home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > UNTOUCHABLE: The Sin Of Love

UNTOUCHABLE: The Sin Of Love

Share:
Author : leenov
Published : 23 Aug 2016, Updated : 14 Oct 2016
Cast : Ahn JaeHyun, Kim JiWon, Jung JoonYoung
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |1695 Views |1 Loves
UNTOUCHABLE: The Sin of Love
CHAPTER 14 : Chapter 14 (END)

Malam sebelumnya…

*JaeHyun pov

Orang-orang yang hadir di ruang sidang saling berbisik satu sama lain tepat saat Tuan Aimster selesai membacakan hukuman yang dijatuhkan kepadaku. Tuan Aimster, juri, Lord Walden, beserta petinggi lainnya satu-persatu meninggalkan ruang sidang. Beberapa penjaga bersama Vander menghampiriku dan memborgolku lagi kemudian membawaku ke ruangan lain, bukan penjara.

“Apapun itu…” Aku tau aku akan menyesal dengan kata-kata itu. Tapi kalau aku tidak melakukannya, aku tidak tau lagi bagaimana cara menyelamatkannya dan aku akan pergi begitu saja tanpa melakukan apapun untuknya.

Di sisi lain koridor gedung Tuan Aimster muncul dan ikut bersama menuju ke sebuah ruangan disini. Kamar? Lebih tepatnya kamarku saat dulu aku tinggal disini.

“Kenapa tidak membawaku ke penjara?” Tanyaku dengan bingung saat Vander melepaskan borgol di tanganku kemudian bersama penjaga yang lainnya mereka pergi meninggalkanku dengan Tuan Aimster.

“Kau harus meminumnya sebelum kau tidur. Ini bagian dari hukumanmu.” Tuan Aimster memberikanku botol kecil berisi ramuan berwarna merah.

“Tunggu sebentar… Kenapa aku harus dikirim ke bumi, ya kalian menyebutnya pengasingan, dengan kondisi lupa ingatan?? Apa tidak cukup hanya dengan mengambil kekuatanku dan menjadikanku manusia biasa?”

“Kau akan dibentuk menjadi dirimu yang baru, tanpa kekuatan apapun, tanpa sejarah Blanchland yang melekat padamu. Sebagai manusia bumi yang tidak tau apa-apa tentang Blanchland, semua yang sudah terjadi denganmu selama kau hidup disini. Hukumanmu… Kau mengatakan bersedia menukarkan apapun untuk mengembalikan nyawa kekasihmu, bukan?”

“Tapi JiWon akan kembali hidup dengan semua ingatannya denganku, dengan semua yang dia alami disini. Bagaimana kalau nanti dia menemukanku dengan keadaan aku tidak mengenalinya sama sekali??”

“Sebenarnya itu kekhawatiranku yang sempat kau pertanyakan. Kau memang tidak akan bisa kembali lagi kesini, begitupun dengan kekasihmu. Ingatannya terhadap semua yang sudah terjadi dengannya akan melekat dengan sangat jelas di kepalanya, namun tidak denganmu. Aku tidak bisa seorang diri melakukan pembelaan di depan semua orang dan memperoleh kebebasan kalian begitu saja. Semua orang disini tidak mengesampingkan hukum begitu saja. Aku membebaskannya dari kematian dan mengembalikan kehidupannya. Aku melakukannya sesuai dengan keinginanmu. Mendapat pengampunan setelah melanggar hukum tidak semudah itu. Kesalahan tetaplah kesalahan, begitu juga dengan hukum. Kalau kalian berdua memang saling mencintai dengan tulus, aku yakin kalian berdua akan menemukan cara untuk kembali bersama. Coba berpikirlah, kalau pada akhirnya dia kembali ke bumi, dan kau tetap disini menjalani hukumanmu, dan kemungkinan terbesar adalah hukuman mati, kalian akan terpisah selamanya. Dengan melakukan ini, kesempatan kalian untuk kembali bersama sebagai sesame manusia bumi akan lebih besar. Walaupun kau hadir di kehidupannya sebagai orang baru, aku yakin masih ada perasaan cintamu kepadanya yang masih tertinggal. Dan itu yang akan membuatmu bisa kembali bersamanya.”

“Aku mengerti, Tuan Aimster. Hanya saja, apa pengaruhnya untuk Blanchland kalau aku lupa ingatan? Lagipula aku tidak akan bisa kembali kesini lagi, bukan? Kenapa harus tetap memisahkan aku dengan JiWon?”

“Aku harus membuat ini semua terlihat adil di mata orang Blanchland sebagai bentuk dari hukum. Dengan segala keterbatasan itu aku sudah berusaha untuk membantumu, setidaknya memberikan kemungkinan agar kalian bisa bersama lagi.”

JiWon tidak mungkin mampu menerima kenyataan bahwa aku akan berubah menjadi orang asing di kehidupannya sampai aku sendiri yang kembali mengingatnya. Meminta kebebasan untuknya lantas tidak membebaskannya dari hukuman yang lain. Menghukum perasaan seseorang yang saling mencintai adalah hukum terburuk yang pernah kutemui. Hadir di kehidupannya, membuatnya jatuh cinta padakum dan pada akhirnya harus membuatnya menderita. Aku tidak pernah menganggap JiWon pantas mendapatkannya. Melaluiku, Tuan Aimster telah membantunya untuk mendapatkan kehidupannya kembali. Dan melaluiku juga, dia tetap harus menjalani hukumannya di bumi.

“Begitu kau tidur setelah meminumnya, besok pagi dia akan kembali seperti semula. Begitupun denganmu, kau akan lepas dari semuanya dan menjalani kehidupan barumu disana.”

Aku mengambil botol ramuan itu dari tangan Tuan Aimster, membukanya namun tidak langsung meminumnya. Aku memandangi ramuan itu yang membuatku menjadi ragu untuk meminumnya.

Tuan Aimster menghela nafas berat melihatku seperti ini. “Baiklah, sepertinya kau tidak membiarkanku melepasmu begitu saja tanpa melakukan sesuatu yang terlihat nyata berupa bantuan untukmu.”

Aku menoleh kearah Tuan Aimster yang berjalan kearah meja dan mengambil secarik kertas dan pensil. “Ini…”

“Apa yang kau ingin aku lakukan dengan ini…?” Tanyaku dengan kebingungan dan membuatku menutup kembali botol ramuan itu dan menerima kertas dan pensil itu.

“Menurutmu menunggu kau ingat kembali dengannya sama saja seperti menunggu matahari terbit di barat dan terbenam di timur. Aku paham betul dengan jalan pikiranmu. Ada cara untuk membuatmu mengingatnya kembali. Kau harus menuliskan sendiri apa yang kukatakan ini…”

“Baiklah…” Aku menuruti apa yang Tuan Aimster minta. Aku benar-benar tidak memahami maksud dan tujuannya melakukan semua ini kepadaku. Tapi kalau ini memang bisa membantu, aku sebaiknya menurutinya saja.

“Tulis ini…” Aku menuliskan setiap kata yang diucapkan oleh Tuan Aimster. Aku tidak melewatkan atau meninggalkan satupun kata yang diucapkannya.

“Bagaimana dia akan menerima ini?”

“Aku akan mengirimkannya dengan merpati yang sering kau gunakan dulu untuk mengirimkan pesan untuknya.” Aku terkejut sesaat lalu tersenyum malu saat mendapatu Tuan Aimster tau soal itu. “Jangan berpikir aku tidak tau. Benar-benar cara yang sangat ketinggalan jaman. Pantas saja aku sering melihat mereka tidak ada di sarangnya.”

“Maaf menggunakan merpati merpatimu tanpa ijin.”

Tuan Aimster tertawa sekilas sebelum kembali bicara, “Pastikan kau meminum ramuan itu dan benar-benar tidur. Satu lagi yang harus kau ketahui. Aku tidak seratus persen membantumu bahkan sampai saat ini bukan karena aku ingin menyulitkanmu. Kau harus belajar untuk memperjuangkan sesuatu yang kau inginkan dengan segala kemampuanmu. Kau belum mengeluarkan usaha terbaikmu selama ini. Dan hukuman ini akan membuat kalian berdua memahami bahwa perjuangan bukan bagaimana mencari cara untuk meminta bantuan kepada orang lain. Aku yakin dia akan melakukannya dengan baik. Dia sangat mencintaimu.” Tuan Aimster pun beranjak dari kamarku.

Aku kembali membuka botol ramuan itu dan akhirnya meminumnya. Kalau dengan cara ini semuanya akan menjadi lebih baik, aku harap memang akan terjadi seperti itu. JiWon-ah, maafkan aku karena aku akan datang lagi dan membuat masalah baru di kehidupanmu. Semua ini kulakukan bukan untuk memperkeruh keadaan, aku sedang berusaha untuk memperbaikinya. Aku berharap kau masih memiliki perasaan yang sama kepadaku setelah mengetahui semuanya.

***

*Greyvond pov

“Dimalam ke-35 sejak kau bertemu kembali dengannya, dia harus menyentuh bintang paling terang tanpa kau yang memintanya. Maka kembalilah semua ingatannya tentang kalian berdua.”

“Konyol…” Aku menggulung kembali kertas itu dan menyimpannya. “Aku sangat menyesal mengatakannya, tapi hal ini tidak akan pernah terjadi. Di usiamu yang sudah terlalu tua, kau sudah tidak perlu bekerja keras lagi. Sudah waktunya untukmu beristirahat…” Aku hanya memandanginya dari balkon kamarku dengan perasaan puas, gedung pengadilan tempat Tuan Aimster tinggal yang sedang terbakar hebat. Bahkan dari kejauhan sangat jelas api yang sedang membakar habis gedung itu. Aroma asap yang tercium sampai ke kamarku saat ini rasanya seperti aroma terapi yang sangat menyegarkan untukku. Aku tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya.

“Tidak akan nada lagi merpati yang pergi ke bumi…” Aku meminta orang suruhanku untuk menyingkirkan semua burung merpati peliharaan Tuan Aimster. Aku tidak peduli mereka ingin membunuhnya atau memakan mereka semua. Aku tertawa sekilas, sangat puas rasanya melihat semua pertunjukan ini.

Sayang sekali Tuan Aimster belum sempat menghukumku untuk yang keduakalinya. Lagipula apa gunanya punya ayah seorang raja kalau tidak bisa melepaskanku dari hukuman? Mudah saja untukku membunuh Terrowin, tapi bermain-main dengannya sangat menyenangkan. Daripada menghabiskan waktu disini mempelajari hukum untuk menjadi Tuan Aimster yang berikutnya? Hahahahaha… Lelucon bodoh.

Kematian Tuan Aimster baru permulaan. Menghabiskan waktu dengan Terrowin sebelum membunuhnya di depan JiWon. Ya, aku akan mempraktekkan teori keadilan Tuan Aimster. Terrowin sudah melihat bagaimana JiWon mati didepannya. Sangat tidak adil bukan kalau JiWon tidak melihat hal yang serupa?

***

*JiWon pov

Bayangan JaeHyun dan JoonYoung semakin menghilang sementara aku masih membeku di tempat yang sama. JoonYoung… Dia mungkin saja bisa bermain dengan permainannya, tapi tidak dengan karmanya.

JaeHyun-ah… Aku pasti akan menemukan cara untuk mengembalikan ingatanmu tentang kita berdua. Aku yakin kau tidak dibuat melupakan segala sesuatunya begitu saja tanpa ad acara untuk mengembalikannya. Selagi ada campur tangan JoonYoung, sesuatu pasti sudah terjadi di Blanchland sebelum kau kembali kesini.

Suatu saat nanti, aku akan mencarimu kembali untuk memperbaiki semuanya. Kau bisa saja menjadi hal terbaik yang pernah hadir di kehidupanku, atau kesalahan terburuk yang pernah aku lakukan. Aku tidak memahaminya. Tapi yang aku tau untuk saat ini, perpisahan ini lebih menyakitkan dari kematian. Kau boleh menganggapku orang asing untuk saat ini. Aku tau semuanya akan kembali seperti semula, setidaknya kalau JoonYoung bisa disingkirkan darimu.

Nantim besok, lusa, kapanpun itu, kau akan sadar kalau kita pernah saling mencintai dengan sabar…

***

Author ps:

Readers enggak puas dengan endingnya? Jangan kecewa dulu ya, karena aku udah berencana untuk bikin season 2 dari UNTOUCHABLE ini yaitu “UNTOUCHABLE: Lost in Time”. Author akan menambahkan beberapa karakter baru dari member K-Pop BoyGroup. Walaupun season ini sad ending, semoga readers suka dengan ceritanya ya J

Aku juga mau minta maaf kalau ada kesalahan penggunaan kata atau kalimat, atau masih ada kalimat yang kurang ‘enak’ untuk dibaca. Karena ini fan fiction ‘comeback’ aku setelah sekian lama enggak nulis fan fiction dan juga aku udah kurang banget baca-baca buku hehe :p

Punya saran atau rekomendasi untuk karakter baru yang akan aku tambahin? LINE ME: leenov22

Terima kasih sudah membaca fan fiction aku ya! ^-^

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK