*Park Dojoon
Malam itu namjoo mengajakku kencan di tempat favorit kami berdua.
Kami duduk saling berhadapan dengan 2 gelas Americano di atas meja di depan kami berdua.
Saat itu pikiranku tidak fokus mengingat kejadian tadi siang.
"aku yakin itu bau darah tapi.. aku tidak mungkin langsung bertanya pada mereka kalau yang mereka minum itu darah kan? Mereka pasti akan menyebutku orang gila.. tapi frekuensi yang kurasakan itu juga sepertinya dari mereka berdua.. aku harus menyelidiki ini.." gumamku dalam hati.
"park dojoon ssi?? PARK DO JOON-SSI!!!?? DOJOON-AAHH!!?" tiba-tiba terdengar suara dari depanku menyadarkan lamunanku.
"aahh?! Mian namjoo yaa.. ada apa??" kataku menatap namjoo.
"sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan? Tidak biasanya kau melamun saat kencan denganku.." namjoo terlihat kesal.
"aahh, maafkan aku yaah.. aku sedang memikirkan beberapa tugas yang belum kukerjakan.. sudahlah kita sedang kencan di café favorit kita, jadi jangan marah yah.." kataku berbohong mencoba mencairkan suasana.
Namjoo menatapku lalu tersenyum pertanda setuju.
Kami membicarakan berbagai hal mulai dari hubungan kami sampai ke masalah kampus.
"ohh iya dojoon aah.. kau tau kan aku sering menjadi asisten dosen untuk pelajaran matematika dasar.. besok dosen memintaku untuk melakukannya lagi, tapi kelas itu bertabrakan dengan kelas penting yang harus aku ikuti.. maukah kau menggantikanku? Kau juga kan jago matematika.." kata namjoo.
"geh.. kau tau kan aku benar-benar tidak suka melakukan hal-hal yang merepotkan.." kataku.
Saat itu terlihat kekecewaan di wajah namjoo. "tapi karna kau yang memintanya.. baiklah aku akan melakukannya.." sambungku sambil tersenyum.
Wajah kecewa namjoo berubah menjadi senyuman manis.
Saat itu dia berdiri dan mencium pipiku. "terimakasih.." ucapnya sambil tersenyum ke arahku.
Saat itu ayah namjoo menelpon dan memintanya untuk pulang lebih awal.
Aku tersenyum ke arah namjoo dan langsung mengantarkannya kembali ke rumah.
"sudah sampai.. terimakasih dojoon aahh.. hari ini aku senang sekali.." kata namjoo.
"aku juga.. umm, yasudah ayo masuk.. aku akan pergi setelah melihatmu masuk ke dalam.." kataku tersenyum di ikuti oleh anggukan namjoo.
Namjoo langsung melangkah ke arah pintu rumahnya dan langsung masuk ke dalam.
"baiklah,, sekarang saatnya untuk pulang.." gumamku pelan lalu melangkah ke arah rumahku.
Saat melewati gang dekat rumahku aku merasakan perasaan itu lagi.
"hmmm.. keluar saja, aku tau kau disana.." kataku menatap ke arah salah satu tiang penerang jalan dengan lampu yang padam.
"wah wah wahh.. seperti yang diharapkan dari dojoon oppa.. kau selalu bisa mendeteksi kedatanganku.." yuju muncul dari balik tiang lampu itu sesaat kemudian lampu itu menyala.
"haaaahh,, aku sedang lelah jadi katakan dengan cepat.." gerutuku.
"haiizzz, sudah 2 tahun kita tidak bertemu dan sikapmu masih sama saja.. yasudah aku langsung ke intinya saja.. apa kau pernah dengar tentang night hunters?" yuju menatapku serius.
"yup, tentu saja.. mereka adalah organisai vampire jahat yang tidak segan-segan membunuh manusia bahkan vampire lain.. para pendahulu telah membunuh pemimpin mereka, dan menyegel beberapa petinggi mereka.. memangnya ada apa?" kataku mulai serius.
"ada yang membuka segel dan membebaskan para petinggi night hunters, menurut kabar juga mereka ingin balas dendam dan memburu kita para darah murni..." kata yuju.
