*Kim Minhwa
"Ayo sekarang! Mereka sudah disana." kata Inseong oppa
Entah kenapa di saat seperti ini aku malah salah fokus ke aura Inseong oppa yang sangat karismatik. Sampai akhirnya aku mendengar suara beberapa tembakan
Aku menoleh dan melihat seorang yeoja dan beberapa namja serta ajussi muncul dan langsung berlari ke arah kami sambil terus menembaki kami
"kau bisa lari?" tanya Dawon oppa menatapku, aku menganggukkan kepalaku dengan yakin, padahal aku gak yakin karena kakiku yang masih terasa sakit.
Setelah membunuh beberapa zombie, akhirnya aku, Dawon oppa, Eunwoo oppa, Rocky dan Inseong oppa langsung berlari ke mobil yang Eunwoo oppa tunjuk tadi
Tapi lagi-lagi aku terjatuh di tengah jalan dan kakiku makin sakit, dan tiba-tiba saja Dawon oppa langsung membantuku berdiri dan menggendongku seperti tuan putri
"eoh? Kau tak usah seperti ini, oppa. Aku bisa lari kok" kataku
"sudahlah. Aku tau kakimu masih sakit. Dan kita harus bergegas. Karena zombie-zombie mulai berdatangan" kata Dawon oppa yang sedikit berlari
"boleh gak aku berharap kalau dia adalah Jimin oppa? Tapi aku senang juga sih, karena Sanghyuk oppa juga biasku" batinku sambil sedikit menunduk dan tersenyum tipis agar Dawon oppa tidak melihatku.
"cepat tutup pintu, mereka datang!" pekik Eunwoo oppa sedikit panik, dengan cepat Dawon oppa langsung menutup pintu mobil
"ada apa hyung?" tanya Rocky menatap Eunwoo oppa panik
"kayanya hpku masih ada di dalam sana. Soalnya tadi aku mengecasnya" kata Eunwoo oppa meraba-raba semua kantong yang ada di pakaiannya
"aku sudah mengambilnya. Lebih baik kau lajukan mobilnya sekarang sebelum kita mati di sini karena zombie-zombie itu, Eunwoo-sii" kata Inseong oppa sambil mengangkat eco bag yang dia bawa. Dan aku baru menyadari kalau dia membawa eco bag itu semenjak keluar dari mini market tadi
"sudah tidak ada yang tertinggal?" tanya Rocky
"eoh" jawab Inseong oppa sambil memberikan sebuah hp ke Rocky, dan juga memberikan hpku
"gomawo" kataku menerima hpku. Seketika aku langsung menyalakan hpku.
Hal yang masuk saat hpku baru menyala adalah 15misscall dari Yoongi oppa dan ada 12 pesan masuk yang juga dari Yoongi oppa
Tanpa berpikir panjang, aku langsung menelfon Yoongi oppa
"yeoboseyo? Oppa??" kataku saat telfon di angkat
"eoh! Ya! Dimana kau?!! Kenapa hpmu baru nyala sekarang? Kenapa gak menelfonku atau Yoongi hyung? Kalo hpmu mati, kenapa kau gak pinjem hp siapa dulu gitu untuk menelfon Yoongi hyung?!! Sekarang kau dimana?" pertanyaan terus saja diberikan jimin
"oppaa.." panggilku yang tiba-tiba menangis
"wae wae? Kau kenapa, jagiya?" tanya Jimin dengan nada panik
Bukan hanya Jimin yang kaget, tapi semua orang yang ada di mobil ini menatapku kaget, terutama Dawon oppa yang duduk di sampingku
"aku hampir mati di kejar zombie. Dan zombie itu lari" kataku menceritakan semuanya
"tapi kau gak papa, kan?" tanya Jimin
"eoh. Katanya Chika yang menembak zombie itu. Oppa dimana?" tanyaku yang mulai sedikit tenang
"aku gak tau ini dimana. Oh iya, kenapa dari tadi aku gak bisa menghubungimu?" tanya Jimin
"hpku baru sempat di charge waktu kami ketemu sama Chika. Dia bawa beberapa persediaan makanan dan charger" kataku
"dan sekarang kalian menuju Yonsei Sarang??" tanya Jimin oppa
"eoh. Oh iya oppa. Jangan habiskan batrai hp Yoongi oppa, nanti aku gak bisa menghubungimu, oke?" kataku
"baiklah. Ya udah hati-hati. Sampai bertemu di rumah sakit. Miss you tokki-ya" kata Jimin oppa
"eoh. Miss you too oppa" kataku dengan suara pelan, karena selama aku menelfon, Dawon oppa dan Inseong oppa sesekali melirik ke arahku. Lalu telfon terputus, dan suasana di mobil sangat hening
"oh iya, Dawon oppa, Inseong oppa" panggilku, sedangkan 2namja yang kupanggil langsung menoleh ke arahku
"member lain kemana?" tanyaku menatap ke kanan dan ke kiri karena Dawon oppa duduk di kiriku sedangkan Inseong oppa duduk di kananku, mereka berdua menatapku tak bergeming
"mereka semua terpencar dari kami" kata Inseong oppa
"lalu kenapa Jaeyun oppa bisa terinfeksi seperti itu??" tanyaku penasaran
"dia tergigit zombie yang mau menggigit Inseong hyung. Zombie itu tiba-tiba ada di belakang Inseong hyung dan mau menggigitnya tapi tiba-tiba Jaeyun hyung menutup mulut zombie itu dan akhirnya yang digigit zombie itu adalah tangan Jaeyun hyung" kata Dawon oppa panjang lebar
"kita udah mau sampai" kata Eunwoo oppa tiba-tiba. Aku, Dawon oppa dan Inseong oppa langsung menoleh dan menatap sekeliling
Yang bisa kami lihat hanyalah tumpukan orang-orang dan zombie-zombie yang sudah mati dan aspal sudah berubah menjadi lautan darah
"lho, mereka kemana??" tanya Eunwoo oppa
Aku melihat mobil Chika tidak berhenti, tapi malah terus berjalan pelan melewati rumah sakit Yonsei Sarang. Dengan cepat, aku langsung mengambil hpku dan menelfon Chika
"Kenapa kau melewati rumah sakitnya??" tanyaku saat Chika mengangkat telfon
"Itu baca tanda dari Dojoon hyung.. kita akan ke kampusnya. Cella beritau Minhwa kampus hyung dimana." kata Chika, aku menoleh dan melihat tulisan "-> Kampus Hyung -> Ruang Perpustakaan"
"Baiklah, tapi kenapa Dojoon oppa memberi tanda menggunakan bahasa indonesia??" tanyaku bingung.
"Hmm.. mungkin agar kita tau itu tanda darinya?" kata Chika
"emang kampusnya dimana? Aku aja gak tau" kataku, tiba-tiba aku mendengar suara Cella
"eonni?" panggil Cella
"eoh. Ngomong-ngomong kampus Dojun oppa dimana?" tanyaku
"dia sekampus denganku, eonni" kata Cella
"ah~~ ya udah aku otw kampusmu" kataku, lalu telfon tertutup
"jadi kita kemana?" tanya Eunwoo oppa
"kita langsung ke Seoul university" kataku
"memangnya kenapa? Ada apa?" tanya Rocky
"entahlah. Dojun oppa menulis tulisan yang tadi itu. Dia menyuruh kami ke sana" kataku menerangkan
"memangnya itu bahasa apa?" tanya Inseong oppa padaku
"bahasa Indonesia" kataku dengan polos
"ah~" kata Dawon oppa tiba-tiba sambil menganggukkan kepala
"bisa kau ajari aku bahasa Indonesia??" tanya Inseong oppa tiba-tiba, aku langsung menoleh bingung
"untuk apa?" tanya Dawon oppa menatap Inseong oppa dengan mencondongkan badannya kedepan dan menoleh ke kanan
"pengen belajar aja" kata Inseong oppa
"ajari aku juga kalo gitu" kata Dawon oppa tiba-tiba
"eh?" pekikku pelan dan menoleh ke Dawon oppa, sedangkan Dawon oppa tersenyum polos padaku
"buset dah, gua susah-susah belajar korea cuma buat bisa ngomong sama mereka, ini malah mereka mau belajar bahasa indo. Ceka ceka" gumamku menggunakan bahasa indonesia sambil menepuk dahiku sendiri
"kau kenapa nuna?" tanya Rocky
"gak, gak papa" kataku menggeleng dan tersenyum polos. Tiba-tiba hpku berbunyi, saat kulihat ternyata eonni kembarku, Inhwa
"eonniiiii!!!!!!" teriakku saat mengangkat telfon darinya. Dan aku melihat Dawon, Inseong dan Rocky menutup kedua telinganya, sedangkan Eunwoo oppa hanya menutup telinga kanannya karena tangan satunya di gunakan untuk memegang setir mobil
"ya! Bisa gak sih gak teriak? Aku pake earphone nih! Dan kupingku jadi sakit! Ish!!" protes Inhwa eonni
"hehe. Mian" kataku tersenyum
"Minhwa Pabo! Btw, gimana keadaan di sana?" tanya Inhwa eonni, lalu aku menceritakan semuanya yang terjadi. Tak lama Eunwoo oppa mulai memperlambat laju mobil dan kemudian berhenti
Aku yang masih telfonan dengan Inhwa eonni, melihat ke sekeliling
"ini dimana?" gumamku sambil melihat keluar dan mencari clue dimana kita sekarang
"wae?" tanya Inhwa eonni di telfon
"gak. Gua gak tau sebenernya ini dimana. Soalnya Eunwoo oppa tiba-tiba berenti. Sepi sih, tapi rasanya creepy, sumpah" kataku
"Minhwa-ya, sebenarnya kita dimana?" tanya Dawon oppa, aku menatap Dawon oppa dan mengangkat bahuku
"ayo turun. Mereka juga turun" kata Eunwoo oppa membuka seatbelt-nya dan membuka pintu mobil, lalu kami semua turun dan mengikuti Cella masuk ke satu restoran ayam
"halo?? Minhwa-ya" panggil Inhwa eonni di telfon, karena daritadi aku sibuk menganalisis lingkungan sekitarku
"eoh? Ah mian. Kenapa?" tanyaku mulai bicara
"kalian lagi dimana sih?" tanya Inhwa eonni
"di.. restoran ayam? Entahlah gua juga bingung ini dimana. Temen gua masuk ke— ya!!" kataku terpotong karena tiba-tiba ada yang menarik tanganku yang sedang memegang hpku dan melihat siapa yang kutelfon
"ya! Kau apa-apaan sih?" tegurku, Sedangkan Munbin dengan wajah datarnya menatapku dan melepaskan tanganku kemudian berjalan mendahuluiku, aku menatapnya bingung lalu aku melihat Chika yang berada tak jauh di belakangku sedang menatapku dan Munbin secara bergantian
"dasar Binie gila" gerutuku menatap punggung Munbin yang langsung menghilang di antara punggung Eunwoo oppa, Mark oppa dan Sanha yang menghalangi pintu masuk. Sedangkan yang sudah masuk ke restoran itu adalah Cella dan Sanha. Yang masih di luar ada aku, Chika, Inseong oppa dan Dawon oppa
"kenapa dia?" tanya Inhwa eonni
"itu.. orang gua lagi ngomong kan, tiba-tiba dia narik tangan gua terus ngeliat siapa yang telfon, abis itu dia pergi gitu aja" kataku
"weird" respon Inhwa eonni
"udah? Gitu doang respon lu? Helehh" kataku sambil menggelengkan kepalaku, meskipun dia tidak akan melihat apa yang kulakukan
"ya emang gua harus jawab apa?" tanya Inhwa eonni
"molla. Hahaha" kataku lalu tertawa
"ya udah, ntar gua telfon lagi dah. Temen gua lagi ngomong sama yang punya restoran ini kayaknya. Dan kami di suruh duduk" kataku di telfon
"ya udah. Hati-hati ya" kata Inhwa eonni
"eoh" jawabku, lalu telfon di tutup.
"itu siapa?" tanya Inseong oppa yang duduk di samping kiriku
"eonni kembarku" jawabku dengan santai
"kau punya kembaran?" tanya Eunwoo oppa, aku menganggukkan kepala
"dia punya eonni kembar, oppa dan namdongsaeng" kata Chika
"mereka di korea semua??" tanya Mark oppa
"ani. Eonni-ku sekarang kuliah di Taiwan, dongsaeng-ku masih sekolah dan oppa-ku kerja di Jepang" kataku
"dongsaeng-nya Minhwa eonni seumur Sanha, lho" tambah Chika yang baru datang dan langsung menyambung ke topik pembicaraan
"seperti apa eonni-mu itu?" tanya Munbin
"kepo lu" kataku pada Munbin dengan bahasa indonesia, semuanya menatapku bingung kecuali Chika dan Cella
"nuna, bisakah kau berhenti ngomong bahasa planet? Chika nuna dan Cella nuna juga ngomong bahasa planet saat di mobil. Aku bingung kalian ngomong apa" protes Sanha
"hehe. Mian" kataku tersenyum
"sok imut kau" cibir Munbin tiba-tiba
"kampret! Udah kepoan, suka nyibir pula. Dasar Mbin! Untung lu cakep" gerutuku menatap Munbin datar
"bisa kau men-translate apa yang dia biacarakan?" tanya Munbin pada Chika yang duduk di sampingnya
"eng, itu.." Chika bingung bagaimana mengatakannya, Cella juga tidak mau bicara
"lupakan saja. Lebih baik kita makan dulu" kata Dawon oppa memotong saat dia melihat seorang ajumma membawa nampan dengan piring-piring yang berisi nasi dan ayam
"chicken!!" pekikku, Inseong oppa, Chika dan juga Munbin bersamaan
"nah. Ini pesanan kalian" kata ajumma itu sambil menaruh piring-piring itu di atas meja
"Semuanya. Perkenalkan, ini ajumma pemilik restoran ini. Aku sering datang kemari bersama Dojun oppa" kata Cella memperkenalkan ajumma yang sedang mengoper piring-piring yang ada di nampannya
"Annyeonghaseyo" sapa kami semua, ajumma itu tersenyum menatap kami semua
"Eoh! Aku pernah melihatmu!" pekik ajumma menunjuk Mark oppa, sedangkan Cella tersenyum, dan kami semua menatap Mark oppa dan ajumma itu dengan bingung
"Aku?" tanya Mark oppa menunjuk dirinya sendiri
"Dia adalah member GOT7, ajumma" kata Cella menerangkan pada ajumma
"Ah~ boyband yang kau sukai itu?" kata ajumma menganggukkan kepala, kami semua menatap 2 yeoja yang masih berdiri itu dengan bingung
"oh iya, kalian kalau mau mandi, mandilah di atas. Rumahku di lantai 2. Dan kalau kalian mau beristirahat, beristirahatlah di kamar yang ada di atas" kata ajumma menatap kami semua
"benarkah?" tanya Dawon oppa yang terlihat bahagia, ajumma itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya
"gamsahamnida!!" teriak kami semua, lalu ajumma itu pergi dan kami makan bersama.
"Tapi ngomong-ngomong kenapa ajumma memperbolehkan kami untuk beristirahat dan mandi di sini?" tanya Mark oppa bingung
"Ah, itu. Karena Cella dan Dojun sering kemari, dan juga Cella sudah kuanggap seperti anak sendiri karena dia mengingatkanku pada anakku yang sedang kuliah di luar negri" kata ajumma itu
"Wah~~" respon kami kecuali Cella dan Mark oppa
"Anak ajumma seorang yeoja, kah?" tanyaku penasaran, ajumma mengangguk sambil tersenyum
"Oh iya, ajumma. Dia ini eonni-ku. Namanya Chika" kata Cella memperkenalkan Chika
"Annyeonghaseyo" sapa Chika sambil sedikit membungkukkan badannya
"Ne" balas ajumma itu
"Nah, sekarang kalian makanlah. Setelah itu beristirahatlah" tambah ajumma pada kami semua, sementara Cella duduk di samping Chika
"Ne. jal meogeutsemnida" balas kami semua, lalu ajumma itu pergi dan kami semua menikmati makanan yang sudah tersedia di hadapan kami
TBC