*Kim Minhwa
Kami terus berjalan dan terkadang berlari untuk mempercepat langkah kami.
“hari semakin gelap, lebih baik kita cari tempat aman untuk bisa menginap” kata Yoongi oppa tiba-tiba sambil memperhatikan sisi-sisi jalan yang dipenuhi toko dan kedai
Tiba-tiba ada suara keributan seperti orang berkelahi. Suara itu berasal dari perempatan jalan yang tak jauh dari tempat kami berada
Dor! Dor!
Terdengar 2 kali tembakan dari arah suara itu. Dan yang membuat keributan itu adalah sekumpulan orang yang sedang berantem dan saling menodongkan pistol ke masing-masing orang yang ada di hadapannya
“itu kenapa berantem di sini?” kata Rocky
“gawat” gumam Jimin oppa yang berdiri di belakangku
Dor! Dor! Dor!
Tembakan-tembakan berikutnya terdengar dan yang tersisa dari sekumpulan orang itu hanya beberapa manusia
“sial. Para zombie mulai kemari” kata Yoongi oppa yang berdiri di belakang Jimin oppa. Kami semua langsung menoleh ke belakang dan melihat sekumpulan zombie datang
“dan.. mereka bukan berjalan” kata Jimin oppa
“mereka berlari! Cepat lari!!” teriak Eunwoo oppa, seketika itu juga kami langsung berlari ke arah sekumpulan manusia-manusia tadi, tapi sialnya dari arah yang kami tuju sudah ada para zombie yang berlari menuju ke arah kami
Karena panik, aku berlari mengikuti kemana Rocky dan Eunwoo oppa berlari, aku sama sekali tidak melihat ke belakang.
Kami langsung masuk ke sebuah toko baju yang untungnya kosong dan aman. Eunwoo oppa langsung menutup pintu masuk toko dan Rocky langsung mendorong rak yang cukup besar untuk bisa menahan pintu sedangkan aku duduk di balik meja kasir.
Tunggu. Sepertinya ada yang kurang. Aku menoleh ke kanan, kiri, depan, belakang lalu aku berdiri
“Jimin oppa sama Yoongi oppa kemana?” tanyaku, Eunwoo oppa dan Rocky langsung menoleh ke arahku dan melihat sekitar
“bukannya mereka ada di belakangmu saat kita berlari?” tanya Eunwoo oppa
“iya. Tapi kayaknya mereka terpisah. Aduh! Mana hpku mati. Bagaimana ini?” kataku sedikit panik
“tenanglah. Mereka pasti baik-baik saja” kata Eunwoo oppa berusaha menenangkanku
“oppa, boleh aku meminjam hpmu? Aku mau telfon Chika” kataku, lalu Eunwoo oppa langsung memberikan hpnya padaku, seketika itu juga, aku langsung mengetik nomor Chika dan langsung menelfonnya
“eoh? Tersambung! Berarti dia sudah menge-charge hpnya” batinku
“Chika-ya? T-tolong kami!” kataku sambil sedikit mengatur napas karena tadi berlari-lari sampai kemari
“Kau kenapa? Kalian dimana?” tanya Chika
“Kami sedang bersembunyi di salah satu toko baju. Aku, Rocky dan Eunwoo oppa terpisah dengan Jimin dan Yoongi oppa saat melarikan diri dari kejaran zombie-zombie karena seseorang yang tidak kami kenal membuat keributan.” kataku menatap sekelilingku
“Kalau begitu sms lokasi kalian dimana, kami berlima akan segera kesana.” kata Chika.
