home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > My Stupid Bookworm

My Stupid Bookworm

Share:
Author : Ca_JiYa
Published : 30 Mar 2017, Updated : 30 Mar 2017
Cast : Yoona & Ji Chang Wook
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |744 Views |0 Loves
My Stupid Bookworm
CHAPTER 6 : Beehive

“Di otakku, Appa.” Yoona tak menyadari apa yang ia ucapkan, dia terus menangis. Appa yang tadi sendu menjadi merasa lucu dengan tingkah Yoona yang tak berubah dari dulu. Tapi, kenapa kecoa ada di otak?

 

“Sudah jangan dipikirkan lagi.” Appa mendekati putri kesayangannya yang terus melamun. “Hari ini hari Sabtu, apa kau tidak ingin ke perpustakaan?”

Ekpresi Yoona datar. Jari-jarinya hanya memusuti permukan meja makan kecil favoritnya. Appa mulai khawatir. Mengapa anak semata wayangnya sekarang tak seceria seperti biasanya. Apakah kehidupan kantor juga tak cocok dengan anak gadisnya itu?.

Ji chang wook mengedarkan pandangannya ke langit yang cerah yang terhalang kaca putih perpustakaan. Tapi, hatinya menjadi agak suram. Sedari pagi, Yoona tak muncul di hadapannya lagi. Ji chang wook mengembuskan nafas panjang, menyadari apa yang telah dia lakukan sebelumnya. Apakah Yoona akan menjauhi setelah candaannya kemarin?. Dia mulai merasa seperti terjebak dalam teka-teki. Dibanding mendekati Yoonju , Yoona tak segampang itu, mungkin. Prediksi batinnya.

Ji Chang wook mengingat apa yang dikatakan Sehun beberapa lalu. “ Aku rasa terlalu cepat itu tidak baik. Setiap orang punya porsinya masing-masing.”

Lagipula, apa memang harus Yoona. Dibanding kencan buta, lebih baik dia bersikap tanpa seizin Yoona. Sudah terjadi, dia harus menyelesaikan sesuai dengan pilihannya. Ji Chang wook harus ke Paris, untuk mengemban tugas. Itu artinya, dia bahkan tidak sempat memnita maaf kepada Yoona. Dia tidak bisa berkenalan dengan baik. Dia menyesal, tapi dia merasa itu tidak jadi masalah.

“Kau tahu alasan kenapa aku ingin cepat mengenalnya. Karena aku sangat rindu dan ingin bertemu eomma.”

Itu hanya terucap dalam hati. Saat hatinya masih berada di Seoul , batinnya memaksa meninggalkan sedikit penyesalan itu.

Yoona hanya bisa menatap layar handphone nya, dan hanya bisa melihat-lihat foto kenangannya dengan Sehun semasa  SMA. Sehun adalah cinta pertama Yoona. Dia sangat lama memendam perasaan dengan Sehun. Tapi, seperti biasa hati suaranya tak lah nyaring, hanya dirinya sendiri yang mampu mendengar apa yang di ucapkan hati. Sedang terkadang, hatinya melarang minta bantuan mulut untuk mengungkapkan secara gamblang kepada cinta pertamanya itu.

“Yoona, aku memilih untuk kuliah. Sepertinya kita harus benar-benar fokus.” Ucap Sehun dengan mata sembabnya.

Saat itu Sehun ditolak gebetannya, karena sang pujaan ingin menjadi idol.  Yoona hanya bisa memandangi Sehun kaku dan mematung. Dia sedang bertengkar degan dirinya saat itu. Dia sangat merasa Sehun sangat baik dan begitu perhatian kepadanya. Tapi, kenapa harus wanita lain yang dia pilih. Bukan dirinya, itu berarti dirinya memang hanya sahabatnya.

“Aku tidak bisa mengikuti kemana kamu pergi, Sehun.” Sahut Yoona dengan mata yang berkaca-kaca.

“Kenapa, ayo Yoona. Aku pastikan kamu bisa menggapai mimpimu menjadi pengacara.” Sehun membelai kepala Yoona. Sontak, Yoona menatap Sehun dengan perasaan gundah. Hatinya luluh, tapi dia sadar itu terlalu sulit.

“Pergilah, silakan fokus dengan pendidikanmu. Aku akan baik-baik saja. Aku sangat mendukungmu, sobat.”

Seingat Yoona, saat dia pulang dari sekolah, dia hanya bisa menangis dan kesal. Semua barang-barang dia lemparkan. Hingga Appa yang mampu meredakan tangisan depresinya.

Itu adalah terakhir kalinya dia merasakan sakit,  sakit karena hanya dapat menyimpan semuanya di dalam hati. Terkadang dia benci terhadap Sehun, tapi sesekali dia berusaha terlihat biasa, berusaha berdamai dengan keadaan.  Semua demi  tidak ada masalah yang terjadi.

From Sehun

Aku menemukan seseorang yang menurutku baik untukmu. Aku tidak pernah mendengar cerita romance dari bibirmu. Bahkan seperti hidupmu datar tanpa menyukai seseorang. Boleh aku perkenalkan kamu dengan laki-laki luar biasa?.

SMS Sehun masuk di kotak masuk di handphone Yoona. Yoona hanya membalas “terserah saja”. Namun, sejak itu juga Sehun tidak ada lagi menghubunginya lagi. Bahkan Yoona tidak tahu, Sehun bekerja dimana atau bagaimana Sehun sekarang. Tapi, sakit hati itu masih muncul, seperti sekarang dia memandangi wajah bahagia milik Sehun. Sehun ditakdirkan sebagai sahabatnya.

Yoona dan Hana beristirahat di kantin kantor seperti biasa. Yoona merasa gelisah berada diruangan yang ramai itu. Bukan karena tidak suka keramaian, melainkan dia takut dia melihat laki-laki yang telah mengklaim dirinya sebagai istrinya. Dia takut Hana akan salah paham.

“aku merasa sedih, oppa tampan itu akan tidak ada disini sampai 2 bulan lamanya.” Hana mengaduk-aduk jus apel miliknya yang mana sedari tadi sudah dia aduk. Yoona mengerinyit, tak mengerti siapa yang dimaksud  Hana. “Oppa tampan yang mana?” jawab Yoona tanpa curiga.

“Ji Chang Wook. Kan sudah aku bilang ke kamu, yoong...”

Yoona terkejut, seperti serba salah perasaannya sekarang. Tapi, kenapa dia juga merasa sedih. Oh, tidak, bukan, apa ini?. Yoona berpura-pura biasa. “Untuk apa sedih.” Yoona seperti meremehkan Ji Chang Wook, perasaan kesalnya masih bersarang dalam batinnya. “Kamu tidak tahu dia, jadi kamu tidak akan mengerti.” Hana menyerang ucapan Yoona.

“Hei, kenapa harus mengenal dia. Bukan kah manajer-nim bilang dia orang yang kaku.” Yoona membela dirinya. Matanya melirik Hana dengan perasaan dongkol. Sekali-kali dia pura-pura bermain handphone nya.

“Dia orang yang begitu nomor satu. Hartanya yang sudah melimpah dan wajah tampan tidak membuatnya dengan gampang memainkan hati wanita, kamu harus tahu dia cuma baru sekali saja menjalin hubungan asmara. Sampai sekarang belum ada yang bisa menggantikan wanita itu.”

“Tahu darimana kamu?” Yoona memastikan.

“Apa urusannya denganmu.” Hana langsung beranjak pergi dari kantin. Dia sebal dengan Yoona yang seperti tak menghargai pendapatnya. Dia merasa Yoona terlalu berlebihan dan Hana merasa Yoona lah orang kaku, bukan pria idamannya itu.

Yoona merasa bersalah dengan Hana. Dia telah membuat rusak mood Hana. Tapi, Yoona juga bingung, apa yang terjadi pada dirinya. Kenapa dia begitu seperti merasa terisolasi dengan kehidupan Ji Chang Wook. 

Dua bulan mungkin cukup untuk Yoona berpikir panjang apa yang telah terjadi akhir-akhir ini. Meski sekarang dia biasa mendapatkan pekerjaan yang seperti dia harapkan, tetap saja cerita lain tetap merusak pikiran positifnya. Dia pun kembali memegang gelang mahal yang berukir saranghaeyo. Dia berniat untuk memakainya, karena dia merasa gelang itu tidak akan ada lagi yang mencari.

Lagi-lagi, Yoona mengurungkan niatnya itu. Mengingat dia baru bekerja, sangat tidak  pantas memakai gelang mahal dengan mengaku membeli dari uang gaji yang begitu pas-pasan. Meski Ji chang wook tidak ada di Seoul, batin Yoona tetap cemas. Mengingat kemungkinan-kemungkinan baru akan bermunculan. Hubungannya dengan Hana pun sudah memburuk. Semua ada hubungannya dengan Ji chang wook. Bagaimana cara Yoona untuk tidak menyalahkan kenyataan?.

Ini adalah minggu terakhir di bulan kedua setelah ketiadaan Ji Chang wook di Seoul. Sejauh ini memang permasalahan Hana begitu menyedihkan. Tapi, batinnya yang terus mengarah ke Ji Chang wook jauh lebih memprihatinkan.

Yoona membasuh wajahnya, dia berusaha hatinya jauh lebih kuat dari sebelumnya. Dia sangat cemas bertemu Ji chang wook, dia takut jika mendadak bertemu lagi. Dia akan kehilangan akal.

Handphone Yoona tiba-tiba berdering. Yoona mengangkat teleponnya “Ya, Sehun.”  Sehun mengajak Yoona bertemu dengannya di perpustakaan dan memberikan alamatnya, yang notabene itu adalah perpustakaan yang sering di kunjungi Yoona. Dia tak percaya tiba-tiba sehun mengajaknya bertemu, tapi kenapa di perpustakaan?.

“Aku senang kau datang, yoong...” Sehun menunjukkan senyum termanis yang ia miliki. Yoona hanya bisa berpura-pura itu terlihat biasa. “Aku tidak menyangka, kita bisa bertemu lagi.” Sehun masih terus menimpali Yoona dengan percakapan ringan. “Bagaimana kabar, Appa?”

Bukannya merespon basa-basi Sehun, Yoona justru berucap “Ada apa Sehun?. Apa ada sesuatu yang terjadi padamu.”

Sehun hanya tersenyum kecut mengingat Yoona tak seperti dulu lagi yang begitu childish. Kini, Yoona menjelma menjadi gadis yang anggun dan elegan. “Apa harus ada sesuatu jika ingin bertemu denganmu.”

“Setidaknya tindakanmu hari ini adalah tindakan karena ada sesuatu.”

“Yoong...” Sehun dilema.

“Aku sudah lama menunggu kamu menghubungi untuk bahkan sekeda nonton film, tapi aku tahu itu tidak mungkin. Benar kan?”

“Maksudmu?” Mata Sehun mencoba menggali maksud ekspresi  Yoona.

“Apa aku harus menjelaskan secara detail? Apakah perlu? Sekarang katakan ada apa kau ingin bertemu denganku?”

“Aku hanya....”

 

 

 
POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK