Chang Wook membuka laci-laci lemari dengan penuh perasaan dongkol. Bagaimanapun juga dia harus menemukan surat terakhir yang diberikan ibunya. Ya, Chang Wook adalah anak konglomerat yang kurang diterima di keluarga besar Ayahnya, karena ibunya menyandang penyakit yang lumayan yang sangat memprihatinkan. Meski awalnya semuanya baik-baik saja, sejak usia 10 tahun, kehidupan Chang Wook berubah drastis setelah ayahnya pun ikut mencampakkan ibunya. Meski tak menceraikan ibunya, karena tak ingin terekspos media bahwa dirinya menceraikan seorang wanita yang tiba-tiba cacat karena sebuah kecelakaan hebat. Ayah dan keluarganya sangat menjaga nama baik hingga ibu dan dirinya hanya di asingkan di kota jauh dari Seoul. Ayah Chang Wook menikahi ibu Chang Wook tidak berdasarkan cinta, dari situlah Chang Wook tak ingin mengalami perjodohan sepertiyang di alami ibunya.
Chang Wook tumbuh dewasa dengan menjadi anak yang cerdas. Semenjak dia mengalami banyak kesedihan, di buli, dihina, dan di cemooh karena dia dikenal teman-temannya tak punya ayah. Semua jadi salah paham dengan keadaan Chang wook. Ayahnya memang pandai merahasiakan identitas dirinya, hingga Chang Wook mendapat imbasnya.
Kali ini Chang Wook terdiam. Dia sudah menemukan surat terakhir itu. Keputusan untuk meninggalkan ibunya demi misi mengembalikan Ayahnya ke kehidupan keluarga bahagia adalah sebuah tantangan. Sebelum meninggalkan kota tempat ia di besarkan, ibunya memberinya 25 surat, surat itu mulai boleh ia baca jika usianya 20 tahun.
Sejak 18 tahun ia meninggalkan ibunya, dan kuliah di Seoul dengan beasiswa. Ibunya bangga, dia berharap banyak. Menurut sang ibu, hati Ayahnya akan luluh jika Chang Wook adalah orang penting atau orang berpengaruh di Seoul.
Anakku,
Ji Chang Wook
Aku bersyukur jika kau masih membaca surat dariku. Aku harap kau tidak bosan. Meski sebenarnya 24 surat sebelumnya aku hanya banyak menasihatimu. Mungkin surat terakhir ini menjadi tanda akhir pertemuan kita.
Kau tahu aku tidaklah sempurna sebagai ibumu. Aku sangat tidak berguna untukmu, bahkan orang-orang disekitarku. Aku tidak tahu kenapa aku dilahirkan. Orangtuaku sangatlah sempurna, pendidikan yang bagus dan kehidupan merekapun juga. Mereka berpikir jika aku menikah dengan ayahmua, aku jauh lebih bahagia dari apa yang mereka berikan. Sayangnya, materi tak menjamin kebahagiaan itu. Awalnya semua tertawa dan tersenyum sumringah aku menjadi aset berharga untuk keluarga ayahmu. Karena kedua orangtuaku begitu kaya raya. Aku dianggap akan menguntungkan , karena aku lulusan salah satu kampus terbaik di Inggris.
Aku selalu menceritakan bahwa ayahmu adalah orang yang baik. Iya itu pasti. Tapi mungkin cintanya kepadaku sedang di uji,ketika kedua orangtuaku mengalami kelumpuhan. Lumpuh segi materi. Aku tidak bagaimana itu terjadi. Aku tidak tahu.
Ayahku menjadi gila dan mereka bahkan tidak mengingatku lagi, ibuku pun sakit-sakitan hingga nyawa merenggutnya. Semenjak aku mengandungmu, semua tak seindah mimpiku. Aku pun di uji. Ya, itualh hidup, kadang di atas , kadang di bawah. Kita tidak bisa menyalahkan hidup dan mimpi, kan?
Aku pun terus mencoba bahagia selama aku mengandungmu, meski ayahmu sama sekali tak
mau tersenyum. Aku tidak mengerti. Dia masih begitu mencintai pujaan hatinya. Atas dasar itu aku pun mulai terluka sebagai wanita dan manusia. Aku ingin mengakhiri hidupku. Tapi, aku mencintaimu Ji Chang Wook. Aku yakin kau akan menolongku kelak. Aku yakin kau akan melindungiku, merawatku, juga mencintaiku.
Aku merasa bersalah bahkan sampai kau lahir dan sekolah di Seoul, kau tak mendapat kasih sayang seorang ayah. Hingga, ayahmu mengirim kita di kota ini. Ibu masih istri ayah. Tidak ada perceraian secara hukum negara. Ayahmu mungkin hanya lupa masa lalunya. Kau bisa jemout dia dan sadarkan dia. Dengan caramu, sebagai laki-laki dan orang berhati malaikat.
Sekarang, apakah gelang yang kau berikan kepada gadis yang kau cintai itu masih ia pakai?
Aku sangat merestuimu jika sampai sekarang masih berada di pergelangan tangannya.
Jika tidak, jangan kau harapkan dia lagi. Gelang itu adalah janjiku. Kau akan mengerti nanti.
Dia menaikkan kepalanya. Dia mulai berpikir keras, kenyataan gelang itu hilang. Semenjak itu pula, Yoon Ju tak mau lagi menemuinya. Yoon Ju adalah kaka tingkat Chang Wook. Mereka menjadi dekat karena Chang Wook sangat berprestasi di kampus. Pribadinya yang smart membuat Yoon Ju anak semata wayang seorang pengacara terkenal itu jatuh hati. Ayah Yoon Ju menerima Chang Wook meski bukan berasal dari orang kaya, ketika Yoon Ju memberi tahu ayahnya bahwa ia memberikan gelang pemberian ibu Chang Wook. Ayah Yoon Ju pun sangat baik dengan Chang Wook, sehingga mereka pun seperti keluarga.
“Aku sama sekali tidak sengaja menghilangkan gelang itu!” Yoon Ju menaikkan suaranya. Ia menjelaskan bahwa ia tak berniat dengan hal itu.
“tapi setidaknya kau berhati-hati.” Chang Wook pun meneriaki Yoon Ju.
“Apa kau pikir itu salahku? Hah? “
Mata Chang Wook melotot , “Tentu saja!”
“Oh, oke.” Yoon Ju meredam
“Apa?”
“Aku akhiri semuanya!” wajah Yoon Ju yang cantik mulai memerah.
“Apa kau bilang?” Chang Wook mengerinyitkan dahinya. Dia mulai cemas.
“Kau tahu, aku tidak mau gelang itu, aku mau kamu. Emh, tapi apa? Kau lebih memikirkan gelang itu.” Teriak Yoon Ju sambil menangis.
Mata Chang Wook pun merah, wajahnya semakin tegang dan amarahnya semakin meningkat.
“Karena itu dari ibuku. Aku mencintaimu dan juga dia.” Sahut Chang Wook lantang.
“Aku tidak mau tahu, cepat atau lambat gelang itu kembali.” Ucap Yoon Ju.
“Ya, memang begitu.”
“Tapi, kita berakhir.”
“Yoon Ju-ah” teriak Chang Wook.
“Jika ibu adalah alasanmu, temukan gelang itu. Jika tak bertemu gelang itu, jangan temui aku. Aku akan bilang pada ayahku, kita berakhir. Kau jangan datang pada keluargaku lagi.”
“Kenapa aku?”
Yoon Ju mengambil tas brandednya dan beranjak pergi meninggalkan Chang Wook di taman yang begitu romantis. Yoon Ju tak menjawab pertanyaan Chang Wook. Chang Wook pun marah dan kesal pada dirinya sediri. Dia berteriak depresi di malam itu.
Masalah selalu datang, Chang Wook tahu itu. Ia sedikit kesal dengan adanya gelang itu. Jika tidak karena gelang itu, dia akan baik-baik saja dengan gadis impiannya, Yoon Ju.
