home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > SLEEPING SOUL SEALER [SSS]

SLEEPING SOUL SEALER [SSS]

Share:
Author : HeoMicha
Published : 23 Jan 2017, Updated : 02 Apr 2018
Cast : Jeon Jungkook(BTS), Jeon Heejin(Loona), Jeon Wonwoo, Mingyu(seventeen) Bae Yoobin(OMG), Doyeon(IOI)
Tags :
Status : Ongoing
4 Subscribes |11671 Views |6 Loves
SLEEPING SOUL SEALER [SSS]
CHAPTER 17 : Save Me

◑∞⚢

 

“Minkyung-ssi!!! Chamkan!!” Seokmin terus mengejar Minkyung.

 

Minkyung berhenti berlari tepat saat mereka berdua telah berada di luar gedung apartment. Seokmin terengah-engah. Kedua tangannya menyentuh lutut, membungkuk menopang tubuhnya yang kelelahan. “Kenapa.. hh kau berlari hh.. hhh”

 

“Kenapa kau mengejar ku?” Telisik Minkyung “Apa kau berniat menangkap ku lagi....” Minkyung mengepalkan tangannya “Sealer..”

 

Seokmin melempar tatap tajam kearah yeoja itu.

 

Tiba-Tiba saja...

 

BUSSHHH!! Suara seperti ledakan tiba-tiba terdengar dari dalam gedung apartment. Bersamaan dengan itu seluruh lampu pada apartment padam. Detik berikutnya satu persatu penerangan disekitar sana padam. Kegelapan seolah merambat dan melebar.

 

Semua orang berlari menyelamatkan diri. Beberapa dari mereka menabrak Seokmin sampai namja itu hampir terjatuh. Beolgyo memang penuh dengan misteri, mereka semua ketakutan seperti akan diserang akangkatan bersenjata negara lain. Dan dalam waktu 2-3 menit saja jalanan yang semula masih terdapat beberapa orang, mendadak sepi. Bahkan mereka yang sebelumnya masih berjualan berlari menuju rumah mereka, dan meninggalkan barang-barang jualan mereka begitu saja.

 

Minkyung memeluk tubuhnya sendiri. Menutup mata, merasakan sakit karena beberapa orang juga berlari ke arahnya. Dihadapan mata Seokmin dilihatnya orang-orang menembus tubuh Minkyung. Minkyung teriam, tadi masih sempat mendengar suara orang-orang berlari didekatnya, tapi rasa sakit yang sempat ia rasakan tadi menghilang dengan alasan yang belum ia ketahui.

 

Detik itu hening menerpa Minkyung dan Seokmin. Jalan Bolgyo benar-benar telah kosong. Hanya ada dirinya dan Seokmin berdiri di depan bangunan gedung apartment milik ayah Mingyu. Minkyung dapat merasakan hangat tubuh seseorang didekatnya. Ia memberanikan diri untuk membuka mata. DEG.. betapa terkejutnya ia melihat Seokmin berada di hadapannya. Tangan Seokmin melingkar di sekitar lengan tangan Minkyung tanpa menyentuh. Ia hanya melingkarkan tangan disekitar tubuh Minkyung agar tidak ada seorangpun yang menyentuh tubuh Minkyung. “Gwenchana?” Tanya Seokmin khawatir

 

“...” Pelupuk mata Minkyung melebar. Seokmin berada dekat sekali dengannya. Membuat bibir Minkyung terkunci rapat.

 

Seokmin menyadari Minkyung canggung akan posisi mereka. Ia dengan sadar diri menjauh, memberi jarak antara dirinya dan Minkyung. Seokmin memperhatikan Minkyung dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia menutup dan membuka mata sembari menampar-nampar pipinya sendiri “Aniya.. aniya” Gerutunya menggeleng-geleng mendoktrin diri agar tidak mempercayai semua yang telah terjadi. Berapa kali pun Seokmin melakukannya, ia tetap dapat melihat sosok Minkyung dihadapannya. Ia gila dibuatnya “N.N..nneon” Seokmin menunjuk-nunjuk Minkyung, wajahnya semakin lama semakin pucat “Ya.. y.. J.. jelaskan sekarang juga pada ku.. kau.. ini.. sebenarnya aaahhhh!!! Micheon nae” Seokmin menjambak rambut. “Neon jincha gwishiniya? Anim....arrhh ”

 

Lagi-lagi, Dihadapan mata Seokmin kejadian mencengangkan terjadi. Tubuh Minkyung menghilang dari pandangannya perlahan, angin yang berhembus seolah menghapus eksistensi Mingkyung dari sana. Mimpi, rasanya seperti mimpi bagi Seokmin. Bahkan pikirannya terus mengatakan bahwa ia akan terbangun, ia harus terbangun ..

 

Minkyung menutup mata sebelum akhirnya seluruh tubuhnya benar-benar menghilang.

 

◑∞⚢

Flash Back , 15 Minutes before

 

Hyungwon melewati Jisoo dan Sohye tanpa sepatah kata pun terlontar dari bibirnya. Sesak di hati Jisoo menekan relung hatinya. Sedikitpun Hyungwon tidak memperdulikan ada Sohye disana, Juga Heejin yang sedang memperhatikan mereka, bisa-bisanya Hyungwon tetap terang-terangan mengabaikan dirinya.

 

“Jeon Heejin pasti banyak mempengaruhinya sehingga Hyungwon Oppa sampai memperlakukan eonnie seperti itu” Ujar Sohye, dipeluknya hangat tangan kanan Jisoo “Himnaeyo eonnie”

 

Getir senyum Jisoo menanggapi “Gwencahanayo” Jawabnya. Jisoo tidak ingin terlalu larut dalam perasaan hanya karena hal kecil semacam tadi. Ya, ia berusaha menggap hal semacam itu hanyalah hal kecil. “Sohye-a Bagaimana kalau kita membeli sesuatu sebelum kita menemui anak lainnya, tidak enak jika kita bergabung tanpa membawa apa-apa” usul Jisoo mengalihkan pembicaraan.

 

 “Ide bagus eonnie” Tanggap Sohye tersenyum. Senyum di wajah Sohye hanyalah untuk Jisoo, sekejap saja senyum itu berubah pahit ketika ia dan Heejin bertemu pandang. Heejin sendiri enggan menanggapi Sohye. Ia lebih memilih untuk berlalu. Heejin berjalan tenang melewati Jisoo dan Sohye.

 

“Heejin-a” Sapa Jisoo memastikan barangkali Heejin tidak sengaja melewati mereka. Ia berusaha berfikir positif. “Eodieyo?” Tanya Jisoo ramah “Soonyoung mengatakan malam ini mereka akan berkumpul di apartment mu”

 

Demi menjaga kesopanan Heejin berhenti dihadapan Jisoo dan Sohye. Ia berbalik, menghadap diri kepada Jisoo dan Sohye. Mata Heejin yang selalu terlihat sayu itu hanya terarah pada aspal jalanan malam itu. Sesaat ia terdiam sebelum akhirnya menatap kedua orang dihadapannya “Jweisonghaeyo. Tapi tidak bisakah kalian menganggap ku tak ada saja? Aku.. tidak akan pernah menganggu hidup mu atau pun Sohye. Karena itu .. Ku harap kau dan Sohye juga berhenti menganggu ku”

 

“Psh.. Kau pikir kau ini orang penting?” Balas Sohye.

 

Jisoo menyenggol tangan Sohye agar tidak menanggapi ucapan Heejin dengan kata-kata kasar. Sohye terlihat kesal karena larangan Jisoo. Heejin melanjutkan langkahnya, meninggalkan Sohye dan Jisoo disana.

 

“Khaja” Ajak Jisoo menarik tangan Sohye. Walaupun dalam keadaan kesal, Sohye mengikuti Jisoo untuk melanjutkan perjalanan. Jisoo merangkul Sohye untuk sekedar menanangkan.

 

Beberapa langkah mereka sudah berjalan, tapi Sohye kembali terhenti, ia memegangi perutnya yang mendadak terasa tak enak “Eonnie, perut ku sakit sekali.. Eonnie duluan saja, nanti aku menyusul, tak apa kan?”  Ujar Sohye.