“Baiklah.” kataku yang langsung menutup telfonnya, karena takut menghabiskan pulsa Eunwoo oppa
“ini kita di daerah mana sih?” tanyaku pada Eunwoo oppa yang duduk di sampingku
“entahlah, aku tidak yakin” kata Eunwoo oppa
“coba buka GPS, dan liat kita di daerah mana” kata Rocky. Aku dan Eunwoo oppa terdiam sejenak, kemudian aku langsung membuka GPS dan menyalakan tombol location di hp Eunwoo oppa
Setelah mengetahui posisi kami, aku langsung menulis alamat itu ke nomor Chika
“eung, oppa.. aku boleh menelfon 1 orang lagi gak?” tanyaku pada Eunwoo oppa, dia hanya menatapku bingung lalu mengangguk, dan aku membalasnya dengan senyuman
aku langsung mengetik nomor hp Jimin oppa lalu menekan tombol call
“nomor yang anda tuju tidak--” terdengar suara operator
“ah bodoh! Aku lupa kalo hp Jimin oppa juga mati” gerutuku
“eng, Rocky.. kau bawa charger gak??” tanyaku, dengan polos Rocky menggeleng
“coba aja cari-cari. Kali aja pegawai di sini meninggalkan charger” kata Eunwoo oppa, lalu kami bertiga langsung melihat-lihat semua sudut toko yang tidak terlalu berantakan ini
Tiba-tiba hp Eunwoo yang masih ada di tanganku berbunyi, saat kulihat ternyata sms dari Chika
“ya. Kami gak bisa ketempatmu sekarang. Ini sudah tengah malam, kau tau? Carilah tempat persembunyian yang aman. Jangan ada korban lagi, kumohon. Jaga dirimu, Minhwa-ya. -Bin-”
“cih. Iya aku tau ini tengah malam, lagian siapa juga yang menyuruh kalian kemari sekarang? Binie pabo!” gerutuku sambil tetap menatap layar hp itu sampai sebuah suara mengagetkanku
Brak!
Aku loncat dan berjalan mundur menjauhi pintu yang hanya berjarak 5langkah dari tempatku berdiri. Dan suara seperti barang jatuh itu terdengar dari arah pintu itu
“ada apa? Kau baik-baik saja kan?” tanya Eunwoo oppa yang datang dari arah belakangku dan memegang kedua bahuku
“eoh” jawabku
“nuna gak jatoh atau menabrak sesuatu kan?” tanya Rocky
“enggak. Tapi suara itu dari pintu itu” kataku sambil menunjuk pintu yang bertulisan staff only itu. Eunwoo oppa dan Rocky mengikuti arah yang kutunjuk
“Rocky, kau menemukan pistol kan tadi?” tanya Eunwoo oppa
“di toko baju seperti ini, ada pistol? Kok bisa?” batinku
“ne hyung” kata Rocky
“berikan padaku, aku akan memeriksa pintu itu” kata Eunwoo oppa. Rocky memberikan pistol itu pada Eunwoo oppa dan Rocky langsung menarikku untuk bersembunyi di belakangnya
Meskipun dia termasuk golongan member pendek di Astro, tapi dia tetap lebih tinggi dariku
Dengan perlahan, Eunwoo oppa membuka pintu itu dan hening. Tiba-tiba ada yang keluar dari pintu itu
“selamatkan aku. Selamatkan hyung-ku” kata seorang namja yang suaranya familiar di telingaku
“tunggu. Ini suara siapa ya? Kayak pernah denger” batinku sambil mengingat-ingat itu suara siapa
“ada apa? Apa yang terjadi?” tanya Eunwoo oppa. Aku tidak bisa melihat dengan jelas siapa namja itu karena tertutup oleh badan Eunwoo oppa
“Jaeyun hyung tergigit zombie tadi, dan sekarang sudah berubah menjadi zombie. Lalu Inseong hyung masih ada di dalam, dia tidak sadarkan diri karena saat menyelamatkan Jaeyun hyung, kepalanya terbentur” kata namja itu
“Inseong? Jaeyun? Tunggu. Anak SF9?? Berarti ini suara--” batinku dan tanpa sadar aku berjalan ke pintu dan berdiri di samping Eunwoo oppa
“Dawon oppa?” gumamku menatap namja itu tidak percaya, Dawon oppa juga menatapku kaget
“eoh? Kamu mengenalku?” tanya Dawon oppa. Namja yang sekilas mirip Jimin oppa tapi memiliki sifat yang mirip dengan Taehyung oppa
“kau kan artis, mana mungkin dia tidak mengenalmu” kata Eunwoo oppa pada Dawon oppa, tapi Dawon oppa sama sekali tidak mengalihkan padangannya dariku
“tunggu. Sepertinya aku pernah melihatmu. Kau pacarnya Jimin, bukan? Jimin BTS.” kata Dawon oppa sambil mengarahkan telunjukknya padaku, sekarang aku yang menatapnya terkejut
“bagaimana kau tau” tanya Rocky yang tiba-tiba sudah ada di belakangku
“Taehyung sering membicarakanmu” kata Dawon oppa
“Taetae oppa?” tanyaku bingung
Gubrak!
