home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > My Family

My Family

Share:
Author : Mella_grace
Published : 10 Nov 2016, Updated : 30 Dec 2016
Cast : Lee Jongsuk, Bae Suzy, Mark Tuan GOT7, Cha Eunwoo ASTRO, Bambam GOT7, Munbin ASTRO, Minhwa (OC), Chi
Tags :
Status : Ongoing
2 Subscribes |20932 Views |2 Loves
My Family
CHAPTER 8 : My Family - 4.2

*Chika POV

 

“Ok, ini sangat awkward.” gumamku dalam hati saat duduk di Bianglala bersama dengan Munbin.

 

Aku hanya diam menatap ke arah luar, begitu juga dengan Munbin.

 

Saat tiba di atas, aku melihat pemandangan kota yang sangat indah.

 

Lampu-lampu kota yang sangat terang.

 

Secara spontan aku langsung memegang kaca di sebelah kanan.

 

“Waahh~ indah sekali.” kataku dengan mata berbinar-binar.

 

Lalu aku menatap Munbin masih dengan mata berbinar-binar sambil tersenyum.

 

“Pemandangan nya indah, kan?” kataku masih dengan ekspresi yang sama.

 

Munbin menatapku bingung.

 

“Kenapa dia menatapku seper-oh! Benar pasti dia bingung kenpa tiba-tiba aku mengajaknya bicara.” gumamku tersadar dalam hati.

 

“Emm maaf..” kataku yang langsung menunduk.

 

Tiba-tiba saja Munbin tertawa, aku lalu menatapnya bingung.

 

“Pemandangannya memang indah kok.” kata Munbin sambil tersenyum.

 

“Tak kusangka ternyata Munbin juga baik.” gumamku dalam hati lalu tersenyum ke arah Munbin.

 

~~~

 

“Chika, appa hari ini akan lembur jadi hari ini pergilah ke rumah Minhwa dan bermainlah bersama mereka.” kata appa yang sedang kesana-kemari menyiapkan barangnya.

 

Aku hanya duduk di sofa sambil menatap appa sampai aku ikut pusing melihatnya kesana-kemari.

 

“Aku tidak mau, aku mau dirumah saja. Ada banyak game kok yang bisa kumainkan.” kataku sambil mengambil PSP ku yang sedari tadi ku pegang.

 

“Chika, ada kemungkinan appa ga bisa pulang, kamu tau kan appa ini seorang aktor dan sekarang appa sedang ada drama. Jadi tolong dengarkan appa ya..” kata appa yang sudah berada di depanku sambil menatapku dan memegang kedua pipiku.

 

“Tap-” kataku terpotong.

 

“Appa ga mau kalo kejadian itu terulang lagi, Chika. Kau tau, appa sangat khawatir saat itu.” kata appa menatapku sedih.

 

“Emm baiklah, kalo begitu aku akan sering-sering ke sana.. aku akan mendengarkan appa.” kataku sambil tersenyum yang dipaksakan.

 

“Gitu dong.. Appa akan mengantarmu ke sana, jadi bersiap-siaplah.” kata appa.

 

Lalu aku langsung bersiap-siap.

 

“Kajja.” kata appa lalu menancap gas.

 

Sekitar 45 menit kemudian, kami sampai di sebuah rumah yang tidak terlalu besar tapi terlihat indah.

 

“Appa tidak turun ya, karena appa sudah terlambat.. bye bye, Chika.” kata appa sambil mencium keningku.

 

“Bye appa.” kataku sambil tersenyum lalu turun dari mobil.

 

Aku melambaikan tangan ke arah mobil appa yang langsung melaju pergi.

 

Aku lalu menekan tombol bell yang ada di dekat pintu.

 

Pintu rumah terbuka dan menampakkan Munbin di depan pintu.

 

“Annyeong.. maaf mengganggu..” kataku menyapa Munbin.

 

“Oh, Chika. Kenapa kau bisa kesini?” kata Munbin bingung melongok ke kanan dan kiri.

 

“Emm.. Itu.. Dirumah ga ada siapa pun jadi aku kemari, apa Minhwa ada?” kataku.

 

“Ada kok, kau masuk saja dulu, aku akan memanggilnya.” kata Munbin mempersilakan aku masuk.

 

Lalu aku duduk di ruang tamu, sedangkan Munbin pergi untuk memanggil Minhwa.

 

Tak lama kemudian.

 

“Eoh? Chika-ya! Deureowa” kata Minhwa yang muncul dari kamarnya.

 

“Eung.. Minhwa-ya..” kataku sedikit ragu.

 

“Aku boleh sering-sering kemari gak?” tanyaku.

 

“Dang-yeonhaji!!” kata Minhwa sambil merangkulku dan tersenyum.

 

“Kau bukan cuma boleh, tapi kau memang harus kemari. Kalau perlu setiap hari, supaya aku ada teman” sambung Munhwa.

 

Aku menatap Minhwa sejenak lalu tersenyum sangat manis.

 

Lalu kami menonton tv.

 

“Minhwa-ya! Pinjam hp-mu do- ah! Kkamjjakiya!” teriak seseorang yang membuatku dan Minhwa kaget.

 

Kami langsung menoleh ke belakang dan melihat Bambam oppa menatapku dengan wajah yang terkejutnya.

 

“kenapa kau datang dan mengagetkan, sih?!” protes Munhwa, Bambam oppa menatap Minhwa lalu kembali menatap aku lagi.

 

“Memangnya aku hantu ya?! Sampe ditatap kayak gitu??” gumamku dalam hati.

 

“ini bocah kenapa di sini?” tanya Bambam oppa menunjuk ke arahku.

 

“ya!! Dia calon maknae kita tau!” kata Munbin yang tiba-tiba muncul.

 

“Kenapa kau menatapku begitu?” kata Munbin yang tiba-tiba memukul kepala Minhwa.

 

“yaa!!!” teriak Minhwa protes dan langsung berdiri mengejar Munbin sampai ke dapur, dan dia bersembunyi di belakang Eunwoo oppa.

 

“Chika di sini kah?” tanya Eunwoo oppa yang sedang memegang orange juice.

 

“iya” kata Minhwa menjawab pertanyaan Eunwoo oppa.

 

“ya! Iriwa! Domang-gahajima (jangan kabur kau)!!” teriak Minhwa pada Munbin yang berada di belakang Eunwoo oppa.

 

“caught me if you can, tokkii-ya” kata Munbin meledek Minhwa sambil berlari.

 

“ya! Tokki-ya! Kau gak inget sama nih bocah ilang?” tanya Bambam oppa menunjuk ke arahku.

 

Minhwa langsung berhenti dan menoleh ke arahku yang masih duduk di ruang tengah yang sedari tadi menatapnya.

 

Minhwa langsung berjalan menghampiriku.

 

“jangan tinggalkan temanmu sendirian” kata Eunwoo oppa yang menahan kepala Minhwa dengan tangan kanannya.

 

“aku gak bisa bergerak. Lepaskan aku” kata Minhwa melepas tangan Eunwoo Oppa dari puncak kepalanya.

 

Lalu Minhwa menghampiri ku.

 

“mau main ke kamarku?” tanya Minhwa sambil mematikan tv.

 

“boleh kah??” tanyaku bingung.

 

“siapa yang akan melarang? Oh ada sih, paling si Bin-ie. Sudah abaikan saja dia” kata Minhwa sambil berdiri.

 

Aku hanya menatap Minhwa sambil menunggu.

 

“kajja” kata Minhwa mengajakku.

 

Lalu kami ke berjalan menuju sebuah pintu yang kutebak itu kamarnya dan Munbin.

 

Minhwa membuka pintu tersebut, lalu menoleh ke arahku.

 

“jogeum-man kidaryeo” kata Minhwa sedikit panik.

 

Aku hanya menatapnya bingung, lalu Minhwa masuk ke dalam kamar itu dan menutup pintu.

 

“Chika? Apa yang kau lakukan disini?” kata Mark oppa yang muncul entah dari mana.

 

Aku sedikit terkejut dengan kedatangan Mark oppa.

 

“Aku kesini karena tak ada ada seorang pun di rumah, appa sedang kerja dan kemungkinan ga pulang malam ini..” kataku sambil menatap ke arah lain.

 

Entah mengapa aku tak berani menatapnya.

 

Lagian aku memang tidak berani menatap orang.

 

“Jadi, kau akan menginap disini?” kata Mark oppa.

 

“Oh itu.. engga kok, aku ga akan menginap.” kataku sedikit panik.

 

Tiba-tiba pintu terbuka, aku dan Mark oppa langsung menoleh ke arah pintu dan mendapati Munbin di depan pintu.

 

“masuk sana” kata Munbin menatapku.

 

Lalu Munbin menutup pintu dan melangkah pergi, begitu juga dengan Mark oppa ia langsung pergi.

 

“Chika-ya, iriwa” kata Minhwa dari depan pintu.

 

Aku menatapnya dan berjalan ke arahnya.

 

Kami lalu bermain di kamar Minhwa dan Munbin.

 

Kami bermain apa saja yang bisa kami mainkan, seperti PS 3, PSP, sampai membaca novel atau buku-buku lainnya.

 

Tak terasa hari sudah sore menjelang malam.

 

“Minhwa-ya, sepertinya aku harus pulang sekarang.” kataku sambil menatap keluar jendela.

 

“Kau ga nginap disini saja??” kata Minhwa.

 

“Lain kali saja, aku harus menyiapkan segala sesuatu nya untuk pindah sekolah.” kataku sambil tersenyum canggung.

 

“Kau pindah sekolah?? Kkamjjaki wae? Itu kan sangat merepotkan.” kata Minhwa bingung.

 

“Entahlah, tiba-tiba saja appa menyuruhku pindah sekolah..” kataku.

 

Lalu aku pun pulang dengan taksi sambil berharap aku tidak akan tersesat.

 

TBC

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK