Siang ini ada beberapa rombongan bus yang berhenti tepat di restoran dan membuat didalam semakin ramai apalagi dengan pesona chef dan juga para pelayan yang tengah sibuk melayani mereka,
Semua orang terlihat sibuk dengan masing-masing tugasnya mereka mencoba melayani semua pelanggan ini sampai akhirnya tak terasa waktu yang terus bergulir ini sudah sangat sore dan waktunya mereka untuk beristirahat sejenak
“daebak! hari ini benar-benar diluar dugaan!” desah jimin yang kini mulai mengambil segelas air dingin dari dalam pendingin
“tapi ini sangat menyenangkan bukan…”
“rasa senang itu hanya untukmu saja hyung! Ini benar-benar membuatku gila! Aku pikir hari ini akan biasa saja, tapi tiba-tiba banyak alien turun dari langit secara tiba-tiba” ucap yunhyeong yang sangat terlihat kesal hari ini karena mood nya sedang sangat tidak baik
“ah, apa kalian melihat seul gi? sejak tadi dia selesai membantu tapi dia belum terlihat lagi…” tanya minho
“tadi aku lihat dia keluar pintu belakang, mungkin dia pergi untuk mencari udara segar…” jawab haneul
“aaaahhh…… begitu, yaa mungkin dia sangat lelah hari ini”
“wah bagaimana bisa gadis itu lagi-lagi menghilang, dia benar-benar senang sekali menghilang dari semua orang!” cela yunhyeong yang tanpa kesadarannya ucapannya itu sudah membuat ketiga temannya memperhatikan sikap yunhyeong yang terlihat beda apalagi dia tidak terlihat sibuk hari ini dengan limbab yang biasanya dia pakai bahkan mereka sama sekali tidak melihat dia membawanya
Yunhyeong yang mulai sadar ketika ketiga temannya itu sedang meliriknya curiga membuat dia menjadi serba salah dan malah mengacuhkan ketiga temannya itu dan bergegas keluar ruangan
“aaaaahhh….disini sangat pengap sekali..” ucapnya sambil melebarkan kedua tangannya dan berjalan kearah luar ruangan
“ada apa dengan anak itu…” desah jimin
--------------
Suasana sore hari dipulau Jeju ini memang tak kalah indahnya dengan kota lain.. Bahkan suasana nyaman disini sangat terasa apalagi burung burung masih sangat suka berkeliaran disini dan membuat suasana semakin indah
Terlihat dari kejauhan seorang gadis dengan rambut yang di ikatnya mulai berlari pelan seakan ada sesuatu hal yang dia lupakan hari ini.
Terlihat juga senyuman kecil yang tiba-tiba muncul dari wajahnya seakan ada hal yang membuatnya senang.
Ya, sesuatu yang terjadi kemarin saat dia ada didesa kecil itu saat dia bertemu dengan sosok pria yang asik dan seorang kakek yang salah satunya juga ada disana.
Ternyata ada satu hal lagi yang mereka lakukan disana kemarin, disaat itu saat mereka berdua tengah asik berbincang kedatangan seorang kakek diantara mereka membuat mereka sama-sama canggu, sampai akhirnya sang kakek yang mulai memecahkan keheningan diantara mereka dan sedikit membuat candaan yang membuat cucu nya dan gadis ini merasa nyaman dan sangat terkesan
Sampai saatnya sang kakek mulai penasaran dengan benda yang dibawa oleh gadis ini yang masih melingkari lehernya
“benda apa itu nak?? Aku belum pernah melihatnya, sangat bagus..”
Menyadari sang kakek sangat penasaran dengan apa yang dibawanya akhirnya gadis inipun menawarinya untuk berfoto bersama cucunya
“haraboji..”
“apa kau ingin mencobanya??” tawar seulgi sambil menunjukan kameranya pada kakek
“oh tentu! Ayo cepat tunjukan caranya itu seperti apa”
“baiklah, sekarang kakek berdirilah disini bersama cucumu”
“aaah aku tidak mau…” tolak jongin dengan segala caranya
“ya! kakek mu ingin melihat benda ini seperti apa, jadi aku akan mengambil foto kalian berdua dan menunjukannya pada kakek. Ayolah cepat!” seulgipun mencoba memaksa jongin dengan caranya sampai dia mau difoto bersama sang kakek
“siap ya..”
“hana. .dul . se ”
Dan hasil foto inilah yang tengah dibawa digenggaman gadis ini yang masih berlari menuju tempat yang sepertinya cukup jauh dari tempatnya. Seulgi kini tengah menuju ketempat jongin yang sebelumnya dia berjanji ingin memberikan hasil fotonya hari ini ditempat kemarin mereka bertemu didesa
Tapi sesampainya disana dia tidak melihat sosok pria yang tengah dia cari saat itu, dia hanya melihat orang-orang yang tengah sibuk berlarian dan terlihat panik seakan terjadi sesuatu hal yang sangat darurat.
Seulgi sama sekali kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini dihadapannya, dia mendengar suara teriakan dari arah yang tak jauh dari tempatnya dan terlihat asap hitam yang sesekali melewat diatas keindahan langit hari ini.
Seul gi pun mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi ditempat yang ramai dikunjungi warga ini, tempat yang hampir semua rumahnya sangat kecil ini membuat seulgi agak sedikit merinding.
Asap hitam yang dia lihat kali ini benar-benar terlihat sangat dekat, sampai rasanya dia sulit bernafas karena banyak orang yang tengah melihat situasi ini. situasi yang seulgi belum tahu itu apa..
“kasihan dia…….” bisik para warga desa
“permisi….” ucap seulgi sambil mencoba menyelinap diantara kerumunan warga yang terlihat dengan wajah yang menyedihkan saat itu
Terdengar suara tangisan yang amat histeris yang kali ini benar-benar seulgi rasakan dan seakan tak percaya, langkah kakinya saat ini membawanya ke situasi yang benar-benar tak ingin dia lihat.
Salah satu rumah kecil ini seketika habis dengan sangat cepat dan hanya terlihat reruntuhan kayu yang sudah terbakar dan asap hitam yang masih menyelubungi tempat itu dengan sosok pria yang sepertinya seulgi kenal sedang memeluk erat seorang pria tua yang kini sudah terdampar sangat mengerikan akibat kebakaran yang sepertinya cukup hebat ini
Teriakan tangisan sangat benar-benar menyentuh sanubari setiap orang yang melihat langsung kejadiaan ini..
Suara yang sangat putus asa dan sangat menyedihkan ini membuat seulgi merasa semakin penasaran dan mulai mendekati langkahnya dan sangat sangat terkejut ketika dia benar-benar melihat sosok pria yang sedang dia cari kini tengah menangisi kakek tua yang sudah tak bernyawa penuh dengan darah dan luka itu didalam pelukannya..
Rasanya kaki yang dia topang kali ini benar-benar akan runtuh seketika melihat hal ini benar-benar terjadi dihapannya. melihat sesosok pria tampan dan pria tua yang baru saja dia kenal hangat kemarin sangat membuat seul gi shock seakan sangat tak percaya..
Dengan langkah yang sangat ragu dia mulai menghampiri pria itu seolah tak ingin percaya dengan apa yang dia lihat..
“haraboji !!”
“haraboji !!! bangun ayolah bangun haraboji !!!”
“kau tidak boleh seperti ini! kau harus bangun ayo bangunlah !!!”
Tangisan dan teriakan terus terdengar,
“kim jongin, sudah nak relakan kakekmu..”
“sudahlah ayo kita siapkan pemakamannya nak”
“andwaeyo!”
“sudahku bilang kakek ku belum mati !!”
“pergilah! tidak akan ada pemakaman apapun hari ini !”
“dia hanya sedang tertidur. sungguh dia sangat suka sekali tidur seperti ini, percayalah”
Raut wajah kesedihan dan ketakutan terlihat jelas diwajah jongin, simpati para warga desa yang melihatnya sama sekali dia acuhkan
“haraboji.. bangunlah kumohon bangun lah..!”
Suasana semakin mengharukan ketika jongin benar-benar tak berdaya saat ini, dia benar-benar tidak bisa menerima atas kepergian sang kakek yang sangat tiba-tiba ini. Hatinya sangat hancur, dia benar-benar ingin mati rasanya ketika harus melihat orang yang sangat dia sayangi ini pergi didepan hadapannya
“aku mohon…”
“bangunlah kek.. aku mohon!” desah tangisan jongin ini benar benar terus mengalir dari dalam dirinya, dia benar-benar tidak bisa berfikir jernih saat ini
Beberapa warga desapun mulai menenangkannya dan mencoba melepaskan pelukan eratnya itu agar sang kakek bisa mereka bawa ketempat yang aman dan bersiap untuk melakukan kremasi dan pemakaman untuknya
“sudahlah nak, ayo lepaskan pelukanmu”
“kakek mu akan sedih jika melihatmu seperti ini. ayo sudahlah lepaskan nak…” bujuk salah seorang warga yang mencoba melepaskan dekapannya pada sang kakek
“ANDWAE YO!! ANDWAE!!”
“aku mohon jangan lakukan ini !!”
“percayalah kakek ku hanya tertidur!! Aku mohon percayalah…”
Bajunya yang penuh dengan darah juga sangat kotor karena reruntuhan yang mungkin jatuh padanya saat dia menyelamatkan sang kakek,raut wajah yang penuh dengan kesedihan membuat seulgi yang menatapnya semakin tak bisa berdiam diri
Dengan langkah yang amat berat, seulgi yang terlihat mulai menitihkan air mata itupun mulai berjalan menghampiri jongin
“jongin~ah…”
“aku mohon jangan seperti ini..” bisik seulgi mencoba menenangkan jongin dan membantu melepaskan dekapannya pada sang kakek
“annieo seul gi-ya….”
“percayalah! Kakek ku belum mati !!”
“kakek ayolah bangun! Lihatlah aku membawa makanan kesukaan mu, ayo bangun lah kita makan bersama-sama didalam!! Ayo bangun kek aku mohon..”
Perasaan semakin sangat berkabu ketika mendengar kata-kata jongin ini membuat seul gi merasa semakin kasihan dan mulai mencoba mendekapnya erat seakan dia benar-benar mengerti apa yang dirasakan oleh seung seok saat ini
Dan saat itulah para warga mulai melepaskan kakek tua ini dan membawanya kesuatu tempat diujung desa sebelum akhirnya dia harus benar-benar tinggal ditempat peristirahatan terakhirnya..
“jaebal, hajima jongin~ah..”
“kau pria yang sangat bekerja keras, jadi kau pasti pria yang kuat. Mana mungkin kau jadi secengeng ini jongin !”
“aku mohon terimalah..”
“kakekmu akan sangat sedih jika melihat kau seperti ini..”
“berhentilah menangis…”
“aku disini.. aku bersamamu..”
Jongin yang saat itu masih terbaring lesu dipelukan seulgi terus menangis dan menangis seakan kehidupannya sudah benar-benar berakhir hari ini
“ottoke seulgi~ya..”
“ottoke….”
Dengan sangat lembut seulgi mencoba memegang bahu jongin yang sangat terlihat lemah ini dan mencoba menghapus air mata yang tak hentinya dia keluarkan,
Seulgi menatapnya dan berbicara sangat hangat seakan hati dan pikiran jongin pun mulai bisa dikendalikan
“jongin~ah...”
“setiap orang pasti akan merasakan hal seperti ini, saat dimana kau ditinggalkan atau mungkin saatnya kau yang meninggalkan orang yang kau sayang..”
“percayalah, ini sudah kehendak Tuhan. kita sama sekali tidak bisa merubah apapun”
“jika hari ini orang yang sangat kau sayangi itu pergi meninggalkanmu, maka kelak ada saatnya kau akan bertemu kembali disana, ditempat yang sangat jauh..”
“jadi kumohon , relakan kepergian kakek mu..”
“kau harus melanjutkan hidupmu . . kau harus bahagia jongin~ah”
Mendengar kata-kata Seulgi ini rasanya membuat hati jongin sedikit tenang walau masih ada air mata yang mengalir diwajahnya sambil sesekali Seulgi menghapus itu dengan tangan lembutnya
----------
Suasana hari ini benar-benar sangat cepat berubah,
Burung-burung yang berterbangan tadi kini sudah tak terlihat,
Hanya ada langit yang penuh kesedihan menyelimuti desa ini..
Matahari yang tersenyum pun mulai menyembunyikan wajahnya dan membuat suasana semakin berkabung ketika melihat sesosok pria tak berdaya ini mengiring kepergian sang kakek ke tempat peristirahatannya
Tempat yang sangat jauh dengan desa,tempat yang sangat jarang dikunjungi setiap orang, tempat yang sangat tinggi..
Jauh dari penglihatan orang banyak, hanya mereka berdua yang tengah ada diatas tebing tinggi ini yang terlihat jelas suasana indahnya Pulau yang terlihat jauh dari arah bawah pandangan mereka
“lakukanlah..” bisik seulgi yang kini menemani jongin yang masih saja berdiri diatas tebing yang sudah mulai terlihat senja ini sambil memegang erat sebuah kotak yang berisikan abu sang kakek yang saat ini harus dia tebarkan di atas tebing ini sebagai tanda jika dia benar-benar sudah merelakan kepergian sang kakek
Wajah yang sangat menyedihkan itu lagi-lagi terlihat jelas diwajah jongin yang menitihkan banyak air mata saat ini, sampai saatnya Seulgi mencoba menenangkannya lagi sambil sesekali mengelus pundaknya dengan hangat
“gweanchana jongn~ah…..”
Dengan sangat berat hati dan mencoba menahan turunnya air mata dia pun perlahan menebarkan abu sang kakek dengan sangat penuh kasih sayang dan hati yang amat sakit sampai saatnya abu di kotak itu tersebar habis.
Kini hanya bayangan yang tak nyata yang dapat jongin rasakan akan sosok sang kakek, hanya ada matahari yang mulai semakin terbenam dan membuat langit semakin bungkam
Dan kini langit semakin malam, suasana pun semakin sudah membaik..
Seulgi dan jongin kini tengah duduk bersama dikursi panjang bewarna putih kusam sambil merasakan sejuknya angin yang seakan membawa suasana semakin membaik dari sebelumnya.
“ini hidup yang tidak adil bukan ?” desah jongin yang mencoba memecahkan keheningan
“kau tidak boleh bilang seperti itu….”
“lalu kenapa harus selalu aku yang merasakan ketidakadilan Tuhan ini?”
“kehilangan orang-orang yang aku sayang! kehilangan orang tuaku, pendidikanku , dan sekarang kakek ku ”
“bukankah itu sangat tidak adil?” jongin berbicara seakan dia hanya sendiri ditempat itu tanpa memandang apapun hanya pandangan kosong yang kini dia rasakan
“setiap orang memang tidak selalu beruntung, tapi bukan berarti keberuntungan itu hilang dari hidupmu”
“jangan terlihat bodoh!”
“kau harusnya sangat bersyukur diberi kesempatan untuk diberikan rasa kasih sayang dari orang yang kau sayang. karena ada orang yang sama sekali tidak pernah merasakan rasanya kasih sayang, atau bahkan dia lupa apa itu kasih sayang..”
Seakan membicarakan tentang dirinya sendiri Seulgi mencoba menyembunnyikan kesedihannya juga, entah apa yang sedang dia pikirkan saat ini. bahkan ketika itu membuat jongin kembali menatapnya dan mencoba menenangkan dirinya sendiri.
“jongin~ah..”
“tarrawa..”
. . .
“kau bisa tinggal bersama kami disana..”
ajakan seulgipun sontak membuat jongin terkaget dan begitu bingung untuk mengikutinya atau pergi tanpa tau tujuannya kemana, dan diapun mencoba mengusap air matanya sambil menopang dirinya untuk berdiri.
“tak usah mengasihaniku..”
“aku akan pergi ..”
“odiro ?”
“apa kau punya tujuan??”
“apa kau akan tinggal dipinggir pulau? atau kau akan tinggal dipinggir jalan ? apa itu yang mau kau tunjukan kepada kakekmu sekarang!!”
“ lebih baik kau tak usah hidup jika kau pengecut seperti ini !”
Entah kenapa ucapan Seulgi ini tiba-tiba menjadi sebuah pukulan bagi jongin yang mulai memikirkan perkataannya, dia hanya bisa menatap dirinya sendiri saat ini, merasa jika ini benar-benar tidak benar untuknya.
Harusnya dia memang tidak seperti ini, dia harus bisa melanjutkan hidupnya dengan sangat baik.
“ikutlah denganku..”
“kau bisa memulai hidup barumu disana..”
“percayalah...”