*Park Dojoon
Sudah sekitar 30 menit setelah kami meninggalkan dorm mereka. "dojoon ssi.. tidak bisakah kau lebih cepat.." kata eunha dengan airmata mengalir di pipinya.
"aku ingin.. tapi jika kita melaju lebih cepat dari ini mungkin akan mengundang perhatian mereka.." kataku melihat zombie yang berkeliaran di sepanjang jalan yang kami lewati.
"ahh benar.. minhwa.." gumamku dalam sambil mengambil HPku dan langsung menelpon minhwa.
"yeobosaeyo??" terdengar suara minhwa dari ujung telepon.
"minhwa yaa.. kau masih di bighit??" tanyaku
"eoh, kau dimana??"
"kau ke Yonsei sarang hospital saja, kita bertemu disana" kataku.
"eoh? Ada apa? ada yang sakit? Chika bagaimana? Lalu cella??" minhwa menghujaniku dengan pertanyaan.
"sepertinya dia sangat khawatir.."gumamku dalam hati. "tenang.. semua baik-baik saja.. hanya saja.. yerin tertembak di bagian bahunya.. jadi aku harus membawanya kerumah sakit.." kataku mencoba menenangkannya.
"Eh? Yerin? Yerin GFriend?!! Aigoo biasku kenapa itu~~ tunggu kau bersama anak Gfriend??" tanya minhwa.
"eoh.. sudahlah nanti akan kujelaskan kalau kita ketemu, sekarang aku sedang menyetir.."
"oke baiklah.. Hati-hati oppa.." kata minhwa memutuskan sambungan telepon.
"siapa yang kau telpon??" yuju menatapku bingung.
"temanku yang lain.. aahh,, satu orang lagi.." kataku lalu menyentuh nama cella di layar HPku.
"eoh?? Siapa yang dia telpon disaat seperti ini??" kataku mendengar nada sibuk saat aku menelpon cella.
"tolong bertahan eonnie.. sebentar lagi kita sampai..." kata yuju mencoba menenangkan yerin.
"sepertinya dia sudah banyak kehilangan darah.." gumamku dalam hati melihat yerin yang kesakitan dari kaca depan.
"TEEEEEEEEEEEETTTTTT!!!!!!!!" aku terkejut saat sebuah bus yang kehillangan kendali muncul dari samping kami. bus itu menabrak bagian depan mobil kami membuat kami menabrak trotoar.
aku mengangkat kepalaku dan mendapati bus yang sebelumnya kami hindari terbakar tak jauh dari mobil yang kami tumpangi.
"Sial... Yuju-ssi, kita harus keluar dari mobil ini secepatnya.." kataku mencoba menyadarkan Yuju di sampingku. Saat itu aku langsung berbalik ke arah belakang dan mendapati eunha sedang memegang kepalanya yang berdarah sedangkan sinbi tidak sadarkan diri.
"EONNIIIEEE!!!!!" teriak eunha melihat yerin yang telah jatuh ke lantai mobil.
"BOOMMM!!!" terdengar ledakan kecil dari bus di depan kami.
"keluar dari mobil sekarang.." kataku.
aku keluar dari mobil dan langsung membantu eunha yang kesulitan berdiri untuk menjauh dari mobil kami.
"Sinbi dan yerin eonnie.." kata yuju
aku mendekat ke arah kaca minimarket yang berada di samping kami. setelah memastikan bagian dalam toko itu aman aku mendekat ke arah yuju dan eunha.
"sepertinya aman.. kalian berdua masuk kedalam.. sebelum para zombie itu datang kesini.." kataku. Yuju menopang eunha di bahunya lalu melangkah ke dalam minimarket itu.
aku berlari ke arah mobil yang sebelumnya kami tumpangi dan langsung membuka pintu yang berada di samping sinbi. Tiba-tiba mataku tertuju ke arah tetesan cairan di bagian bawah mobil.
"SIAAALLL!!" teriakku melihat cairan itu mulai bergerak ke arah bus yang terbakar.
aku menatap sinbi dan yerin bergantian lalu mengangkat sinbi di pelukanku.
"BOOOMMM!!!!" terdengar suara ledakan di belakangku. Saat aku akan berbalik sesuatu menghantam punggungku membuatku jatuh dengan satu lutut di tanah. Aku mengumpulkan tenagaku kembali dan dengan cepat membawa sinbi ke dalam minimarket tempat yuju dan eunha menunggu.
"dojoon ssi.. kau tidak apa-apa?" tanya yuju menyambutku.
"aku tidak apa-apa.. maaf tapi aku harus kembali dan menyelamatkan yer-" "BOOOOOOMMM!!!" terdengar ledakan lain menghentikan kata-kataku.
aku membalikan pandanganku dan mendapati mobil yang kami tumpangi sebelumnya meledak.
"YERIN EONNIIEE!!!" teriak eunha.
yuju yang sebelumnya berdiri disampingku jatuh dengan kedua lututnya dilantai. "tidak... kumohon jangan lagi..." kata yuju pelan.
tiba-tiba eunha berdiri dan dengan cepat berlari ke arah pintu keluar. Saat akan membuka pintu, aku memeluk eunha dari belakang dan menariknya kembali masuk.
"jangaann!!! Ledakan tadi pasti memancing para zombie datang kesini.." kataku.
"LEPASKAN AKUU!!!" teriak eunha mencoba memberontak.
"jika kau keluar sekarang, kau pasti mati.."
"BIARKAN SAJA AKU MATI... AKU INGIN MENYUSUL MEREKA!!!" kata eunha masih mencoba memberontak.
"BUKK!!!" aku lalu memukul bagian belakang leher eunha membuatnya pingsan.
"Aku tidak punya pilihan lain.. maafkan aku yuju ssi.." kataku melihat yuju yang menatapku.
aku membawa eunha dan membaringkannya di samping sinbi.
"sekarang apa yang harus kita lakukan??" kata yuju.
"sepertinya kita harus menetap disini untuk sementara... aaa, sial!!" kataku.
"ada apa??" yuju menatapku bingung.
"Handphoneku ada di dalam mobil itu.."
"itu berita buruk,, lalu bagaimana kau menghubungi teman-temanmu??"
"aku juga tidak tau.. satu-satunya cara kita menghubungi mereka adalah dengan pergi ke rumah sakit.. sesuai perjanjian.." kataku.
saat itu sinbi mulai bergerak dan membuka matanya perlahan. "urrhhhhh.. kepalaku sakit sekali.." kata sinbi memegang kepalanya sambil mencoba duduk.
"kita dimana?? Apa yang terjadi pada eunha eonnie??- tunggu.. dimana yerin eonnie??" tanya sinbi melihat sekeliling.
"maaf.. ini salahku.. aku tidak bisa membawa kalian berdua sekaligus.. dan untuk eunha, aku membuatnya pingsan.." kataku.
"apa maksudmu??" sinbi menatapku bingung.
aku memalingkan pandanganku ke arah mobil yang terbakar di luar toko. Mata sinbi mengikuti arah pandanganku. Saat itu ekspresi sinbi berubah. tiba-tiba sinbi berdiri dan melangkah ke arahku.
"PLLLAAAKKK!!!" terdengar suara keras telapak tangan sinbi yang berbenturan dengan pipiku.
"kenapaa... kenapaaa kau membiarkan dia mati..." sinbi memukul-mukul dadaku.
"sinbi yaa,, sudah cukup... eonnie sangat berterimakasih pada pria ini.. dan seharusnya kau juga.. dia sudah meno-" "hanya karna dia menyelamatkanmu eonnie?? Apa kau sadar dengan yang kau katakan?? Karna dia kita kehilangan yerin eonniee.. dan dia sendiri yang mengatakan kalau dia membuat eunha eonnie pingsan.. kenapa aku harus berterimakasih pada orang yang sudah membunuh yerin eonnie dan membuat eunha eonnie pingsan??" sinbi memotong perkataan yuju.
saat itu ekspresi yuju berubah. yuju mendekat kearah sinbi dan dengan cepat melayangkan tangannya ke arah pipi sinbi.
"eo..eonniee.." sinbi menatap yuju dengan tatapan terkejut.
"dia tidak bisa menyelamatkan yerin eonnie karna dia menyelamatkanmu.. aku tau ini terdengar jahat, tapi yerin eonnie sudah sekarat.. disaat seeperti ini, aku tidak yakin kita bisa menemukan dokter yang bisa menolongnya dirumah sakit.. dia sudah membuat pilihan yang benar disini.. dan untuk eunha jika pria ini tidak membuatnya pingsan.. mungkin dia sudah keluar dan dimangsa para zombie.. sedari tadi dia memberontak dan bilang dia akan bunuh diri.." kata yuju dengan mata berkaca-kaca. "kau bertanya kenapa aku sangat berterimakasih padanya?? Bukan karna dia sudah menyelamatkan hidupku.. tapi jika bukan karna pria ini, aku sudah kehilangan kalian semua... hiks!!" yuju mulai menitihkan airmata.
"eonniieeeeeeeee!!!" sinbi memeluk yuju sambil menangis.
aku memalingkan pandanganku ke arah luar dan mendapati para zombie telah berkumpul tepat di depan mini market. aku mengangkat 2 buah rak kecil di dalam minimarket dan membawanya ke depan pintu.
"untuk sekarang sebaiknya kita menetap disini.. aku tidak yakin mereka akan pergi dalam waktu dekat.." kataku.
sinbi memegang perutnya. "makanan yang kita bawa tertinggal di mobil itu yah.." kata sinbi.
"aku akan melihat-lihat.. siapa tau aku bisa menemukan sesuatu yang bisa digunakan untuk memasak.." kataku.
aku berjalan menyusuri minimarket membawa keranjang belanja.
"hmm,, seperti yang diharapkan dari korea... bahkan di minimarket mereka menjual peralatan masak.." kataku melihat peralatan masak yang terpajang di salah satu rak dibagian belakang.
aku langsung memasak beberapa bungkus ramyeon sekaligus. "yoshh.. sembari menunggu, sebaiknya aku melihat-lihat bahan makanan lain.." kataku memutar pemantik di kompor gas membuat api mengecil.
Aku kembali menyusuri bagian dalam mini market itu. "jika tebakanku benar... berarti... aaaaahhhhh,, I LOVE KOREAA!!" kataku melihat daging yang terpajang rapi di pendingin.
aku mengambil beberapa potong daging sapi dan membawanya kembali ke tempatku meninggalkan ramyeon sebelumnya.
"eooh!!??" aku terkejut melihat ramyeon yang kutinggalkan sebelumnya menghilang.
aku menerawang memperhatikan sekeliling dan mendapati pintu dengan tulisan "staff only" yang sebelumnya tertutup kini sedikit terbuka.
"ada yang tidak beres.." gumamku dalam hati mengambil salah pisau besar yang terpajang di rak.
aku melangkah perlahan ke arah pintu itu. semakin dekat dengan pintu, aku merasa seolah-olah dapat mendengar detak jantungku sendiri.
"DRAAAKK!!!" terdengar suara keras pintu yang kutendang.
saat itu aku melihat wajah yang tidak asing dengan pipi mengembang dan ramyeon yang menggantung di bibirnya.
"ada apa dojoon ssi.." tanya yuju yang tiba-tiba muncul dibelakangku.
"eoh??? Nayeon eonnie???" kata yuju melihat member tertua girlband Twice yang sedang memakan ramyeon buatanku.
nayeon menyeruput mie yang menggantung di bibirnya dan berdiri memelukku. "dojoon aaaahhhhhh.... aku pikir siapaa.. untunglah aku bertemu denganmu.." kata nayeon.
"Yaaa,, bagaimana bisa kau disini?? Bukankah kalian punya jadwal di amerika??" kataku melepas pelukan nayeon.
"eehh?? kalian berdua saling mengenal??" tanya yuju.
"dulu kami bertemu di lokasi syuting.. saat itu aku bekerja paruh waktu sebagai salah satu staff.." kataku.
"benar.. aku ingat sekali.. sekumpulan haters yang muncul dan mengacaukan lokasi syuting.. saat itu dojoon membantuku kabur, setelah itu entah mengapa kami sering bertemu dan memutuskan untuk berteman.. lagipula kami seumuran.." jelas nayeon.
"eoh?? jadi kau lebih tua dariku dojoon ssi??" yuju menatapku terkejut.
"ehehe, memang aku kelihatan muda yahh??" kataku memegang pipiku dan memasang ekspresi imut.
"Yaaa!! Hentikan itu..." kata nayeon.
"haahh,, mian-mian.. ngomong-ngomong,, bagaimana bisa kau disini?? Bagaimana dengan jadwal di amerika??" kataku menatap nayeon.
"aa,, member yang lain masih disana.. aku, momo dan mina pulang terlebih dahulu karna ada jadwal syuting iklan.. aku sedang berbelanja saat serangan itu terjadi, karna takut aku bersembunyi di dalam sini sampai sekarang.. aku keluar karna mencium bau ramyeon yang kau masak.. maaf tapi, bolehkah semua ramyeon itu untukku? Sudah 2 hari aku tidak makan.. aku janji setelah memakan ramyeon itu, aku tidak akan meminta apa-apa lagi.." jelas nayeon.