Sekarang, bagaimana lagi?. Gelang itu sudah hilang, dan dia tahu harus mencari kemana. Itu berarti bahwa Yoon Ju adalah akan menjadi kenangan. Tapi, selanjutnya bagaimana?.Ibu Chang Wook menyuruhnya jika ia menyukai seorang gadis dan yakin terhadap gadis itu , dia harus memberikan gelang itu. Sekarang gelang itu hilang, dia pasti memulai kehidupan yang baru lagi. Semenjak 2 tahun kejadian itu, Chang Wook betah menyendiri. Yoon Ju masih menjadi bayang-bayangnya.
Dua tahun pula ia tak ingin membaca surat ibunya. Dia kini sudah lulus kuliah dan bekerja. Tapi, dia belum berani pulang karena takut bertemu ibu dengan berita buruk. Dia takut ibunya kecewa. Entah kenapa ketika dia melihat gadis yang tidak tahu malu itu , dia teringat pada gelang itu. Ya, karena dia berbicara mengenai istri. Chang Wook berpikir bahwa istri dan ayahnya kembali adalah hadiah yang indah untuk ibunya.
Tapi, bagaimana jika istrinya tak memakai gelang itu?. Ah sungguh menyebalkan sekali gelang itu, pikirnya.
Di rumah, Yoona hanya bisa termenung mengingat apa yang diucapkan nyonya Go. Dia tidak habis pikir menyimpan gelang mahal itu justru menjadi awal yang buruk di minggu pertama ia bekerja. Yang benar saja.
Yoona berniat membuang gelang mahal itu, tapi dia sebagai wanita sangat ingin memiliki perhiasan. Dia pun mengurungkan niatnya untuk membuang, kini dia jadi serba salah, dia sama sekali tidak berani memakainya, membuangnya apalagi menjualnya.
“Halo, kau sudah pulang ternyata.” Appa pun tersenyum sumringah putri kesayangannya sudah ada di rumah lebih dulu.
Appa melepas jaket andalannya dan duduk di hadapan Yoona, “Ngomong-ngomong, kenapa pulang lebih awal?, apa kau sakit?”
“Tidak, Appa. Aku tidak apa-apa kok. Maafkan aku.” Yoona menyahut tanpa tenaga
“Ada apa? Kenapa putri Appa yang cantik?”
Yoona menyodorkan amplop , “Itu uang gajiku, Appa.”
Appa menatap dengan ekpresi bingung. “Gaji? Bagaimana ini...”
“Aku dipecat, aku mendapat gosip yang buruk, aku dibilang pencuri. Mereka bahkan tidak punya bukti, tapi Nyonya Go langsung mengusirku dari restoran tua itu tanpa penjelasan dariku.”
Appa menghela nafas, dia tak ingin menambah kegundahan anak semata wayangnya. “ Sudah, tidak apa-apa. Masih bagus dia memberikan uang itu sebagai tanda terima kasih. Sudah ya, kita akan mencari pekerjaan lain lagi.” Seperti biasa, Appa bisa berperan bak ibu yang baik. Dia yakin Yoona akan menjadi kebanggaanya kelak.
Kaki Ji Chang Wook mengejar waktu. Dia hari ini ada meeting, tapi dia melupakan itu karena satu malam menyeleksi gadis-gadis untuk menjadi calon istrinya. Dia tergopoh-gopoh untuk sampai di ruang meeting.
Braaaakkk...
Ji chang wook menabrak perempuan tinggi yang memakai berpakaian kasual. Ji Chang Wook mencoba meredam amarahnya.
“Kalau jalan pakai mata. Ini kantor. Bukan hati.” Klaim Chang Wook dan kembali berlari kencang tak terkendali.
Yoona hanya terdiam membeku dan merasa aneh. “Apa hubungannya jalan dan hati?. Bukan kah dia yang salah jalan?.” Yoona menyumpah “ Dasar bodoh “.
.......................................