*Park Dojoon
Siang itu kami kembali berkumpul di taman kampus.
“hyung.. bagaimana keadaan yuju..” kata chika yang muncul dan duduk di samping cella.
“dia baik-baik saja.. aku menyuruhnya istirahat dan memberikan sedikit darahku padanya..” kataku.
“hmm… aku membencinya tapi.. syukurlah dia tidak apa-apa..” kata cella.
“haruskah aku menunjukan pada mereka amplop yang kutemukan tadi??” gumamku dalam hati sambil memijit keningku.
“ada apa hyung? Sepertinya ada sesuatu yang mengganggumu?” kata chika menatapku bingung.
“arhhh tidak.. hanya beberapa tugas dari dosen yang benar-benar membuatku pus—“ kata-kataku terhenti merasakan frekuensi vampire yang lewat di kepalaku.
Aku langsung berdiri dan melihat sekeliling.
“disanaa..” kataku menunjuk ke arah lantai 3 gedung.
Disana aku bisa melihat wanita yang melarikan diri semalam.
“itu seulgi teman bin.. tapi ini masih siang kenapa dia berada di—apa dia sudah menjadi halfblood??” kata chika terkejut.
“sepertinya dia mengincar wanita di depannya..” kata cella.
“ohh tidak.. itu jihwa…” chika berlari ke arah dalam gedung.
“eonniee!!!” teriak cella.
“haizz.. kalian berdua tunggu disini.. jangan sampai berpisah..” kataku menatap cella dan lisa di ikuti anggukan mereka pertanda mengerti.
Aku langsung berlari mengikuti chika yang menaiki tangga ke lantai tiga gedung utama.
“dimana mereka?? Tadi mereka disinii..” kata chika panik.
Aku melihat sekeliling sebentar.
Saat memastikan tidak ada orang, aku masuk ke mode vampire dan menutup mataku perlahan.
“Ruangan ituu..” kataku menunjuk ke arah ruang perpustakaan yang sudah lama tidak di pakai.
Chika langsung masuk ke mode vampire lalu menggunakan kecepatan vampirenya berlari ke arah ruangan itu dengan aku yang mengikutinya dari belakang.
Tiba-tiba langkah chika terhenti di depan pintu masuk.
“ada apa chika, kenapa kau berhen—“ kata-kataku terhenti melihat pemandangan di dalam ruangan itu.
“t.t.toloonngg ak.. akh.. akhkuu~” kata jihwa saat mulut seulgi menempel di leher nya.
Seulgi mengangkat kepalanya menatap kami.
“haahh,, dasar pengganggu..” kata seulgi lalu melarikan diri dengan melompat keluar jendela.
“Jihwa yaa!!” teriak chika lalu dengan cepat berlari ke arah temannya yang jatuh kelantai.
“Chika tunggu disini..” kataku lalu dengan cepat melompat ke arah jendela dan mengejar seulgi ke arah pepohonan di belakang kampus.
“heeh,, kau tidak mungkin menandingi kecepatanku halfblood..” gumamku dalam hati.
Aku terus berlari mengikutinya dan saat sudah mulai dekat aku menggerakan tanganku menusuk lambung kirinya membuat seulgi jatuh tersungkur ke tanah.
“sepertinya ini adalah akhir darimu halfblood..” kataku menatapnya tajam.
“hahah.. hahahahahaha… kau pikir kau bisa membunuhku pure blood?” katanya tertawa.
“kau pikir aku tidak bisa??” kataku lalu dengan cepat menggerakan tanganku mencoba menusuk jantungnya.
“wanita itu..” katanya membuatku menghentikan tanganku tepat di depan dadanya.
“apa kau pikir tuan muda akan membiarkan wanita itu tetap hidup jika aku tidak kembali?” sambungnya.
“apa maksudmu?? Siapa tuan muda yang kau maksud??” kataku menatapnya bingung.
“jawab atau aku akan membunuhmu..” sambungku menggertak.
“hahahaha,, bukannya tadi kau ingin membunuhku? Kenapa sekarang mengajak untuk berdiskusi??” kata seulgi sambil berdiri perlahan.
“lagipula kau tidak akan membunuhku.. aahh,, maksudku tidak mungkin membunuhku.. karna kami punya sesuatu yang cukup berharga bagimu..” sambungnya.
“dia benar.. selama mereka memiliki namjoo aku tidak mungkin bisa membunuhnya..” gumamku dalam hati.
“hahaha,, yasudah.. aku hanya ditugaskan untuk mengawasi kalian.. jadi aku pergi sekarang..” kata seulgi lalu melompat dari pohon ke pohon meninggalkanku sendiri.
Aku menundukan kepalaku sebentar.
“d..d..dojoon aahh..” tiba-tiba terdengar suara yang sangat ku kenal dari sampingku.
“oo junior apa yang kau lakukan disin—“
“JANGAN MENDEKAT!! J.j.jangan mendekat..” teriak junior memotong kata-kataku.
“aeeyy.. memangnya kena—“
“aahhh sialll!!! Aku lupa kalau aku masih dalam mode vampire..” gumamku dalam hati.
“ani.. junior aahh.. aku bisa menjelaskan semuanya..” kataku lalu kembali ke wujud manusia.
“tidakk jangan mendekat.. jangan bunuh aku... Tollooonng!!” teriak junior lalu berlari meninggalkanku sendiri.
“haizzz.. anak itu pasti membuat keributan nanti..” gerutuku lalu kembali masuk ke mode vampire dan dengan cepat mengejar junior lalu memukul leher belakangnya membuat dia pingsan.
“haaaah.. maafkan aku junior.. aku harus melakukan ini..” kataku menatap junior lalu mengeluarkan HPku.
“oo cella yaa.. ini aku, sekarang junior sedang pingsan di belakang kampus.. dia melihatku berubah dan aku tidak punya pilihan lain selain membuat dia pingsan.. bisakah kau dan lisa membawanya ke apartement kalian?? Aku juga akan menelpon eunwoo untuk membantu..”
“aahh baiklah seonbae.. aku dan lisa akan segera kesana.. owh iya, tolong ke tempat eonnie sekarang.. barusan dia menghubungiku lewat telepathy, sepertinya temannya yang digigit mulai berubah dan dia tidak tau harus berbuat apa..”
“baik kalau begitu tolong kau yang menelpon eunwoo yah.. aku akan segera ke tempat chika..” kataku lalu memutus sambungan telepon.
Aku yang masih dalam mode vampire berlari cepat ke arah gedung utama dan langsung melompat ke lantai 3 ke arah jendela tempat aku keluar sebelumnya.
“oo hyungg.. akhirnya kau datang juga.. jihwa mulai berubah..” kata chika.
Aku melihat ke arah jihwa yang masih pingsan.
Beberapa saat kemudian dia membuka matanya.
“eeeehheeehh… heeehh.. heeeeh..” jihwa menarik nafas tak beraturan sambil memegang lehernya.
“dimana itu.. dimana bekas gigitan itu??” kata jihwa menatap chika dengan wajah bingung.
“bekas luka itu sudah menghilang..” kata chika.
“j..j..j..jadi benar aku digigit oleh vampire dan sekarang aku—chika yaa,, kalau begitu yang tadi aku lihat ben—kau juga vampire sama seperti mereka??” jihwa terkejut.
Chika hanya terdiam menatap jihwa.
“aahh jadi kau tidak mau menjawab.. kalau begitu aku akan mencari jawabannya sendiri..” kata jihwa lalu berdiri dan melangkah ke arah pintu keluar.
Saat mendekati pintu keluar cahaya matahari masuk dan menembus melewati kaca jendela sehingga mengenai kaki jihwa.
“AAAAAKKKK!!!” teriak jihwa dengan kakinya yang mulai terbakar.
“Jihwa yaaa!!” teriak chika lalu menarik jihwa menjauhi cahaya matahari.
“apa yang terjadii?? Kenapa kakiku seperti inii??” kata jihwa.
“aahhh,, kau masih seorang humanblood.. artinya kau adalah vampire dengan darah manusia.. jadi kau tidak mungkin bisa berjalan di siang hari..” kata chika.
“jadi aku tidak akan bisa keluar di siang hari lagii??” mata jihwa berkaca-kaca dan butiran airmata mulai jatuh ke pipinya.
Chika menatapku dengan tatapan sedih seperti ingin bertanya ‘apa yang harus kulakukan’.
Aku lalu menarik nafas panjang.
“haaaaahhh.. kami bisa membuatmu bisa berjalan di bawah sinar matahari kembali.. tapi dengan satu syarat..”
“bagaimana caranya?? Dan syarat apa yang harus ku penuhi..” jihwa mengusap airmatanya.
“dengan mengubahmu menjadi halfblood.. human blood yang meminum darah dari pure blood akan membuatnya memiliki darah vampire dalam dirinya dan merubahnya menjadi halfblood.. tapi, jika human blood meminum darah dari seorang pure blood.. secara otomatis dia akan mengikuti setiap perintah dari pure blood itu,, jika pureblood yang memberimu darah menyuruhmu untuk mati.. darah vampire dalam dirimu akan menguasaimu dan membuatmu membunuh dirimu sendiri.. apa kau ingin melakukannya?” jelasku.
Saat itu jihwa menundukan kepalanya berpikir.
“baik aku akan melakukanya.. jadi dimana aku bisa menemukan vampire pure blood..” tanya jihwa.
Chika tersenyum sebentar ke arah jihwa dan menggigit pembulu darah di pergelangan tangannya sendiri.
“disinii..”
“eeh?? Jadi kau pure blood??” kata jihwa terkejut.
“yaap,, dan hyung ini juga..” kata chika tersenyum.
“haahh, yasudah.. kau mau darahku atau chika?? Atau kau mau mencari pureblood lain??” kataku tersenyum meledek.
Jihwa tersenyum menatapku lalu menggelengkan kepala perlahan.
“tidak perlu seonbae..” jihwa menggerakan kepalanya ke arah pergelangan tangan chika dan mulai menghisap darahnya.
Saat itu mata jihwa berubah kuning.
“haaahh,, sepertinya sudah cukup..” kata jihwa menjauhkan kepalanya dari lengan chika.
“sekarang coba kau keluar..” kataku tersenyum.
Jihwa berdiri dan melangkah ke arah jendela.
Ia menggerakan tangannya perlahan ke arah cahaya itu.
“waahh.. aku sudah tidak terbakar..” kata jihwa tersenyum ke arah kami.
“nanti aku akan mengajarimu cara mengendalikan kekuatan vampire milikmu..” kata chika.
“haaahh,, sepertinya kita ketambahan satu anggota lagi yah..” kataku membalas senyuman jihwa.
“owh iya hyung.. bagaimana dengan seulgi? Apa kau sudah membereskannya??” kata chika.
“maafkan aku chika.. aku tidak bisa membunuhnya..” kataku.
“eeee?? Jadi kau melepaskan dia begitu saja?” chika kesal.
“maaf.. sepertinya vampire yang mengirimnya dan merubahnya menjadi halfblood adalah vampire yang sama dengan yang menculik namjoo…” kataku.
“maksudmu??” chika menghentikan kata-katanya.
“benar.. jika aku membunuhnya.. mereka akan membunuh namjoo..”
*Jo Chika
“Jihwa..” kataku melihat jihwa.
“Ini.. jihwa.. bekas lukanya mulai hilang..” gumamku dalam hati.
“Cella.. apa yang harus ku lakukan? temanku yang digigit halfblood mulai berubah..” kata ku lewat telepati.
“tunggu sebentar eonnie.. tiba-tiba dojoon seonbae menelpon..”
Tak lama kemudian.
“Eonnie.. dojoon seonbae akan segera kesana.” Kata cella lewat telepati.
Beberapa menit kemudian.
“oo hyungg.. akhirnya kau datang juga.. jihwa mulai berubah..” kataku melihat dojoon hyung telah kembali.
Aku dan dojoon hyung melihat ke arah jihwa yang masih pingsan.
Beberapa saat kemudian dia membuka matanya.
“eeeehheeehh… heeehh.. heeeeh..” jihwa menarik nafas tak beraturan sambil memegang lehernya.
“dimana itu.. dimana bekas gigitan itu??” kata jihwa menatapku dengan wajah bingung.
“bekas luka itu sudah menghilang..” kataku.
“j..j..j..jadi benar aku digigit oleh vampire dan sekarang aku—chika yaa,, kalau begitu yang tadi aku lihat ben—kau juga vampire sama seperti mereka??” kata jihwa terkejut.
Aku hanya terdiam menatap jihwa.
“aahh jadi kau tidak mau menjawab.. kalau begitu aku akan mencari jawabannya sendiri..” kata jihwa lalu berdiri dan melangkah ke arah pintu keluar.
Saat jihwa mendekati pintu keluar cahaya matahari masuk dan menembus melewati kaca jendela sehingga mengenai kaki jihwa.
“AAAAAKKKK!!!” teriak jihwa dengan kakinya yang mulai terbakar.
“Jihwa yaaa!!” teriak ku lalu segera menarik jihwa menjauhi cahaya matahari.
“apa yang terjadii?? Kenapa kakiku seperti inii??” kata jihwa terkejut sekaligus bingung.
“aahhh,, kau masih seorang humanblood.. artinya kau adalah vampire dengan darah manusia.. jadi kau tidak mungkin bisa berjalan di siang hari..” kataku.
“jadi aku tidak akan bisa keluar di siang hari lagii??” mata jihwa berkaca-kaca dan butiran airmata mulai jatuh ke pipinya.
Aku menatap dojoon hyung dengan tatapan sedih.
‘apa yang harus kulakukan’.
Dojoon hyung menarik nafas panjang.
“haaaaahhh.. kami bisa membuatmu bisa berjalan di bawah sinar matahari kembali.. tapi dengan satu syarat..”
“bagaimana caranya?? Dan syarat apa yang harus ku penuhi..” kata jihwa mengusap air matanya.
“dengan mengubahmu menjadi halfblood.. human blood yang meminum darah dari pure blood akan membuatnya memiliki darah vampire dalam dirinya dan merubahnya menjadi halfblood.. tapi, jika human blood meminum darah dari seorang pure blood.. secara otomatis dia akan mengikuti setiap perintah dari pure blood itu,, jika pureblood yang memberimu darah menyuruhmu untuk mati.. darah vampire dalam dirimu akan menguasaimu dan membuatmu membunuh dirimu sendiri.. apa kau ingin melakukannya?” jelas dojoon hyung.
Saat itu jihwa menundukan kepalanya berpikir.
“baik aku akan melakukanya.. jadi dimana aku bisa menemukan vampire pure blood..” tanya jihwa.
Aku tersenyum sebentar ke arah jihwa dan menggigit pembulu darah di pergelangan tanganku sendiri.
“disinii..”
"eeh?? Jadi kau pure blood??” kata jihwa terkejut.
“yaap,, dan hyung ini juga..” kata ku sambil tersenyum.
“haahh, yasudah.. kau mau darahku atau chika?? Atau kau mau mencari pureblood lain??” kata dojoon hyung tersenyum meledek.
Jihwa tersenyum menatap dojoon hyung lalu menggelengkan kepala perlahan.
“tidak perlu seonbae..” jihwa menggerakan kepalanya ke arah pergelangan tangan ku dan mulai menghisap darahku.
Saat itu mata jihwa berubah warna menjadi kuning.
“haaahh,, sepertinya sudah cukup..” kata jihwa menjauhkan kepalanya dari lenganku.
“sekarang coba kau keluar..” kata dojoon hyung tersenyum.
Jihwa berdiri dan melangkah ke arah jendela.
Ia menggerakan tangannya perlahan ke arah cahaya itu.
“waahh.. aku sudah tidak terbakar..” kata jihwa tersenyum ke arah kami.
“nanti aku akan mengajarimu cara mengendalikan kekuatan vampire milikmu..” kata ku sambil mengacungkan jari jempolku.
“haaahh,, sepertinya kita ketambahan satu anggota lagi yah..” kata dojoon hyung membalas senyuman jihwa.
“owh iya hyung.. bagaimana dengan seulgi? Apa kau sudah membereskannya??” kata ku penasaran.
“maafkan aku chika.. aku tidak bisa membunuhnya..” kata dojoon hyung.
“eeee?? Jadi kau melepaskan dia begitu saja?” kataku kesal.
“maaf.. sepertinya vampire yang mengirimnya dan merubahnya menjadi halfblood adalah vampire yang sama dengan yang menculik namjoo…” kata dojoon hyung.
“maksudmu??” kataku.
“benar.. jika aku membunuhnya.. mereka akan membunuh namjoo..”
“Tch.. menyusahkan saja.. kalau begitu kita harus cepat menemukan tempat namjoo eonnie di sekap.” Kataku menatap dojoon hyung.
“emm.. apa yang sedang kalian bicarakan?” kata jihwa bingung.
Aku menatap hyung sebentar lalu menatap jihwa.
“lebih baik kau ikut kami dulu.. nanti kami jelaskan.” Kataku.
Lalu kami bertiga berjalan menuruni tangga dan akhirnya keluar dari kampus dan langsung menuju ke apartemenku.
Sesampainya di apartemen, kami bertiga langsung masuk ke dalam.
“Annyeong..” kata jihwa dan dojoon hyung.
“Annyeong seonbae dan..”
“jihwa.. aku temannya chika..” kata jiwha tersenyum ke arah cella.
“Salam kenal jihwa seonbae.. aku cella..” kata cella membalas senyuman jihwa.
“Apa junior seonbae belum bangun juga?” kataku menatap cella.
Cella menggeleng kepalanya.
“padahal ini hari ulang tahun nya..” kata cella sedih.
“hmm… paksa dia bangun saja, siram air ke wajahnya.. hahaha..” kataku sambil tertawa.
“Ehh?? Kau ingin ku tendanf ya eonnie?” ancam cella.
"Ng..tentu