Terderdengar barang jatuh lagi dari dalam ruangan staff itu, kami semua langsung menoleh ke sumber suara
Saat aku melongokkan kepalaku, aku melihat zombie yang berpostur tubuh dan memiliki warna rambut seperti Jaeyun oppa sedang berlutut di depan 2buah kaki dan siap untuk menggigitnya
“berikan padaku” kata Dawon oppa yang tiba-tiba mengambil pistol dari tangan Eunwoo oppa
“mianhae hyung. Tapi kau tidak harus membawa sahabatmu untuk jadi zombie” gumam Dawon yang masih bisa aku, Eunwoo oppa dan Rocky dengar dengan jelas
Dor!
Dengan sekali tembakan, zombie itu langsung terjatuh ke samping. Melihat itu, Dawon oppa langsung berlari ke arah zombie itu dan kami juga mengikuti langkah Dawon oppa
“hyung! Hyung bangunlah!!” pekik Dawon oppa yang berusaha membangunkan Inseong oppa. Perlahan Inseong oppa membuka matanya
“a-apa yang terjadi?” tanya Inseong oppa berusaha duduk dan memegang kepalanya dan melihat ke sekelilingnya
“hyung” panggil Dawon oppa dengan nada sedih. Inseong oppa menatap Dawon oppa bingung lalu dia melihat sebuah pistol di tangan Dawon oppa
“Jaeyun mana?” tanya Inseong oppa
“dia udah jadi zombie, oppa” kataku, Inseong menatapku. Dari matanya, terpancar kesedihan, kemarahan dan kebingungan
“mianhae hyung. Tapi aku tidak ingin kau ikut menjadi zombie” kata Dawon oppa sambil menunduk. Seketika itu juga, Inseong mendorong Dawon untuk menyingkir dan dia langsung terdiam saat melihat Jaeyun oppa tertidur di lantai dengan kulit membiru dan ada banyak darah di lantai
“dia tadi mau menggigitmu. Dan dia mau menyelamatkanmu” terang Eunwoo oppa
Inseong oppa masih shock, tidak bisa berbuat apapun hanya menghela napas dan aku bisa melihat butiran air mata yang sudah terbendung di matanya.
“kau kalau mati tidur, tidurlah” kata Dawon oppa padaku saat aku menguap. Aku memang sudah mengantuk. Mengantuk dan lapar. Dan membuat kepalaku menjadi pening
Kami semua masih berada di ruangan staf. Inseong oppa duduk di samping jasad zombie Jaeyun oppa, Rocky dan Eunwoo oppa ada di dekat pintu, sedangkan Dawon oppa duduk di sampingku. karena aku sudah tidak bisa lagi menahan kantukku, akhirnya aku berbaring di samping Dawon oppa dan aku langsung terlelap.
***
“ya. Bangunlah. Ini sudah pagi. Ayo kita keluar” kata seseorang membangunkanku, perlahan aku membuka mataku
Kami keluar dari ruang staff itu dan menuju meja kasir. Aku melihat Eunwoo oppa dan Rocky mengintip keluar, setelah itu mereka mulai memindahkan rak yang kemarin mereka gunakan untuk menghalangi pintu
Tak lama kemudian aku melihat manusia-manusia yang familiar mendekat. Mereka masuk ke toko ini dengan wajah terkejut dan panik
“Chika-ya? Ada apa?” tanyaku yang langsung berdiri saat melihat Chika. Sebelumnya aku bersembunyi di balik meja kasir bersama Eunwoo oppa, Rocky, Dawon oppa dan Inseong oppa
“Kita semua harus lari dari sini dulu. Cepat!” teriak Mark oppa tiba-tiba bertepatan dengan pecahnya kaca pintu toko karena tembakan
“apa? Siapa mereka?” tanyaku sebelum berlari, tapi tidak ada yang menjawabku dan tanganku langsung di tarik 2namja sekaligus, yaitu Dawon oppa dan Inseong oppa
Kami terus berlari mencari tempat aman
“ah. Sabar, aku lelah” kata Cella yang mulai memperlambat lajunya, untungnya jalan ini sepi
“ya. Jangan istirahat di sini. Kita cari tempat dulu untuk bisa istirahat” kata Munbin pada Cella
“cari tempat yang ada makanannya dong. Aku laper” kataku
“kami bawa persediaan makanan” kata Sanha tiba-tiba
“tapi kayaknya gak cukup untuk kita semua” kata Mark oppa
“kami juga bawa charger” kata Chika
