*Jo Chika
Aku membuka mataku perlahan. "Eonnie!! Kau sudah sadar?" terdengar suara Cella yang duduk di samping tempat tidurku.
"Aku.. haus.." kataku dengan suara agak serak.
"Tunggu sebentar eonnie." Cella menuju pintu kamar. "Eoh Lisa.." kata Cella menatap lisa yang baru masuk ke kamarku.
"Apa Chika sudah sadar?" kata Lisa.
"Iya, aku sudah sadar dan aku sangat haus." kataku masih dengan suara serak. Rasanya semua badanku remuk.
"Aku akan mengambilkan jus stroberi untuk eonnie." kata Cella.
"Tunggu sebentar ada yang harus kalian tau." kata Lisa menahan Cella.
"Apa itu?" kata Cella dengan wajah bingung yang tepampang di wajahnya.
"Begini.. Agar Chika bisa pulih kembali ia harus meminum darah dari seorang pureblood." jelas Lisa.
"Ahh~ begitu ya, kalau begitu tunggu sebentar eonnie biar ku bawakan darahku untukmu." kata Cella kemudian ia keluar dari kamarku.
Tak lama kemudian Cella masuk dengan sebuah gelas, ia memberikan gelas yang ternyata berisi darahnya itu padaku lalu aku segera meminum darah itu.
Setelah menghabiskan segelas darah itu aku merasa bahwa seluruh badanku menjadi sehat kembali.
"Oh iya, berapa lama aku pingsan?" kataku.
"Hmm 1 hari." kata Lisa, aku menurunkan kakiku dari tempat tidur kemudian berdiri.
"Lalu Moonbin?" aku menatap Cella dan Lisa bergantian.
"Dari kemarin ia menggedor-gedor pintu apartemen kita dan memaksa ingin masuk untuk bertemu denganmu." kata Cella sedikit kesal.
"Dan aku yakin hari ini pun ia akan menggedor-gedor pintu kita lagi." kata Cella menoleh ke arah pintu.
Tiba-tiba saja bell berbunyi dan di ikuti oleh suara pintu yang digedor-gedor.
"Tuh kan.." kata Cella. Aku menatap Cella sambil tersenyum lalu segera keluar dari kamar.
Aku menuju pintu dan mambukanya.
"Chika!" Moonbin langsung memelukku erat.
"Ya! A-aku.. sesak.. aku tidak bisa bernafas." kataku berusaha mendorong Moonbin.
"Apa yang terjadi denganmu kemarin?? Aku sangat khawatir tau!" kata Moonbin melepas pelukannya sambil memegang bahuku.
"Ohh kemarin.. aku tiba-tiba saja merasa tidak enak badan.." bohongku.
"Kau tidak perlu khawatir karena aku sudah baikan sekarang hehe.." sambungku sambil tersenyum.
"Baguslah kalau begitu.." Moonbin tersenyum sambil mengusap pipi kananku.
"Oya, lalu kenapa ajeossi dan yang lainnya terlihat begitu panik saat mencarimu di taman bermain, seolah-olah kau itu sedang dalam bahaya.." kata Moonbin bingung.
"Kurasa itu hanya perasaanmu saja hahaha.. oh ya Bin, apa kau bisa membantuku?" kataku sambil sedikit tersenyum.
"Katakan saja, aku pasti akan membantumu." kata Moonbin tersenyum menampakkan gigi-gigi kotaknya yang berbaris rapi.
Aku membisikkan sesuatu di telinganya lalu ia mengangguk "kalau cuma itu sih gampang." kata Moonbin mengacungkan jempolnya sambil tersenyum.
Lalu aku dan Moonbin ke ruang tengah apartemenku, kami duduk bersebelahan sambil asik mengobrol.
"Masih pagi tapi kalian berdua sudah membuat mataku sakit." kata Cella yang baru saja keluar dari kamarnya.
Aku tersenyum tipis ke arahnya "Kau cemburu ya?" kataku.
Cella mendengus kesal lalu masuk ke kamarnya, aku dan Moonbin saling bertatapan lalu tertawa.
Tak lama setelah itu bell apartemen kami berbunyi, aku dan Moonbin segera berlari ke arah kamarku, kami menutup pintu dengan menyisakan sedikit cela untuk mengintip ke arah ruang tengah.
Tiba-tiba Lisa muncul dan berjalan ke arah pintu.
"Aishh aku lupa memberitahukannya pada Lisa." gumamku.
Dengan cepat aku berlari ke arah Lisa dan menghadang jalannya.
"Biarkan Cella yang membuka pintu, kau kembali ke kamar saja dan jangan keluar sampai aku bilang keluar, Ok?" bisikku.
Lalu aku dan Lisa buru-buru kembali ke kamar kami masing-masing.
Aku melihat dari celah pintu, Cella keluar dari kamarnya.
"Kemana sih semua orang? Kenapa tidak ada yang membukakan pintu?" kata Cella kesal sambil berjalan ke arah pintu.
Cella membuka pintu itu, ia terkejut melihat ke arah pintu tersebut.
"J-junior seonbae??" kata Cella masih terkejut.
"Ohh Cella-ya, ada yang ingin ku bicarakan.." terdengar suara Junior seonbae.
"Oh, masuk dulu seonbae.." kata Cella lalu mereka berdua berjalan ke ruang tengah lalu duduk.
"Ya Chika menunduklah sedikit." bisik Moonbin.
"Sssttt! Jangan berisik!" bisikku menoleh sebentar ke arah Moonbin lalu kembali melihat keluar celah.
"A-apa yang ingin kau bicarakan seonbae?" kata Cella sedikit gugup menatap Junior seonbae.
"Mm.. aku ingin minta maaf, sebenarnya selama ini aku ingin menghubungi mu tapi aku takut, dan sekarang aku ingin minta maaf karena marah padamu." kata Junior seonbae menatap Cella.
"Jadi kau memintaku untuk menelpon Junior seonbae agar dia minta maaf ke adikmu? Memangnya Junior seonbae berbuat salah apa?" bisik Moonbin.
"Emm itu..urusan mereka jadi.." aku menutup pintu kamarku sebelum Moonbin mendengar lanjutan dari pembicaraan Cella dan Junior seonbae.
"Ya! Kenapa kau malah menutup pintunya?" kata Moonbin terlihat sedikit kesal.
"Kenapa kau kesal? Kan itu urusan pribadi mereka. Oh iya terimakasih karna kau mau menolongku hehe.." kataku sambil tersenyum.
"Aku masih penasaran dengan pembicaraan mereka tau." kata Moonbin sambil memanyunkan bibirnya.
"Daripada memikirkan kelanjutan pembicaraan mereka mending kau main game dengan ku, aku menemukan game bagus hihi.." kataku sambil tersenyum licik.
"Jinjja? Kalau begitu ayo kita main!" kata Moonbin bersemangat.
Setelah beberapa jam kami bermain.
"Chika, aku mulai lapar. Makan yuk!" kata Moonbin sambil menaruh stick PS4 nya di atas meja tv yang tak jauh dari tempat kami duduk.
"Baiklah, ayo kita keluar." aku dan Moonbin berjalan menuju pintu lalu membukanya.
Saat kami keluar, aku melihat Cella dan Junior seonbae sedang asik bercanda.
"Cieeee yang udah baikan." kataku meledek Cella.
"Ishh eonnie.." kata Cella terlihat malu-malu.
"Apa kalian tidak lapar?" tanya Moonbin menatap Cella dan Junior seonbae.
Junior seonbae melihat sebentar jam tangan yang berada di tangan kirinya lalu menatap Moonbin "Kalau begitu ayo kita makan bersama, aku juga mulai lapar." kata Junior seonbae.
"Eonnie, kita berdua juga ikut?" telepati Cella.
"Tentu saja. Masa kau akan meninggalkan Junior seonbae, oya kalian sudah baikan kan? Apa dia sudah menerima fakta bahwa kau adalah seorang vampire?" telepatiku ke Cella.
"Eoh. Dia sudah bisa menerima fakta bahwa aku adalah seorang vampire." telepati Cella sambil tersenyum ke arahku.
"Kajja!" kata Moonbin lalu kami ber-empat pun keluar dari apartemen.
"Eoh! Hyung!" kataku melihat Dojoon hyung dan Yuju bersama Sinbi sedang berjalan menuju ke arah kami.
"Chika, kau sudah baikan?" kata Dojoon hyung segera menghampiriku lalu memutar-mutar badanku.
"Aku sudah baikan kok, dan berhentilah memutar-mutar badanku hyung, ini membuatku pusing." kataku sedikit mengerutkan dahiku.
"Ah mian haha.." Dojoon hyung sedikit tertawa.
"Kalian mau kemana?" kata Yuju bingung.
"Kami mau pergi makan." kata Moonbin.
"Dojoon kau juga ikut, oya Bin ajak Eunwoo juga." kata Junior seonbae.
Lalu Moonbin masuk ke apartemennya, tak lama kemudian Moonbin bersama Eunwoo hyung muncul dari balik pintu.
"Wahh ramai sekali disini, kalau begitu ayo kita pergi sekarang." kata Eunwoo hyung.
Kami semua naik lift dan turun di lantai 2, disana terdapat restoran dengan makanan yang cukup enak.
Kami duduk di sebuah meja persegi panjang, aku duduk di ujung meja dengan Moonbin yang duduk di sebelah kananku, di kanan Moonbin ada Junior seonbae dan di kanan Junior seonbae ada Cella.
Sedangkan di depanku duduk Eunwoo hyung, di samping kiri Eunwoo hyung ada Dojoon seonbae, Yuju, dan Sinbi.
Seorang pelayan wanita pun datang dan memberikan kami beberapa menu.
Setelah selesai menulis pesanan kami, pelayan itu mengambil kembali menunya lalu pergi.
"Ini pertama kalinya kita semua berkumpul seperti ini." kata Eunwoo hyung dengan senyum di wajahnya.
Aku tersenyum "Anggap saja kita sedang merayakan baikannya Cella dan Junior seonbae." kataku menatap Cella dan Junior seonbae bergantian.
"Benarkah?" kata Dojoon hyung yang sedikir terkejut menatap Cella dan Junior seonbae.
"Yahh.. kami memang sudah baikan tapi tidak perlu dirayakan haha.." kata Junior seonbae sedikit tertawa.
"Memangnya kalian bertengkar karena apa?" kata Moonbin penasaran.
"Itu karena aku mengetahui bahwa Cella itu sebena-" "Ini makanannya." kata seorang pelayan memotong perkataan Junior seonbae.
"Cella, cepat bilang ke Junior seonbae agar ia tidak mengatakannya!" telepatiku ke Cella sedikit panik.
"Kenapa? Toh semua orang yang disini sudah tau mengenai hal itu." telepati Cella.
"Ya! Binnie eh maksudku Moonbin belum tau mengenai hal ini!" telepatiku.
"Ehh?? Mian eonnie, aku lupa!" telepati Cella.
"Sebenarnya?" tanya Moonbin makin penasaran.
"Sebenarnya Cella itu vam-" Cella membekap mulut Junior seonbae, lalu menarik tangan Junior seonbae dan membawanya pergi sedikit menjauh dari kami.
"Hm? Ada apa dengan mereka?" kata Moonbin bingung menatap ke arah Junior seonbae dan Cella.
Aku mengangkat bahuku "Molla."
"Huft~ untung saja." gumamku dalam hati.
Tak berapa lama Cella dan Junior seonbae kembali lalu kami semua makan sambil sesekali bercerita.
Tiba-tiba hpku bergetar lalu muncul notification 'low battery'.
"Eh? Kok? Ahh~ aku lupa men-charge hpku saat di apartemen tadi." gumamku pelan.
"Ada apa?" Moonbin menoleh ke arahku.
"Hpku lowbat." kataku.
"Aku ada powerbank, mau pinjam?" kata Moonbin.
Aku menggeleng "Tidak perlu, lagian aku juga sedang tidak ada keperluan dengan hpku." kataku.
"Hm baiklah." kata Moonbin lalu melanjutkan makannya.
Yang lainnya sedang asik makan sambil berbincang-bincang.
"Eonnie, aku baru ingat kalau ada hal penting yang belum ku ceritakan padamu." telepati Cella tiba-tiba saat aku sedang terdiam menatap makananku.
"Apa itu?" telepatiku.
"Kita bicarakan di toilet saja, ayo." telepati Cella.
"Aku ke toilet dulu." kataku, "Aku juga.." sambung Cella lalu kami berdua menuju ke toilet.
Untung saja toilet ini sepi setelah kami memeriksa semua bilik yang ada di dalam, lalu kami mengunci toilet tersebut.
"Jadi apa yang ingin kau ceritakan?" kataku sambil berdiri di depan cermin dan merapikan rambutku.
"Kemarin saat kau pingsan, kau hampir saja dibawa oleh night runners, untung saja ada Dojoon seonbae yang menolongmu. Para anggota night runners, mereka memiliki kekuatan yang jauh lebih kuat dari kita, kudengar dari Dojoon seonbae salah satu dari mereka memiliki kekuatan bereinkarnasi, saat Dojoon seonbae sudah membunuhnya, tiba-tiba saja dia masih hidup dan seperti tidak terjadi apa pun padanya." jelas Cella menatapku.
"Ehh?? Salah satu dari mereka saja tidak bisa kita bunuh dan lagi mereka lebih kuat dari kita. Jadi, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita tidak bisa membuat kempuan khusus kita menjadi lebih kuat dari yang sekarang??" tanyaku.
"Hmm aku juga tidak tau, tapi rasanya aku pernah membaca sesuatu tentang kekuatan khusus kita vampire pureblood, hanya saja aku lupa aku membacanya dimana." kata Cella.
"Eh kita sudah terlalu lama disini, ayo kita kembali." kataku setelah melihat jam yang berada di tangan kiriku.
Kami berdua pun kembali ke tempat duduk kami.
"Kalian lama sekali disana. Apa kalian sedang menggosipi ku?" kata Yuju dengan senyuman menyebalkannya.
Aku dan Cella menatapnya kesal.
Lalu aku menatap Dojoon hyung yang sedari tadi hanya diam.
"Dojoon hyung? Kau kenapa? Apa kau sedang sakit? Sedari tadi kau hanya diam saja." tanyaku bingung sekaligus khawatir.
Dojoon hyung hanya menggeleng pelan sambil tersenyum.
Tiba-tiba hpku bergetar.
"Eoh? Jihwa?" gumamku saat melihat hpku dengan nama Jihwa yang tertera disana.
"Yeoboseyo? Jihwa, ada apa?" kataku setelah mengangkat telpon dari Jihwa.
"Chika-ya! Kau dimana? Tolong aku! Aku sangat memerlukan bantuanmu!" Jihwa tergesa-gesa.
"Apa? Kau dimana? Aku akan menolongmu!"
"Aku sedang dirumah Jimin, saat aku sampai disini rumahnya.. Rumahnya sangat berantakan. Tolong aku! Disni juga ada sebuah surat-" "titt tit titt"
"Jihwa-ya?! Jihwa!" aku melihat layar hpku.
"Sial, hpku mati." decakku.
"Ada apa Chika?" tanya Moonbin.
"Hm.. aku pergi duluan ya, ada yang harus ku urus. Cella ayo." kataku menatap Dojoon hyung sebentar sambil memberikan sebuah isyarat padanya lalu aku pergi.
Seperti mengerti Dojoon hyung menggangguk pelan.
"Chika!" panggil Moonbin tapi aku berpura-pura tak mendengar panggilannya.
Setelah sampai di luar, aku dan Cella keluar dari gedung apartemen kami sambil menunggu kedatangan Dojoon hyung.
Tak lama kemudian Dojoon hyung datang bersama dengan Yuju dan Sinbi.
"Ada apa? Apa ada yang sesuatu terjadi?" tanya Dojoon hyung.
Aku mengangguk "Jihwa..kita harus menolongnya. Mungkin pacarnya dalam bahaya." kataku menatap Dojoon hyung, Yuju dan Sinbi serius.
"Kau tau alamat rumahnya?" tanya Yuju.
"Hmm aku kurang tau dan hpku mati.. Cella coba kau telpon Jihwa." kataku.
Cella mengangguk lalu mengambil hpnya dan menelpon Jihwa. Cella mengubah panggilan itu ke speaker mode.
"Yeoboseyo? Jihwa-ya! Maaf hpku mati." kataku.
"Chi-chika-ya.. Tolong aku! Mereka.. Mengejarku.." Jihwa terengah-engah.
"Mereka? Jihwa, sms lokasi mu saat ini! Kami akan segera kesana." kataku sedikit panik.
Tak lama setelah telpon terputus, sms dari Jihwa masuk.
"Aku tau tempat ini." kata Dojoon hyung setelah melihat sms dari Jihwa.
"Kaja!"