My Family - 5
*Chika POV
“Huft~ untung saja aku sampai dengan selamat.” gumamku setelah masuk ke dalam apartemen ku.
Aku langsung menaruh tasku dan tiduran di sofa.
“Haahh.. sepinya..” kataku sambil menutup mataku.
Kruyuk~ kruyuk~
“Oke perutku sudah berbunyi.” kataku lalu langsung bangkit berdiri dari sofa.
“Makan ramyun saja, mumpung hanya itu yang bisa kumasak..” gumamku dalam hati sambil melangkah ke arah dapur.
TING TONG
“Siapa itu? Masa appa? Kalo appa sih ga bakal mencet bell.” gumamku sambil berpikir.
Akhirnya aku ke dekat pintu.
Disana ada layar kecil seperti tab yang tertempel di dinding.
Aku memencet salah satu tombol lalu layar itu dan menampilkan seorang ajussi yang menggunakan jaket sambil membawa sesuatu.
“Nugusaeyo??” kataku sambil menahan salah satu tombol, lalu melepasnya setelah selesai biacara.
“Saya pengantar makanan..” kata ajussi itu.
“Tapi saya tidak memesan makanan..” kataku sambil menekan tombol.
“Disini tertulis alamatnya disini..” kata ajussi itu sambil memperlihatkan sebuah kertas.
“Alamatnya memang benar disini, kok bisa ya??” gumamku bingung dalam hati.
“Makanan ini sudah di bayar dan ada sebuah pesan dari seseorang yang memesan ini..” kata ajussi itu mengeluarkan sebuah amplop putih.
“Siapa yang memesankan makanan itu?? Masa appa? Appa kan lagi sibuk..” gumamku dalam hati.
“Kalau begitu taruh saja di depan situ..” kataku.
“Baiklah.” kata ajussi itu sambil menaruh kotak makan tersebut di depan pintu.
Aku menunggu ajussi itu sampai pergi, lalu membuka pintu dan mengambil kotak makan itu beserta amplop putih di atasnya.
Aku lalu membawa kotak makan itu ke atas meja makan lalu duduk di kursi.
Lalu aku membuka amplop tersebut.
“Chika.. makanlah yang banyak, jangan makan ramyun lagi. -Appa.”
Bunyi isi surat yang ku baca.
“Oh.. ternyata appa hahaha.. tumben, biasanya sibuk banget sampe ga ada waktu buat ini..” kataku setelah membaca surat tersebut.
~~~
Tiririring….
Aku mematikan alarm jam weker di meja dekat tempat tidurku.
“Hoaaam..” aku duduk di tempat tidurku sambil meregangkan badanku.
Aku menutup mataku sambil duduk untuk mengumpulkan semua nyawaku.
Lalu membukanya lagi setelah beberapa detik.
Aku mengambil hp ku yang ada di dekat jam weker, lalu mengecek line lalu melihat ada sms dari appa.
Aku lalu segera bersiap-siap dan menunggu appa di ruang tengah.
Tiba-tiba pintu terbuka dan menampakkan appa di depan pintu.
“Chika, appa pulang..” kata appa sambil melepaskan sepatunya lalu masuk.
Aku segera berlari ke arah appa dan memeluknya.
“Selamat datang appa!! Hehe..” kataku sambil tersenyum.
“Appa mau ganti baju dulu..” kata appa lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Tak lama kemudian appa keluar dari kamarnya dengan pakaian yang berbeda.
“Kajja.” kata appa.
Lalu kami turun ke tempat parkiran dan langsung naik ke mobil, appa langsung menancap gas.
“Appa kenapa aku harus pindah sekolah?” tanyaku penasaran.
“Kau liat saja nanti, kau pasti akan mengerti kenapa appa memindahkan mu ke sekolah lain.” kata appa yang terus melihat ke arah depan.
“Padahal aku sudah agak betah di sekolahku..” gumamku pelan.
30 menit kemudian aku dan appa sampai ke sekolahku untuk mengurus berkas-berkas pindahanku lalu kami pergi ke sekolah yang kira-kira 15 menit dari sini ke sana.
“Appa, rasanya aku pernah melewati daerah ini..” kataku sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
“Kemarin kita lewat daerah sini kok.” kata appa dengan santai.
“Kemarin? Oh! Berarti daerah ini dekat dengan rumah Suzy eonnie??” kataku teringat.
“Yup benar sekali. Tumben kau cepat ingatnya?” kata appa sambil tertawa kecil.
“Ihh appa, anaknya cepet inget malah diketawain.” kataku sedikit kesal.
“Udah sampai di sekolah barumu, nih. Turun sana.” kata appa setelah selesai memarkinkan mobilnya.
“Ihh appa malah ngusir anaknya sendiri.” kataku kesal lalu turun dari mobil.
Lalu aku dan appa berjalan masuk ke sekolah.
Semua guru di dalam ruangan itu menatap appa-ku.
Tentu saja mereka menatap appa-ku.
Appa kan seorang aktor sekaligus model yang sedang terkenal saat ini.
“Appa, masih lama? Aku risih disini..” bisikku.
“Sebentar lagi, tunggu saja.” kata appa sambil menepuk-nepuk kepalaku.
“Ini pak.. semua administrasinya sudah selesai, besok putri anda sudah bisa ke sekolah.” kata ajumma dari balik meja administrasi.
“Terimakasih.” kata appa tersenyum ke arah ajumma itu.
Mendadak saja ajumma itu memegang dada nya dengan wajah shock sambil jatuh terduduk di kursinya.
Aku menggeleng-geleng kepalaku.
“Kajja appa.” kataku lalu menarik appa.
~~~
“Sekarang kita beli seragammu.” kata appa sambil melihat-lihat seragam yang berada di depan kami.
“Ini, kami ambil ini 1.” kata appa sambil memberikan seragam sekolah yang ia pegang ke salah satu ajumma di dekat kami.
Ya, tiba-tiba saja semua ajumma di toko ini mengelilingi kami.
“Silakan ke sebelah sini.” kata ajumma itu sambil membawa seragam-ku.
Lalu appa segera membayar seragam tersebut setelah itu kami langsung pergi dari toko itu.
“Haahh akhirnya leluasa juga..” kataku sambil menghela napas.
Appa hanya terkekeh melihatku.
“Sekarang kau temani appa mempersiapkan pernikahan appa 3 bulan depan.” kata appa sambil tersenyum.
“MWO?! Appa! Jinjja?? 3 bulan depan appa menikah??” kataku terkejut menatap appa-ku.
“Mianhae chika, appa baru bilang sekarang..” kata appa tanpa menoleh.
Aku hanya bisa diam.
“Chika-ya~~ jangan ngambek dong.” kata appa membujukku.
Aku tetap diam tanpa menatap appa-ku.
“Appa, ayo berkunjung ke tempat peristirahatan eomma.” kataku tiba-tiba.
Appa langsung memarkir mobil di pinggir jalan lalu menatapku.
“Kkamjjaki wae?” kata appa heran.
“Aku mau mengatakan sesuatu pada eomma.” kataku menatap appa lekat-lekat.
“Baiklah, ayo kita kesana.” kata appa sambil memutar balik arah.
1 jam kemudian kami sampai di tempat peristirahatan eomma.
Aku mendekat dan memegang kaca yang di baliknya berisi foto eomma dan guci yang berisi abu eomma.
“Eomma, appa akan menikah lagi. Kuharap eomma merestui hubungan appa dengan Suzy eonnie. Eomma, walau aku akan ada eomma tiri tapi aku takkan pernah melupakanmu, eomma.” kataku dalam hati sambil menatap foto eomma.
Aku menoleh ke arah appa, appa menatapku sambil tersenyum.
Aku membalas tersenyum ke arah appa “Kajja appa!” kataku bersemangat.
“Bye bye eomma.” kataku sambil tersenyum menatap foto eomma.
“Putri kita sudah besar ya.” kata appa sambil tersenyum menatap foto eomma.
Lalu aku menemani appa melihat gedung tempat pernikahan appa dan Suzy eonnie akan di adakan 3 bulan ke depan.
Tak terasa hari mulai gelap.
Kruyuk~ Kruyuk~
Aku menatap appa dan appa menatapku sambil tersenyum.
“Hehe.. aku sudah lapar appa.” kataku sambil tertawa kecil.
“Kalo begitu ayo kita pergi makan.” kata appa.
Drrrtt… Drrttt..
“Appa, ada yang menelpon. Dari Suzy eonnie.” kataku sambil menunjuk hp appa.
“Oh! Tolong kau angkat dulu.” kata appa menatap jalan.
Aku lalu menekan dan menggeser ke kanan tombol hijau yang ada di layar.
“Yeoboseyo..” kataku mengangkat hp appa ke samping telingaku.
“Oh! Chika-ya, apa kabar?” kata Suzy eonnie dari seberang telpon.
“Baik kok. Ada apa?” kataku.
“Aku hanya ingin mengajak kalian ke rumah untuk makan malam hari ini. Apa kalian bisa?” kata Suzy eonnie.
“Tunggu sebentar ya eonnie, biar kutanya appa.” kataku lalu aku menoleh ke appa.
“Appa, kita di ajak makan malam di rumah Suzy eonnie hari ini. Bisa?” tanyaku.
“Emm bisa kok tapi jika kau juga mau, Chika.” kata appa.
“Hmm eonnie, kami bisa kok, jam berapa?” kataku.
“Jam 7.” kata Suzy eonnie.
“Baiklah, kami tidak akan terlambat, eonnie.” kataku lalu menutup telpon.
Appa menatapku heran.
“Appa, lebih baik kau liat jalan aja sebelum sesuatu yang buruk terjadi.” kataku sambil menatapnya tersenyum.
“Appa cepat kita pulang ke rumah lalu siap-siap ke rumah Suzy eonnie. Jam 7 kita harus sudah sampai di sana.” sambungku.
Appa dengan cepat melaju.
~~~