisikku.
"hey suruh teman-temanmu menyerah, atau kutembak kedua kaki dan tanganmu.. aahh,, bisa kalian mengambilkan aku sebuah pisau... aku ingin memotong jari-jarinya satu persatu.." kataku.
"fyyuuuwww.. boleh juga park dojoon.." seokmin meledekku.
"B.b.baiklah... aku akan menyuruh mereka keluar.." kata moonbin.
Minki membawa moonbin ke arah depan toko.
"JIKA KALIAN TIDAK MAU MENYERAH.. KAMI AKAN MEMBUNUHNYA!!" teriak minki.
"eunwoo hyuunngg... tolong menyerah sajaa.... mereka akan menembak kedua kaki dan tanganku, bahkan memotong jari-jariku.. tolong aku hyungg.." teriak moonbin dengan wajah memelas.
"Great acting moonbin ssi.." gumamku dalam hati.
Saat itu aku melihat eunwoo keluar sambil mengangkat tangannya. "baiklah kami menyerah... tolong jangan bunuh dia.." kata eunwoo.
"OKEE!!! SEKARANG KALIAN KELUAR SATU PER SATU.." teriak go eun.
Mereka mulai keluar dari toko itu satu persatu dengan menunduk dan kedua tangan di belakang kepala.
"syukurlaah mereka selamat.... tapi, sepertinya mereka ketambahan beberapa orang..." gumamku dalam hati melihat got7 mark dan dua orang yang tidak ku kenal mengikuti chika di belakangnya.
Mereka lalu berkumpul di tengah jalan sambil berjongkok dengan kedua tangan di atas kepala mereka. saat itu Cella mengangkat kepalanya melihatku. "eeoo!!??"
Aku langsung menggeleng kecil ke arah cella.
"ada apa.. apa kau mengenal seseorang disini??" tanya minki.
Cella terdiam sejenak. "aku pernah melihat pria itu dan wanita itu di kampus... aku berkuliah di seoul university juga, ini tahun pertamaku.." kata cella menunjuk ke arahku dan go eun.
"eohh.. jadi kau hoobae yah.." kata go eun.
"cece.. itu dika oppa.. sepertinya dia merencanakan sesuatu.. jadi berpura-pura untuk tidak mengenalnya.." kata cella dengan bahasa indonesia.
Mendengar itu chika mengangkat kepalanya menatapku sebentar. Aku tersenyum kecil ke arahnya.
"baiklah hyung.. kami akan mengikuti kemauanmu.. tapi tolong kami.." kata chika kembali menunduk.
"hey hey.. apa yang kalian berdua bicarakan??" tanya go eun.
"bukan urusanmu wanita jelek.." kata chika.
"cihh.. berani-beraninya kau.." go eun mengangkat tangannya yang memegang pistol dan memukul chika tepat di wajahnya membuat chika jatuh ke samping.
"EONNIE!!" "CHIKA-YAA!!" teriak minhwa dan cella mencoba berdiri.
"no noo nooo... kalian jangan bergerak.." minki menodongkan senjatanya ke arah cella dan minhwa membuat mereka kembali berjongkok.
Chika mengangkat kepalanya melihat goeun sambil memegang pipi kanannya. Saat itu butiran airmata jatuh ke pipi chika.
Melihat itu entah kenapa seluruh rencana yang aku rencanakan sebelumnya buyar dari pikiranku dengan amarahku yang memuncak.
"Cella.. minhwaa.... tolong buat mereka semua tiarap..." Kataku dengan bahasa indonesia sambil mengangkat rifle M4A1 yang telah kupasangkan peredam dan langsung menembak pistol di tangan goeun membuat pistolnya terlempar ke bawah mobil. 2 orang yang berada tepat di depanku mencoba berbalik tapi aku menghujani mereka dengan peluru yang menembus tubuh mereka.
Seokmin terkejut dan mencoba mengarahkan AK47 yang dia pegang ke arahku. tapi peluruku yang sudah menuju ke arahnya dengan cepat menembus jantungnya membuat seokmin jatuh ke tanah.
Tangan kiriku bergerak ke arah handgun yang berada di pinggangku dan menembak minki yang mencoba bersembunyi di balik mobil membuat peluru itu menembus lambung kirinya. Minki jatuh ke tanah berlumuran darah.
Aku lalu mengarahkan handgun yang kupegang ke arah goeun. Melihat itu Goeun jatuh terduduk di tanah dan bergerak menjauhiku.
"d..d..d.d.dojoon aahh... k..k..kau tidak akan melakukannya kan?? kau bilang kau sangat menyukaiku.. aahh,, aku berjanji akan menjadi pacarmu... t..t.idak hanya itu kau bisa melakukan apapun padaku?? B..b..bagaima—" "DUAARR!!!" kata-kata goeun terhenti dengan peluruku yang menembus kepalanya.
"berani-beraninya kau membuat dongsaengku menangis.." kataku menatap tajam ke arah mayat goeun yang berlumuran darah.
"kalian tidak apa-apa kan??" kataku menatap cella dan minhwa yang mendorong para pria hingga ke tanah.
"terimakasih dojoon ssi.. aku berhutang padamu.." kata eunwoo.