"eehh?? apa kau yakin??" aku menatap nayeon.
"yuupp,, aku tidak akan meminta makanan kalian lagi.." kata nayeon dengan ekspresi serius.
"waaahh,, sayang sekali kalau begitu.. padahal aku baru saja akan memanggang inii..." kataku mengeluarkan daging sapi yang kubawa dari keranjang belanja.
"yasudah.. kalau kau yakin tidak akan meminta makanan kami lagi... aku akann-" "tunggu..." nayeon memotong kata-kataku.
"ituu.... aku..... sebenarnyaa....." wajah nayeon memerah.
"hehehe,, sudah makan saja ramyeon itu.. aku bisa membuatkannya lagi untuk kita.. dan untuk ini.. kau boleh memakannya sampai kau puas.. aku akan memasakannya untuk kalian.." kataku tersenyum menatap nayeon.
"terimakasih dojoon aah.." kata nayeon tersenyum manis.
"yasudah, kau selesaikan ramyeon itu dan bantu aku memasak.. aku tidak suka melihat pipimu mengecil seperti itu.. jadi makan yang banyak yaah.." kataku menatap nayeon.
"waahh,, dari dulu kau suka sekali yah melihat pipi tembemku.. padahal aku ingin menghilangkannya.." kata nayeon kembali memakan ramyeon itu lagi.
"karna pipimu mengi-" "mengingatkanmu pada dongsaengmu kan?? aeyy, sudah berapa kali kau mengatakan itu padaku.." nayeon kembali memotong kata-kataku.
"bukankah kita akan bertemu dengan dongsaengmu dojoon ssi??" kata yuju.
"mwo? Jadi dia ada di korea sekarang?? Waahh, aku harus bertemu dengannya.. aku ingin lihat apa pipinya bisa disamakan dengan pipiku.." kata nayeon meledek.
"eiguu.. makan saja, habis itu bantu aku memasak.." kataku mengacak rambut nayeon.
"umm, aku juga ingin membantu.." kata yuju.
"boleh juga.. tapi bagaimana denga-" "PRAAANNNKKKK!!!! KYAAAAAA!!" terdengar bunyi kaca pecah di ikuti oleh suara sinbi dari arah depan.
Tanpa menunggu lama kami bertiga langsung berlari ke arah luar dan mendapati 4 orang pria membawa senjata. 2 orang sedang menggendong sinbi dan eunha sedangkan dua yang lain membawa bahan makanan. Mataku tertuju ke arah Kaca penghalang bagian depan minimarket telah pecah.
"AWASS!!" aku melompat dan memeluk yuju dan nayeon disampingku saat seorang pria mengangkat senjatanya ke arah kami. aku mencoba melindungi mereka berdua dengan rak besi dibelakangku menjadi penghalang peluru yang menhujani kami.
"hey hentikan.. kalau tidak salah lihat.. kedua wanita itu adalah Twice nayeon dan Gfriend yuju teman kedua wanita ini.." kata pria yang menggendong sinbi.
"Mwoo?? waaahh,, sepertinya kita beruntung.. kemarin kita berhasil menculik 2 member Twice.. dan sekarang kita menemukan 3 member gfriend dan tambahan 1 member twice?? Aku menyukai wabah ini.." kata pria yang menggendong eunha. "ayo tangkap mereka.." sambung pria itu.
"tunggu.. sebaiknya kita pergi, tembakanku tadi pasti mengundang para zom-AAAAAKKKKKK!!!!" kata-kata pria itu terhenti dengan zombie yang muncul dari belakangnya dan dengan cepat menggigit bahunya. "DUAR DUAR DUARR!!!" pria itu menembak zombie di bahunya. "t..tolong aku.. toloonngg.." sambung pria itu.
Melihat itu pria yang menggendong sinbi mengangkat senjatanya dan dengan cepat menembak dada pria yang tergigit membuatnya jatuh ke lantai.
"ayo kita pergi dari sini.. lagipula disaat seperti ini kita tidak akan butuh pemilik rumah lagi.." kata pria yang menggendong eunha.
Mereka berlari ke arah mobil yang mereka tumpangi. Saat mendekati mobil itu kerumunan zombie muncul dan menghalangi mereka. menyadari tidak mungkin lagi menggunakan mobil itu. mereka berlari ke arah mobil putih yang terbuka di pinggir jalan lalu pergi meninggalkan kami.
"dojoon aah.." kata nayeon pelan sambil menatapku dengan ekspresi khawatir.
"aku tau.. dari percakapan mereka sepertinya mereka berhasil menculik mina dan momo.. tenang saja, kita akan menyelamatkan mereka.." kataku menatap nayeon lalu berpaling ke arah yuju. "sinbi dan eunha juga.."
"lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?? Kita tidak bisa mengejar mereka dengan semua zombie yang berada di depan.." bisik yuju.
"kalian berdua.. tunggu disitu dan jangan mengeluarkan suara apapun.. aku akan mengalihkan perhatian mereka.." kataku menunjuk ke arah meja kasir.
Aku melangkah ke tempat kami memasak seblumnya lalu menyusun 3 buah kompor gas di depan rak peralatan masak lalu melubangi salah satu tabung gas yang berada di samping kompor. Setelah selesai aku mengambil korek api yang telah kusiapkan sebelumnya dan menjauh dari tempat itu. saat kurasa sudah cukup jauh, aku melempar korek itu ke arah tumpukan kompor.
"BOOOMMM!!! PLAANKK!! CLAANKKK!!" terdengar suara ledakan kecil bersamaan dengan besi dan peralatan masak yang saling berbenturan dan jatuh kelantai.
Aku melihat kerumunan zombie muncul dari arah depan. aku lalu berputar mengikuti jalur yang cukup aman dan kembali ke depan dimana yuju dan nayeon sudah menungguku.
Aku langsung memberi isyarat pada mereka berdua untuk mengikutiku. Saat akan melewati pintu aku melihat senjata yang dipegang pria yang sebelumnya menembak kami.
Aku mendekat ke arahnya dan mencoba mengambil senjata yang ia pegang beserta amunisi di pinggang kirinya. Saat tanganku menyentuh amunisi di pinggang kirinya, tiba-tiba mata pria itu kembali terbuka.
tangannya dengan cepat menangkap pergelangan kakiku dan langsung membuka mulutnya mencoba menggigitku. Secara refleks aku menarik pelatuk dari senjataku, membuat peluru keluar dari ujung senjata yang mengarah tepat ke kepala pria itu. pria itu jatuh kelantai berlumuran darah.
"haaaahh,, aku pikir aku akan tergigit.." gumamku dalam hati.
Tiba-tiba aku tersadar akan suara tembakanku yang pasti mengundang zombie datang. Aku melihat sekeliling dan mendapati kerumunan zombie datang dari arah dalam toko, dan bagian kiri dan kanan kami.
"LARI!!" teriakku.
Yuju dan Nayeon mulai berlari denganku yang mengikuti di belakang mereka. "kalian berdua lari terus ke arah mobil itu.. apapun yang terjadi jangan berhenti.. Nayeon aah,, tolong nyalakan mesin mobil itu yah.." kataku lalu berlari menjauh dari mobil itu.
"HEEEYYYYY!!!!" "DUAR! DUAARR!!! DUAARR!!!" "TENG!! TENG!!! TENGG!!!!" aku mencoba membuat suara gaduh dengan menembak dan memukul-mukul tiang lampu yang berada cukup jauh dari mobil yang akan kami tumpangi.
"yoosshh... sekarang!!" gumamku dalam hati saat para zombie itu mulai mendekatiku. Aku berlari ke samping menghindari dua zombie yang menghandangku dan mendorong zombie wanita yang mencoba memelukku.
"DOJOON AAHH!!" teriak nayeon menunjuk ke arah samping mobil dimana 2 zombie sedang mencoba mendobrak pintu mobil tempat yuju duduk.
"tsk!! Menganggu saja.." aku mengarahkan rifle yang kupegang ke arah kepala zombie itu dan dengan cepat menembak mereka. peluru yang kutembak menembus kepala kedua zombie itu membuatku terkejut.
"Woow.. priecing shot!!" kataku tersenyum lalu berlari dan masuk ke dalam mobil. Setelah memasang sabuk pengaman aku langsung menjalankan mobil meninggalkan tempat itu.
"huaaaaaahhhh!!! Aku pikir aku akan matii..." kata yuju.
"waah, kau hebat juga dojoon ah.. hanya dengan sekali tembak dua zombie itu jatuh.." kata nayeon memujiku.
"haahh, tidak juga.. mungkin hanya beruntung, lagipula posisi mereka berdua sangat dekat dan kepala mereka berjejer.." kataku.
"hmm,, baiklah.. kalau begitu kemana tujuan kita sekarang?? Kita tidak mungkin mencari di seluruh seoul.." kata yuju.
"tenang saja... mereka melakukan kesalahan besar tadi.. dari pembicaraan mereka aku bisa tau kalau tempat yang mereka tempati sekarang adalah rumah dari orang yang tergigit di toko tadi.." kataku.
"aahh benar ,, pria yang menggendong eunha bilang kalau mereka tidak butuh pemilik rumah lagi.. tapi bagaimana kita tau dimana rumah pria itu.??" tanya nayeon.
"heheheh,, karna itu aku mengambil ini.." kataku mengangkat dompet yang kuambil dari jasad pria itu sebelumnya.
"waaaaaahh,, dojoon aahh.. kau hebaatt.." kata nayeon mengambil dompet yang kupegang dan melihat kartu tanda pengenal pria itu. "adaa.. sekarang kita punya alamatnya.." sambung nayeon.
"kalau begitu kita kesana sekarang..." kataku memacu kendaraan yang kami tumpangi ke alamat yang di tuju.
Setelah sekitar 20menit berkendara kami sampai di area yang alamat yang kami tuju.
"itu mobil mereka!!" kata yuju melihat mobil yang mereka pakai sebelumnya terparkir di depan salah satu rumah.
Aku menghentikan mobil dan memarkirnya di halaman salah satu rumah di dekat situ.
"eoh? kenapa dojoon aah?" tanya nayeon.
Aku menatap nayeon dan yuju bergantian. "aku ingin kalian berdua berjanji satu hal padaku.."
"apa itu dojoon ssi??" tanya yuju.
"apapun yang terjadi jangan keluar dari mobil ini.." kataku.
"eehh?? apa maksudmu.. aku ingin ikut memban-" "baiklah.." yuju memotong perkataan nayeon.
"Yuju yaa.. apa kau tidak khawatir dengan member-membermu??" Nayeon menatap Yuju bingung.
"eonnie.. aku juga sangat khawatir dengan mereka.. tapi, aku tidak ingin kesana dan menghambat dojoon ssi.. dari yang kulihat, sepertinya dia bisa diandalkan dan dipercaya.." yuju tersenyum ke arahku.
"haaah, yasudah.. dojoon aah, jika terjadi sesuatu pada momo dan mina.. akan kuhajar kau.." kata nayeon.
"jangan khawatir.. aku pasti akan menyelamatkan mereka ber empat.." kataku. "ingat.. apapun yang terjadi.. arraseo??"
"hati-hati dojoon ssi.." kata yuju.
Aku tersenyum ke arah mereka berdua langsung melangkah ke arah rumah itu. aku mengendap-endap ke arah mobil yang terparkir di depan rumah.
"sudah kuduga mereka melakukan hal itu lagi.." gumamku melihat kunci mobil masih tergantung di tempatnya.
Setelah memastikan peluru handgun yang kubawa penuh Aku kembali mengendap-endap menuju ke arah jendela dan mengintip ke dalam. Di dalam aku bisa melihat 2 orang pria duduk di sofa sedangkan pria yang ketiga sementara membekap mulut eunha dengan sebuah kain.
"hmmm,, tidak kusangka kita sangat beruntung.. bisa mendapatkan 4 wanita cantik sudah begitu idol dari 2 girlband terkenal..." kata pria yang membekap eunha.
"yaaa,, sabar dulu.. kita akan bersenang-senang dengan mereka nanti malam.." kata salah satu pria yang duduk di sofa.
"sial.. berani-beraninya mereka melakukan itu.. akan kupastikan untuk membunuh kalian.." kataku melihat baju mina yang sobek sedangkan pengait di kemeja yang dipakai momo telah terlepas semua memperlihatkan pakaian dalamnya.
Aku mengendap ke arah belakang rumah dan masuk lewat pintu belakang. setelah masuk kedalam aku menyalakan 3 kompor gas yang ada disitu dan meletakan kain yang bisa kutemukan ke atas api. aku lalu mengambil sebuah panci dan pisau dari dapur lalu kembali keluar lewat pintu belakang dan mengendap ke samping.
"eoh?? bau apa ini??" terdengar suara dari dalam rumah.