"haaaahh,, tidak usah cemas kau tau kan kelebihanku adalah mendeteksi keberadaan vampire lain? Jadi tidak perlu khawatir.." kataku.
"hmmm,, aku benar-benar iri denganmu oppa.. kelebihanmu benar-benar berguna.. tidak seperti punyaku yang hanya bisa mengacaukan arus listrik.." kata yuju menatapku iri.
"setelah ini kau akan kemana?" kataku.
"aku harus ke apartement dekat kampusmu.. disana ada dua kakak beradik darah murni yang harus kuperingatkan juga..".
"apartement dekat kampus? bukankah junior bilang cella tingal dekat kampus? Dan 2 kakak beradik? Apa mungkin?" gumamku dalam hati.
"yuju yaa? Apa kau bisa memberitahuku nama kedua vampire itu??" tanyaku penasaran.
"hmm,, sang kakak benama chika.. sedangkan adiknya cella.. mereka berdua vampire darah murni, kelebihan mereka adalah telepati.. memangnyaa kenapa?" yuju menatapku bingung.
"hmm sudah kuduga.. penciumanku tidak pernah salah.." gumamku pelan
"urghh aku tidak percaya aku akan bertemu dengan mereka berdua lagi.. kami bertiga memang tidak akur.." gerutu yuju lalu langsung melompat ke atap salah satu rumah dan menghilang.
"hahahaha,, sepertinya ini akan lebih menarik mulai sekarang.." gumamku dalam hati lalu melanjutkan perjalananku ke rumah
Sesampainya di rumah aku langsung mengarah ke kamarku dan menghempaskan tubuhku ke tempat tidur. "baiklaah.. aku akan langsung bertanya pada mereka besok.." gumamku pelan sambil langsung menutup mataku perlahan.
Beberapa saat kemudian aku tertidur pulas.
Tiba-tiba aku merasakan panas yang amat sangat dari kakiku membuatku terbangun dari tidurku.
"AARRGGHH!!!" teriakku melihat kakiku yang mulai terbakar.
Beberapa saat kemudian nenekku muncul dan langsung menutup horden jendela.
"dojoon aah?? Kau tidak apa-apa? Haduuhh, kenapa kau tidak menutup jendela saat tidur.. sudah tau cahaya matahari saat fajar bisa membunuhmu." Gerutu nenekku sambil mengambil selimut dan menutupi luka bakar di kakiku.
"maaf nek.. aku terlalu lelah semalam sampai lupa menutup jendela.." kataku.
"haaahh,, kalian para vampire darah murni memang berbeda dengan para humanblood.. kalian bisa bebas di siang hari, tapi mentari saat fajar bisa membunuh kalian.." kata nenekku.
"iya iyaa.. sekarang sudah tidak apa-apa.. aku harus bersiap ke kampus.. owh iya nek, boleh aku minta persediaan suplemen darah lagi? Punyaku sudah habis.." kataku.
"yasudah.. nenek akan pergi kerumah orangtuamu nanti siang.. jadi sepertinya kau akan sendiri selama beberapa hari.. nenek akan menyiapkan persediaan suplemen darah untukmu, kau bisa mengambilnya di meja makan nanti sebelum berangkat.." kata nenekku.
"terimakasih nek.." aku tersenyum. Semenjak aku masuk kuliah nenek melarangku untuk menyerang manusia.
Sebagai gantinya nenek menyiapkan suplemen yang terbuat dari darah hasil donor yang dia beli dari rumah sakit.
Aku langsung bersiap-siap dan berangkat ke kampus.
Sesampainnya di kampus dosen matematika dasar langsung menyambutku dan mengajakku untuk masuk ke kelas dengan para mahasiswa yang telah duduk rapi di tempat duduk mereka masing-masing.
Aku sudah merasakan frekuensi vampire saat pertama masuk ke kelas ini.
Mataku menerawang mencari asal frekuensi itu dan mendapati chika yang duduk di pojok belakang kelas.
"heeh, got you.." gumamku dalam hati sambil terus menatap chika.
"dojoon aah.. tolong bagikan materi hari ini pada mereka.." kata dosen sambil menyiapkan peralatan-peralatan yang akan dia gunakan.
Aku langsung membagikan materi yang disediakan pada mahasiswa satu persatu.
"hai seonbae.. hari ini kau yang jadi asdos yah? Aku pikir namjoo seonbae yang akan muncul.." kata chika saat aku sampai di depannya.
Mataku tertuju pada jus strawberry di meja di depannya.
"waahh, minumanmu terlihat lezat.. mau coba punyaku?" kataku sambil mengeluarkan sebutir suplemen darah dari kantongku dan menaruhnya di atas meja di depan chika.
Chika menatap suplemen itu sebentar lalu mengangkat kepalanya ke arahku. "bau ini?" gumam chika pelan dengan wajah terkejut.
Aku memberikan secarik kertas ke mejanya. "nomer teleponku.. hubungi aku nanti, sepertinya ada yang harus kita bicarakan.." kataku.
*Jo Chika
"WifI...finally!! Apartemen ku udah dipasangi wifi!! Saatnya donwload gameeeee" gumamku senang.
Aku segera menyalakan laptopku dan membuka web browser lalu googling game yang ingin ku download.
Tak lama kemudian aku menemukan game yang ku cari.
Aku mengklik link download yang ada dan mulai mendownload.
"50%.....75%...89%...99%..."
"Sedikit lagi selesai!!" gumamku.
Mendadak saja semuanya menjadi gelap dan aku merasakan kedatangan seorang vampire.
"Arghh! Ini menyebalkan." Gumamku.
"Ada apa kau datang kemari Yuju?" terdengar suara cella dari luar pintu kamarku.
"Ternyata Yuju yang datang pantas saja listrik padam. Cih menyusahkan saja...oh iya apa game ku sudah sele- AAA!!! Downloadan ku..." gumamku dan langsung berlari keluar kamar.
"YUJUU....bisa kah tiap kali kau datang tidak memadamkan listrik di apartemen kami?!" kata ku kesal.
"Hahaha maafkan aku, tiap kali ke sini aku selalu tidak bisa mengontrol kekuatanku." Kata yuju sambil memasang topeng senyumnya.
"Bilang saja kalau kau itu sengaja. Cih.." kataku menatapnya kesal.
"Sudahlah...jangan bertengkar. Lalu yuju ada urusan apa kau datang kesini?" kata cella tenang.
"Ada yang harus ku beritahukan pada kalian tentang Night Hunters." Kata yuju menatap kami serius.
Setelah itu Yuju memberitahu kami tentang ada yang membuka segel dan membebaskan para petinggi night hunters, menurut kabar juga mereka ingin balas dendam dan memburu kami para darah murni.
"Terima kasih atas informasinya Yuju, sekarang kau pulanglah jangan sampai kau membuat kami lebih kesal dari ini." Kata cella memperingati yuju.
"Haha... baiklah aku juga tidak ingin berlama-lama disini." Kata yuju lalu segera pergi.
Tak lama setelah Yuju pergi, listrik di apartemen kami menyala.
"Akhirnya dia pergi juga.." kataku lega.
"Iya... aku juga sebal melihatnya, apa lagi kerjaan ku terganggu karna nya." Kata cella kesal.
"Lalu... apa eomma dan appa sudah tau tentang hal ini?" kataku menatap cella.
Saat itu mendadak hp ku berbunyi.
Aku mengambil hp ku dari kamar dan langsung keluar dari kamarku.
"Cella yaa... eomma menelpon." Kata ku lalu segera mengangkat telpon.
"Eomma.." kataku.
"Chika... eomma mendengar bahwa night hunters telah kembali dan akan membalas dendam pada kaum kita.
Kalian berdua jangan sekali-kali jalan sendirian, apa pun yang terjadi jangan pernah meninggalkan satu sama lain dan jangan mudah percaya dengan orang lain." Kata eomma memperingati kami.
"Lalu... eomma dan appa bagaimana?" kata cella bingung.
"Tenang saja.. eomma dan appa akan segera kesana setelah urusan kami disini seleasai." Kata eomma lalu segera menutup telepon.
"eomma... eomma.. ahh urusan eomma dan appa itu apa sih dan lagi mereka itu sedang dimana?? Membut anak-anak nya khawatir saja disini." Gerutuku di ikuti juga dengan anggukan setuju dari cella.
Keesokan harinya.
"Uggh... kenapa hari ini harus kuliah pagi sih... mana mata kuliah matematika dasar lagi." Gerutu ku dan lalu bersiap-siap ke kampus.
Hari ini cella kuliah siang jadi dia masih tidur pulas di kamarnya.
Aku mengambil jus strawberry dulu sebelum berangkat ke kampus.
Sesampainya di kampus aku langsung masuk ke kelas dan duduk di tempat biasanya aku duduk lalu aku menaruh kotak jus strawberry ku di atas meja.
Aku melihat dosen masuk bersama dengan Dojoon seonbae.
"Wah... hari ini asdos nya bukan Namjoo seonbae ya, ku pikir aku akan badmood lagi hari ini. Baguslah kalau bukan Namjoo seonbae." Gumamku.
"dojoon aah.. tolong bagikan materi hari ini pada mereka.." kata dosen sambil menyiapkan peralatan-peralatan yang akan di gunakan olehnya.
Dojoon seonbae langsung membagikan materi yang disediakan untuk mahasiswa satu persatu.
"hai seonbae.. hari ini kau yang jadi asdos yah? Aku pikir namjoo seonbae yang akan muncul.." kata ku saat dojoon seonbae sampai di meja ku.
Matanya tertuju pada jus strawberry di meja ku.
"waahh, minumanmu terlihat lezat.. mau coba punyaku?" kata dojoon seonbae sambil mengeluarkan sebutir suplemen dari kantongnya dan menaruhnya diatas mejaku.
Aku menatap suplemen itu sebentar.
"Ini kan..." gumamku segera mengangkat kepalaku.
"Bau ini?" gumamku pelan menatap dojoon seonbae.
Saat itu dojoon seonbae memberikan ku secarik kertas.
"nomer teleponku.. hubungi aku nanti, sepertinya ada yang harus kita bicarakan.." kata dojoon seonbae lalu segera kembali ke depan.
Lalu pelajaran pun di mulai.
Hari ini konsentrasi ku teganggu karna memikirkan tentang Night Hunters.
Aku pulang ke apartemen dan mendapati bin dan eunwoo hyung di dalam apartemenku.
"Ada apa ini? Tumben sekali kau disini bersama dengan eunwoo hyung." Kata bingung lalu duduk di sofa dan memeluk boneka kucing kesayanganku.
Bin duduk di sebelahku dan eunwoo hyung sedang di dapur bersama cella menyiapkan makan malam.
"Hmm kami datang ke sini karna ingin membagi bahan makanan dengan tetangga kami tersayang haha.." kata bin sambil mencubit pipi ku.
"Heyy pipi ku bisa tambah tembem bin." Kata kesal lalu mencoba membalas perbuatan nya.
Ng... tanganku tidak sampai. Sial.
"Hahaha chika tangan mu terlalu pendek untuk menggapai wajahku.." kata bin meledek.
Kalau begini bisa-bisa aku menggigit tangannya.
Saat aku mau menggigit tangannya mendadak tangan cella menutup mulutku.
"Hmmphh..." kataku tak bisa bicara.
"Berhentilah main. Ayo makan." Kata cella.
"Kau tak boleh menggigitnya eonnie... apa kau berniat membeberkan padanya tentang identitas kita?" kata cella lewat telepatinya.
"Habisnya dia meledekku sih jadinya aku tak tahan ingin menggigitnya." Kataku lewat telepati.
"Lain kali hati-hati eonnie." Kata cella.
Lalu kami semua duduk di meja makan dan menyantap makanan di depan kami.
"Bagaimana rasanya??" kata eunwoo hyung menatap aku dan cella.
"Enak sekali hyung, kau yang terbaik." Kataku sambil mengangkat jari jempolku.
"Benar kata eonnie ini enak oppa." Kata cella sambil tersenyum.
"Syukurlah kalau makanannya enak hehe.." kata eunwoo hyung tersenyum.
"ahh...mianhe hyung sebenarnya aku tak merasakan apa-apa.." gumamku sedih.
*Park Dojoon
"haaahh,, kenapa anak itu tidak menelponku.." gumamku dalam hati menatap handphoneku.
"aahh sepertinya aku yang harus menelpon mereka.." aku mengambil handphoneku dan langsung menghubungi junior.
"oo, junior kau dimana?"
"aku masih di kampus, sedang mengerjakan tugas kelompok.. yaa, bagaimana bisa kau pulang sendirian seperti itu.. apa kau tidak mengkhawatirkan kelompokmu??"
"hmmm, kau taukan aku benci mengerjakan sesuatu secara berkelompok karna itu aku keluar dari kelompok mereka dan mengerjakan tugas itu sendiri.."
"haaahh,, dasar kutu buku.. nilaimu selalu lebih bagus dari kami meskipun kau mengerjakannya sendiri.. yasudah, kenapa kau menelponku? Jangan bilang kau menelpon hanya karna kangen padaku?"
"haaiizzz,, bagaimana bisa aku merindukanmu jika selalu melihat wajahmu setiap hari? Aku sudah bosan tau.. hmm, apa kau punya nomer telpon chika?"
"umm chika?? Sepertinya tidak.. tapi aku punya nomer telpon cella.."
"aahh, benarkah?? Tolong kirimkan padaku secepatnya.."
"oooo,, park dojoon.. tidak biasanya kau meminta nomer telpon wanita.. apa kau ingin mendekati chi-"
"YAAA,, kenapa kau meminta nomer telpon hoobae itu??" tiba-tiba terdengar teriakan namjoo.
Aku terkejut dan menjauhkan Handphone dari telingaku.
"oo,, namjoo yaa.. uumm,, ituu.. eemm,, aku hanya ingin menyampaikan beberapa hal mengenai kelas matdas tadi pagi.. yap,, dosen meminta bantuanku menyampaikannya pada mereka.." kataku mengelak.
"apa benarr?? Aku akan mengawasimu park dojoon.."
"waahh,, pacarmu benar-benar menakutkan dojoon aah,, jika aku jadi kau aku akan memu-aaakk,, sakit kenapa kau memukulku namjoo.."
"urrgghh,, aku sedang buru-buru.. jadi tolong kirim secepatnya yah.." kataku lalu memutus sambungan telepon.
Beberapa saat kemudian aku mendapat pesan dari junior berisi nomer telepon cella. Tanpa menunggu lama aku langsung menelpon nomer itu.
"yobosaeyo?" terdengar suara cella dari ujung telepon.
"yobosaeyo?? Apa ini benar nomer telpon cella?"
"ummm benar.. kalau boleh tau ini siapa yaah??"
"ini aku dojoon seonbae.. maaf aku meminta nomer telponmu dari junior.. ada hal penting yang ingin kubicarakan dengan chika.. apa kau sedang bersamanya sekarang?"
"aahh, annyeonghasaeyo seonbae.. umm, sekarang dia sedang makan.. tunggu sebentar akan ku panggilkan.. EONNIEE!! ADA TELPON UNTUKMU KATANYA PENTING.." terdengar teriakan cella.
Beberapa saat kemudian samar-samar terdengar pembicaraan chika dan cella. "siapa?"
"dojoon seonbae" "aah, benar aku lupa.."
"yobosaeyo.. ada apa seonbae??"
"oo,, chika yaa.. kenapa kau tidak menelponku?"
"umm,, maaf seonbae aku lupa.. memangnyaa apa yang ingin kau bicarakan?"
"siapa yang menelpon? Seonbae dari kampus kita? Pria atau wanita? Apa kau dekat dengannya??" terdengar suara laki-laki dengan nada cemburu.
"haiizz,, bin aah.. tolong jangan ganggu aku.. aku sedang menelpon.."
"apa ada orang lain di apartemen kalian??"
"yuup,, dua orang kakak beradik tetangga kami.."
"apa mereka juga sama seperti kita??"
"tidak.. mereka manusia.."
"Kalau begitu temui aku di depan kampus nanti malam jam 8.. ada beberapa hal yang harus kita bicarakan.."
"baiklah.. aku akan mengajak cella juga.. sampai bertemu nanti malam seonbae.." "waaa??
Apa dia mengajakmu bertemu?? Siap-" terdengar suara pria sebelumnya sebelum sambungan telpon terputus.
Malam itu aku sudah menunggu mereka berdua di depan kampus.
Aku melihat jam di tanganku yang sudah menunjukan pukul 8 lewat 15 menit.
"haahh,, kenapa dua anak itu lama sekali.." gerutuku.
Sesaat kemudian aku merasakan frekuensi vampire dari arah belakangku.
"geh.. padahal apartement kalian dekat kenapa ka-" kata-kataku terhenti melihat 2 orang pria di belakangku.
"siapa kalian?" kataku memasang posisi siaga.
"sial.. sepertinya mereka night hunters.." gumamku dalam hati melihat wajah mereka berubah pucat dengan gigi taring dan kuku mereka yang mulai memanjang.
"sepertinya aku tidak punya pilihan lain.." kataku lalu berubah menjadi mode vampire, mataku memerah tajam dengan kuku-kuku jariku yang memanjang bersamaan dengan gigi taringku.
"waah waah waahh.. mata merah tajam itu, sepertinya kita bertemu dengan darah murni disini.." kata salah seorang lain yang muncul di belakangku.
Tanpa menunggu lama mereka langsung menyerangku bersamaan. pertarungan sengit terjadi antara kami berempat.
Salah seorang mencoba menebas leherku tapi aku dengan cepat menghindar dan menusuk jantungnya dengan kuku ku yang tajam membuatnya berubah menjadi abu.
Saat itu pria yang berada di samping kiriku mencoba menusuk jantungku dari samping, aku yang terlambat menyadari itu tidak dapat menghindari serangan itu sepenuhnya sehingga ia berhasil menusuk lambungku.
"SIAL!" gumamku dalam hati saat tiba-tiba pria di belakangku menendang lambung kiriku tempat lukaku sebelumnya.
Aku terlempar ke tanah, dengan mereka yang melangkah perlahan ke arahku.
"silahkan.. dia milikmu...." Kata vampire yang menendangku barusan.
Pria itu melangkah perlahan ke arahku yang bersender di gerbang kampus.
"hehehe, terima kasih.. aku akan membuat kematianmu perlahan dan menyakitkan, dasar darah murni.. kalian membunuh pemimpin kami dan menyegel para petinggi.. sekarang pemimpin kami sudah bangkit dan para petinggi telah di bebaskan.. setelah membunuh seluruh darah murni,, era night hunter akan kembali dimulai.. hahahahah.." kata pria itu sambil menusuk seluruh tubuhku satu persatu.
Teriakan demi teriakanku mengiringi setiap tusukan yang ia berikan.
"sepertinya sudah cukup.. aku akan mengakhiri penderitaanmu.. MATI KAAUUU!!!!" kata pria itu sambil menggerakan tangannya mencoba menusuk mataku dengan kukunya.
Saat itu semua terasa melambat.
Tangan pria itu bergerak perlahan ke arahku.
"haaahh,, sepertinya hanya sampai disini yah.. malam yang indah untuk mati.." gumamku dalam hati sambil menutup mataku.
"tskkk!!!!" aku membuka mataku perlahan dan mendapati sebuah tangan dengan kuku yang panjang menembus dada kiri vampire itu.
"maaf seonbaee.. agak susah menyuruh kedua kakak beradik itu untuk pulang dari rumah kami.." pria itu berubah menjadi abu.
Dari balik pria itu aku bisa melihat chika menatapku dalam mode vampire dengan matanya yang memerah tajam.
Satu vampire yang tersisa menatap kami berdua kaget.
"Siaall, ternyata disini ada dua orang darah murni.. aku harus memberitahukan pada para peting-" tiba-tiba kepala vampire itu terpisah dari tubuhnya.
"maaf.. disini ada 3 vampire darah murni.." kata cella menatap pria vampire yang baru saja di tebasnya sambil mengelap kuku nya yang berdarah dengan sapu tangan.
Pria itu kemudian berubah menjadi abu.
"haaahh.. kenapa kalian berdua lama seka-" pandanganku memburam dan mulai kehilangan kesadaranku.