Perasaannya kali ini benar-benar sangat tidak karuan seakan dia tahu jika akan ada kabar buruk yang dia dengar kali ini dari jongin dan perasaannya pun semakin tak menentu ketika dia mengingat adiknya kang seulgi..
“yeobseo?”
“hyungnim! Mianhae hyungnim…” ucap jongin yang terdengar menangis ditelfon
“waeyo jongin~ssi? apa ada masalah?” tanyanya dengan penuh kekhawatiran
“hyungnim….”
“jawablah ada apa!”
“seulgi….kang seulgi !”
“waeire! apa yang terjadi pada seulgi? jongin~ssi jawablah!”
“hyung…. kang seulgi, dia belum datang kesekolah” ucapan jongin ini benar-benar membuat minho merasa ingin marah dan sedikit kesal karena dia kira adiknya itu sakit
“kau ini kenapa! Aku kira kau menelpon untuk hal penting, tapi hanya karna ini kau menangis?woaaah kim jongin kau benar-benar membuatku marah”
“mianhae.. aku sangat bingung karena biasanya dia datang lebih awal dariku tapi hari ini dia belum datang. Apa dia baik-baik saja?”
“dia pasti datang. Dia tidak akan menunjukan rasa sakitnya kepada semua orang. percayalah ” ucap minho sambil menyisir rambut hitamnya
“aaah tap—oh kang seulgi ! kau baru datang? Ah hyung kututup dulu ya, dia memang datang ternyata. Sampai jumpa!” tutup jongin dengan sangat cepatnya dan membuat minho yang asik menyisir rambutnya pun membanting ponselnya kekasur dan menghela napas panjang karena sikap jongin pagi ini
“bocah itu!” desah minho kesal
Sesaat 5 menit sebelum masuk akhirnya kedatangan seulgi ini disambut ceria oleh jongin yang sudah menunggunya daritadi
“kenapa baru datang? biasanya kau sudah duduk disini sambil menutup kuping mu dengan headseat”
“waeyo? appa?”
“annieo.. gwaencanayo, tadi hanya sedikit macet dijalan jadi aku telat” sanggah seulgi yang terlihat raut wajahnya yang sedikit pucat membuat jongin sedikit khawatir padanya namun dia mencoba tenang dan tidak bertanya apapun lagi padanya
Melihat sikap seulgi kali ini membuat Irene yang duduk tak jauh darinya merasa aneh seakan ada hal yang disembunyikan oleh seulgi saat ini. Tentu itu membuatnya sangat penasaran namun itu semua harus tertahan sampai pelajaranpun dimulai
---
Kembali kerestoran restam dipagi ini sudah terlihat banyak bahan-bahan yang dikeluarkan oleh chef dari pendingin yang sepertinya sudah tidak segar lagi dan akan dibuang. sementara ketiga rekannya yang lain sedang asik membersihkan meja-meja dan juga jendela depan
“hari ini kita akan buka lebih awal dan aku akan membuat menu baru untuk restam. yunhyeong bisakah kau pergi ke supermarket untuk membeli sayuran baru. Ini sudah sangat layu aku akan membuangnya” ucap minho sambil membenahi beberapa pisau yang ada dimeja dan dengan cepat yunhyeong pun menghampiri minho kedepan meja dapur dan melompat duduk dibangku sambil memakan apel yang ada ditangannya
“baiklah, berikan aku uangnya”
“kau bersemangat sekali, bukannya kau bilang tadi lelah?”
“nega? haah annieo .siapa yang bilang aku lelah?aku sangat semangat hari ini cepat mana uangnya dan daftarnya juga. Aku akan langsung pergi kesana” ucapnya penuh keceriaan seakan hal itu membuat jimin yang mendengarnya ingin sekali membantingnya
“baiklah, ini daftar dan uangnya. Cepat kembali”
“okeeee!!!!!” diapun bergegas melepas kain hitamnya dan dengan cepat pula dia kembali kemeja dapur lagi
“keundae hyung, apa boleh aku membeli satu limbab baru? sudah sangat lama aku tidak memakainya” ucapnya sambil bersikap memelas seakan yakin jika minho yang mulai tersenyum lebar itu akan mengiyakannya namun kenyataannya yang minho lakukan hanyalah menunjuk yunhyeong dengan pisau tajam yang sedang dipegang oleh minho dan tentu membuat yunhyeong ketakutan dan dengan cepatnya diapun berlari dengan rasa takutnya
“aaiishhh dia sangat pelit!” bisik yunhyeong ditengah perjalanannya
sedangkan haneul yang sampai saat ini terus berdiam diri tanpa bertanya apapun pada minho yang sedapur itu membuatnya aga sedikit heran karena sikap haneul yang berbeda padanya, tak ingin memperpanjang masalah minho pun mulai menghampiri haneul yang masih asik dengan persiapannya didapur
“ada apa denganmu? apa ada masalah?”
“kau bicara padaku?” singkat haneul tanpa memalingkan pandangannya
“kau pikir aku sedang bicara dengan siapa lagi”
“annieo. eopseo.”
“jangan berani berbohong, aku tau sikapmu seperti ini pasti karena suatu hal bukan?”
Mulai merasa terganggu dengan pertanyaan yang diajukan oleh minho membuat haneul langsung berbalik arah dan membalikan pertanyaan itu pada minho
“kau bertanya padaku?harusnya aku yang bertanya padamu!”
“ada apa denganmu ini ! kau bertindak seakan tidak ada apa-apa, tapi nyatanya kau punya banyak masalah! Aku menganggapmu sebagai keluarga minho~ssi.. tapi aku pikir aku salah”
Hal ini tentu membuat minho yang mendengarnya merasa bersalah karena memang benar banyak hal yang dia sembunyikan dari sahabatnya ini, dengan cepat minho mencoba meminta maaf pada haneul dan dengan terpaksa dia harus menyembunyikan semuanya dari haneul karena menurutnya ini adalah masalahnya
“mian. mungkin aku tidak bisa berbagi apapun saat ini. sudahlah kita siapkan saja ini sekarang”
Menghiraukan ucapannya sekarang haneul pergi kebelakang untuk menyiapkan kerang kerang hari ini.
Berbeda dengan keadaan yunhyeong saat ini yang tengah asik memilih berbagai macam sayuran dan juga beberapa bumbu yang dia masukan kedalam troll belanjanya membuatnya sedikit berlama-lama karena dia merasa senang berada di luar dapur saat ini
“woooaah ini sudah sangat lama sekali”
“chef harusnya membawa kita jalan-jalan dan berbelanja seperti ini bukan hanya direstoran saja. dia memang sangat pelit” bisik yunhyeong yang mulai mengantri untuk membayar belanjaannya
Setelah itu dia keluar dari supermarket sambil memakan es krim yang ada ditangannya dan berjalan melewati beberapa toko dan tiba-tiba langkahnya terhenti ketika tak sengaja dia melihat toko baju yang tengah mengadakan diskon besar-besaran dan terlihat baju tidur pria yang sepertinya mengingatkan dia pada seseorang sampai es krim yang ditangannya itu meleleh karena sikapnya. Seakan melihat itu mengingtakannya pada seseorang yang pernah memberikannya baju tidur dan menurutnya itu adalah hal konyol yang dia dapat
“haaaah.. ini juga sudah sangat lama bukan” desahnya sambil berjalan kembali dengan raut wajah yang tidak sedikit baik seperti sebelumnya
. . .
Jam istirahat sudah tiba disekolah nan mewah ini membuat para siswa pergi ke kantin ataupun ketempat-tempat lain yang biasanya mereka kunjungi saat istirahat. Terlihat junior dan Irene yang berjalan keluar kelas sambil sesekali melihat sekeliling mencari keberadaan seseorang yang sepertinya sulit mereka temui
Langkahnya terus berjalan melewati koridor yang terlihat cukup ramai dan sampai akhirnya terhenti disebuah ruangan yang sepertinya tak asing lagi ini, tempat dimana berkumpulnya pria-pria tampan nan berprestasi dibidang judo sekolah ini
Mencoba masuk namun langkah keduanya seakan tak berani dan hanya berdebat kecil didepan ruangan itu sampai akhirnya pintu terbuka dari dalam dan sosok yang mereka cari tepat dihadapannya sekarang
“kau saja yang masuk!” bisik junior yang terlihat memaksa Irene untuk masuk
“yak kau yang ingin tau kenapa malah kau yang merepotkanku! Iissshh lepaskan..”
“ah ayolaah..”
-kreeeek-
Suara pintu terbuka membuat keduanya saling bertatap diam ketika melihat seseorang yang mereka cari sedang ada dihadapannya dengan beberapa orang lagi dibelakangnya
“ah wonwoo~yaa..” sapa gugup keduanya
“oh.. ada apa kalian disini?” tanyanya dingin
Tidak menjawab apapun keduanya hanya terdiam sambil sesekali melirik beberapa pria yang ada di belakang wonwoo dan tentu dengan cepat wonwoo pun mengerti apa yang mereka maksud
“aah kalian pergi saja dulu.aku akan menyusul” pinta wonwoo pada ketiga rekannya itu yang langsung pergi terlibih dulu meninggalkan mereka
“ada apa?”
“ini… emm ini soal.. kang seulgi !” tegas Irene yang sepertinya mulai tak tahan dengan apa yang ingin dia katakan
“aku akan langsung bertanya saja padamu. ada apa dengan kalian berdua? semenjak kejadian hari itu sepertinya membuat aku dan junior semakin curiga dengan sikap kalian”
“apa … dugaan kita benar??” tanya Irene dengan sangat berharap wonwoo bisa menjawabnya
Namun terlihat jelas wajah wonwoo yang sepertinya sangat malas untuk membahas ini seakan dia ingin sekali mengabaikan pertanyaan sahabatnya ini dan pergi meninggalkan mereka
“nde.. anggaplah seperti itu” singkatnya
“seperti itu? maksudmu dugaan kita benar jika kalian sudah putus?” ucap junior yang sepertinya sama sekali tidak percaya
“keundae wae? bukankah saat seulgi pergi kalian masih…”
“pergi? apa kau tau dia pergi kemana?apa kalian tau dia melakukan apa? apa kalian tau hal apa yang membuatku marah padanya? Annieo. kalian tidak tau sama sekali”
“jadi lebih baik kalian tidak perlu mencari tau apapun lagi ,aku tidak perduli padanya. aku pergi dulu..” jelas wonwoo yang langsung pergi meninggalkan keduanya yang masih terpaku diam mendengar apa yang sudah dikatakan sahabatnya itu terlebih Irene yang merasa ada kesalahpahaman yang sudah terjadi diantara mereka itu
“heol,daebak! aku tak percaya dugaan ini benar-benar terjadi pada mereka” desah junior yang terus menggerutu
“aku akan mencari seulgi. kau tidak usah ikut denganku!” dengan cepat irene berjalan meninggalkan junior yang terlihat kesal
“yak Irene!”
Bergegas bersiap untuk pergi uji coba pelatihan judo bersama ketiga rekannya ini membuat wonwoo yang berjalan sangat penuh beban ini seakan memikirkan seseorang yang seharusnya tak boleh dia pikirkan namun terus saja terpikir didalam pikirannya . dengan sekejap pikirannya buyar ketika melihat banyak orang yang berlarian kearah sebrangnya sambil sesekali terdengar nama seulgi yang terucap dari bibir para siswi itu
“cepat ayo kita lihat!! Itu kang seulgi !!”
“ada apa dengannya?apa dia pinsan??”
“entahlah,ayo kita lihat saja..” ucap para gadis yang berlarian kearah sebrang
Terlintas dipikiran wonwoo saat malam kemarin dimana dia melihat seulgi pergi ke apotik dengan raut kesakitannya, lalu dengan cepat langkah wonwoo yang akan menaiki mobil itu kembali berbalik ketika dia tidak bisa menahan kekhawatirannya itu ketika dia mencoba bernafas terengah-engah melihat sosok gadis yang dia pikirkan itu tengah berbaring tak sadarkan diri dikelilingi beberapa gadis yang baru saja akan menolongnya
“permisi..”
Dengan cepat wonwoo yang melihat seulgi pinsan begitusaja akhirnya menghampiri dan menggedongnya kedalam pelukannya dengan raut wajah yang penuh kekhawatiran dan melindungi wajah seulgi kedekapannya seakan tak mau orang lain melihatnya
“oh itu wonwoo!!”
“woaaaah lihatlah dia membawanya!”
“aaaaaaaahh itu sangat romantis….”
“woaah aku sangat iri dengan seulgi sunbaenim!”
Semua gadis yang melihatnya tentu sangatlah iri melihat sikap wonwoo yang begitu gentleman bagaikan seorang pangeran yang datang menyelamatkan kekasihnya
Tapi dilain sisi jongin yang terlihat membawa sebotol susu ditangannya itu melihat apa yang baru saja dia lihat sangat sangat membuatnya merasa sakit dan penuh dengan rasa cemburu. Dia pikir kedatangannya akan lebih awal dari orang lain namun ternyata dia salah , tak kalah kaget dengan jongin . Irene yang melihat wonwoo menggendong seulgi kedalam pangkuannya itupun sangat terkejut terlebih dengan apa yang barusjaa dikatakan wonwoo sama sekali terlihat berbeda dengan apa yang sudah dilihatnya kali ini
“apa-apaan ini…” bisiknya heran
Pandangan irene pun tertuju pada jongin yang masih terdiam ditempatnya dengan penuh kekecewaan dan dengan cepat Irene menghampiri jongin
“ya kenapa kau malah diam disini ! kang seulgi pinsan ayo cepat kita kesana!” ucap Irene sambil sedikit memaksa dan membuat jongin mengikutinya
Kekhawatiran yang dirasakan wonwoo semakin dalam ketika melihat seulgi yang sangat pucat dan tak sadarkan diri itu terbaring diruang kesehatan dan wonwoo dengan cepatnya memberitahu perawat yang sudah datang itu untuk segera merawatnya
“aku pikir dia pinsan karena menahan rasa sakitnya”
“gastritis!dia punya penyakit gastritis! mungkin ini kambuh lagi dan dia tidak membawa obatnya. Tolong berikan dia obatnya cepat” jelas wonwoo yang berbicara dengan nada penuh kekhawatiran sampai dia tak sadar ketika dua orang yang ada diruangan itu terlihat aneh melihat sikapnya yang labil itu
Pandangannya tak berpaling sedikitpun dari seulgi sambil sesekali dia memainkan kuku jarinya menandakan dia sangat khawatir akan keadaan seulgi ini, sampai dia tersadar jika Irene dan jongin ternyata ada diruangan itu juga. Dan dengan cepat dia berdiri dari kursinya dan mencoba bersikap tenang dihadapan mereka
“oh kau sudah datang”
“baiklah aku akan pergi sekarang” ucap wonwoo yang dengan sangat berat hati pergi meninggalkan seulgi
“apa itu tanda ketidakperdulian mu pada seulgi ?” sindir Irene yang membuat wonwoo yang baru saja akan keluar sedikit terkejut dan membuatnya tetap dingin terutama saat dia menatap jongin yang ada didekat pintu keluar
Dengan tatapannya yang dingin yang dialontarkan pada jongin membuatnya sangat yakin kalau wonwoo benar-benar menyayangi seulgi karena dia melihat kekhawatiran yang ada diwajah wonwoo saat itu
Perawat sekolah datang dengan beberapa obat yang dibawanya dan saat itu juga seulgi tersadar dari pinsannya dan melihat Irene dan jongin sudah ada dihadapannya, menahan rasa sakit diperutnya membuat Irene dan jongin terlihat lebih khawatir
“minum dulu lah obat ini, jika sudah merasa enak akan aku hubungi ayahmu untuk ke—“
“annieo! jangan hubungi siapapun!”
“aku akan pulang jika merasa sudah enak..”
“seulgi~yaa kau tau penyakitmu itu kambuh lagi dank au pikir aku akan membiarkanmu begitu saja?” ucap Irene sambil membantu seulgi berbaring lebih nyaman
“gwaencanayo.. aku hanya pusing saja”
“pusing? Jika kau pusing kenapa yang kau rasakan sakit diperutmu? Sudahlah jangan banyak alasan. Aku akan menelfon orang rumah untuk menjemputmu dan tidak ada tolak menolak untuk ini !” tegas Irene sambil mengambil ponsel seulgi dan bergegas keluar ruangan untuk menelpon salah seorang supir seulgi
sedangkan jongin yang masih memegang susu kotak yang akan diberikannya tadi pada seulgi membuatnya sangat bersalah karena garagara ramen yang dia makan kini seulgi merasa kesakitan
Diapun terus menundukan kepalanya dengan raut wajah yang sangat kacau dan membuat seulgi yang melihatnya sangat tidak nyaman
“gomawo jongin~aah.. kau pasti sangat berat membawaku kesini kan?” ucap seulgi yang tentu membuat jongin sangat terkaget ketika seulgi pikir yang membawanya kesini adalah jongin, dan saat jongin akan menjawabnya kedatangan junior yang sangat tiba-tiba itu membuat semua orang kaget
“ya kang seulgi ! gwaencan?? Apa yang aku rasakan?apa kau pusing?mual?tidak enak badan atau apa??”
“yak pabo! Jangan berisik disini !” bentak Irene sambil memukul bahu junior yang terlihat mulai kesal
“aw sakit tau! ya!kau sangat menyebalkan!”
“diamlah! ah ya, aku sudah menelpon supirmu dia akan segera datang dan membawamu pulang”
“emm ndee..”
Suasana dalam ruangan sepertinya sudah tidak memungkinkan bagi jongin berbicara terlebih dengan kehadiran junior yang ada disitu mulai mencoba menghibur seulgi dnegan segala candaannya yang sesekali juga membuat Irene tertawa kecil. Sedangkan jongin mencoba keluar dari suasana itu dan hal itu sempat dilihat oleh Irene dan membuatnya heran
---
Ditempat lain disiang hari ini sudah sangat ramai orang orang yang datang ke restoran tempatnya pria tampan ini terlebih dengan kedatangan chef yang kembali kedapur membuat suasana semakin ramai dikunjungi para gadis yang asik melihat ketampanan para pegawai restoran ini
“ah chef! satu set lagi untuk menu baru!”
“baiklah!”
Semua orang disitu terlihat sibuk melayani para gadis yang memesan menu terbaru chef yang baru sehari ini sudah terlihat booming dikalangan gadis dipulau jeju
“satu set menu baru sudah siap!!” teriak big boss chef yang sibuk kembali dengan berbagai pesanan yang masih terpampang banyak dimeja pesanannya
“ah ndeeee!!!” sanggah jimin yang sepertinya terlihat sangat lelah untuk saat ini dan terlihat jelas dia mencoba menahan rasa lelahnya itu ketika dihadapan pelanggan karena seperti yang kita tau bahwa dia sangat benci pelanggan yang banyak seperti ini.
Mengambil waktu luangnya jimin bersandar sebentar kedinding dapur sambil menunggu pesanan siap dia meneguk sebotol minuman dingin yang dia ambil dari kulkas dan dengan cepat sosok yunhyeong sudah ada dihadapannya sambil tersenyum lebar seakan air yang baru saja akan ditelan jimin ingin dia muntahkan ketika melihat wajah yunhyeong yang sok imut
“anyeong.” sapa manis yunhyeong
“bisakah kau singkirkan wajah serammu itu!”
“yak!kau pikir aku hantu!” jawab kesal yunhyeong
“keundae jimin~ssi, aku pikir ada yang salah disini..”
“buseonmaria?”
“lihatlah. Minho dan haneul hyung sepertinya tidak banyak bicara hari ini. Mereka sangat diam dan aku tidak mendengar pembicaraan apapun diantara keduanya”
“apa kau menyadarinya?” jelas yunhyeong dengan penuh kecurigaan dan membuat jimin merasa tidak perduli dengan ucapannya
“ya kenapa kau diam saja. jawablah bagaimana pendapatmu”
“no comment.”
“aissh! lalu kenapa kau terlihat kesal hari ini, apa kau tidak melihat banyak gadis cantik yang datang?”
“gadis cantik, gadis kaya ataupun gadis perawan aku sama sekali tidak tertarik! Aku sangat membenci situasi seperti ini!” ucap jimin dengan sangat jelasnya membuat yunhyeong merasa sinis padanya
“lalu apa gunanya kau bekerja disini jika tidak suka keramaian kepala batu!”
“yak! ini semua karna alasanku bertahan hidup!” bentak jimin dengan suara kecilnya dan pergi kemeja dapur untuk mengambil pesanan yang sudah siap
“bertahan hidup? macan sepertimu tidak cocok bertahan hidup! dasar kepala batu” gumam yunhyeong dengan kesalnya
Terlihat tak akrab hari ini antara minho dan haneul yang masih saja terdiam satu sama lain ,namun kerja profesionalnya tetap mereka jalankan demi pelayanan yang baik bagi pelanggan yang datang. hal ini sempat membuat kedua rekannya juga merasa heran dan merasa tidak nyaman.
. . .
Setelah kembali kerumah lebih awal dengan supirnya membuat seulgi yang saat ini tengah terbaring lemas ditempat tidurnya merasa sedikit lega karena tidak banyak orang yang melihatnya lemah seperti tadi.
Matanya terpejam seakan dia ingin tidur lebih lama dan bangun dengan kehidupan yang baru, namun semuanya buyar ketika pintu kamarnya terbuka dengan sangat kencang dan melihat sosok pria berjas abu tua itu datang menghampirinya dengan sangat cemas
“seulgi~yaa.. gwaencanyo? appaso? apa kita perlu kerumah sakit??” ucap sang ayah yang terlihat khawatir pada anaknya itu , memeriksa dahi seulgi dan tangan seulgi dengan sangat telitinya membuat seulgi merasa sangat senang karena kali ini ayahnya yang sudah kembali ini memperhatikannya dengan sangat hangat
“haruskah aku sakit setiap hari agar ayah perduli padaku?” ucap seulgi yang tentu membuat sang ayah merasa kaget dengan ucapan anaknya itu
“apa yang kau bicarakan. jangan bicara seperti itu!”
“keundae, aku sangat suka jika ayah bersikap seperti ini padaku. Bukankah ini yang harus ayah lakukan setiap saat untuk anaknya?”
Lagi-lagi ucapan yang keluar dari mulut kang seulgi ini membuat ayahnya merasa sangat bersalah namun dia mencoba mengalihkan pembicaraan
“apa yang sudah kau makan? kau makan makanan yang tidak boleh kau makan bukan? Siapa yang memberinya?katakan padaku” dan kali ini pembicaraanpun mulai terlihat serius dan tidak memungkinkan seulgi untuk mengatakan kebenarannya
“annieo. aku hanya lelah saja”
“ramen? kau memakannya kan?” pertanyaan ini sedikit membuat seulgi merasa gugup didepan sang ayah
“nde ?”
“benar. kau memakan ramen! bukankah kau tau itu makanan yang sangat ayah benci? karena ramen itu dulu bahkan sampai hari ini kau merasa kesakitan dengan penyakit perutmu kang seulgi. jadi tolong jangan buat ayah khawatir hanya karena ramen ini”
“apa kau mengerti?”
Seulgi hanya diam mendengar penjelasan sang ayah yang sepertinya mulai marah padanya
“istirahatlah. Jika kau merasa sakit lagi kita akan pergi ke rumah sakit”
Ayah seulgi pun kembali pergi dan meninggalkan seulgi dikamarnya sendiri yang mulai berpikir jika ini semua tidak ada gunanya
Namun tiba-tiba ponselnya bordering dan terlihat Irene menelponnya untuk menanyakan kabarnya saat ini
“seulgi bagaimana kabarmu?apa kau masih terasa sakit?”
“annieo,gwaencanyo Irene.. ini bahkan belum satu jam saat kita berpisah tadi bukan? kau sangat berlebihan”
“ya ini karena aku sangat khawatir padamu!”
“yee arrayo, gomawo Irene..”
“hm.. baiklah. Jika besok masih terasa sakit jangan coba-coba datang kesekolah atau aku sendiri yang akan mengantar mu pulang!” ancaman Irene ini setidaknya membuat seulgi tertawa kecil mendengarnya
“haah..kau seperti pengasuhku saja. baiklah baiklah aku mengerti. Sekarang lebih baik kau pulang dan beristirahatlah”
“keundae seulgi~yaa..”
“ em waeyo?”
“ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu”
“apa itu? katakan saja..”
“apa benar kau dan wonwoo sudah berakhir?”
Percakapan ini membuat seulgi yang tersenyum awalnya langsung berubah seketika mendengar nama wonwoo dan membuatnya mengingat semuanya lagi
“kenapa kau bertanya soal ini?”
“jawablah..”
“hm.. anggaplah seperti itu”
“jadi ini benar? baiklah aku akan menanyakan ini saat kau sudah sehat. Sekarang beristirahatlah dan jangan keluar rumah! arra?”
“ndeee uri Irene….”
“baiklah, aku tutup dulu telfonnya. sampai jumpa”
Seakan mengulang kesedihan yang sama lagi-lagi dirasakan oleh kang seulgi saat ini, dia benar-benar bingung dengan apa yang harus dilakukannya sekarang bahkan dia bingung dengan perasaannya sendiri sekarang seperti apa. tak hanya perasaannya tapi juga pikirannya yang semakin tak karuan ketika dia mengingat perbincangannya malam lalu dengan sang kakak yang baru saja bertemu ibunya.
Dia takut jika ibunya datang kembali dan membawanya pergi ketempat jauh lagi seperti setahun sebelumnya, tentu hal itu sangat membuatnya merasa terganggu. Tubuhnya kini hanya bisa merenungkan apa yang akan terjadi nanti, melipat kedua kaki dan tangannya seakan memeluk dirinya sendiri agar tetap kuat
“gwaencana seulgi~yaa… gwaencanayo..” bisiknya
---
Matahari sore ini sudah terlihat akan segera pergi meninggalkan indahnya pulau jeju dengan kemalaman malam yang akan segera tiba disini, angin yang berhembus kencang dipesisir pulau sangat terasa menusuk sebagian orang yang masih ada diluar sana. Ditempat yang sudah tak begitu ramai kali ini terlihat keempat pria tampan tengah asik mengambil waktu luang mereka didapur depan sambil berbincang hangat sesekali tawa canda karena sikap yunhyeong dan jimin yang terus saja bertengkar kecil. Namun percakapan itu berubah ketika dia menanyakan sesuatu yang harusnya tidak dia tanyakan
“ah hyung, apa kau pernah menghubungi seulgi lagi? bukannya ini sudah cukup lama aku tidak mendengar kabarnya” ucap yunhyeong yang bertanya tanpa berpikir apapun sebelumnya
“aku menanyakannya karena aku pikir ini sudah cukup lama, hanya itu saja”
“lagipula kemarin kau pergi ke seoul kan?aku pikir kau bertemu dengannya disana”
Tetap tidak ada jawaban apapun dari minho yang hanya terlihat diam saja walaupun ketiga rekannya ini sangat ingin tau kabar dari seulgi
“aku tidak tahu..” singkatnya
“sepertinya sudah tidak ramai lagi sekarang. Aku akan pergi membeli abalone ,sepertinya stok didapur sudah sangat sedikit”
Bergegas pergi meninggalkan dapur dan juga ketiga temannya itu membuat suasana merasa tidak nyaman terutama haneul yang lagi-lagi semakin penasaran dengan masalah apa yang disembunyikan oleh sahabatnya itu
“dia lagi-lagi seperti itu.. padahal aku hanya ingin tau kabarnya saja”
“tapi kenapa kau ingin tau kabarnya?” tambah jimin yang tengah asik memakan jeruk manis
“itu…..”
“ah sudahlah. biasanya gadis menyebalkan seperti dia bukannya selalu dirindukan oleh orang lain bukan? aku pernah menonton itu dalam drama”
“kau teralu dramatis!” sindir yunhyeong yang sudah bergegas pergi kearah depan untuk melihat keadaan disana, sedangkan jimin mencoba memperhatikan sikap haneul yang sama anehnya dengan minho
“apa ada masalah? Kenapa hari ini kalian terlihat berbeda?” ucap jimin yang membuat haneul merasa bingung untuk menjawabnya
“eopso.” singkatnya
“kau tau kalau jongin pergi ke seoul untuk adiknya?” ucapan jimin ini berhasil membuat haneul terkejut saat itu juga seakan hal ini membuatnya sangat penasaran
“boesunmaria?”
“waktu itu aku tidak sengaja mendengar chef dan jongin berbicara diatas, yang aku dengar jongin akan pergi ke seoul untuk menjaga seulgi”
“tapi ini sangat aneh. Jika dia meminta orang lain untuk menjaganya kenapa dia sendiri malah bertingkah seakan dia membencinya. Aku tidak mengerti..”
Seakan mulai mengerti alur masalah ini membuat haneul berpikir keras tentang apa yang terjadi sebenarnya pada minho dan juga seulgi adiknya yang sampai saat ini masih dia pikirkan
“jadi jongin pergi kesana karena permintaan minho untuk menjaga seulgi?” gumamnya pelan
Suara seseorang dari luar terlihat terdengar dan sosok yang mengejutkan tiba-tiba datang kembali dan membuat kedua rekannya sangat terkejut
“siapa yang pergi ?”
“. . . . .”
To be continued di next chapter guys J