home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > My Family

My Family

Share:
Author : Mella_grace
Published : 10 Nov 2016, Updated : 30 Dec 2016
Cast : Lee Jongsuk, Bae Suzy, Mark Tuan GOT7, Cha Eunwoo ASTRO, Bambam GOT7, Munbin ASTRO, Minhwa (OC), Chi
Tags :
Status : Ongoing
2 Subscribes |20932 Views |2 Loves
My Family
CHAPTER 5 : My Family - 3.1

My Family - 3

 

*Chika POV

 

“Aku ingin naik sekali lagi!!” kata Minhwa masih bersemangat setelah kami selesai bermain roller coaster.

 

“Hey hey.. Kita main wahana lain saja, kalau kau bermain ini terus bosan tau..” kata Munbin.

 

“Uh.. baiklah, kalau begitu wahana selanjutnya apa??” kata Minhwa sambil melihat-lihat sekitar.

 

Mataku tertuju di salah satu wahana dekat tempat kami berdiri.

 

“Wahana itu saja..” kataku secara spontan sambil menunjuk wahana tersebut.

 

“Chika.. Apa kau yakin?” kata Minhwa sambil memegang pundakku.

 

“Yakin kok, emangnya kenapa?” tanyaku bingung.

 

“Emm begini ya.. Aku tidak bisa masuk ke sana..” kata Minhwa menatapku lekat-lekat.

 

“Kenapa kau tidak bisa masuk kesana??” kataku bingung.

 

“Begini ya agassi, dongsaeng kami yang satu ini sangat takut dengan yang namanya Hantu.” kata BamBam oppa.

 

“Oh.. itu sebabnya Minhwa bertanya padaku..” gumamku dalam hati.

 

“Bagaimana kalau kita naik yang sana saja? Sepertinya seruu..” kata Munbin sambil menunjuk wahana yang paling tinggi.

 

“Histeria? Ayo kesana, lebih baik naik itu daripada kita masuk ke dalam sana..” kata Minhwa.

 

“Padahal aku penasaran dengan wahana yang itu..” gumamku pelan.

 

“Apa kau mengatakan sesuatu, Chika?” kata Minhwa menoleh ke arahku.

 

“Aniyo..” kataku sambil menyusul Minhwa.

 

“Wahh antrian disini lebih panjang.” kata BamBam oppa menatap sekian banyak pengantri yang mengantri di depan wahana ‘Histeria” itu.

 

Aku menatap kerumunan orang yang sedang mengantri di depan kami.

 

“Jadi, apa kita jadi naik??” kata Minhwa menatap kami bergantian.

 

“Kita harus naik itu!” kata Munbin bersemangat.

 

“Tapi antrian nya panjang banget.” kata BamBam oppa sambil mengela napas.

 

“Kita naik yang itu saja dulu..” kata Eunwoo oppa menunjuk wahana lain.

 

“Ini kenapa Mark oppa ga pernah ngomong ya? Dia terlalu miserius.” gumamku penasaran.

 

“Barusan.. Apa kau menyebut namaku?” tiba-tiba terdengar suara dari belakangku.

 

“Ehh?? Itu.. emm..” kataku mencari-cari alasan.

 

“Chika! Ayo, Mark oppa juga, kita ke wahana sana saja, mumpung antrian nya ga panjang.” kata Minhwa yang sudah mendahului kami.

 

“Tunggu aku!” teriakku.

 

Aku langsung berlari mengejar Minhwa.

 

“Yaa! Kau belum menjawab pertanyaanku!” teriak Mark oppa.

 

Aku tak mempedulikannya dan terus berlari.

 

“Hosh.. hosh..” aku berusaha untuk mengatur napasku setelah berlari mengejar Minhwa.

 

“Mana Mark oppa?” tanya Minhwa menatapku.

 

“Mungkin masih disana..” kataku sambil menoleh ke belakang.

 

“Oppa! Ku pikir kau masih disana.” kata Minhwa.

 

Aku terkejut dan secara otomatis bersembunyi di belakang Minhwa.

 

“Chika? Kenapa tiba-tiba sembunyi di belakangku?” kata Minhwa yang bingung melihat tingkahku.

 

“Ah? Emm gak apa-apa hehe..” kataku sambil tersenyum canggung.

 

“Eh.. ayo naik Kora-Kora, sudah giliran kita.” kata BamBam oppa.

 

Eunwoo oppa dan Munbin sudah duluan naik.

 

Lalu kami menyusul.

 

~~~

 

“Dan kenapa yang duduk di sebelahku Mark oppa??” keluh ku dalam hati.

 

“Permainan akan dimulai 1 menit dari sekarang.” terdengar suara seorang petugas wahana dari pengeras suara.

 

Semenit kemudian.

 

Kora-kora perlahan mulai bergerak maju dan mundur, lama kelamaan makin naik dan akhirnya naik sampai 180 derajat.

 

Aku mendengar Minhwa berteriak dengan perasaan bahagia, begitu juga dengan BamBam oppa, Munbin dan Eunwoo oppa.

 

Aku melirik Mark oppa sebentar.

 

“Apa Mark oppa tidak berteri-” gumamku terhenti.

 

“WAAAA~” tiba-tiba Mark oppa berteriak sambil tersenyum bahagia.

 

Aku terkejut melihat reaksi Mark oppa yang agak sedikit terlambat.

 

Melihat hal itu, tawaku langsung lepas tak tertahankan.

 

“Hey! Kenapa kau tertawa?” kata Mark oppa tiba-tiba.

 

Mendengar pertanyaannya aku langsung diam dan menundukkan kepalaku.

 

Aku jadi takut pada Mark oppa, entah kenapa ia seperti mengeluarkan aura yang menakutkan, padahal wajahnya imut begitu.

 

Beberapa saat kemudian kora-kora tersebut mulai melambat dan berhenti.

 

Aku langsung turun, dan diikuti oleh Minhwa serta oppa-oppa nya.

 

“Bin-ie, rasanya aku mulai mual.. Huweekk” kata BamBam oppa yang tiba-tiba muntah di dekat Munbin.

 

“Yaa! hyung! kenapa kau muntah di dekatku?! Sepatuku jadi kena muntahmu, tau!” kata Munbin yang langsung menjauh dari BamBam oppa.

 

“Biar ku belikan air.” kataku, lalu segera berlari.

 

Aku tiba di depan mesin penjual minuman, aku segera memasukkan beberapa koin lalu menekan tombol berlogo air mineral.

 

Beberapa detik kemudian sebotol air muncul di bagian bawah mesin itu.

 

Aku langsung mengambil botol air tersebut lalu berbalik.

 

Bruk!

 

“Aww.. hidungku..” kataku sambil mengusap-usap hidungku.

 

“Loh? Kenapa kau disini??” sambungku sedikit terkejut sekaligus bingung.

 

“Ga apa-apa, aku cuma mau beli minuman.” kata Mark oppa yang tak sengaja kutabrak tadi.

 

“Emm kalo gitu, aku pergi dulu.” kataku, lalu segera berlari kembali.

 

Tiba-tiba saja langkahku berhenti.

 

“Tadi aku lewat mana ya??” gumamku sambil menoleh ke kanan dan ke kiri kebingungan.

 

“ttarawa” kata Mark oppa yang tiba-tiba sudah di sampingku.

 

“Orang ini muncul dari mana sih??” gumamku bingung dalam hati.

 

Aku langsung mengikuti Mark oppa tanpa berkata apa pun.

 

“Untung saja kau bareng Mark oppa, kupikir kau bakalan ilang lagi..” kata Minhwa merasa lega setelah melihatku bersama Mark oppa.

 

“Untung nya aku ga jadi ilang hehe..” kataku sambil tertawa.

 

“Oh iya ini..” sambungku sambil memberikan sebotol air mineral yang kupegang ke Minhwa.

 

“Gomawo Chika.. Oppa ini minum.” kata Minhwa mengambil air itu dan langsung memberikannya ke BamBam oppa.

 

Kami duduk di tempat duduk yang tersedia di dekat kami sambil menunggu Bambam oppa merasa baikan.

 

Beberapa saat kemudian.

 

“BamBam-ah, kau sudah merasa baikan?” kata Eunwoo oppa.

 

“Sepertinya. hahaha..” kata BamBam oppa sambil sedikit tertawa renyah.

 

“Hari sudah mulai gelap, aku ingin naik Bianglala.” kata Minhwa tersenyum.

 

“Pemandangan dimalam hari saat sedang naik Bianglala sangat bagus, lho.” sambung Minhwa dengan mata yang berbinar-binar.

 

“Kalo gitu ayo kesana, itu wahana terakhir kita sebelum taman bermain ini tutup.” kata Eunwoo oppa yang tiba-tiba merangkul Minhwa.

 

“Kajja!” sambung Eunwoo oppa.

 

Lalu kami berjalan ke tempat wahana Bianglala tersebut.

 

“Oh? Appa!!” teriakku saat melihat appa yang tak jauh dari tempat kami.

 

Aku langsung berlari menghampiri appa dan memeluknya.

 

“Wahh~ sepertinya anak appa bersenang-senang ya hari ini.” kata appa sambil menunjukkan senyum manisnya.

 

“Gak juga, appa. aku hampir tersesat tadi, tau! Untung saja ada yang menolongku.” kataku sedikit kesal.

 

“Selain itu, tadi aku menelpon appa, tapi appa tidak mengangkat telponku. Uhh!!” sambungku kesal.

 

“Saat appa mau mengangkat telponmu, tiba-tiba saja hp appa mati. Maaf ya, Chika.” kata appa sambil mengusap-usap kepala ku.

 

“Appa ga inget nomor telponku??” kataku makin kesal.

 

“Masa appa tidak ingat nomor telpon putri kesayangan appa sendiri.” kata appa.

 

“Lalu kenapa appa tidak menelpon ku dengan hp siapa gitu..” kataku sambil sedikit melirik Suzy eonnie.

 

“Kalian jangan bertengkar disini, maaf ya Chika, hp appa mu lowbat dan hp eonnie juga lowbat karena tadi pagi lupa di charge.” kata Suzy eonnie menengahi.

 

“Eomma tadi pagi sibuk dandan dan gak liat hp” kata Minhwa yang tiba-tiba muncul di belakangku.

 

“Pahadal ga dandan juga pasti udah cantik.” gumamku pelan sambil menoleh ke arah lain.

 

“Chika? Apa kau mengatakan sesuatu tadi??” kata appa yang sedikit terkejut.

 

“Aku? Aku tidak mengatakan apa-apa kok.” kataku berbohong.

 

“Appa juga mau naik Bianglala?” kataku berusaha mengalihkan pembicaraan.

 

“Tentu saja.” kata appa tersenyum.

 

“Aku ikut dengan app-hmm!” Minhwa membekap mulutku.

 

“Eomma, masuk sana ke Bianglala bareng Jongsuk ajussi aja.” kata Minhwa.

 

Aku menatap datar Minhwa.

 

“Kenapa dia membekapku sih??” gumamku kesal dalam hati.

 

“Nah sekarang kita pembagian kelompok naik Bianglala, biar adil kita tentukan dengan suit gunting batu kertas, ok?” kata Minhwa sambil melepas bekapannya.

 

~~~

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK