My Family - 6
*Minhwa POV
“3 bulan lagi?!!” teriakku, Munbin dan Bambam oppa bersamaan sambil menatap eomma dan Jongsuk ajussi bergantian, sedangkan Eunwoo oppa dan Mark oppa hanya diam saja sambil menatap Eomma dan Jongsuk ajussi bergantian.
“Mianhae kami memberitau kalian terlambat” kata eomma.
“Kapan kalian merencanakan ini?” tanyaku.
“6 bulan lalu” kata Jongsuk ajussi.
“Mwo?!!” pekikku dan Chika bersaman.
“Dan kalian benar-benar merahasiakannya dari kami, selama ini?” tanya Chika menatap eomma dan Jongsuk ajussi dengan tatapan tidak percaya.
“Mianhae, Chika-ya” kata Jongsuk ajussi, tiba-tiba Mark oppa berdiri dan pergi meninggalkan ruang makan, lalu disusul Bambam oppa dan Munbin.
“Kalian mau bantu mempersiapkan pernikahan kami, kan?” tanya eomma.
Aku, Chika dan Eunwoo oppa saling menatap satu sama lain.
“Semua sudah tinggal gaun dan setelan untuk resepsi, design undangan dan foto pre-wedding” kata Jongsuk ajussi.
“Itu namanya bukan ‘tinggal’, appa” kata Chika menatap Jongsuk ajussi datar.
“Itu masih banyak yang belum” tambahku.
“Maka dari itu, kami butuh bantuan kalian” kata eomma.
Aku, Chika dan Eunwoo oppa kembali saling menatap.
***
“Tokki-ya. Chika pindah kemari kah?” tanya Munbin yang tiba-tiba menghampiriku saat aku dan teman-temanku sedang mengobrol di kelas, aku menatap Munbin kaget.
“Iya kah?” tanyaku.
“Entahlah, aku tadi melihatnya bersama Jongsuk ajussi masuk ke ruang guru.
“Wah~~ ayo ke sana” kataku langsung berdiri.
“Aku akan segera kembali” kataku pada teman-temanku lalu mendorong Munbin untuk berjalan lebih dulu.
Aku dan Munbin langsung ke ruang guru dan berusaha mengintip tapi tidak berhasil.
Lalu aku dan Munbin menunggu sampai mereka keluar, tadinya Munbin tidak mau menunggu, tapi kupaksa agar dia mau menemaniku di sini.
“Chika-ya” panggilku saat mereka berdua baru keluar dari ruang guru, Chika yang terkejut karena kupanggil tiba-tiba, dia hanya diam menatapku.
“Nah, mumpung ada Minhwa dan Munbin. Kau pergi bersama mereka ya, Chika” kata Jongsuk ajussi.
Kami bertiga menatap Jongsuk ajussi dengan bingung.
“Ya sudah, appa pergi dulu ya. Annyeong” kata Jongsuk ajussi pamit dengan terburu-buru.
“Apa Jongsuk ajussi telat ke lokasi shooting?” tanyaku pada Chika tanpa menatap Chika, karena aku masih heran melihat Jongsuk ajussi yang seperti itu.
“Mungkin” kata Chika mengangkat bahunya.
“Ya udah ayo ke kelas” kata Munbin.
“Kau di kelas mana?” tanyaku pada Chika.
“Di 11-2” kata Chika
“Nice!! Kajja!” kataku bersemangat dan merangkul Chika karena kami bertiga bisa sekelas.
Dan saat kami bertiga berjalan ke kelas, semua murid memperhatikan Chika karena dia murid baru di sekolah yang termasuk elit ini.
***
Sebulan persiapan pernikahan sudah kami lewati, yang mengatur jadwal adalah Chika, aku yang bagian mendesign konsep resepsi dan penataan ruang sedangkan Eunwoo oppa bagian mencari gaun dan setelan yang cocok untuk eomma dan Jongsuk ajussi.
Dan selama sebulan ini, tidak ada satupun dari Mark oppa, Bambam oppa dan Munbin yang membantu. Lebih tepatnya mereka menolak untuk membantu.
“Oppa, ayolah bantuin~~” pintaku pada Mark oppa saat aku dengan mendesign di ruang tengah dan Mark oppa berjalan mau ke dapur.
“Sireo” kata Mark oppa tanpa berbalik dan menoleh.
“Astaga” kataku sambil menghela napas lalu kembali pada laptop dan kertas-kertas design-ku.
Setelah dari dapur, Mark oppa duduk di sofa yang berada di belakangku, karena aku sedang duduk di lantai.
“Mauu~” kataku pada Mark oppa saat melihatnya sedang memakan ice cream sambil menatap kertas-kertas sketch yang bertebaran di meja kecil di ruang tengah ini, lalu Mark oppa menatapku dan memberikan ice cream itu.
“Kau gak tidur semalem?” tanya Mark oppa.
“Tidur kok.. Tapi 3 jam” kataku sambil tersenyum canggung.
“Hanya untuk ini semua?” tanya Mark oppa.
“Ani.. semalam aku mengerjakan PR lalu kerjakan ini dan sekarang aku lanjutin” kataku, Mark oppa hanya diam menatapku.
“Sekarang tidur lah. Matamu sudah tinggal setengah, tuh” kata Mark oppa.
“Nanti dulu” kataku.
“Kalau kau kurang istirahat, otakmu tidak akan mendapat ide apapun, tokki-ya” kata Mark oppa.
“Ya udah deh” kataku merapikan semua kertas-kertas dan menutup laptopku.
“Tidurlah di kamarku, Munbin dan Bambam sedang bermain di kamarmu” kata Mark oppa saat aku mau berdiri, aku mengangguk lalu berjalan ke kamar Mark oppa dengan membawa semua kertas-kertas itu dan laptopku.
“Ya!! Ireona! Palli!! Kita akan pergi dinner di luar, ireona tokki-ya” kata seseorang yang mengguncang-guncangkan badanku dengan tidak berperikekelincian, salah berperikemanusiaan maksudnya.
Aku membuka mataku dan melihat siapa yang mengguncangkan badanku.
“Apaan sih?” tanyaku, lalu dia berhenti mengguncangkan badanku.
“Ireona palli! Kita akan dinner di luar bareng eomma” kata Munbin.
“Aish! Kenapa sampai membangunkanku seperti itu sih?!” protesku.
“Karena kalau tidak seperti itu, kau tidak akan mau bangun” kata Munbin.
“Kkeojyeo” teriakku.
“Cepatlah siap-siap” kata Munbin keluar kamar, aku melihat sekelilingku dan aku baru ingat kalau aku tertidur di kamar Mark oppa.
Aku beranjak dari tempat tidur, mengambil kertas-kertas design-ku itu dan laptop, lalu pergi ke kamarku.
Aku menaruh laptopku dan kertas-kertas sketch-ku, tapi aku merasa ada yang aneh dari kertas-kertas sketch-ku.
Karena yang kutau, tidak semua dari kertas-kertas itu yang telah kupakai, aku baru memakai sepertiganya.
Tapi ini sudah terpakai tiga perempatnya, selain itu permainan warnanya juga berbeda.
Aku memakai perpaduan warna antara soft blue dan putih, sedangkan ini memakai perpaduan warna soft gold, cream dan putih
Karena penasaran aku melhat semua design baru itu.
Semuanya terlihat indah dan memiliki perpaduan warna yang anggun dan indah
“Wah~~ Mark oppa yang melakukannya, kah?” gumamku sendiri sambil tersenyum melihat itu.
Lalu aku langsung menyimpan itu di lemari meja belajar, aku berjalan ke lemari lalu ganti baju.
***
Ning nong.. Ning nong..
Aku menekan bell suatu apartemen mewah.
Tidak terlalu mewah tapi juga tidak terlalu biasa, hanya saja memiliki kesan mewah dengan harga yang masih bisa dijangkau orang-orang menengah.
Aku datang bersama Eunwoo oppa.
Pintu terbuka dan menampakkan sesosok gadis imut yang seumuran denganku.
“Minhwa-ya? Sedang apa kau di sini?” tanya Chika begitu melihatku.
“Aku mau kasih liat beberapa design.. Aku butuh pendapat” kataku sambil tersenyum.
“Oh. ayo masuk” kata Chika mempersilahkan kami masuk.
Aku memperlihatkan design-design yang kubawa, dan reaksi Chika sama sepertiku, bingung memilih yang paling bagus karena semua itu indah dan memiliki kesan yang mirip.
“Tidak semuanya design-ku” kataku, Chika menoleh ke arahku bingung.
“Maksudmu?” tanya Chika.
“Kemaren kan aku lagi ngerjain ini, terus Mark oppa menyuruhku tidur karena dia tau aku kurang tidur. Waktu bangun tiba-tiba jadi banyak designnya” kataku.
“Mungkin itu Mark hyung” kata Eunwoo oppa, aku dan Chika menoleh.
“Bisa jadi sih.. Tapi entahlah. Saat kutanya, dia bilang bukan dia yang melakukannya” kataku.
“Tapi sepertinya ini memang design Mark hyung” kata Eunwoo oppa yang sedari tadi menatap laptopku yang ada di hadapannya.
“Iya kah?” tanyaku pada Eunwoo oppa.
“Tapi aku tidak terlalu yakin akan hal itu” kata Eunwoo oppa.
Setelah selesai dengan dekorasi, kami semua pergi ke tempat gaun pernikahan.
Aku melihat beberapa pilihan gaun dan setelan yang telah di pilih Eunwoo oppa, tapi sedikit tidak cocok dengan konsep dekorasi yang telah kami pilih tadi.
Konsep dekorasi yang kami pilih adalah konsep yang memadukan warna putih dengan soft gold yang ada sedikit corak berwarna biru muda dan soft pink. Lalu kami mencari gaun putih dan setelan berwarna soft gold bercorak hitam.
***
“Dimana kau?” tanya seseorang di telfon.
“Aku? Nginep di Chika. Aku udah bilang eomma sama Mark oppa, kok” kataku.
“Kenapa tidak memberitahuku?” tanya orang itu.
“Sejak kapan kau peduli, Bin-ah? Tumben sekali” kataku sedikit terkekeh.
“Gak. heran aja kenapa tadi siang kau pergi ke sana bersama Eunwoo hyung. Tapi saat pulang, Eunwoo hyung hanya sendiri” kata Munbin.
“Haruskan aku memberitahu kalian semua kalau aku mau menginap di tempat temanku?” tanyaku.
“Setidaknya bilang lah” kata Munbin.
“Geurae arasseo” kataku.
“Jangan begadang lho ya” kata Munbin tiba-tiba, aku terdiam sejenak dan berpikir.
“Iya-iya. Kenapa kau jadi cerewet seperti Mark oppa sih?” tanyaku.
“Udahlah. Aku mau main lagi” kata Munbin.
“Jangan kebanyakan main. Gak sehat” kataku.
“Eoh. bye” kata Munbin, tiba-tiba telfon terputus.
“Ini anak kesambet atau apa sih?” kataku sambil menatap hpku.
“Kenapa?” tanya Chika, aku menoleh dan menaruh hpku di atas meja belajarnya.
Kami sedang berada di kamarnya.
“Bin-ie ngomel-ngomel karena aku gak pulang bersama Eunwoo oppa” kataku.
“Oh~” kata Chika sambil menganggukkan kepala.
***