Haru-Haru
Part – 9
Author : khaicheen
*****
Mobil itu ditepikan pada sebuah pelataran rumah makan dengan interior sederhana. Ini memang tempat yang dituju Jaekyung. Rumah makan yang semasa sekolah dulu sering gadis itu dan Wonwoo kunjungi untuk makan siang.
"Kajja." ajak Jaekyung.
Kedua namja yang ada di dalam mobilnya pun turut keluar. Mengikuti langkah Jaekyung memasuki rumah makan tersebut.
"Selamat malam.." sapa seorang gadis sebaya dengan Jaekyung.
"Nde. Bisa siapkan meja untuk 3 orang?" pinta Jaekyung.
Mingyu dan DK yang menggunkan masker dan topi berhasil menyamarkan identitas diri mereka. Tak membuat orang-orang mengenalinya.
"Ini buku dengan pilihan menu rumah makan kami." ujar pelayan itu.
"Kami akan memsan makanan nanti. Bisa bawakan 3 teh hangat?" pinta Jaekyung lagi.
"Baiklah. Silahkan menunggu." ujar sang pelayan kemudian pergi meninggalkan mereka.
Meja makan yang disekat antara satu dan lainnya membuat Jaekyung dapat mengobrol dengan kedua namja yang ada di hadapannya tersebut tanpa takut jika ada yang mengenali mereka.
"Geundae, ada apa kau mengajak kami makan malam seperti ini?" tanya DK.
"Eoh, ada yang ingin kutanyakan pada kalian." balas Jaeyung.
"Tentang Wonwoo hyung?" tanya Mingyu.
Jaekyung sama sekali tak terkejut dengan pertanyaan Mingyu. Karena namja itu dan juga DK sering memperhatikannya dengan Wonwoo. Gadis itu membalasnya dengan anggukkan kepala.
“Kalian bertengkar?” Tanya DK.
“Apa yang kau maksud dengan bertengkar Dokyeom-ah?” Tanya Jaekyung kembali.
"Baiklah, silahkan kau tanyakan." balas Mingyu.
*****
Hari ini adalah jadwal keberangkatan menuju Singapura untuk gelaran konser dan fanmeeting anak asuhnya bersama groupnya. Beberapa personal manager sudah berangkat lebih dulu pagi tadi, menyisakan Jaekyung, Mina, Haemin dan Hana. Mengingat padatnya jadwal yang masih dijalani oleh ketigabelas member, kedua personal manager, Mina dan Haemin sudah berada di bandara untuk mengurus masalah tiket. Hana masih berada di perusahaan dan akan datang ke dorm bersama driver perusahaan. Dan Jaekyung yang sudah berada dalam perjalanan menuju dorm, menjemput mereka untuk segera berangkat menuju bandara dengan mobil pribadinya.
Denting bel terdengar nyaring hingga kedalam kamar dimana beberapa member tengah merapihkan barang bawaan mereka.
"Biar aku saja yang membukanya." seru sang maknae dari dapur dengan selembar roti yang digigitnya.
Ia melangkah menuju pintu dorm untuk membukakannya.
"Annyeong noona." sapa Dino.
"Nde. Annyeong." balas Jaekyung.
"Kau yang menjemput?"
"Nde, tapi Hana eonni juga akan menjemput kalian."
"Baiklah kalau begitu. Ayo masuk."
Keduanya melangkah menuju ruang tamu dimana beberapa koper terlihat sudah siap disana.
"Apa barang-barangmu sudah siap?"
"Nde, itu koperku disana."
"Baiklah, minta yang lain untuk meletakannya juga disini agar driver perusahaan lebih mudah mengangkutnya nanti."
"Nde noona."
Ruangan ini bukan lagi ruangan asing bagi Jaekyung. Beberapa kali sudah ia datang kesini untuk beberapa keperluan. Baik dengan personal manager lainnya atau seorang diri.
"Annyeong noona." sapa si viusal.
"Ah, annyeong."
"Baru tiba?"
"Nde, beberapa menit lalu."
"Ingin roti untuk sekedar mengganjal perut?"
"Lebih baik kau yang memintanya untuk membuat roti." Wonwoo keluar dengan koper perak bergambar beberapa perangko.
"Kalau kau yang ingin, mintalah sendiri. Aku menawarkannya bukan memintanya membuatkan." Seloroh Mingyu. "Noona, kedapurlah jika kau ingin." lanjut namja itu.
"Nde, aku akan kesana nanti."
"Kapan kau tiba?"
"Itu kopermu?"
"Nde. Ada yang salah?"
"Anniyo. Hanya seperti akan pergi liburan saja." ujar Jaekyung.
"Bekerja sekaligus berlibur."
"Terserah kau. Aku akan kedapur."
Ada nada dingin dalam percakapan singkat itu. Keduanya tak mau membuat yang lain curiga. Ini dorm. Batin Jaekyung.
*****
Para member telah bersiap di ruang tamu untuk menunggu Hana tiba dan mereka akan berangkat dengan van perusahaan. Namun sayangnya, hanya akan ada 10 orang yang menggunakan van. Inilah alasan mengapa Jaekyung membawa mobilnya untuk menjemput mereka.
"Member-deul, Hana eonni sudah dalam perjalanan dan akan sampai sebentar lagi. Perusahaan hanya menurunkan 1 van untuk kalian, maka hanya 10 member yang akan menggunkan van." jelas Jaekyung.
"Lalu bagaimana dengan yang lain?" Scoup bertanya.
"Aku membawa mobil, 3 member akan ikut bersama denganku." jawab Jaekyung.
"Bagaimana dengan personal manager lainnya?" Jeonghan menambahkan.
"Hanya aku, Hana, Haemin dan Mina eonni yang masih ada disini. Sisanya sudah pergi lebih dulu kemarin malam."
"Baiklah kalu begitu, member-deul cepat putuskan siapa 3 orang yang akan ikut dengan Jaekyung." pinta Scoup. "Maaf sedikit kuralat, 2 orang saja yang bisa memutuskan." ujar leader itu lagi.
Karena 1 orang dari 13 member itu sudah diberikan 1 tempat oleh sang leader untuk membernya tanpa menyebutkan namanya sama sekali.
"Aku dan Dokyeom saja hyung. Kalian bisa ikut dengan van." ujar Mingyu.
"Baiklah kalau begitu. 9 member lainnya akan berangkat bersamaku di van."
"Coups hyung, apa Wonwoo hyung akan bersama kita juga?" tanya Dino.
"Anniyo, Wonwoo hyung akan bersama dengan kami." ujar DK.
"Ya sudah. Siapkan koper kalian di dekat pintu. Hana eonni sudah sampai. Driver perusahaan akan membawa koper kalian." ujar Jaekyung.
"Nde, kajja." Jeonghan bangkit dari kursinya diikuti yang lainnya.
"Noona, boleh aku meminjam kunci mobilmu untuk memasukan koper kami?" pinta DK.
"Nde, ini." gadis itu mengeluarkan kunci mobilnya dari tas selempangnya.
"Gomawo."
Satu persatu member meninggalkan dorm setelah mengecek kembali keadaan di dalamnya sudah aman. Jeonghan mengunci dorm, meminta Jaekyung menyimpannya dan memberikannya pada Jinyong nanti.
Wonwoo, Mingyu dan Dokyeom memasukan satu persatu koper mereka kedalam bagasi belakang mobil Jaekyung. 3 koper yang cukup besar sudah memenuhi bagasi belakang. Namun ketiganya tidak menemukan satupun koper milik Jaekyung.
"Apa noona tidak akan ikut?" ujar Dokyeom.
"Sedang apa kalian? Kenapa lama sekali?" Jaekyung menghampiri ketiganya.
"Kau tidak ikut dengan kami?" ujar Dokyeom lagi.
"Maksudmu?"
"Kau tidak ikut dalam keberangkatan kali ini?" Mingyu memperjelas.
"Untuk apa aku menjemput kalian dan membawa mobil pribadi seperti ini kalau tidak ikut." ujar gadis itu.
"Anniyo, maksudku kau tidak ikut ke Singapura dan Manila?" tanya Deokyeom lagi.
"Lihat saja di bandara nanti. Kajja, Hana eonni meminta kalian berkumpul dulu."
Baik Mingyu dan Dokyeom masih dalam kebingungan mereka sendiri. Ada hal yang sudah dipersiapkan keduanya untuk Jaekyung dan Wonwoo disana. Tidak lucu bukan jika semua itu gagal?
"Baiklah, jadi begini. Haemin dan Mina sudah berada di bandara untuk mengurus tiket penerbangan kalian. Sudah memastikan jika paspor kalian sudah ada di dalam tas?" tanya Hana.
"Nde noona. Sudah." Seungkwan menjawab.
"Baiklah, jadi mungkin waktu sampai kita tidak akan bersamaan di bandara. Untuk Wonwoo, Mingyu dan Dokyeom, Jaekyung akan mengantarkan kalian. Dan Scoup serta yang lain akan bersamaku. Arrachi?"
"Nde." jawab ketigabelasnya kompak.
"Geurae. Cepat masuk kedalam kalau begitu."
"Noona kau excited sekali?" ujar Joshua.
"Nde, perjalanan akan panjang dan aku sudah lelah karena semua persiapan ini."
Jung Hana, kali ini gadis yang lebih tua 5 tahun dari Jaekyung itu akan menjadi koordinator utama dalam gelaran fanmeeting. Berganti tanggung jawab dengan Jinyong yang akan mengurus tentang gelaran konser.
*****
Derap langkah itu terdengar sepanjang lorong hotel yang sudah dipesan khusus oleh seorang promotor untuk fanmeeting dan konser yang akan digelar di negri singa ini. Sesungguhnya ini sudah malam, penerbangan yang memakan waktu hingga 7 jam itu membuat para member dan tim lainnya kelelahan dan segera memilih untuk beristirahat setibanya di hotel. Namun lain halnya dengan Wonwoo, namja itu tak kunjung beristirahat walaupun rasa lelah mulai menggerogoti tubuhnya. Ada yang harus dicarinya.
"Kau mau kemana hyung? Istirahatlah." Mingyu meminta.
"Ada yang perlu kucari." balas Wonwoo.
"Siapa? Jaekyung noona?" Tembak visual itu. "Kau bisa bertemu dengannya besok pagi."
"Anniyo. Sudah, kau istirahatlah lebih dulu. Aku akan keluar sebentar."
"Ia tidak ikut hyung."
"Sudah aku pergi dulu."
Namja itu meninggalkan Mingyu yang sudah lebih dulu masuk ke kamar hotelnya untuk beristirahat. Baru saja namja itu membuka pintu kamarnya, ia melihat gadis yang dicarinya tengah berjalan menuju pintu kamar hotel yang berada persis di depan kamarnya. Kaus hitam kebesaran dan celana jeans robek-robek, memperlihatkan bagaimana bentuk indah tubuh itu tak banyak berubah walaupun beberapa tahun sudah berlalu. Jaekyung noonanya masih sama seperti dahulu. Hal-hal sederhana yang masih membekas jelas di benak namja itu.
Kebiasaan Jaekyung dan hal-hal lainnya dari gadis itu. Gadis yang bisa menjadi feminim ketika diatas panggung bersamanya dan saat di sekolah sekaligus gadis tomboy yang terkadang sangat cuek dengan penampilannya.
"Kau datang?" Gadis itu datang tanpa koper, hanya tas punggung yang cukup berada dalam gendongannya.
*****
Flashback
Seharusnya Jaekyung tiba bersama dengan para member Seventeen dan juga personal manager yang lainnya. Namun karena satu dan lain hal ia memilih untuk membedakan jadwal penerbangannya. 1 jadwal yang berbeda dari keberangkatan timnya.
Menghidari Wonwoo, nde itu adalah alasan utama untuk memindahkan jadwal keberangkatannya. Walaupun kelunakannya sudah kembali dan tak ingin membuat gunung es yang tinggi lagi untuk namja itu, namun mendengar pembicaraan namja itu beserta 2 member lainnya secara tidak sengaja membuatnya harus berpikir semalaman dan tidak tidur. Dalam pikirannya, apakah kelunakan yang diberikannya itu kembali disalah artikan? Ataukan ia yang tidak sadar dengan perasaannya sendiri?
"Kau akan menyusul?" Jinyong menghampirinya.
"Nde, ini tiket penerbanganku. Mungkin akan tiba hampir tengah malam."
"Baiklah, hati-hati. Kami akan berangkat lebih dulu."
"Nde. Kalian juga hati-hati."
"Kabari kami kalau kau sudah sampai." Mina meminta.
"Nde eonni. Akan kuhubungi."
Jaekyung memandangi kelima orang timnya yang berada di belakang antrian. Harapannya hanya semoga semua itu tidak akan terjadi. Ketidakhadirnannya akan membatalkan semua itu.
Guna menghindari bosannya, gadis itu beranjak menuju salah satu coffee shop yang ada di lobby utama gedung yang termasuk dalam 3 besar bandara termegah dunia. Bukan untuk memesan segelas kopi, namun segelas ice chocholate belnded disana.
Lama sudah rasanya ia tak menghubungi kedua sahabat dekatnya di sekolah menengah, Haerin dan Daehee. Diputuskannya untuk melakukan video call dengan kedua gadis itu. Sedikit bercerita pada mereka tidak ada salahnya. Karena hanya mereka yang mengerti tentang apa yang pernah dilaluinya dahulu.
"Annyeong Daehee-ya, Haerin-ah." ujar Jaekyung ketika keduanya mengangkat panggilan videonya.
"Annyeong nona Yoon. Aku merindukanmu." Seru Haerin.
Daehee dan Haerin memang masih sering bersama maka tidak aneh pula jika keduanya tengah bersama saat ini. Kamar bercat pink yang identik dengan sisi feminim dari seorang Park Haerin. Namun karena kegiatan yang nyaris penuh sejak Jaekyung masuk ke universitas membuatnya jarang bertemu dengan kedua sahabatnya itu.
"Nde, nado." seru Daehee.
"Kau sedang dimana Jae?" tanya Haerin.
"Coffee shop bandara." balas Jaekyung.
"Kau mau kemana?" Ujar Daehee.
"Baru saja mengantarkan member group yang jadi tanggung jawabku."
"Wonwoo?" Daehee menyambar.
"Hmm, begitulah."
"Lalu kau tidak ikut?" Haerin kembali.
"Penerbangan selanjutnya."
"Begitu rupanya." ujar Daehee.
"Jae, ada yang salah denganmu hari ini? Kau tidak terlihat seperti biasanya." Tanya Haerin.
"Eoh.."
"Ada apa? Ceritalah." ajak Daehee.
"Tentangnya."
"Wae? Ada apa lagi?"
"Terlalu panjang untuk dijelaskan. Gunung es itu perlahan mulai mencair. Bagaimana aku harus bersikap? Aku tidak ingin lagi ada kesalah pahaman."
"Sudah mencoba jujur?" tanya Daehee.
Jaekyung hanya mengangguk.
"Jae, kau mungkin menyukainya juga. Ini lebih dari sekedar rasa bersalah." ujar Haerin.
"Tapi tidak mungkin."
"Semakin kau mengelak maka semakin kau membohongi dirimu sendiri." lanjut Daehee.
"Cobalah renungkan dan pikirkan lebih dulu. Apa yang terjadi dan apa yang kau rasakan. Rasa bersalah karena kau terlalu memikirkan atau memang jika semua itu adalah kebohonganmu." nasihat Daehee.
"Majja, Jae-ya. Walaupun mungkin sudah terlalu lama berlalu. Tapi jika kau selami sendiri tentang apa yang kau rasakan kau akan menemukan jawabannya." tambah Haerin.
"Haruskah?"
"Nde. Sangat harus. Kalian terlalu dekat dan terlalu bergantung satu sama lain walaupun sebenarnya ia yang lebih jelas bergantung padamu." ujar Haerin.
"Mungkin kau bisa melakukannya seperti biasa agar lebih mengetahui bagaimana kau harus bersikap kedepannya." tambah Daehee.
"Geurae gomawo."
"Cheonmaneyo Jae-ya." balas keduanya kompak.
"Tapi, aku mencium banyak perubahan pada dirimu Dae-ya." ujar Jaekyung mengalihkan obrolannya. Sedikit jawaban sudah didapatkannya dari kedua sahabatnya itu.
"Jae, Michael Kim itu sudah berhasil merubahnya sedikit banyak." ujar Haerin.
"Eiys, kalian ini."
"Baiklah, terima kasih untuk saran kalian. Kita bertemu setelah aku kembali dari pekerjaanku."
"Nde, hati-hatilah." ujar Haerin.
Diseruputnya kembali ice chocolate blended miliknya. Kemudian berjalan meninggalkan coffee shop menuju ruang tunggu untuk penerbangannya nanti. Walaupun sengaja mencari penerbangan dengan banyak transit, tapi Jaekyung bisa menggunakannya sebagai waktu untuk berfikir banyak.
Flashback end
*****
Ini melelahkan. Keluh gadis itu dalam hati. Niatnya adalah masuk kekamarnya untuk segera beristirahat. Perjalanan panjang yang dipilihnya cukup melelahkan. Namun bukannya disana ia berada saat ini, melainkan rooftop hotel dimana kolam renang membentang dihadapannya. Wonwoo yang membuatnya berada disini sekarang.
"Kenapa memilih penerbangan yang berbeda?" Tanyanya.
"Tidak dapat tiket untuk penerbangan bersama kalian." jawab Jaekyung.
"Bukan karena hal yang lain?"
"Anniyo. Sudah cepat kau ingin apa? Aku lelah Jeon." keluh Jaekyung.
"Mau berenang?" tawarnya.
"Kau gila?" dengus Jaekyung.
"Kenapa? Bukankah kau juga menyukai olahraga air ini?"
"Ini sudah malam dan jangan bertingkah gila." larang Jaekyung.
Ia tidak ingin terus menerus meladeni namja ini. Tubuhnya sudah lelah dan ia sangat mengantuk.
"Kembalilah ke kamarmu dan aku akan kembali ke kamar ku. Aku mengantuk." ujar Jaekyung seraya bangkit dari kursinya.
"Kau mengkhawatirkanku?" serunya saat Jaekyung sudah hampir masuk ke dalam gedung.
Kenapa seperti ini lagi? Dipikirnya jika ia sudah mencairkan kedinginan yang terbentuk pada namja itu ia tidak akan seperti ini lagi. Dilema ini.
Dihelanya nafas dalam.
"Terserah kau. Tapi aku hanya tidak ingin anak asuhku bertingkah macam-macam di konsernya bersama dengan yang lain besok. Jangan mengacaukan persiapan yang lainnya."
Dilangkahkannya kembali kaki jenjang beralas sepatu running itu menuju lift untuk mengantarkannya ke kamarnya untuk segera beristirahat.
Langkahnya terhenti kembali. Wonwoo mengejarnya dan menahan langkahnya dengan tangan yang sudah menggenggam erat di pergelangan tangannya.
"Aku ingin bicara padamu." ujarnya pasti.
"Sudah malam kembalilah ke kamarmu. Bicara besok pagi."
"Tidak, aku ingin bicara sekarang."
"Ini sudah malam. Kita butuh istirahat.”
Jaekyung menolak karena ada hal yang sama juga ingin dibicarakannya dengan namja itu. Hanya saja ia harus benar-benar mengistirahatkan tubuhnya agar ia bisa berfikir jernih esok hari.
"Tapi kita butuh bicara." Wonwoo tak ingin menundanya.
Helaan nafas berat itu terdengar kembali dari gadis itu. "Jeon, bahkan kita masih akan bertemu besok pagi. Ada hal yang ingin kubicarakan juga padamu. Tapi besok pagi."
"Hanya sebentar saja. Aku berjanji."
"Hanya sampai besok pagi Jeon."
"Jae noona."
"Jeon.." Seru Jaekyung.
*****
Maaf untuk keterlambatan update yang terlalu lama ini yah Readers :D
Karena satu dan lain hal jadi nggak bisa update serutin biasanya. Tapi tenang aja part 10 sudah on proses kok, semoga nggak selama part 9 ini yah.
Happy Reading ^^
xoxo,
khaiicheen