 

“Baiklah”

 

◑∞⚢

 

Ia, Selaer berdiri disana, gelap menyelimuti tempat itu, tak ada suara barang sedikitpun. Sesosok namja sudah terkapar tak sadarkan diri dihadapannya. Jihan, namja yang terkapar disana memang Jihan. Ia yang jelas-jelas adalah seorang Major dan merupakan incaran Sang Selaer. Sang Selaer memeriksa tubuh Jihan mencari-cari sesuatu. “Aku tidak menemukan benda itu padanya”

 

Sosok seorang kakek tua muncul disamping Jihan yang telah terkapar “Ia mungkin menyembunyikan benda tersebut di suatu tempat. Ia jelas seorang Major. Kau tidak akan pernah mengetahui ia adalah anak itu atau bukan selama kau belum menyerap jiwanya”

 

“Baiklah kalau begitu” Anak itu mengangkat cameranya. Diarahkannya camera itu tepat pada tubuh sang namja yang telah terkapar. CLIK

 

 

TIME FREEZ

 

 

Waktu disekitarnya terhenti. Bahkan seekor cicak yang sedang berjalan di dinding pun tak bergerak karena pengehentian waktu yang menandakan jiwa seseorang telah tersedot ke dalam sana. Sosok sang kakek menghilang dari sana. Hanya Sealer lah yang tetap dapat bergerak. Sosok sang kakek kembali muncul, memeluk tubuh sang anak pemegang camera, ia melekat pada tubuh anak itu seperti bayangan.

 

Seekor cicak tadi membeku kini kembali bergerak, waktu kembali berjalan secara normal. Tidak ada perubahan significan setelah Sealer menyerap jiwa Jihan, ia menggigit bibir bawahnya. Ini buka pertanda baik “Ia bukan anak itu, ia bukan seorang Blocker” Ucap sang Selaer. “Tidak mungkin, ia satu-satunya Major yang tersisa. Bukankah Major lainnya selain ia dan diriku.. telah mati?”

 

“Bukankah semua orang juga berfikir kau sudah mati nak?” Bisik sang kakek melingkarkan telapak tangan dengan jari jari tajamnya di leher sang Sealer. “Ini semakin menarik. Mereka ternyata juga tidak kalah pintar menyembunyukan diri”

 

Sang Selaer berdiri seusai memeriksa Jihan. “Apa Kau yakin bahwa pemegang Curse blocker tersebut ada di gedung Apartmen ini?”

 

Suara menyeramkan sang kakek dapat didengarnya walau sosoknya sudah tak lagi terlihat “Aku dapat mencium bau darah mereka di tempat ini, tapi penciuman itu terhalang benda yang mereka pegang, jadi sekalipun kau berada di dekat mereka, aku tidak benar-benar bisa memastikan orang itu adalah mereka. Tapi.. aku yakin kita akan menemukan mereka. Kekuatan sang namja akan lebih kuat, jika kau menangkap sang yeoja lebih dahulu.. kau belum tentu menangkap sang namja mudah pula.. tapi jika kau menangkap jiwa sang namja lebih dahulu, jiwa sang yeoja akan datang pada mu tak lama setelahnya. Karena itu kita harus fokus mencari jiwa sang namja lebih dahulu”

 

Sebuah foto dari Jihan terbentuk, jatuh tepat disamping tubuh Jihan, Disana jiwa Jihan terkunci. Anak itu menarik tubuh Jihan, mencari tempat tersembunyi untuk menyimpan tubuh Jihan setidaknya selama 2 jam.  Karena jika seseorang membangunkan sang korban sebelum 2 jam berlalu, maka kemungkinan besar sang korban tersebut akan terbangun. Namun hal itu juga tergantung pada ikatan korban dengan seseorang yang membangunkannya.

 

Srekk.. trangggg... Suara aneh terdengar dari balik pintu. “Sial” Eluh anak itu, nampaknya seseorang melihat dirinya berada disana. Karena terdengar suara orang berlari setelah suara benda jatuh tersebut.

 

Sang Selaer mencoba berlari untuk mengejar namun lengan bajunya tersangkut sesuatu. Sstreettt ia membiarkan bagian dari baju tersebut robek. Ia membuka pintu tempat dirinya berada saat itu, Ia berada di tangga barang lantai 1 gedung apartment.

 

Druk durk druk... suara langkah kaki Selaer dan sang pengintip tadi terdengar jelas.  Anak pengintip tadi berlari ke arah tangga utama gedung apartment. Tangga barang dan Tangga utama gedung adalah 2 tempat yang berbeda. Tangga utama terletak di bagian depan gedung apartment untuk penghuni gedung gunakan sehari-hari, sedangkan tangga barang terletak di bagian belakang. Dimana disamping tangga terdapat bagian menanjak lurus(tanpa anak tangga) biasanya digunakan agar mempermudah menarik barang untuk penghuni baru ataupun apabila penghuni membeli barang yang berukuran dan cukup besar, tangga barang bisa digunakan dengan memanfaatkan penopang beroda untuk memudahkan menarik barang naik ke lantai berikutnya. Tepat pada lorong di lantai 1 gedung, Sealer kehilangan jejak anak yang sedang ia kejar tadi.

 

“Kita tidak memiliki banyak waktu, Kita harus menyembunyikan korban di tempat lain.. siapapun anak tadi, ia tidak boleh sampai menemukannya sebelum proses penguncian selesai” Suara sang kakek itu terdengar di telinga anak itu lagi.

 

“Araseo”

 

◑∞⚢

Next 2 Minutes

 

From : Jihan

Back Door, 1st Floor

 

“Oppa.. Jihan Oppa?!” Panggil Heejin pelan. Sekedar gema dari suaranya sendiri yang terdengar disana. Gelap dan sepi daerah tangga barang membuat Heejin kembali bertanya dalam hatinya, apa yang sebenarnya Jihan ingin bicarakan dan mengapa Jihan tidak bicara sebelumnya.

 

Pesan tersebut benar dari Jihan, beberapa menit lalu, Jihan bahkan masih sempat menghubungi Heejin. Hanya saja suaranya terdengar seperti bebisik dan terengah-enggah. Heejin menjadi khawatir karenanya.

 

Tanda-tanda keberadaan seseorang terbilang nihil. Heejin menaiki satu demi satu anak tangga di bagian tangga barang dimana tedapat sebuah jalan menanjak lurus disamping tangga. “Oppa” Panggil Heejin hati-hati. Tuk.. Tuk.. Tukk.. Sebuah bola menggelinding di lantai dasar. Heejin gagal menajutkan langkahnya di atas tangga sana. Matanya lurus tertuju pada bola tersebut. Tidak berhenti sampai disana.. “HAAA!” SHHUUUUNGGGGGGG~~~~ DRUKK DRUUKKK... troli milik salah satu penghuni yang memang selalu diletakkan di salah satu sudut pada lantai 2, berjalan sendiri pada jalan menurun bagian samping tangga dengan kecepatan tinggi, seolah ada yang mendorong troli tersebut dari atas (lantai 2). Troli tersebut nyaris mengenai Heejin yang berjalan di sudut tangga. Heejin berhasil menghindar, namun karena ia tidak stabil, ia terpeleset pada tangga tersebut. Ditambah lagi kaki Heejin memang sudah terluka sebelumnya, membuat ia semakin tidak stabil. Ia terjatuh hingga kembali ke lantai dasar.

 

“Eung.. argh” Rintih Heejin. Ia menahan rasa sakitnya dan berusaha bangkit dari posisinya saat ini. Sayangnya... DUUUKKKK!!! Seseorang yang memang sudah menunggu Heejin di depan pintu lantai dasar menghantamkan sebuah tongkat ke belakang kepala Heejin. Pukulan tersebut sukses membuat Heejin kehilangan kesadaran.

 

◑∞⚢

 

Sudah kedua kalinya, Hyungwon berjalan menyusuri tangga gedung apartment. Ia berbolak balik dari lantai satu menuju lantai 3 dan kembali turun dari lantai 3 menuju lantai 1. Tapi tidak juga ia menemukan keberadaan Jihan.

 

Ia berpapasan dengan Jihoon yang berlari terburu-buru menuju apartmentnya di lantai 3 gedung. Hyungwon berniat bertanya tentang Jihan, tapi Jihoon mengacuhkan dirinya. Setelah itu ia juga bertemu dengan Wonwoo menuju arah yang sama dengan Jihoon. Sesaat setelahnya, sosok Wonwoo juga kembali terlihat turun kemudian keluar dari gedung apartment juga dengan kondisi terburu-buru. Hyungwon yang lelah terduduk di salah satu anak tangga diantara lantai 3 dan lantai 2 apartment saat sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.

 

 

From : Heekki

Salyeojuseyo..

 

 

Pesan tersebut membuat Hyungwon segera bangkit dari duduknya. Pesan lainnya masuk, masih dari pengirim yang sama (Heejin, Heekki means Heejin bunny, Hyungwon  save her name as Heekki on his phone) memberi tahu lokasi tempatnya berada,  pesan tersebut juga mengatakan bahwa Heejin sangat takut disana.

 

Hyungwon berlari cepat menuju lokasi pintu belakang gedung yang menyambungkan dengan lokasi tangga barang. Ada pintu menuju tanga barang tanpa harus keluar area gedung. Hyungwon mengambil jalan tersebut untuk menuju kesana.

 

Sampai disana Hyungwon memanggil Heejin dengan volume suara cukup keras “HEEJIN-A!!” ia mengulangi pangilan berulang kali “HEEJIN!! JEON HEEJIN!!!”

 

Hyungwon melihat bayangan seseorang di bagian teratas tangga barang, lebih dekat dengan tantai 2 gedung apartment. Disana terlalu gelap, Hyungwon tidak bisa memastikan siapa disana sampai sosok tersebut perlahan turun mendekati lantai dasar tempat Hyungwon berada. Wajah Wonwoo tergambar di dalam mata Hyungwon. Sorot mata Hyungwon perlahan menajam. Wonwoo berhenti berjalan tepat pada anak tangga ke 4 terhitung dari anak tangga terbawah. Ia berdiri hanya beberapa meter dari posisi Hyungwon berdiri.

 

Pesan lainnya diterima Hyungwon bersamaan dengan itu.

 

 

From : Heekki

Jeon Wonwoo.. josimhaeyaji.

 

 

Sontak amarah Hyungwon meledak membaca pesan itu. Heejin pasti bersembunyi di suatu tempat karena ia terlalu takut, begitu pikir Hyungwon. “Heejinie.. Eodiya!!!” Bentak Hyungwon.

 

“Musun soriya neon?” Tanya Wonwoo tanpa ekspresi. “Bikyeora” Ujar Wonwoo dingin. Deep voice khas Wonwoo membuat ucapannya terdengar semakin menekan. Wonwoo dengan tenang melewati Hyungwon, melangkah menggunakan pintu meninggalkan lokasi tangga barang.

 

Joohyuk terlihat memasuki area gedung, Wonwoo melihat jelas Joohyuk berjalan sambil menelpon menaiki tangga utama menuju lantai 2 gedung. Ekspresi aneh ditunjukkan oleh Wonwoo ke arahnya. Sembari terus melanjutkan langkah, Wonwoo membersihkan tangannya dengan sebuah sapu tangan. Bercak-bercak hitam mengotori tangan Wonwoo. Entah apa yang ia lakukan sehingga tangannya menjadi kotor seperti itu. Ia melanjutkan berjalan.

 

Namun sebuah tarikan dari Hyungwon menjagalnya. BRUK!!! Tidak hanya menarik, Hyungwon kemudian mendorong Wonwoo hingga tubuhnya berbenturan keras dengan dinding. “Apa yang kau lakukan terhadap Heejin? Dimana Heejin!?” Pekik Hyungwon.

 

“Kau bertanya padaku?” Tanya Wonwoo balik “Psh. Bukankah ia bersama mu sepanjang hari. Isanghae.. egrrh” Jawab Wonwoo tetap memojokkan Hyungwon dengan kata-katanya meski saat ini Hyungwon sedang mengunci posisinya.

 

“YA!! KAU PIKIR AKU AKAN MEMPERCAYAI MU!!” Hyungwon menarik kerah baju Wonwoo. Menekan tubuh Wonwoo semakin keras “APA YANG KAU CARI DI DESA INI! SIAPA KAU SEBENARNYA!!”

 

Tanggapan tenang nan tajam sekali lagi ditunjukkan Wonwoo “Neon.. nuguya?” Pertanyaaan Wonwoo membuat Hyungwon terdiam menahan kesal di hatinya “Apa yang kau sembunyikan sehingga kau begitu takut dengan keberadaan ku? Aku.. tidak pernah merasa melakukan apapun terhadap mu”

 

Sudut mata Wonwoo menangkap Seokmin berlari menuruni tangga menuju pintu keluar gedung apartment. Hyungwon ikut memperhatikan Seokmin sama seperti Wonwoo. Lalu...

 

BUKKKK!!!!!

DRUKKKK!!

 

Lengah pertahanan Hyungwon membuat kondisi berbalik. Keras dorongan Wonwoo, membenturkan Hyungwon pada dinding disebrang, kemudian menjatuhkan Hyungwon.

 

“Ya!!” Terdengar suara memekik Joohyuk. Joohyuk nampak langsung mengambil langkah cepat menuruni anak tangga menuju lantai dasar. Bersamaan dengan itu terdengar sura lainnya berteriak ketakutan.

 

 “AAAAAAA!!"

 

Joohyuk hyungg!!!”

 

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK