Haru-Haru
Part – 7
Author : khaiicheen
*****
Para member terlihat mendiamkan Wonwoo selama latihan berlangsung, terasuk juga Mingyu dan rap line Seventeen. Sejak semalam keduabelas membernya mendiamkan Wonwoo, memang ada alasan mengapa mereka marah pada namja itu. Kondisinya baru saja pulih beberapa hari setelah Gartitis akut menyerangnya sebulan yang lalu tapi semalam namja itu pulang larut.
“Apa aku berbuat salah hyung?” Tanyanya pada sang leader.
“Latihan sudah dimulai. Jangan bertanya hal diluar dari persiapan ini.” Balas Scoup.
“Geundae, mengapa kalian semua mendiamkanku?”
“Tidak ada yang mendiamkanmu.” Balas Minggyu.
“Mingyu-ah..” ujar Wonwoo.
“Hyung, sudah latiahan saja.” Tandas Mingyu.
Namja itu pun akhirnya memilih untuk mengalah. Tidak akan ada jawaban yang di dapatkannya jika ia terus memaksa.
“Wonwoo-ya, ada apa denganmu? Konsentrasimu berantakan sekali.” Ujar Bumzu, pelatih vocal Seventeen.
“Maafkan aku hyung.” Ujar Wonwoo.
“Hentikan latihan ini dulu. Panggil aku kalau membermu ini sudah bisa mengembalikan konsentrasinya.” Ujar pria yang sudah menemani Seventeen sejak masa trainee itu lagi.
“Hyung, mian. Wonwoo akan kembali berkonsentrasi. Kita lanjutkan saja latihannya.” Pinta Scoup.
“Aku akan kembali 2 jam lagi. Manfaatkan untuk berlatih dengan baik dan kalau perlu beristirahat.” Ujarnya.
“Sudah, kita ikuti saja apa yang hyung minta. Kita istirahat saja sekarang.” Jeonghan menghampiri.
“What’s wrong with you Jeon Wonwoo?” seru Vernon.
“Maafkan aku sudah menghancurkannya.” Balas Wonwoo merasa bersalah.
“Kau benar-benar hyung. Aku sudah bangun pagi-pagi untuk latihan ini, tapi kau malah mengacaukannya.” Keluh Dino.
“Ada apa denganmu?” Seru DK kemudian bangkit meninggalkan ruang latihan.
“Kau mau kemana?” Minggyu beranjak menyusul DK.
“Sudah, istrirahatlah. Percuma terus berdebat, Bumzu hyung tidak akan kembali sekarang.” Ujar Joshua.
Pintu kemudian terlihat dibuka, 2 orang gadis membukanya. Jaekyung dan Mina.
“Kenapa tidak ada latihan dan aku melihat Mingyu dan Dokyeom keluar tadi.” Tanya Mina.
“Nde, kenapa kalian tidak berlatih?” tambah Jaekyung.
“Tanyakan pada anak asuhmu itu noona.” Ujar Jun.
“Wae? Ada apa?” Tanya Jaeyung lagi. “Apa yang kau lakukan memangnya?”
“Konsentrasinya sangat buruk.” Ujar The8.
*****
2 jam, itulah waktu yang Bumzu berikan pada ketigabelas member Seventeen. Guna menengangkan Wonwoo yang mulai terpancing emosinya, Jaekyung mengajaknya pergi ke coffee shop terdekat.
“Ini pesananmu.” Jaekyung datang dengan segelas ice chocolate dan mango milk.
“Gomawo.” Balasnya tak ingin.
“Ada apa?” Tanya Jaekyung.
“Molla.”
“Wae? Ceritkanlah, tidak baik memendamnya sendiri.”
“Kau memesan ice chocolate?”
“Nde, ini minuman kesukaanku.”
“Tidak pernah berubah.”
“Jangan menceramahiku, cepat ceritakan. Ada apa?”
“Aku tak mengerti. Mereka mendiamkanku sejak semalam.”
“Memangnya kau melakukan apa sampai mereka mendiamkanmu. Pasti ada alasannya bukan?”
“Molla.”
“Jujurlah.”
“Aku tidak tahu.”
“Memangnya kemana kau semalam?” Tanya Jaekyung lembut membuat Wonwoo kembali menatapnya dan tak membuang pandangannya lagi.
“Bagaimana kau mengetahuinya?”
“Tidak percaya dengan personal managermu ini?”
“Noonaa.”
“Jeon, mereka mungkin khawatir denganmu. Jangan salah paham.”
“Setidaknya mereka bisa membicarakannya dengan baik-baik.”
“Memang apa yang tidak baik-baik?”
Pledis Parcatice Room
Mingyu tertawa puas dengan ekspressi Wonwoo yang bingung sekaligus kesal itu. Membuatnya benar-benar ingin tertawa dihadapan namja itu. Jeon Wonwoo, partner in crime nya itu terlalu mudah yakin dengan kondisi sekitarnya.
“Sudah, jangan tertawa terus seperti itu.” Ujar Jeonghan.
“Kau jahat Kim Mingyu.” Ujar DK.
“Wae? Aku hanya tertawa. Ini semua ide kita.” Bela namja bermarga Kim itu.
“Tapi tidak sampai seperti ini seharusnya.” Joshua bersuara.
“Hyung, tenang saja. Ada personal managernya yang bisa menenangkan Wonwoo hyung. Jaekyung noona turut ikut dalam ide ini juga bukan?”
Flashback
Jaekyung meminta Minggyu dan Dokyeom bertemu. Sesuatu perlu dipersiapkannya bersama dengan kedua namja itu.
“Annyeong noona.” Sapa keduanya.
“Sudah memesan?” Tanya Jekyung ketika keduanya tiba.
“Nanti saja.” Balas DK.
“Baiklah.”
“Ada apa sampai meminta kami bertemu?” Minggyu bertanya.
“Aku perlu bantuan kalian.”
“Bantuan?”
“Nde, untuk ulang tahun Wonwoo.” Ujar Jaekyung.
“Ulang tahun hyung?” Tanya DK lagi.
“Nde, sebagai rasa terima kasihku untuknya.”
“Waktu magangmu sudah selesai?” Tanya Mingyu.
“Anniyo, masih 4 bulan lagi. Tapi memangnya tidak boleh memberikan kejutan kepada anak asuhku sendiri?”
“Tapi personal manager lainnya tidak pernah melakukan hal seperti itu pada kami.” Keluh Mingyu.
“Aku kan hanya personal manager sementara.”
“Eiys, kenapa mengatakannya seperti itu noona?” DK terus bertanya.
“Tidak apa. Aku memang hanya sementara. Kiran eonni akan kembali mengisi posisinya saat aku selesai nanti.”
“Baiklah, apa yang bisa kami bantu kalau begitu?”
Jaekyung memberitahukan idenya. Ide kasar saja, karena Mingyu dan para member lainnya yang akan mengeksekusi idenya itu.
“Woaaah, daebak. Aku sudah menunggu waktu-waktu seperti ini.” Seru DK.
“Dengan senang hati kami akan membantumu merealisasikannya.” Ujar Mingyu seakan sangat senang.
“Terima kasih banyak. Aku percaya pada kalian.”
Flashback end
“Bagaimana dengan cake dan makanannya?” Tanya Hoshi.
“Hyung, kenapa kau hanya memikirkan tentang makanan saja sih?” keluh The8.
“Kalau acara ulang tahun tentunya ada cake dan banyak makanan Minghao.” Ujar Hoshi.
“Masih dalam perjalanan.” Tandas Mingyu.
“Semoga saja Wonwoo hyung tidak marah dengan kita setelah ini.” Ujar Dino.
“Tenang saja. Tidak akan.” Scoup menjamin.
Obrolan terus berlanjut hingga petugas keamanan Pledis datang ke ruang latihan dengan membawa beberapa kantung berisi makanan dan minuman serta kotak kue. Dengan sigap pula Mingyu, Jeonghan dan DK mengambil barang-barang tersebut dan mempersiapkannya serta para member lain mempersiapkan beberapa balon untuk dekorasi kejutan ulang tahun Wonwoo nanti.
*****
Alasan semuanya dipersiapkan Jaekyung dengan detail adalah rasa terima kasihnya pada Wonwoo. Dulu, diulang tahunnya yang ke 18, namja itu pernah membuat sebuah pesta kejutan untuknya bersama dengan kedua sahabatnya, Haerin dan Daehee. Dan guna membayarnya, ia mempersiapkan semua ini bersama dengan para member yang lain.
“Noona, bagaimana kabar Haerin dan Daehee noona?” Tanya Wonwoo.
“Mereka baik-baik saja.” Balas Jaekyung.
“Sudah lama tidak bertemu.”
“Nde, aku pun begitu. Lama sudah tidak bertemu dengan mereka.”
Ponsel Jaekyung berbunyi, pesan masuk.
From : Coups Leader
Persiapan hampir rampung.
15 menit lagi kembalilah
“Siapa?”
“Teman kampusku.” Balas Jaekyung.
“Aahh. Begitu rupanya.”
“Sudah selesai?” Tanya Jaekyung lagi kemudian.
“Belum, sedikit lagi.”
“Kalau sudah, kita kembali 15 menit lagi.”
“Kenapa tidak sekarang?”
“Aku masih ingin bersantai. Setelah ini pekerjaanku masih menumpuk.”
“Banyakkah?”
“Lumayan melelahkan.”
*****
“Terima kasih banyak.” Bisik Wonwoo.
“You’re welcome Jeon.” Balas Jaekyung kemudian.
“Aku tak menyangka jika kau dan memberku mempersiapkan semua ini.”
“Berterima kasihlah juga dengan mereka.”
“Nde. Nanti aku akan menyampaikannya.” Balas Wonwoo.
“Wonwoo hyung, kau belum memotong kuemu.” Seru Dino dari arah meja.
“Aku sampai lupa.” Balas Wonwoo. “Noona, ayo kesana.” Ajak Wonwoo.
“Kau saja. Aku akan disini bersama Mina eonni.” Tolak Jaekyung halus.
“Baiklah.”
Wonwoo kemudian meninggalkan Jaekyung dan beranjak menuju para membernya. Sesekali ia dan Mina bergantian mengambil gambar tentang momen penuh keceriaan itu. Hingga para member mulai menempelkan cream yang menyelimuti kue pada wajah Wonwoo. Ini menyenangkan dan membuat Jaekyung merasa sangat bahagia.
“Hyuuuung.” Seru Dino mencoba menghindari serangan Wonwoo.
“Chanie-ya, palliwa.” Ujar Wonwoo.
“Chan-ah, sudah terima saja. Toh kita semua juga sudah terkena. Hanya tersisa kau.” Ujar Seungkwan.
“Majja. Dibandingkan dengan pemaksaan, lebih baik kau menyerahkan diri.” Ujar Jun.
“Aish, kenapa kalian ingin sekali aku kotor sih?” keluh Dino.
“Maka dari itu, sudah cepat menyerahkan diri.” Ujar Hoshi.
“Jeonghan hyung, Coups Hyung, Jisoo hyung bantu aku.” Rengek sang maknae lagi.
“Tidak akan ada yang membantumu. Aku berjanji tidak akan banyak.” Ujar Wonwoo.
“Janjimu palsu hyung. Aku tidak percaya.” Ujar Dino.
“Eiys, kalian ini. Kenapa selalu membullynya?” ujar Mina.
Mendengar ada yang membelanya, Dino tersenyum. Ada satu orang yang akan benar-benar menghentikan kegilaan Wonwoo padanya. Ya, ada.
“Jaekyung nooa, tolong aku.” Seru Dino kemudian berlari ke arah Jaekyung.
Menggamit tangan gadis itu dan berusaha bersembunyi dibalik tubuhnya. Ya walaupun tetap saja masih ada celah untuk Wonwoo menghampirinya, tapi ia yakin jika Wonwoo tak akan tega menghampiri Jaekyung dan membuat gadis itu kotor.
“Eoh..” Jaekyung terkejut.
“Pilihan yang tepat uri maknae.” Ujar Mina.
“Aish, kau menyebalkan Lee Chan.” Ujar Wonwoo mengurungkan niatnya kemudian meletakan cake yang sudah tak jelas bentuknya ke atas meja.
*****
“Kau lelah?” Namja itu menghampiri Jaekyung.
“Anniyo. Ini sudah menjadi bagian dari pekerjaanku.”
“Kalau kau lelah, pulanglah. Akan kusampaikan pada Coups hyung.”
“Tidak perlu. Kembalilah sana, Jeon.”
“Noona, maafkan sukap Chan padamu tadi.” Ujar Wonwoo.
“Eiys, tenanglah. Aku tidak apa-apa dan Dino pun tidak melakukan hal apapun.” Balas Jaekyung.
“Tapi itu menyebalkan.” Nada bicaranya terdengar kesal.
“Hanya bercanda. Lagipula wajar jika ia mencari perlindungan. Kau dan yang lain terlalu ingin mengerjainya.”
“Agar semuanya imbang.”
“Eiys, jangan terlalu menekannya. Kasihan Dino.”
“Nde nde nde. Kau selalu saja membelanya.”
“Maknaemu itu menggemaskan.”
“Bagaimana denganku?” Tanya Wonwoo.
“Kau?”
“Nde.”
“Aku rasa aku tak perlu menjawabnya. Sudahlah, aku ingin ke toilet dulu sebentar.” Ujar Jaekyung kemudian segera meninggalkan Wonwoo.
Kejutan kecil untuk ulang tahun Wonwoo baru saja selesai. Member yang lain tengah menikmati makanan yang sudah dipersiapkan sebelumnya walaupun wajah mereka sempat kotor karena krim kue yang tak jelas bentuknya. Dan hari ini adalah latihan terakhir sebelum gelaran konser SHINING DIAMOND in Seoul Besok. Jinyong oppa dan para personal manager lainnya tengah berada di venue saat ini.
Mengecek persiapan akhir dari semua persiapan yang sudah dilakukan. Keamanan panggung, sound, VCR, Bigscreen quality, ruang ganti dan susunan baju sesuai urutan. Haemin dan Mina akan membantu Jaekyung mengurus urusan kostum Wonwoo karena ia diminta untuk memantau latihan akhir malam ini.
“Hwoaaaa…” seru Minggyu yang langsung tertidur di lantai saat latihan sudah selesai.
“Noonaa.” Dino melangkah menghampiri Jaekyung.
Satu persatu para member merebahkan tubuhnya di lantai kayu ruangan itu, membuat Jaekyung yang sudah kembali beberapa menit lalu juga mengelakan nafasnya lega. Dino pun sudah melandaikan kepalanya di bahu Jaekyung. Sedangkan Wonwoo, namja itu memilih menyenderkan tubuhnya di dinding ruang latihan seraya memejamkan mata. Jaekyung memandanganya dalam, pemilik wajah tampan dengan hidung yang mancung alami itu sedikit banyak membuatnya bahagia sekarang.
“Coups-ah, ingin langsung kembali ke dorm sekarang?” Tanya Jekyung.
“Nde. Bisa menelfon driver ajushi sekrang?” pinta Jeonghan.
“Ia sudah ada di bawah. Jika kalian ingin pulang sekrang akan kutelfon untuk bersiap.”
“20 menit lagi kalau begitu noona.” Wonwoo mejawab.
“Baiklah.”
Jaekyung kemudian bangkit dari kursinya. Meminta Dino sebelumnya untuk menyenderkan tubuhnya pada dinding. Ada yang ingin diambilnya di ruangan, tas, baju untuk 2 konser di Seoul besok dan lusa serta beberapa barang miliknya yang lain.
“Noona, tunggu.” Seru Wonwoo di lorong ruangan.
“Ada apa?” Jaekyung berbalik.
“Bagaimana dengan besok?”
“Apa yang bagaimana?”
“Persiapanmu.”
“Tidak ada yang kupersiapkan. Kau yang harusnya mempersiapkan.”
“Bagaimana dengan kostumku untuk besok?”
“Haemin dan Mina eonni sudah mengurusnya di venue.”
“Kau akan ke venue setelah kami kembali?”
“Hei Jeon, ada apa denganmu? Kau gugup?” tembak Jaekyung langsung.
Kebiasaan yang sama seperti dulu ketika panggung pertamanya dengan Jaekyung. Banyak pertanyaan yang ditanyakannya untuk menghilangkan rasa gugupnya. Tapi bukankah sekarang sudah berbeda, ia sudah menjadi idol, kenapa harus merasa gugup?
“Kau bisa Jeon. Sudah kembalilah, aku akan menelfon driver ajushi.”
*****
Pesta kecil untuk kejutan hari ulang tahun Wonwoo yang juga sedikit gaduh itu selesai. Melihat Wonwoo yang sudah terpancing emosi membuat Jaekyung senang karena usahanya berhasil. Walaupun terkesan jahat tapi ini menyenangkan. Setidaknya ia sudah membayar hutangnya pada namja itu yang tak terwujud selama 4 tahun kemarin dan entah masih ada atau tidak kesempatan untuknya di tahun depan.
“Noona, jeongmal gomawo.” Ujar Wonwoo.
Latihan sudah usai dan ruang latihan pun sudah kembali bersih juga rapih. Para member akan bersiap meninggalkan perusahaan dan kembali ke dorm untuk beristirahat.
“Kenapa berterima kasih lagi. Kau sudah mengucapkannya tadi.” Balas Jaekyung.
“Hanya ingin saja.” Balas Wonwoo.
“Sudah menyampaikannya pada yang lain?”
“Anniyo. Aku akan berterima kasih pada mereka nanti.”
“Ya sudah, cepatlah ke van. Yang lain sudah menunggumu sepertinya.” Ujar Jaekyung seraya melangkah keluar lift.
“Jinjja gomawo untuk hari ini.”
“Cheonmaeyo Jeon.”
“Lalu kau kembali naik apa?” Tanya Wonwoo khawatir. Ini sudah cukup malam.
“Bis.” Balas Jaekyung.
“Tapi ini sudah malam noona.”
“Gwenchana Jeon. Aku sudah biasa.”
“Akan kutemani kalau begitu.”
“Terima kasih sebelumya. Tapi kurasa itu tidak perlu. Lebih baik kau kembali ke dorm dan istirahat untuk besok.” Larang Jaekyung.
Jaekyung tidak akan langsung pulang. Karena itu ia melarang Wonwoo untuk mengatarkannya, alasan lain diluar namja itu memang harus segera kembali ke dormnya.
“Hati-hatilah.” Ujar Wonwoo.
“Nde. Sudah cepatlah ke van.”
Keduanya berpisah di pintu utama gedung tersebut. Wonwoo yang kemudian masuk kedalam van dan Jaekyung yang kembali berjalan menuju pintu gerbang.
“Noona, hati-hati.” Dino berseru ketika van melewati Jaekyung.
“Nde, hati-hati noona.” Wonwoo melanjutkan.
*****
SHINING DIAMON Concert in Seoul, hari ini konser itu akan dilaksanakan. Kesibukan telah mengisi seluruh kegiatan staff yang hadir, Jinyong bersama dengan tim panggung kembali mengecek satu persatu kebutuhan yang akan digunakan, para personal manager sudah sibuk di ruang ganti para member masing-masing, mengecek ulang susunan kostum yang akan dikenakan sesuai dengan rundown.
Para member pun tengah melakukan rehersal untuk konser hari ini. Melihat Wonwoo yang tengah melakukan rehersal di atas panggung, membuat Jaekyung merasa ada yang aneh dalam hatinya. Dulu mereka sering berada diatas panggung bersama, namun melihat namja itu diatas sana menggelitik perutnya. Ini akan menjadi penampilan pertama Wonwoo yang Jaekyung lihat secara langsung karena selama hampir 2 bulan ia bekerja di tim ini, Wonwoo divakumkan dari jadwalnya dan membuat Jaekyung tak bisa melihat penampilan namja itu.
“Lelahnyaaa…” ujar Wonwoo menghampiri Jaekyung yang tengah sibuk dengan ponselnya.
“Eoh, minumanmu didalam. Ambilah.” Jaekyung melangkah mengikuti Wonwoo.
“Apakah sangat sibuk?” Tanya namja itu yang duduk di sisi meja.
‘Nde. Dan aku baru beristirahat sekarang sejak tiba tadi.” Jawab Jaekyung duduk di kursi make up.
“Maaf sudah membuatmu mejadi kelelahan seperti ini.” Ujar Wonwoo.
“Gwenchana. Ini sudah jadi tanggung jawabku selama aku menjadi personal managermu. Lagipula tidak hanya aku, tapi juga para eonni lainnya.” Balas Jaekyung.
“Terima kasih sudah menerimaku kembali dan mau berada disini sekarang.”
“Jangan membahas yang lalu.”
“Geundae…”
“Mau istirahat dulu?” tawar Jaekyung.
“Tidak, kau saja.”
“Aku tidak akan selelah kalian. Sudah kau istirahatlah dulu. Aku akan bertemu yang lain lebih dulu.”
Wonwoo menarik kursi yang ada dan menggesernya tepat di samping Jaekyung. Para member sudah berada di boothnya masing-masing, entah tengah bersiap atau beristirahat. Wonwoo memilih untuk beristirahat dengan melandaikan kepalanya pada bahu Jaekyung tanpa permisi.
“Eoh..” ujar Jaekyung.
“Aku mengantuk.” Ujar Wonwoo seraya menggamit tangan Jaekyung.
“Jeon..”
“Noona.”
Hampir 2 jam Wonwoo tertidur. Sejak sejam yang lalu pun Jaekyung melepaskan dirinya dari namja itu. Mengganti bahunya dengan sebuah bantal kecil. Lucu dan menggemaskan, Jaekyung suka melihat Wonwoo tertidur seperti itu. Wajahnya memang benar-benar tampan saat ini, masih sama tapi sedikit berubah. Tanpa make up. Wonwoo memang tampan.
“Jeon..” panggil Jaekyung lembut.
“Eoh…” namja itu terbangun.
“Bersiap-siap sekarang?” Tanya Jaekyung.
“Memang sudah jem berapa noona?”
“Pukul 5 sore.”
“Eoh, aku lelah sekali.”
“Gwenchana. Cucilah wajahmu dulu. Ini.” Jaekyung menyerahkan sebuah paperbag kecil.
“Apa ini?”
“Sabun wajah dan handuk kecil. Cepatlah.”
Wonwoo meninggalkan boothnya dan Jaekyung merapihkan meja di hadapannya. 1 kotak cukup besar sudah diberikan Mina padanya tadi. Kotak dengan isi yang cukup lengkap untuk penampilan Wonwoo hari ini. Make up dan perlatan untuk rambut.
“Bahkan milikku saja tidak sampai sebanyak ini.” Ujarnya melihat betapa nyaris lengkapnya peralatan make up yang ada di hadapannya.
Seraya menunggu Wonwoo kembali, Jaekyung kembali sibuk memainkan ponselnya. Pemecah kebosanannya. Entah sekedar membalas chat atau bermain.
“Dimana aku harus meletakkannya?” Tanya Wonwoo ketika baru saja tiba.
“Berikan saja padaku.” Balas Jaekyung.
“Gomawo.”
“Sekarang atau nanti?”
“Tidak apa. Sekaran saja. Minggyu dan Coups hyung pun sudah bersiap.”
“Baiklah.”
Jaekyung memulai pekerjaannya. Kulit bersih namja itu tidak perlu membuatnya bekerja banyak. Hanya sederhana dan tipis saja. Satu persatu langkah dilakukan Jaekyung pada wajah Wonwoo. Primer, BB Cream dan sedikit Conselor sudah di pulaskannya pada wajah Wonwoo tipis. Dibubuhkannya pula bedak tipis untuk membuatnya terlihat natural. Jarak yang dekat antara wajah Jaekyung dan Wonwoo membuat jantung gadis itu berdebar tanpa alasan.
Kau tidak boleh seperti ini Yoon Jaekyung. Ujar Jaekyung dalam hati.
“Bagaimana dengan ini?” Tanya Jaekyung perlahan.
“Choa.” Balas namja itu setelah membuka matanya. “Ini sangat alami. Aku menyukai ini.”
“Baiklah. Kalau begitu berganti kostumlah dulu. Kita lanjutkan tatanan rambutmu nanti. Aku keluar dulu.”
“Tidak perlu noona.”
“Lalu kau akan keluar?”
“Anniyo. Aku akan menggantinya disini. Kau berbaliklah.”
“Tidak. Aku keluar saja.”
*****