“bagus. Kalo gitu kita sembunyi di sana aja” kata Rocky menunjuk mini market yang tak jauh dari tempat kami berdiri
Tanpa berpikir panjang, kami langsung berlari. Tapi saat kami sedang berlari, entah kenapa kakiku terkilir
“ah!” rintihku pelan sambil berjongkok memegangi pergelangan kaki kananku
“kau kenapa? Kau tak apa?” tanya Munbin yang kebetulan berlari di depanku
“enggak, aku gak papa” kataku berusaha berdiri dan berjalan
“kau bisa lari?” tanya Munbin menatapku
“lari sih gak bisa, tapi jalan bisalah” kataku yang mulai berjalan tapi pincang
“pegang tanganku. Aku akan membantumu” kata Munbin, aku menatapnya
“kau melakukan ini sebagai teman atau fan service?” tanyaku sambil mengangkat sebelah alisku, aku masih belum memegang tangannya yang diulurkan padaku
“fan service. Tapi memangnya kita berteman?” tanya Munbin sambil tersenyum miring
“heol. Asal kau tau, biasku adalah Eunwoo oppa. Bukan kau” kataku menepuk tangannya itu karena aku tidak mau memegang tangannya
“cerewet kau. Sudah ayo” kata Munbin yang langsung menarik tanganku dan menyeretku
“ya! Namja gak berperikemanusiaan! Kakiku terkilir tapi kau malah menarikku! Sakit, bodoh!” pekikku sambil memukul-mukul tangannya yang menarik tanganku
Tiba-tiba dia berhenti dan langsung menggendongku seperti pengantin
“ya! Turunkan aku!!” pekikku sambil menghujaninya dengan pukulan-pukulan
“ya! Berhentilah memukulku! Sudah untung kubantu. Bukannya berterimakasih malah terus memukulku” kata Munbin, aku hanya berdecih. Munbin terus menggendongku sampai mini market yang kami tuju
“kau kenapa, Minhwa-ya?” tanya Chika saat kami sudah masuk ke mini market itu, lalu Munbin menurunkanku tepat di depan Chika
“suruh temanmu ini untuk diet. Dia sangat berat” kata Munbin pada Chika dan menatapku sinis, lalu Munbin pergi
“sialan kau Binie! Kau yang tiba-tiba menggendongku, kau yang ngomel kalo aku berat. Cih!” omelku
“kenapa? Ada apa?” tanya Cella yang tiba-tiba datang
“tadi pas lari kemari, kakiku terkilir. Dan Binie tiba-tiba menggendongku. Tapi sekarang malah dia yang marah-marah” kataku menjelaskan
“dasar tsundere” cibir Cella
“ya udah ayo kita ke ruangan staff. Eunwoo hyung mau masak untuk kita semua” kata Chika, lalu kami bertiga berjalan menuju pintu yang bertulisan staff only
“oh iya kau udah menghubungi Dojun oppa?” tanyaku pada Chika
“udah, tapi selalu gak bisa” kata Chika
“hm.. mungkin hpnya mati. Oh iya, kau bilang tadi, kau bawa charger kan? Aku pinjam dong..” kataku, lalu Chika perhalan menuju tas yang tadi dia bawa lalu memberikanku kabel charger
Aku berkeliling menyusuri ruangan karyawan ini hanya untuk mencari stopkontak
Bukannya menemukan stopkontak, aku malah bertemu sesuatu yang aneh
“ahh!!” teriakku saat aku melihat zombie keluar dari lemari tempat penyimpanan
Aku terjatuh dan aku terus mundur untuk menghindari zombie itu, karena zombie itu berjalan ke arahku karena teriakanku barusan
“to-tolong aku. Siapapun” gumamku sambil menahan tangis dan terus merangkak mundur
“Minhwa! Kau tak apa?” tanya seseorang yang berlutut di sampingku, tapi aku terus mundur sampai aku melihat zombie itu berhenti sejenak lalu terjatuh tepat di hadapanku
Seketika itu juga aku merangkak mundur dengan cepat dan tidak menghiraukan orang yang sedang berbicara di sampingku sambil memegang kedua bahuku
Badanku kaku, napasku tak beraturan bahkan jantungku berdegup dengan sangat cepat
“Kau baik-baik saja? Jawab aku” kata seseorang, perlahan aku menoleh dan langsung memeluknya.
“kok wangi tubuhnya beda? Dia bukan Jimin oppa kah?” batinku saat aku memeluk orang itu.
TBC