“jongin~ssi !!”
“oh junior..”
“woah akhirnya kita bertemu juga” ucap junior yang terlihat sedikit tergesa-gesa
“memangnya ada apa?”
“ada yang ingin aku tanyakan, tentang seulgi kemarin”
“aaah seulgi…” desah jongin
“kau tau wonwoo itu kekasihnya seulgi kan?”
-deg-
"apa kau tau kenapa kemarin mereka bertengkar seperti itu ?"
Hembusan angin dan suara yang bergema ditelinga Jongin benar-benar membuatnya kini merasa tercenga
"namja chingu?"
Kali ini jongin merasa gelisah dan tidak merespon pertanyaan yang junior ajukan saat ini, kata-kata yang baru saja diucapkan junior terus terulang didalam pikirannya dan membuatnya sangat tidak nyaman
“ya jongin~ssi, kenapa kau malah diam”
“aah annieo..”
“dia tidak cerita apapun..”
“haaaah..ini benar-benar sangat aneh, apa yang sebenarnya mereka sembunyikan”
Mencoba menghiraukan ucapan junior, jongin pun melangkahkan kakinya lagi dan meninggalkan junior yang masih terlihat bingung disana
“aiissh kenapa dengan anak itu” gumam junior yang melihat kepergian jongin
----
Meninggalkan kota seoul, jauh disana ditempat yang banyak dirindukan orang ini penuh kehangatan dan suasana pagi yang indah. Bahkan ini terlihat didalam “Restam” yang masih mempersiapkan segala keperluan untuk membuka restorannya hari ini
Keempat pria tampan hari ini terlihat bersemangat untuk melakukan segala aktivitas nya hari ini, sepertinya semua orang disini sudah tidak banyak bertanya lagi keberadaan sosok Jongin yang pergi tanpa mengabari rekan-rekannya ini dan lebih memikirkan apa yang akan terjadi dihari ini..
Sesosok pria berwajah tampan berpakaian rapi mengenakan kemeja biru tua bercorak kotak-kotak dengan celana jeans hitam dan juga tas gendong yang dia bawa membuat ketiga rekannya yang tengah bersiap-siap merasa aneh melihat bos nya itu berdandan rapi hari ini
Salah satu dari mereka mulai berjalan menghampiri bosnya yang tengah menalikan tali sepatunya
“ya chef! apa yang akan kau lakukan dengan pakaianmu ini? kenapa kau begitu rapih dan lihtalah kau menyisir rambutmu seperti itu”
“kau mau kemana? apa hari ini kau tidak akan ada didapur?lalu kita hanya bertiga??”
“kau ingat tidak ini hari apa! Ini hari sibuk hyung! kenapa kau malah pergi dihari seperti ini ! aaahh ayolah jawab pertanyaanku hyung” ucapan yunhyeong kali ini benar-benar diabaikan oleh minho yang masih serius menalikan tali sepatunya dan dengan cepat bergegas mengambil tas yang ada disampingnya dan menggunakannya sambil memandang wajah yunhyeong yang terlihat tidak sabar untuk mendengar jawaban chefnya itu
“aku akan pergi ke seoul”
“dan mungkin besok aku baru pulang, jadi tolong jaga restoran”
“maaf aku harus segera pergi”
Ucapan yang terlontar dari mulut sang chef ini benar-benar membuat kaget semua orang karena tidak biasanya dia pergi mendadak seperti ini dalam waktu berhari hari
Tak ada satupun orang yang menjawabnya karena kepergian chef kali ini benar-benar membuat mereka merasa aneh, mereka hanya berpikir jika minho akan bertemu dengan adiknya, seulgi..
“aaiissh. dia selalu saja berbuat semaunya!” desah yunhyeong yang mulai kembali kedapur bersama kedua rekannya yang terlihat sama anehnya
“diamlah! kau sangat cerewet sekali!” bentak jimin yang mulai terlihat kesal melihat tingkah yunhyeong pagi ini sedangkan yunhyeong hanya meresponnya dengan wajah kesalnya itu
“kembalilah bekerja..” ucap ha neul yang masih terlihat melamuni kepergian minho yang menurutnya mencurigakan karena belakangan ini dia tidak pernah bercerita apapun kepadanya padahal mereka adalah rekan kerja yang sangat dekat
---
12 pm..
Kembali ke sekolah yang penuh tawa dan canda ini saatnya mereka beristirahat dan melakukan banyak hal diwaktu luangnya ini dengan berbagai macam kegiatan, namun sepertinya hal itu tidak berlaku bagi gadis cantik yang tengah asik meminum susu kotak di halaman belakang yang jarang dikunjungi oleh siswa .
Dia terlihat gelisah dan terus saja menghelakan nafasnya seakan banyak hal yang sedang dia pikirkan saat ini, tapi dia hanya bisa memandang langit yang cerah ini dibawah pohon besar didekatnya sambil sesekali memikirkan hal yang sebenarnya tidak mau dia pikirkan
“haaaaaah….”
“kapan ini akan berakhir..”
Diapun menaruh susu kotaknya dan melihat lengannya seakan dia ingat sekali kejadian yang terjadi kemarin, dia berpikir apa dia harus memberitahu wonwoo yang sebenarnya atau tetap seperti ini. Seakan dia akan terus membencinya dan melupakan semua kenangan diantara mereka, entah apa yang seharusnya dia lakukan sekarang dia benar-benar bingung dan tidak bisa memikirkannya lagi
Bergegas meninggalkan tempat ini dan mulai berjalan sambil mengenakan headseat dikedua telinganya , seulgi berjalan santai dengan pemandangan yang taka sing lagi ditengah lapangan maupun dikoridor depan yang mulai banyak siswa terlihat oleh seulgi saat ini
Tak diduga tak disangka, langkah kakinya menuju koridor membuatnya lagi-lagi bertemu sosok yang baru saja dia pikirkan tadi.
Yaa.. wonwoo terlihat berjalan dari kejauhan dengan gagahnya dan tak hilang dari tatapan dinginnya malah membuat semua siswa yang melihatnya merasa tergila-gila.
Seulgi yang mulai menyadari langkah mereka semakin dekat membuat keduanya berhenti sesaat dan saling memandang, namun pandangan yang berbeda saat seulgi mencoba menatapnya dengan rasa bersalah dan kehangatan ,wonwoo malah menatapnya dengan wajah dingin dan dengan cepat memalingkan wajahnya dan berjalan kembali menuju tempat latihannya
“keurae, lebih baik seperti ini saja..”
“jika kita seperti ini maka kau akan terus bersama judo mu, setidaknya itulah impian mu sejak dulu, wonwoo~yaa…”
Disisi lain sosok pria yang sedaritadi melihat mereka dari kejauahan pun merasa sangat gelisah dan sangat kesal pada dirinya sendiri saat ini setelah melihat apa yang sudah dia lihat tadi, yaaa.. jongin pun mencoba menghela napasnya dan berbalik arah mencoba berjalan kembali walaupun rasaanya dia merasa tidak menapakan kakinya karena banyak hal yang tidak diketahuinya saat ini
Tak jauh dari arahnya terlihat Irene dan Junior yang sedang berjalan keluar dari kantin sekolah sambil sesekali melihat sekelilingnya dan melihat keberadaan jongin yang berjalan dengan penuh kegelisahan diseberangnya
“lihatlah, dia seperti berjalan tapi tidak berjalan” ucap junior sambil menunjuk keberadaan jongin
“kenapa hari ini aneh sekali, saat dikelas juga seulgi sama seperti dia hanya diam dan pergi begitusaja” ucap Irene menatap junior
“apa menurutmu kita harus cari tahu?”
“hmm.. aku pikir kita tak perlu sejauh itu untuk mengetahuinya” singkat junior dengan sambil mengemut kembali permen yang ada di mulutnya dan berjalan terlebih dulu
“aiishh, dia yang penasaran tapi dia sendiri tidak mau melakukan apa-apa! menyebalkan!”
----
Ditempat lain, hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh seorang pria berparas tampan ini, dimana hari ini dia akan bertemu dengan seseorang yang sebenarnya sudah sangat lama ingin dia temui sejak dulu, namun ada banyak hal yang tidak memungkinkan hal ini terjadi padanya, terlebih sejak kejadian yang terjadi pada adiknya sekarang ini
Setibanya di kota Seoul, kini minho bergegas menuju sebuah restoran mewah tempat dimana dia akan bertemu dengan ibunya..
Ibunya yang sudah sangat menelantarkannya demi uang, ibu yang tidak pernah membelainya bahkan walau sesaat, hanya ada kisah menyedihkan yang membuatnya semakin membencinya sampai detik ini..
Meja yang sudah dipesan kini sangat terlihat jelas diduduki oleh seorang wanita cantik dengan penuh kemewahan yang terlihat dalam dirinya , langkah kaki minho saat ini benar-benar sangat berat ketika matanya yang mulai menahan air mata itu melihat sosok ibu yang sudah sangat lama tak pernah dia lihat
Tak ada kata sambutan apapun yang terdengar dari keduanya, begitupun dengan sang ibu yang hanya mencoba menahan rasa rindunya pada anaknya itu dan mencoba bersikap tak perduli dihadapannya
“haaah….”
“sebegitu pentingkah hal yang ingin anda bicarakan? sepertinya anda sangat berusaha sekali untuk datang kesini” ucap minho dengan sesingkat mungkin
“dongsaeng..”
“kau tau dia dimana?”
Ucapan yang keluar dari bibir sang ibu sangat membuat minho terkejut dan membuatnya sedikit gugup seakan dia tidak bisa menyembunyikan ketakutannya saat ini
“anniyo.”
Seakan tahu dengan kebohongan yang diucapkan minho ini membuat sang ibu merasa sedikit kesal
“keotjimal hajimara minho~yaa..”
“amugeotdo mollayo!” ucap minho dengan sedikit nada tingginya seakan dia menyangkal itu
“keurae.. jika kau tidak ingin memberitahu ibu mu ini maka----“
“eomma? Haaah.. eomma..”
“begitu percaya dirikah anda mengucapkan kata eomma??”
“apa kata eomma sangat sesederhana itu bagimu?”
“lalu eomma seperti apa anda? Aaahh.. eomma yang sangat gila uang?”
“minho!! Jaga ucapanmu!”
“waeyo? bukankah ini kenyataannya? hanya demi uang ibu seperti anda rela mengorbankan anaknya dan pergi dengan laki-laki lain, menelantarkan anak dan suami anda demi kemewahan yang anda cari?”
“woooaah anda benar-benar ibu yang materialistic rupanya, harta yang dimiliki suamimu benar-benar tidak cukup untukmu sepertinya”
Hanya ada rasa kesal diantara keduanya yang sama-sama menatap tajam sambil menahan air mata yang dibendung saat itu, tidak ingin memperpanjang masalah minho yang mulai terlihat geram mulai berdiri dari kursinya dan kembali menatap tajam sang ibu yang masih terdiam saat ini
“jangan mencari seulgi atau membawanya kembali ! tolong jangan libatkan anak-anak anda dalam keserakahan anda ini, dan biarkan kami hidup seperti seorang manusia yang seharusnya. Jadi tolong jangan ganggu adikku lagi. Hiduplah dengan tenang!”
Minho pun menundukan sedikit kepalanya mengucapkan salam perpisahan kepada sang ibunya dan saat itulah air mata yang sedaritadi dia bendung hanyut saat itu juga, dengan cepat dia bergegas membalik badannya dan berjalan tegak meninggalkan ibunya disitu yang masih terdiam merasa sangat bersalah dan terdiam
“mianhae, minho~yaa..”
Minho yang sudah pergi meninggalkan ibunya itu kini merasa khawatir pada adiknya bahkan sampai saat ini dia belum pernah menghubungi adiknya lagi dan menahan segala kebohongannya seakan kali ini dia tidak bisa berbohong jika dia benar-benar merindukannya
Dan diapun berpikir untuk bertemu adikknya ini di seoul setidaknya dengan cara yang mungkin tidak dicurigai oleh adiknya itu melalui jongin.
. . .
Waktu luang untuk beristirahatpun masih cukup panjang hari ini, sampai Jongin yang sedang asik berbaring disalah satu kursi panjang taman belakang yang sepi itu terllihat sangat bosan karena dihari-hari biasanya dia selalu bersama seulgi yang saat ini sedang tidak baik padanya.
Dering ponsel yang ada disakunya membuatnya terbangun dan mengambil ponselnya lalu matanya terbuka lebar ketika melihat nama minho yang menelfonnya saat ini, dengan cukup berani diapun mengangkatnya dan berbicara seakan tidak ada masalah yang terjadi saat ini
“oh yeoboseyo, hyungnim..” sapanya hangat
“jongin~ssi, hari ini aku ada di seoul”
“aaah seoul..”
“mwo?? seoul ?? di seoul ?? hahaaa hyungnim kau bercandakan?”
“anniyo. Aku benar-benar sedang di seoul, karna hari ini aku disini makanya aku menelponmu”
“aaahh keuraeseo, apa ada yang bisa aku bantu hyung?”
“tentu. hari ini ajak seulgi ke restoran tempatmu tinggal dan aku akan datang kesana terlebih dulu. anggaplah pertemuan yang tidak direncanakan”
“nde?”
“bagaimana?kau bisa melakukannya kan?kau tinggal mengajaknya makan malam saja”
“keureom!aku bisa melakukan hal itu, aah tenang saya hyungnim. Aku pasti membawanya kesana”
“baiklah kalau begitu, sampai jumpa nanti malam” tutupnya
Seakan ingin terjun paying saat ini membuat jongin merasa tak karuan karena hal ini dia harus berbaikan dengan seulgi apalagi setelah tau hubungannya dengan wonwoo yang semakin membuatnya tak karuan diapun hanya bisa menggaruk-garuk rambutnya dengan kesal
“aaaahh ottoke !”
Bergegas pergi dari tempatnya dia memberanikan diri untuk bertemu seulgi dan mengajaknya untuk makan malam nanti, mencari sekeliling halaman bahkan sekeliling koridor tapi sosok gadis yang sedang dia cari itu tidak ketemu juga. Namun jongin pun menghela nafasnya ketika melihat gadis yang dia cari itu tengah asik melamun diatas atap sekolah yang terlihat sangat sepi ini
Mencoba menahan rasa malu dan gengsi nya kini Jongin berjalan menghampiri seulgi yang masih belum sadar akan kedatangannya, dengan polosnya jongin hanya ikut duduk disebelah seulgi dengan diam-diam sampai seulgi mulai menghempas nafasnya dan berbalik kearah jongin yang sudah duduk manis disampingnya
“ah kamcage!”
“jongin~ssi..” melihat kekagetan seulgi pun jongin hanya bisa tersenyum lebar seakan dia melupakan kegelisahannya saat itu juga
“sejak kapan kau disitu?”
“baru saja.”
“mwo ? untuk apa kesini?” tanya seulgi dengan sedikit raut kesalnya
“mianhae..”
“mianhae seulgi~yaa..”
“harusnya kemarin aku tidak berkata kasar seperti itu, aku sangat menyesal, sungguh aku sangat sangat menyesal”
“kau tau? Daritadi aku tidak makan siang aku hanya keluyuran tidak jelas karna aku tidak bersamamu, aku tidak punya teman selainmu seulgi” ucapan ini sedikit membuat seulgi tertawa kecil sambil menyembunyikannya dan mencoba tetap diam
“ya! kau tidak mau memaafkanku?”
“baiklah, apa yang harus aku lakukan sampai kau mau memaafkanku?”
“aku akan lakukan apapun” ucap jongin dengan penuh keyakinan
“apapun ?” sanggah seulgi
“ya, apapun.”
“baiklah, belikan aku ramen!”
“okeeeee!!!!” ucap jongin dengan sangat antusiasnya seakan permintaan seulgi untuk ramen ini adalah permintaan yang sangat mudah
“hanya ramen? Kau yakin?”
“eemm.. ramen”
“ah baiklah-baiklah, ayo kita makan ramen mala mini direstoran tempatku tinggal. Aku akan mentraktirmu dan memasakan ramen itu untukmu”
“keundae, kenapa harus malam?kenapa tidak pulang sekolah saja?”
“aaah itu… emm karena saat malam itulah ramen yang kau makan akan sangat sangat enak dan juga mudah untuk dicerna oleh perut kita dimalam hari” jonginpun mencoba mencari-cari alasan dari pertanyaan seulgi ini
“jinjayo ?wooah bahkan ramen ada waktu khususnya untuk dicerna..”
“apa kau tidak tau?apa kau belum pernah makan ramen?”
“eopseo.”
“yee? eopseo? woaah gadis macam apa kau ini sampai sampai belum pernah memakan ramen”
“aku belum pernah makan ramen atau teoppoki ataupun sup darah sapi”
“kalau begitu mala mini aku akan membuatkanmu ramen special dan akan ku ajak kau makan teoppoki lain waktu okeeey?”
Seulgipun mengangguk iya dan tersenyum lebar seakan membuat jantung jongin yang melihatnya ini berdetak cepat dan diapun mencoba memalingkan wajahnya dan mengelus-elus dadanya seakan dia melarang untuk bersikap seperti ini
“annieo annieo jongin~ah tahan dirimu!tahan dirimu!!” bisik jongin pada dirinya sendiri
---
Waktu terus berjalan seakan detik-detik yang berjalan didalam jam itu terus mengalir dengan cepat , setelah setengah hari dilalui semua orang sampai matahari yang cerah mulai menghilang dan bintang-bintang yang mulai berdatangan malam ini semakin membuat suasana semakin hangat
Lampu-lampu jalan yang menghiasi kota seoul benar-benar sangat indah seakan banyak hal manis yang akan terjadi malam ini
Perasaan hangat dan gembira kini menyambut gadis cantik ini yang entah kenapa dia merasa senang ketika dia bersama jongin seakan dia bisa melupakan masalahnya untuk sesaat..
Bersiap untuk pergi ketempat yang dijanjikan malam ini, seulgi pun sedang asik berdandan dengan mengenakan pakaian hangatnya dan syal merah yang dia lilitkan dilehernya juga rambut panjang yang dia ikat keatas membuatnya semakin terlihat cantik
Sedangkan disisi lain terlihat kim jongin yang sedang asik menyiapkan bahan-bahan untuk dia masak mala mini khususnya untuk tamu specialnya kang seulgi dan juga minho. Sambil sesekali melayani pelanggan yang datang kerestoran kecil ini dengan hangat dan aura kebahagian yang dia umbarkan membuat dia merasa sangat senang malam ini
Tak lama datang seorang pria bertopi hitam yang ditunggu-tunggu ini dengan cepatnya jongin langsung menyambutnya dengan pelukan hangat
“aaaah hyungnim, ini sudah sangat lama bukan?”
“sangat lama? bahkan ini belum setahun jongin~ssi..”
“aaah sudahlah, ayo masuk dan duduk disini. Kau mau minum apa hyung?”
“aku pesan nanti saja. tapi dimana ajumma?aku tidak melihatnya sedaritadi”
“aah ajumma!! Ajumma!! kemari , lihatlah siapa yang datang! Itu minho hyungnim” ucap jongin dengan sangat semangatnya menarik ajumma yang tengah asik menghitung uang dikasirnya
“minho ??jinjaayo?? aaah uri minhoo`yaa…”
“ajumma…. bogoshipda ajumma..” pelukan hangat kembali terlihat diantara mereka seakan itu pelukan yang lama tak dirasakan oleh minho sampai dia merasa sangat nyaman ketika ajumma yang sudah dia anggap ibunya ini memeluknya erat
“oohh uri minho, kapan kau datang? Apa ada urusan disini? lalu sampai kapan kau akan di sini nak? jika itu waktu yang lama, kau bisa tinggal disini” ucap ajumma
“keundae ajumma, kita hanya punya dua kamar dan satu kamar itukan tempat tidurku. Bagaimana bisa kau mengusirku demi hyung!” ucap jongin yang seakan ketakutan tempatnya diambil
Minho yang mendengarnya pun hanya bisa tertawa kecil
“annieo, besok aku akan kembali ke jeju. Aku hanya ada urusan mendesak saja hari ini jadi aku tidak akan berlama-lama disini” ucap minho yang tentu saja membuat ajumma merasa sedih karena pertemuan singkat mereka ini
“kenapa sangat cepat sekali nak? haah kau benar-benar sangat sibuk sekarang, tapi tidak apa-apa yang terpenting adalah aku sudah melihatmu lagi . kau benar-benar sudah dewasa minho, kau juga sangat tampan nak” ucap ajumma sambil mengelus hangat pundak minho dan membuat minho merasa tersentuh seakan dia sangat merasakan hal-hal seperti ini oleh ibunya sendiri
“naddo, aku juga tampan ajumma” sindir jongin dengan senyuman hangatnya membuat suasana menjadi tak seserius sebelumnya
“aaiish bocah ini ! pergi sana buatkan minum untuk minho!”
“dia akan memesannya nanti”
“nde, aku akan memesannya nanti saja. aku sedang menunggu seseorang..”
“nugu ?”
“seulgi.. dia akan datang kesini bukan?” ucap minho sambil memalingkan wajahnya menatap jongin dan tentu jonginpun mengangguk senang
“aaah baiklah kalau begitu, habiskan waktumu disini nak aku harus bekerja lagi, dan ingat jika kau pergi beritahu aku dulu”
“nde ajumma..”
Ajumma pun pergi meninggalkan kedua anak muda ini yang mulai melanjutkan percakapan mereka
“kaeundae hyungnim, sebenarnya ada apa kau menyuruhku mengajak seulgi makan malam?kau tidak tahukan hal yang kulakukan saat itu sangatlah memalukan”
“memalukan? Memangnya kenapa?apa kalian sedang bertengkar?”
“aniyo opsoyo!” sanggah cepat jongin seakan kebodohan yang hamper saja dia lakukan
“jinjayo ?”
“ne!”
“hhmm.. jangan macam-macam dengan adiku! Mungkin dia bisa saja menggigitmu”
“jinjayo? apa dia pernah menggigitmu? Apa itu sakit ??”
Minho pun hanya meresponnya dengan senyuman seakan banyak kenangan indah yang dia ingat mengenai adiknya itu
Pintu yang terbuka dengan sedikit angin malam yang mulai terasa ini membuat gadis cantik itu merasa kedinginan dan mulai masuk kedalam mencari sosok yang akan dia temui disini, dia mencoba melihat sekelilingnya dan menemukan sosok itu tengah asik berbincang dengan seorang pria yang tak dikenal gadis ini karena menghadap kebelakang
Dengan wajah senangnya diapun melangkahkan kakinya kesana dan menyapa jongin yang tersadar akan kehadirannya saat ini
“jongin~ssi..”
Seakan terkaget dengan nada suara yang sepertinya tak asing bagi keduanya itu membuat suasana semakin canggu dan mulai tak tenang diantara mereka bertiga, melihat kedatangan seulgi membuat jongin merasa senang namun dibalik senyumannya itu menyimpan rasa khawatir karena pria yang duduk dengannya adalah seseorang yang mungkin tak seulgi harapkan kedatangannya
“oh seulgi~yaa..”
Jongin berdiri dari kursinya dan menyambut hangat seulgi untuk menyuruhnya duduk dibangku ketiga tepatnya didepan pria yang saat ini masih menyembunyikan wajahnya dibalik topi
“ada seseorang yang juga datang untuk makan malam ini” ucap jongin dengan sangat hati-hati membuat seulgi merasa penasaran siapa pria yang didepannya itu
“aaah begituya..”
Seulgipun mencoba bangkit dari duduknya dan mengucapkan salam hangat sambil membungkukan sedikit badannya sampai saatnya pria itu membuka topi hitamnya dan membuat seulgi terperanjat saat melihat sosok yang saat ini sedang dia lihat disini
“oppa ?”
. . .
>> be continued in next chapter 18